Disusun oleh :
KELOMPOK 1
1. Diana Isnaeni
(4311412055)
(4311412057)
3. Rosalina Ananta
(4311412059)
4. Meyda Fitriyani
(4311412062)
(4311412074)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Natrium klorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh masyarakat
dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri kimia. Industri kimia yang
paling banyak menggunakan Natrium Chlorida sebagai bahan bakunya adalah industri Chlor
Alkali. Produk utama dari industri ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH),
yang banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil, deterjen, sabun
dan pengolahan air limbah.
Garam yang kita gunakan sehari-hari belum sepenuhnya murni mengandung NaCl. Garam
tersebut masih terdapat pengotor seperti kalsium sulfat (gips) CaSO4, Magnesium sulfat
(MgSO4), Magnesium klorida (MgCl2), dan lain-lain (Sutrisnanto, 2001). Apabila air laut
diuapkan maka akan dihasilkan kristal garam, yang biasa disebut garam krosok. Oleh karena itu
garam dapur hasil penguapan air laut yang belum dimurnikan banyak mengandung zat-zat
pengotor seperti Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I-, Br-.
Untuk meningkatkan kualitas garam dapur dapat dilakukan dengan cara kristalisasi
bertingkat, rekristalisasi, dan pencucian garam. Cara lain untuk meningkatkan kualitas garam
adalah pemurnian dengan penambahan bahan pengikat pengotor. Tanpa adanya proses
pemurnian, maka garam dapur yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur
dengan senyawa lain yang terlarut, seperti MgCl2, MgSO4, CaSO4, CaCO3 dan KBr , KCl
dalam jumlah kecil (Jumaeri, 2003).
Kristalisasi merupakan suatu metode untuk pemurnian zat dengan pelarut dan dilanjutkan
dengan pengendapan. Dalam kristalisasi senyawa organik dipengaruhi oleh pelarut. Pelarut
kristalisasi merupakan pelarut dibawa oleh zat terlarut yang membentuk padatan dan tergantung
dalam struktur kristal kristal zat terlarut tersebut. Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau
zat yang dapat digunakan untuk mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki
dalam zat murni. Secara teori garam yang beredar di masyarakat sebagai garam konsumsi harus
mempunyai kadar NaCl minimal 94,7% untuk garam yang tidak beriodium (Nitimihardja, 2005).
Sesuai SNI nomor 01-3556-2000, garam beriodium adalah garam konsumsi yang
mengandung komponen utama NaCl (Natrium Klorida/mineral) 94,7%, air maksimal 7 % dan
Kalium Iodat (KIO3) mineral 30 ppm, serta senyawa-senyawa lain sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan, namun pada kenyataannya kadar NaCl pada garam dapur jauh di bawah standar.
Dalam penelitian Gancy et al (1978) telah melakukan penelitian untuk memurnikan
larutan garam dengan menambahkan Na2CO3 excess, Dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa waktu reaksi natrium karbonat yang paling efektif adalah 45 menit. Sedangkan hasil
penelitian Sulistyaningsih Triastuti (2010) menunjukkan bahwa kadar NaCl dapat ditingkatkan
secara efektif dengan pemurnian secara kristalisasi air tua menggunakan bahan pengikat
pengotor, Na2C2O4 dan Na2CO3 dibandingkan dengan Na2C2O4 dan NaHCO3. Kadar NaCl
sebelum dimurnikan sebesar 80,117 % meningkat menjadi 96,460 %.
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui salah satu metode
untuk meningkatkan kadar NaCl yaitu metode rekristalisasi dengan penambahan zat pengikat
pengotor. Serta dapat menghitung kadar NaCl sebelum dan sesudah dikristalisasi.
Buret
Ball Pipet
Lampu spirtus
Cawan porselin
Kasa
Arloji
Botol Semprot
Kaki tiga
Pipet tetes
Erlenmeyer
Beker glass
Corong
Pipet volume 10 ml
Spatula
Garam krosok
Aquades
Serbuk CaO
Larutan Ba(OH)2 1 M
HCl 1,5 M
Larutan K2CrO4 5 % 1 M
Bahan
2. Langkah Kerja
1) Pemurnian NaCl
ANALISIS DATA
a. Standarisasi AgNO3
VNaOH.NNaOH
= VAgNO3.NAgNO3
b. Menghitung rendemen
% =
( )
. 3 58,46
100%
1000
x 100%
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari metode rekristalisasi NaCl dengan
penambahan bahan pengikat pengotor dan menghitung kadar NaCl sebelum dan sesudah
direkristalisasi. Pada praktikum pemurnian NaCl dibutuhkan garam kotor yang akan di
rekristalisasi untuk mendapatkan garam murni tanpa pengotor. Sebelumnya, dilakukan
pemanasan air hingga mendidih kemudian memasukkan garam kotor dan diaduk hingga
terlarut semua, setelah itu disaring, NaCl dapat larut dalam air karena NaCl bersifat polar dan
merupakan senyawa ionik, dimana senyawa ionik akan berbentuk ionionnya di dalam
larutanya.
Filtrat hasil saringan ditambahkan CaO sebanyak 2,5 g, kemudian disaring,
penambahan CaO bertujuan untuk memperbesar perbedaan daya larut antara NaCl dan
pengotornya, dimana CaO akan menarik ion Cl, sehingga timbul endapan CaCl2 berwarna
putih. Reaksinya:
2 NaCl(aq) + CaO(s) CaCl2 + 2 Na2O
Ion Ca2+ bereaksi dengan zat-zat pengotornya seperti ion Ca2+, Fe3+, dan Mg2+, karena ion
Ca2+ mampu mengikat karbonat atau sulfat. Kalsium Karbonat dapat mengendap karena
Kspnya lebih kecil daripada hasil kali konsentrasi [Ca2+][SO42-]. CaSO4 juga dapat
mengendap karena Ksp nya lebih kecil daripada hasil kali konsentrasi [Ca2+][SO42-]. Ksp dari
CaCO3 adalah 4,8 x 10 -9 dan Ksp dari CaSO4 adalah 2,3 x 10 -4. Reaksinya:
CaO Ca2+ + O2Ca2+ + CO32- CaCO3
Ca2+ + SO42- CaSO4
Filtrat hasil saringan ditambahkan Ba(OH)2 tetes demi tetes sampai tidak terbentuk
endapan lagi, penambahan Ba(OH)2 bertujuan untuk memisahkan ion Cl- dari CaCl2.
Ba(OH)2 juga akan terurai menjadi Ba2+ dan OH-, OH- ini berfungsi mengikat pengotor
seperti Fe2+ dan Mg2+ yang masih tersisa dan membuktikan bahwa ion Cl- yang terdapat
dalam larutan telah berikatan semua dengan Ba2+ sehingga menghasilkan endapan BaCl2.
Reaksinya:
Ba(OH)2 Ba2+ + 2 OHReaksi antara OH- dengan Fe2+ dan Mg2+ :
Fe2+ + 2 OH- Fe(OH)2
Ksp = 8,1 x 10 -9
Ksp = 4,8 x 10 -9
Setelah di netralkan kemudian diuapkan, untuk menghilang pelarut dan ion ion yang
mudah menguap sehingga di didapatkan endapan putih garam hasil rekristalisasi.
REVIEW HASIL PRAKTIKUM
Tabel Hasil praktikum Pemurnian NaCl dan Iodisasinya
Kelompok Rendemen
80,00%
52,00%
66,50%
66,59%
82,93%
87,95%
62,09%
85,95%
99.24%
44,28%
80,00%
91,00%
78,00%
84,00%
92,00%
67,68%
82,00%
88,20%
56,84%
84,18%
85,92%
63,29%
87,00%
94,70%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pemurnian NaCl dengan metode rekristalisasi
dengan penambahan bahan pengikat pengotor berhasil meningkatkan kadar NaCl. Untuk
warna dan bentuk NaCl sebelum dan sesudah direkristalisasi semua kelompok menunjukkan
hasil yang sama yaitu sebelumnya garam berwarna putih kotor dan kasar, setelah
direkristalissi NaCl menjadi putih bersih dan bentuknya serbuk halus.
Hasil praktikum kelompok 1 memiliki rendemen yang paling besar dan kadar NaCl
yang paling sedikit. Kemungkinan yang terjadi yaitu kelompok 1 menggunakan NaCl dengan
kadar lebih sedikit dari pada kelompok lainnya yaitu 52,00%, artinya NaCl tersebut memiliki
banyak zat pengotor. Namun menghasilkan rendemen paling tinggi yaitu 80%. Setelah
pemurnian, kadar NaCl menjadi 66,50%. Hal ini berarti zat pengotor pada hasil kristalisasi
masih banyak. Banyaknya zat pengotor pada hasil rekristalisasi disebabkan oleh kesalahan
pada proses pemurnian. Penambahan Ba(OH)2 terlalu banyak sehingga menyebabkan
penambahan HCl menjadi banyak juga. Ba(OH)2 bereaksi dengan HCl menghasilkan BaCl2
yang berbentuk endapan putih. Endapan putih tersebutlah yang menjadi zat pengotor pada
hasil pemurnian NaCl.
Menurut standar SNI nomor 01-3556-2000 garam beriodium adalah garam konsumsi
yang mengandung komponen utama NaCl (Natrium Klorida/mineral) 94,7%. Sehingga jika
dilihat dari kadar hasil pemurnian NaCl, kelompok 3 dan kelompok 8 sudah memenuhi
standar SNI.
DAFTAR PUSTAKA
A.B. Gancy, C.J. Kaminski, both of Syracuse, N.Y. (1978). Brine Purification Process. U.S.
Patent No.4.115.219
Jumaeri, dkk, 2003, Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Impurities terhadap Kemurnian
Natrium Klorida Pada Proses Pemurnian Garam Dapur Melalui Proses Kristalisasi,
Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian UNNES, Semarang
Nitimihardja, Agung A. 2005. Regulation of The Minister of Industry of The Republic of
Indonesia Number 42/M-IND/PER/11/2005 Regarding Preparation, Packaging and
Labeling Of Iodized Salt, Minister Of Industry Of The Republic Of Indonesia. Tersedia
di www.depperin.go.id/IND/Teknologi/standar/3.pdf.
Sutrisnanto Danny, 2001, Persiapan Lahan dan Sarana Penunjang untuk Garam dan Tambak,
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta.
Triastuti, sulistyaningsih. 2010. Pemurnian garam dapur melalui metode kristalisasi air tua
dengan bahan pengikat Pengotor Na2C2O4 NaHCO3 dan Na2C2O4 Na2CO3 Vol.8
No.1 Juni 2010. Semarang: Jurusan Kimia Unnes.