Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

PENGGUNAAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI (SELFMANAGEMENT)UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEMALASAN


BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII E MTs AL ROSYID
DANDER-BOJONEGORO
Trio Isnansyah Marwi1, Drs. Sutijono, M.M2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menguji penggunaan strategi pengelolaan


diri (self management) untuk mengurangi tingkat kemalasan belajar
pada siswa kelas VIII E MTs Al Rosyid Dander Bojonegoro. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian pre-experimental design dengan one
group pretest-posttest design. Metode pengumpulan data menggunakan
angket untuk mengetahui malas belajar siswa. Subyek penelitian adalah
8 siswa MTs Al Rosyid Dander Bojonegoro yang memiliki skor malas
belajar tinggi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah statistik non parametrik dengan menggunakan uji tanda, dengan
taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa N=8 dan X=0 diperoleh =0,004.
Bila dalam ketetapan sebesar 5% adalah 0,05 maka harga 0,004 <
0,05, dengan demikian H ditolak dan Ha diterima. Maka, hipotesis
penelitian penggunaan strategi pengelolaan diri (self management)
dapat mengurangi tingkat kemalasan belajar pada siswa kelas VIII E
MTs Al-Rosyid Dander Bojonegoro dapat diterima.

Kata kunci :strategi pengelolaan diri (self management), kemalasan belajar.

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

pelajaran sekolah. Dalam hal ini orangtua

Pendahuluan
(2003)

Abdurrahman

belajar

bagi

belajar mendapatkan nilai yang kurang

secara

memuaskan ketika di sekolah. Malas

wajar. Jika mereka mempunyai semangat

belajar merupakan sesuatu yang sulit

belajar yang tinggi, siswa akan mudah

dilacak, lebih-lebih bila kedua orangtua

untuk berkonstrasi dalam menangkap apa

anak setiap hari disibukkan oleh berbagai

yang ia pelajari, tetapi jika mempunyai

kegiatan mereka sendiri. Sutedja (1989:2),

semangat

bisa

berbagai penyelidikan menemukan bahwa

dipastikan akibat yang muncul adalah rasa

pada umumnya anak mulai menunjukkan

malas belajar. Hal ini ditandai dengan

sifat malas belajar pada saat minatnya

adanya beberapa siswa merasa enggan

untuk bersekolah mulai memudar. Jadi,

untuk

dalam

orangtua harus mengikuti perkembangan

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

belajar anak dengan seksama bila anak

tingkah laku.

mereka mulai mengungkapkan rasa tidak

dapat

belajar

individu

menyadari bahwa anak mereka malas

tidak

selamanya

setiap

aktivitas

berlangsung

yang kurang,

memperoleh

motivasi

Anak malas belajar sudah menjadi

senang

tentang

teman-temannya

di

salah satu keluhan umum para orang tua.

sekolah atau beberapa gurunya, atau

Kasus yang biasa terjadi adalah anak lebih

terhadap pelajaran yang diterimanya. Pada

suka bermain dari pada belajar. Anak usia

umumnya

sekolah tentunya perlu untuk belajar,

senang dan sifat malas mulai ditunjukkan

antara lain berupa

mengulang kembali

anak bila sudah duduk di kelas 2 atau 3

pelajaran yang sudah diberikan di sekolah,

SD (sekolah dasar) dan berlanjut sampai

mengerjakan

ia mengakhiri usia remajanya.

pekerjaan

rumah

(PR)

ataupun mempelajari hal-hal lain di luar

pengungkapan

rasa

tidak

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

Malas dijabarkan sebagai tidak

anak belum mengetahui manfaat dari

mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak

belajar atau belum ada sesuatu yang ingin

bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau,

dicapainya. Selain itu, kelelahan dalam

enggan, tak suka, tak bernafsu untuk

beraktivitas dapat berakibat menurunnya

belajar. Jika anak-anak tidak suka belajar

kekuatan fisik dan melemahnya kondisi

dan lebih suka bermain, itu berarti belajar

psikis. Sedangkan faktor dari luar anak

dianggap sebagai kegiatan yang tidak

(eksntrinsik) atau faktor eksternal tidak

menarik buat mereka, dan mungkin tanpa

kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi

mereka sadari juga dianggap sebagai

anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini

kegiatan yang tidak ada gunanya karena

mungkin disebabkan karena tidak adanya

bagi ana-anak tidak secara langsung dapat

dukungan

menikmati hasil belajar. Berbeda dengan

kemiskinan,

kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan

nyaman,

bermain menarik buat anak-anak, dan

mendukung.

keuntungannya dapat mereka rasakan

dilakukan bantuan untuk mengatasinya

secara langsung.

yaitu

Hal tersebut tentunya disebabkan

dari

orangtua,

lingkungan

dan

fasilitas

Oleh

dengan

karena

faktor

yang

tidak

yang

tidak

itu,

perlu

menggunakan

layanan

konseling.

oleh beberapa faktor, Musbikin (2009:9),

Adapun salah satu cara untuk

malas belajar timbul dari beberapa sebab,

mengatasi

tingkat

kemalasan

antara lain dari dalam diri anak (intrinsik)

dengan

dan faktor dari luar anak (ekstrinsik). Rasa

management yaitu pengubahan tingkah

malas yang timbul dalam diri anak dapat

laku atau kebiasaan dengan pengaturan

disebabkan tidak adanya motivasi diri.

dan pemantauan yang dilakukan oleh

Motivasi ini kemungkinan dikarenakan

konseli sendiri dalam bentuk latihan

menggunakan

strategi

belajar
self

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

pemantauan diri, pengendalian rangsangan

memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

serta pemberian penghargaan pada diri

ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

sendiri. Dalam penggunaan strategi ini


diharapkan
memantau

konseli
dan

dapat

mengatur,

mengevaluasi

Faktor yang mempengaruhi malas


belajar siswa adalah faktor yang berasal

dirinya

dari dalam diri individu (internal) dan

sendiri untuk mendapatkan perubahan

faktor dari luar diri individu (eksternal).

kebiasaan yang dikehendaki.

Faktor internal meliputi motivasi diri,

Berdasarkan permasalahan yang

keadaan fisik, dan keadaan psikis. Faktor

diuraikan dalam latar belakang masalah,

internal meliputi: lingkungan sekolah,

maka dirumuskan permasalahan penelitian

lingkungan pergaulan anak, dan sikap

sebagai berikut: "Apakah strategi self

orangtua, fasilitas yang tidak mendukung.

management dapat mengurangi tingkat

Akibat yang muncul dari malas

kemalasan belajar pada kelas VIII E di

belajar adalah timbulnya rasa enggan,

MTs Al Rosyid Dander-Bojonegoro?"

tidak bersemangat, tidak bisa konsentrasi

Dari rumusan masalah tersebut,


maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji

penggunaan

strategi

pada mata pelajaran (Hakim, 2000:62).


Malas belajar yang dialami oleh

self

banyak anak disebabkan oleh berbagai

management untuk mengurangi tingkat

faktor. Oleh karena itu sebelum anak

kemalasan belajar pada kelas VIII E di

terlanjur memiliki sifat malas belajar,

MTs Al Rosyid Dander - Bojonegoro.

hendaknya orang tua segera menyelidiki


dan memperhatikan minat belajar anak.

Malas Belajar
Malas belajar merupakan suatu
keadaan seseorang merasa enggan untuk

Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar


mandiri

pada

anak,

menanamkan

kesadaran serta tanggung jawab selaku

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

pelajar pada anak merupakan hal lain yang

mengidentifikasi secara eksplisit perilaku

bermanfaat jangka panjang.

yang

diinginkan,

kondisi

dan

level

perubahan; Konselor menjelaskan semua


kemungkinan strategi self management;

Strategi Self Management


Self-management adalah strategi

Konseli memilih salah satu atau lebih

yang memberikan kesempatan pada klien

strategi.

untuk

memantau

bahwa konseli dapat memilih beberapa

perilakunya sendiri dengan satu strategi

strategi dan hal itu menjadi tanggung

atau kombinasi strategi untuk mengubah

jawab

perilaku. Ada tiga macam strategi self

komitmen untuk melaksanakan langkah 2

management,

dan 4, mula-mula konseli meyatakan

mengatur

yaitu:

atau

self

monitoring,

Konselor

konseli;

perlu

menekankan

Konseli

stimulus control, dan self reward (Cormier

komitmen

& Cormier, 1985).

menspesifikkan apa dan seberapa besar

dari

secara

menyatakan

verbal

dengan

Strategi self management terdiri

perubahan yang ditentukan dan langkah-

11

langkah tindakan yang dipilih untuk

tahapan,

yaitu:

Konseli

mengidentifikasi dan mencatat perilaku

menghasilkan

sasaran dan mengendalikan antecedent

Konselor

konsekuensi. Langkah ini melibatkan

memodelkan

amatan diri (self monitoring) dimana

Selanjutnya

konseli

menginstruksikan kepada konseli untuk

mengumpulkan

data

dasar

perubahan
menginstruksikan
strategi

yang

konselor

dan
dipilih.
dapat

berkenaan dengan perilaku yang akan

melaksanakan

dirubah;

Konseli mempraktekkan strategi yang

perilaku
perubahan

Konseli
yang

mengidentifikasi

diharapkan
(tujuan)

dan

arah

dengan

dipilih

dan

strategi

tersebut;

konseli

yang

juga

dipilih;

dapat

menggunakan strategi secara efektif jika

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

mereka

diberi

kesempatan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

untuk

mempraktekkan prosedur dibawah arahan

Metode
Penelitian

ini

termasuk

jenis

konselor; Penggunaan strategi pilihan,

penelitian pre-experimental design karena

selanjutnya konseli menggunakan strategi

peneliti tidak memakai variabel kontrol

dalam situasi nyata; Data konseli direview

dan sampel tidak dipilih secara random

oleh konselor dan konseli, kemudian

(Sugiyono, 2009). Bentuk rancangan pre-

konseli

membuat

experimental design ini memakai one

revisi program. Setelah itu merekam

group pretest-posttest design, yaitu jenis

frekuensi

masing-masing

rancangan yang memakai pengukuran

strategi dan perilaku sasaran; Analisis atau

awal (pretest) dan pengukuran akhir

pemetaan data hasil penguatan diri dan

(postest) untuk membandingkan keadaan

lingkungan

sebelum diberikan perlakuan. Rancangan

Konseli

melaksanakan

penggunaan

untuk

memiliki

atau

kemajuan

konseli.

kesempatan

untuk

penelitian digambarkan sebagai berikut:

mengevaluasi kemajuan dalam pencapaian


tujuan dengan cara mereview data yang
telah direkam yang dikumpulkan selama

Pre-test
O1

Teatment
X

Post-test
O2

Desain Penelitian (Arikunto, 2010)

implementasi strategi; Membuat peta data


hasil penguatan diri dan lingkungan

Subyek penelitian ini pada siswa

kemajuan konseli. Pemetaan (analisis

kelas VIII E MTs Al Rosyid yang

data) dapat meningkatkan penguatan diri

memiliki skor malas belajar tinggi dengan

dan

dukungan

menggunakan metode pengumpulan data

mempertahankan

yaitu angket. Sebelum alat pengumpul

perubahan konseli dalam waktu yang

data di atas disebarkan pada subyek

lama.

penelitian, angket terlebih dahulu diujikan

dapat

lingkungan

mendatangkan
untuk

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Vol. 13. No.1, Juli 2012

kepada 30 responden untuk dilakukan uji

diperoleh 8 siswa kelas VIII E MTs Al

validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian

Rosyid Dander Bojonegoro yang termasuk

ini uji validitas dihitung menggunakan

dalam kategori memiliki malas belajar

korelasi Product Moment.

tinggi. Ke-8 siswa tersebut adalah MSA,

Dari perhitungan keseluruhan item

AB, MAN, NFA, SH, AI, MIM, ST.

diperoleh hasil bahwa jumlah pernyataan

Selanjutnya, 8 siswa tersebut diberikan

yang valid sebanyak 27 item dari 48 item

perlakuan konseling kelompok strategi

yang diujikan. Dengan demikian 27 item

pengelolaan

pernyataan yang valid akan digunakan

pertemuan.

untuk mengukur malas belajar siswa kelas

Setelah

diri

sebanyak

diberikan

kali

perlakuan

kelas VIII E MTs Al Rosyid Dander

dengan menggunakan layanan konseling

Bojonegoro.

kelompok

Dari
menggunakan

perhitungan

dengan

strategi

self

reliabilitas

management selama 5 kali pertemuan,

rumus Alpha diperoleh

selanjutnya mengukur kembali tingkat

rhitung= 0,897. Sehingga dapat disimpulkan

kemalasan

belajar

siswa

dengan

bahwa hubungan korelasi sangat kuat.

menggunakan angket kemalasan belajar

Kesimpulan itu dapat diketahui dari tabel

yang sama seperti pada pengukuran awal.

Pedoman untuk memberikan Koefisien

Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya

Korelasi, untuk nilai korelasi 0,80-1,000

perbedaan tingkat kemalasan belajar oleh

memiliki hubungan sangat kuat.

8 siswa kelas MTs Al Rosyid Dander


tersebut setelah memperoleh perlakuan
layanan

Pembahasan
Berdasarkan

hasil

pengukuran

awal yang diperoleh melalui angket,

konseling

kelompok

strategi self management.

dengan

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Berdasarkan
akhir

diketahui

hasil
bahwa

Vol. 13. No.1, Juli 2012

pengukuran
ke-8

strategi

self

management

dapat

siswa

mengurangi tingkat malas belajar siswa

mengalami perubahan yang signifikan dari

kelas VIII E MTs Al Rosyid Dander

malas belajar menjadi tidak. Dari ke-8

Bojonegoro.

subjek tersebut mengalami perubahan

Dalam pelaksanaan penelitian ini

malas belajar dari tinggi ke sedang.

memiliki keterbatasan yaitu perlakuan

Subyek MSA dari skor 64 menjadi 52, AB

strategi

dari skor 59 menjadi 53, MAN dari skor

sebanyak 5 kali pertemuan. Sebaiknya

57 menjadi 54, NFA dari skor 67 menjadi

dibutuhkan waktu yang lebih banyak

54, SH dari skor 63 menjadi 52, AI dari

dalam melaksanakan perlakuan sehingga

skor 58 menjadi 52, MIM dari skor 57

memungkinkan tercapainya tujuan secara

menjadi 53, ST dari skor 58 menjadi 52.

maksimal.

Hal itu menunjukkan bahwa malas belajar

memperhatikan faktor lain yang belum

menurun setelah pemberian konseling

diamati dalam penelitian ini karena rasa

kelompok dengan strategi pengelolaan

malas manusia bisa disebabkan oleh

diri.

berbagai faktor.

dalam

konseling

Selain

itu,

kelompok

lebih

untuk

Perubahan malas belajar terlihat


pula dalam proses analisis data yang

Simpulan dan Saran

dilakukan dengan menggunakan uji tanda

Oleh karena itu dapat disimpulkan

atau sign test menunjukkan bahwa nilai

bahwa hipotesis yang diajukan dalam

= 0,004 lebih kecil dari nilai = 0,05,

penelitian ini yang berbunyi penggunaan

sehingga H ditolak dan Ha diterima.

strategi

Dengan

dalam

mengurangi tingkat kemalasan belajar

penelitian ini dapat diterima, artinya

pada siswa kelas VIII E MTs Al-Rosyid

demikian

hipotesis

self

management

dapat

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan

Dander

Bojonegoro

diterima.

Selain itu, lebih untuk memperhatikan

Dengan demikian, penggunaan strategi

faktor lain yang belum diamati dalam

self

penelitian ini karena rasa malas manusia

management

dapat

Vol. 13. No.1, Juli 2012

dapat

mengurangi

tingkat kemalasan belajar pada siswa

bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

kelas VIII E MTs Al Rosyid Dander


Daftar Pustaka
Bojonegoro.
Saran

diberikan

bagi

petugas

bimbingan dan bagi peneliti lain. Konselor


sekolah

perlu

melatih

siswa

untuk

mengelola diri mereka agar mampu


mengurangi rasa malas belajar secara
mandiri melalui tahap-tahap yang terdapat
dalam

strategi

self

management.

Abdurrahman,
Mulyono.
Pendidikan
Bagi
Berkesulitan Belajar.
Rineka Cipta.

2003.
Anak
Jakarta:

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen


Penelitian Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Cormier, W. H. Cormier, L. S. 1985.
Interviewing Strategies for Helper
Fundamental Skills and Cognitive
Behavioral Interventions Second
Editions. Monterey California:
Publishing Company.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai


suatu acuan untuk melakukan penelitian
lebih luas dan komprehensif mengenai
penggunaan strategi self management
untuk

mengurangi

tingkat

kemalasan

belajar siswa agar dapat meminimalisir


jumlah siswa yang merasa malas dalam
belajar. Sebaiknya dibutuhkan waktu yang
lebih

banyak

dalam

perlakuan

sehingga

tercapainya

tujuan

melaksanakan
memungkinkan

secara

maksimal.

Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara


Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Musbikin, Imam. 2009. Mengapa Anakku
Malas Belajar Ya..?. Jogjakarta:
Diva Press.
Sutedja, Heryanto. 1989. Mengapa Anak
Anda Malas Belajar? Jakarta: PT
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai