Anda di halaman 1dari 13

Perikatan

Perikatan berasal dari bahasa Belanda verbintenis.


Verbintenis berasal dari kata kerja verbiden yang
artinya mengikat. Jadi, dalam hal ini, istilah
verbintenis menunjuk kepada adanya ikatan atau
hubungan.
Menurut Prof. Subekti, S.H., perikatan adalah suatu
perhubungan hukum antara dua orang atau dua
pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak
yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
itu.

Asas-asas Hukum Perikatan :

Asas konsensualisme
Asas kebebasan berkontrak
Asas Pacta Sunt Servanda
Asas Itikad Baik

Perjanjian
Dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan bahwa
perjanjian (overeenkomst) adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan diri
terhadap satu orang lain atau lebih.

Menurut Prof. Subekti, S.H., perjanjian adalah suatu


peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang
lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal.

Perjanjian
Syarat sahnya perjanjian (pasal 1320 KUHPer)
a. Subyek : pembuat perjanjian
b. Obyek : apa yang dijanjikan oleh masingmasing (isi perjanjian/yang dituju para pihak)

Pengertian Lisensi Merek


Lisensi adalah suatu perjanjian dimana pemegang hak
kekayaan intelektual(misalnya pemegang hak atas
merek) mengijinkan pihak lain untuk menggunakan hak
ekslusifnya tersebut dalam jangka waktu tertentu
dengan imbalan membayar royalti.
Lihat definisi hak atas Merek adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh negara kepada pemilik Merek yang
terdaftar dalam Daftar Umum merek untuk jangka
waktu tertentu dengan menggunakan Merek tersebut
atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.

Lisensi Hak Atas Merek secara Ekslusif


dan Non Ekslusif
Lisensi Eksklusif diberikan oleh pemberi lisensi kepada
penerima lisensi untuk jangka waktu tetentu dan
wilayah tertentu. Artinya lisensi hanya diberikan
kepada pemegang lisensi ekslusif dalam wilayah
tersebut, misalnya Indonesia, untuk jangka waktu
berlakunya lisensi.
Lisensi non Eksklusif adalah suatu bentuk lisensi yang
memberi kesempatan kepada pemilik Merek untuk
memberikan lisensi kepada pemakai lisensi lainya dan
juga menambah jumlah pemakai lisensi dalam wilayah
yang sama.

Merek
Pengertian merek dapat ditemukan dalam pasal
1 Angka I Undang-undang Tahun 2001 :
Merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
atau jasa.

Merek
Undang-undang Merek
UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun
1992 Nomor 81)
UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992
tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)
UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun
2001 Nomor 110)
Pasal 43 UU No.15/2001:
Pemilik merek terdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian bahwa penerima lisensi akan menggunakan merek tersebut
untuk sebagian atau seluruh jenis barang dan jasa;
Perjanjian lisensi wajib dimohonkan pencatatan pada Direktorat Jenderal
dengan biaya dan akibat hukum dari pencatatan , perjanjian lisensi berlaku
terhadap pihak ketiga

Pasal 41:
Pengalihan hak atas merek terdaftar dapat
disertai dengan pengalihan nama baik, reputasi
atau lainnya yang terkait dengan merek tersebut
Hak atas merek jasa terdaftar yang tidak dapat
dipisahkan dari kualitas atau ketrampilan pribadi
pemberi jasa bersangkutan dapat dialihkan
dengan ketentuan harus ada jaminan terhadap
kualitas pemberian jasa.

Merek
Pasal 45 UU No.15 tahun 2001 bahwa dalam suatu
perjanjian lisensi dapat ditentukan bahwa penerima lisensi
diberi wewenang untuk memberikan lisensi lebih lanjut
kepada pihak ketiga.
Pasal 46 UU No.15 Tahun 2001 bahwa penggunaan merek
terdaftar di Indonesia oleh penerima lisensi dianggap sama
dengan penggunaan merek tsb di Indonesia oleh pemilik
merek.

Pasal 77:gugatan atas pelanggaran merek dapat diajukan


oleh penerima Lisensi merek terdaftar baik secara sendiri
maupun bersama-sama dengan pemilik merek yang
bersangkutan.

Pembatalan
Pembatalan perjanjian terjadi manakala
syarat-syarat sahnya perjanjian pada ps 1320
tidak terpenuhi
Perjanjian yg tidak memenuhi syarat subyektif
dapat dimintakan pembatalannya kepada
hakim
Perjanjian yg tidak memenuhi syarat obyektif
maka perjanjian itu batal demi hukum.
Perjanjian ini dianggap tidak pernah ada.

Ingkar Janji dan Penetapan Lalai


Tidak memenuhi prestasi sama sekali
Terlambat memenuhi prestasi
Memenuhi prestasi secara tidak baik
Ingkar Janji, maka pihak tersebut dapat menuntut :
Pemenuhan perikatan
Pemenuhan perikatan dengan ganti rugi
Ganti rugi
Pembatalan persetujuan timbal balik
Pembatalan dengan ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai