Kota Depok secara geografis terletak pada 6o 1900 - 6o 2800 Lintang Selatan
dan 106o 4300 - 106o 5530 Bujur Timur. Kota Depok berada pada 50-140
meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng kurang dari 15
persen. Bentuk permukaan Kota Depok dari selatan ke utara berupa dataran
rendah dan perbukitan bergelombang lemah (depok dalam angka, 2011).
Kota Depok yang merupakan salah satu wilayah termuda di Jawa Barat memiliki
luas wilayah sekitar 200,29 km2. Batas-batas wilayah Kota Depok adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah
utara
berbatasan
dengan
Kecamatan
Ciputat
Kotamadya
II 1
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Temperatur
: 24,3-33o Celsius
Kelembaban rata-rata
: 82 %
Penguapan rata-rata
: 3,9 mm/th
: 3,3 knot
: 49,8 %
: 222 hari/tahun
II 2
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.1.2 Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng di Kota Depok mayoritas dengan rata-rata kemiringan 0-8%,
sedangkan sisanya dengan kemiringan 8-15% hanya terdapat di wilayah sektor
sempadan sungai. Adapun penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan yaitu :
1. 0 3 % terletak di hampir seluruh Kota Depok,
2. 3 8 % terletak di hampir seluruh Kota Depok,
3. 8 15 % terletak di Kelurahan Leuwinangung, Tapos, Cimpaeun,
Sukmajaya, Pasir Gunung Selatan, Tugu, Pondok Cina, Bakti Jaya,
Kemirimuka, Mekar Jaya, Depok, Tirta Jaya, Ratu Jaya, Kalimulya, Pondok
Jaya, Pangkalan Jati, Cinere, Limo dan Cinangka (pada umumnya terletak di
sekitar sungai).
II 3
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
II 4
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Dengan morfologi seperti ini semakin ke selatan air tanah dangkal akan lebih
dalam didapatkan.
2.1.4 Geologi
Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok
(Anonimous, 2001) kondisi geologi Kota Depok termasuk dalam sistem geologi
cekungan Botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa rombakan
gunung api muda dan endapan sungai. Singkapan batuan tersier yang
membatasi cekungan BogorTangerangBekasi terdapat pada bagian Barat
Barat Daya dimana di jumpai pada Formasi Serpong, Genteng dan
Bojongmanik.
Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan
dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, serta sesar mendatar yang
diperkirakan berarah Utara-Selatan (Anonimous, 2000).
Formasi Serpong (Tpss): breksi, lahar, tuf breksi, tuf batuapung. Tersebar di
wilayah Kelurahan Baktijaya,
Satuan Batuan Gunung api Muda (Qv): tuf halus berlapis, tuf pasiran
berselingan
dengan
konglomeratan.
Tersebar
di
wilayah
Kelurahan
Cipayung jaya, Pondok Jaya, Kalimulya, Ratu Jaya, Tirta Jaya dan Kel.
Depok,
II 5
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Selain itu, terdapat pula luah sumur kurang dari 5 l/det, yang berada di sebagian
besar Kecamatan Kota Depok diantaranya berada di Kecamatan Bojongsari,
sebagian besar di Kecamatan Cinere dan Limo, dan membentang dari Selatan
ke Utara Kota Depok di Kecamatan Cilodong, Sukmajaya dan Cimanggis. Luah
II 6
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
sumur kurang dari 5 l/det ini terdiri dari beberapa akuifer batuan sedimen kuarter
berupa batu pasir dan breksi, batuan gamping koral dan battu gamping pasiran;
ketebalan berkisar antara 3-20m, keterusan 7-1000 m2/hari dengan kedalaman
sumur 60-250 m, di bawah muka tanah kapasitas jenis 0, 1-0, 4 l/dtk/m, muka air
tanah statis 2-45 m di bawah tanah.
Tinjauan air tanah di wilayah Kota Depok tidak terlepas dari daerah Jabotabek.
Kondisi air tanah di daerah Jabotabek dipengaruhi kondisi geologi dan sifat
batuan penyusunnya. Unit geohidrologi yang erat kaitannya dengan sistem air
tanah yang terdapat di wilayah ini adalah:
Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh endapan laut dan endapan
dataran banjir
Sistem air tanah di Jabotabek dibagi menjadi 3 (Tiga) kelompok akuifer (Sumber:
WJEMP Depok City 3-1). Hal ini didasarkan atas adanya lapisan lempung laut
yang merupakan lapisan pemisah antar kelompok akifer. Kelompok akifer
tersebut adalah:
1. Kelompok Akifer Tidak Tertekan (< 40m)
Kelompok ini merupakan air tanah bebas, dibentuk oleh endapan kipas
vulkanik di bagian Selatan. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya berasal
dari presipitasi air hujan dan air sungai. Kelompok akifer ini merupakan
sumber air utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
2. Kelompok Akifer Tertekan (40-140 m)
Kelompok ini terdiri dari endapan vulkanik menyatu dengan kelompok
endapan paparan di bagian Utara. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya
berasal dari imbuhan (recharge) dari daerah Selatan. Pemanfaatan air tanah
banyak dilakukan dengan cara pembuatan sumur bor.
II 7
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Terdapat 2 (dua) jenis air tanah di Kota Depok manurut WJEMP Depok City 3-1,
yaitu:
Dari peta proyeksi transverse mercator yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi
dan Tata Lingkungan Tahun 1986
diindikasikan bahwa wilayah Depok berada pada lokasi antara Badak Kulon dan
Pasar Minggu yang merupakan ujung dari kipas alluvium yang merupakan batas
dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta dan Bogor dimana akuifer terdapat pada
kedalaman < dari 5 m sepanjang 20 km dari Selatan ke Utara dimana Daerah
Pengamatan yang dilakukan UI-BPPT.
Dari hasil sampel yang didapat menunjukkan hasil yang beragam dan rata-rata
adalah laju infiltrasi sebesar 19,7 l/det dan di lain tempat didapat 22,4 l/det. Hal
ini
memberikan
keyakinan
bahwa
bila
dapat
dilakukan
pemotongan
II 8
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.2
Penggunaan Lahan
Cinere, 10.47
Limo, 12.32
Sawangan,
25.9
Beji, 14.3
Tapos, 32.33
Bojongsari,
19.79
Pancoran
Mas, 18.21
Cipayung, 11.63
Cimanggis,
21.22
Cilodong, 16.09
Sukmajaya,
18.04
Gambar 2.5 Luas wilayah kecamatan pada Kota Depok dalam km2
II 9
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Letak geografis Kota Depok terletak di koordinat 6 1900 - 6 2800Lintang
Selatan dan 1064300 - 1065530 Bujur Timur. Struktur permukaan alam
Depok yang terbentang dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah
perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50140 meter di atas
permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok
sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah
sekitar 200.29 Km2.
Kecamatan
Luas
Wilayah
(ha)
Lahan
Terbangun
(ha)
Lahan
Terbangun
(%)
Klasifikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Beji
Pancoran Mas
Cipayung
Sukmajaya
Cilodong
Limo
Cinere
Cimanggis
Tapos
Sawangan
Bojongsari
1.430
1.812
1.226
1.745
1.627
1.191
1.062
2.170
3.342
2.486
1.938
952,64
1128,65
409,87
1105,93
798,16
607,65
813,70
1537,05
1197,94
1030,58
780,15
66,62
67,61
33,43
63,38
49,06
50,98
76,63
70,83
35,85
41,46
40,25
Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang
20.029
10.462
52,23
Sedang
KOTA DEPOK
Letak Kota Depok juga sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota
Bogor. Hal ini menjadikan Kota Depok tumbuh dengan pesat seiring dengan
meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara
regional dengan kota-kota lainnya.
berkaitan
dengan
pembangunan,
peningkatan
dan
pemeliharaan
II 10
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah
sebagai berikut :
a. Dalam mencapai sasaran meningkatnya kualitas permukiman, maka strategi
dan arah kebijakan yang akan dilakukan ialah dengan meningkatkan
pelayanan air bersih, pemakaman, serta
ketersediaan
rumah bagi
masyarakat;
b. Dalam mencapai sasaran berkurangnya kemacetan kota, maka strategi dan
arah
kebijakan
yang
akan
dilakukan
ialah
dengan
meningkatkan
II 11
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Perkembangan di lapangan menunjukkan beberapa wilayah Kota Depok
khususnya yang telah dialokasikan ijin lokasinya mulai berkembang ke arah
selatan kota, yang berarti dapat mengancam keberadaan kawasan lindung di
wilayah ini. Apalagi umumnya perkembangan ini akan diikuti oleh
pemanfaatan lahan lainnya secara tidak terkendali.
II 12
Le
AN
TA
S
AR
k
ba
Jl. Merawan
KE
lus
Bu
PENYUSUNAN
TATARAN TRANSPORTASI LOKAL
( TATRALOK )
KOTA DEPOK
KEL. PANGKALANJATIBARU
9.300.000
KEL. PANGKALANJATI
KETERANGAN
KE DKI JAKARTA
DKI JAKARTA
KABUPATEN TANGERANG
: Batas Kota
: Batas Kecamatan
: Batas Kelurahan
Ra
ya
KEL. CINERE
Cin
ere
: Sungai
DKI JAKARTA
KEL. GANDUL
Jl.
: Situ
R JUMAT
l Raya
: Jalur SUTT/SUTET
: Jalur Sempadan SUTT/SUTET
Jl. Gandu
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
KA
RT
A
KE PASA
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
Raya
: Kolektor Sekunder
Jl. Industri
Stas
Pon iun KA
dok
Cina
H. Jua
nda
ya
Jl. Ir. H.
Ba
ru
KELURAHAN BEJI
Jl.
Ba
ru
9.292.500
Parung
Jl. Ray
Jl. Sento
: Revisi Industri
a Bog
or
sa Raya
a
nd
rgo
Ma
Jl. Proklamasi
Jl. Prokla
masi
KEL.MEKARJAYA
KELURAHAN ABADIJAYA
KELURAHAN SUKATANI
: Kawasan Tertentu
Jl. Kejayaan
ngan
ya
na
Jl. Sawangan
Jl. Sawa
Ra
Ta
Stas
Dep iun KA
ok Bar
u
Jl.
KELURAHAN DEPOKJAYA
KABUPATEN
BEKASI
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
KEL. KEMIRIMUKA
KELURAHAN MAMPANG
KEL.RANGKAPANJAYA BARU
KELURAHAN SAWANGAN
: Revisi Terminal
KELURAHAN HARJAMUKTI
KELURAHAN CURUG
KELURAHAN CISALAK
: Terminal
Jl.
Curug
KEC.
KEC.
KEC.SAWANGAN
SAWANGAN
SAWANGAN
SAWANGAN
KEC.
KEC.
KEC.
SAWANGAN
SAWANGAN
KEC.
KEC.
KEC.
SAWANGAN
SAWANGAN
SAWANGAN
Juanda
Tanah
ka
Jl. Pramu
K. Angke
Jl. Raya
KELURAHAN BOJANGSARI BARU
KELURAHAN CISALAKPASAR
KELURAHAN BAKTIJAYA
Jl. Ir.
KEL. BEJI TIMUR
KELURAHAN CURUG
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KEL. GROGOL
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
: Arteri Primer
: Kolektor Primer
: Revisi Jalan Kolektor Primer
KEL. MARUYUNG
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
KEL. MEKARSARI
Ra
ung
Me
ruy
KELURAHAN KEDAUNG
KEL. TUGU
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
KEL. TANAH BARU
Jl.
Curug
9.295.000
Jl. Raya
KEL. CINANGKA
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
: Jalan Tol
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
Jl. Krukut
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
K. Ciliwung
Jl. Raya
KEL.PONDOKCINA
KEC.
KEC.
KEC.BEJI
BEJI
BEJI
BEJI
KEC.
KEC.
KEC.
BEJI
BEJI
KEC.
KEC.
KEC.
BEJI
BEJI
BEJI
: Stasiun KA
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
JAKART
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
KEL. KUKUSAN
KELURAHAN SERUA
s UI
KE DKI
Stasiun KA
Universit
as Indonesi
a
Margonda
KEC.
KEC.
KEC.LIMO
LIMO
LIMO
LIMO
KEC.
KEC.
KEC.
LIMO
LIMO
KEC.
KEC.
KEC.
LIMO
LIMO
LIMO
KEL. PONDOKPETIR
Jl. Akse
KEL. LIMO
Jl. Akses UI
nggr
K. Pesa
KEL. KRUKUT
ahan
KE
9.297.500
DK
I JA
KE CIPUT
AT
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
Jl. Raya
KELURAHAN DEPOK
: Fasilitas Umum
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
Jl.
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
Jl. Dewi
Ke
Sartika
ad
Sawa
ngan
KEC.
KEC.
KEC.PANCORAN
PANCORAN
PANCORAN
PANCORAN
MAS
MAS
MAS
KEC.
KEC.
KEC.
PANCORAN
PANCORAN
MAS
MAS
MAS
KEC.
KEC.
KEC.
PANCORAN
PANCORAN
PANCORAN
MAS
MAS
MAS
a Par
ung
KELURAHAN LEUWINANGGUNG
Jl. Tole
Jl.
Pa
ng
ru
Se
ra
Iskan
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
dar
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
KEC.
KEC.
KEC.CIMANGGIS
CIMANGGIS
CIMANGGIS
CIMANGGIS
KEC.
KEC.
KEC.
CIMANGGIS
CIMANGGIS
KEC.
KEC.
KEC.
CIMANGGIS
CIMANGGIS
CIMANGGIS
Jl. Aks
es Kot
a Kem
ban
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
KELURAHAN SUKMAJAYA
ab
KELURAHAN SUKAMAJU
yam
KELURAHAN RATUJAYA
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
Jl. Cita
KU
RKU
UTILITAS :
: Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Jl. Parun
KELURAHAN BOJONGPONDOKTERONG
yam
KELURAHAN DURENSERIBU
: Hutan
PRW
KELURAHAN TAPOS
KELURAHAN CILODONG
g Serab
Jl. Cipayung
Jl. Stud
KELURAHAN PENGASINAN
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
io Alam
KELURAHAN PASIRPUTIH
TVRI
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
KELURAHAN BEDAHAN
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
KELURAHAN
JATIJAJAR
Jl. Cita
KELURAHAN CIPAYUNG
ng
: Kebun
Ser
Jl. Par
9.290.000
KELURAHAN DURENMEKAR
Paru
KELURAHAN TIRTAJAYA
ung
Jl.
Pit
ara
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
DD
DD
Deee
D
D
DD
eeeepppeepppoopppoooo
oooK
KK
KK
KRRR
KK
KR
RR
RLLLLLL
RR
LLL
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Jl. Ray
Iskanda
Jl. Bahagia
ara
Stasi
un KA
Depo
k Lama
Jl. Raya
KEC.
KEC.
KEC.SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
KEC.
KEC.
KEC.
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
KEC.
KEC.
KEC.
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
Jl. Tole
KEL. PANCORANMAS
Pit
Sawan
gan
Jl. Siliwan
gi
KEL.RANGKAPANJAYA
Jl.
Jl. Raya
Jl. Kemakmuran
ila
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
KELURAHAN BOJONGSARI
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
: TPA
KEL. KALIMULYA
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
Jl. Cilod
KEL. KALIBARU
RUNG
ong
: Revisi TPA
: IPLT
KE PA
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
KEL. PONDOKJAYA
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
: Interchange
KEL. CIMPAEUN
: Fly Over
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
K.
Cike
Stasiu
n KA
Citaya
m
KABUPATEN BOGOR
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
as
9.287.500
KEL. CIPAYUNGJAYA
KEL. JATIMULYA
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
Skala 1 : 75.000
KE BOG
OR
KABUPATEN
BOGOR
692.500
695.000
697.500
REL KA
CILEUNGSI
- NAMB
702.500
705.000
707.500
2 cm
0.75
0.75
1.5 km
700.000
Bojonggede
690.000
Bogor
II 13
710.000
712.500
DINAS LLAJ
PEMERINTAH KOTA DEPOK
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
b. Sempadan Sungai
Kota Depok dilintasi oleh beberapa sungai dan anak sungai yaitu Sungai
Ciliwung, Kali Angke, Pesanggrahan, Krukut, Grogol, Sugutamu, Sunter, Kali
Baru Cipinang dan Cikeas. Sungai Ciliwung merupakan sungai terbesar yang
membagi kota arah utara-selatan sehingga menjadi kendala fisik pengembangan
kota. Saat ini sungai/kali yang ada dimanfaatkan juga untuk pengairan sawah
teknis.
Pola pemilikan lahan saat ini telah mengintervensi lahan pinggiran sungai
walaupun belum mencapai tingkat kekumuhan yang parah. Kecenderungan
perkembangan kota Depok dimasa mendatang diperkirakan semakin menekan
pinggiran sungai khususnya dengan meningkatkan pendatang berpendapatan
rendah yang tidak mampu menyewa tempat tinggal.
Karena berfungsi untuk saluran drainase alami dan pengairan teknis, sungaisungai ini harus dilestarikan kualitas airnya, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai
serta mengamankan aliran sungai.
mengurangi
hak
umum
untuk
menggunakan
sungai
dan
pinggirannya.
2. Bangunan-bangunan rumah di beberapa pinggiran sungai sudah menjadi
bangunan permanen tanpa memperhatikan faktor kelayakan bangunan,
belum ada koordinasi pengelolaan sungai dari hulu ke hilir dalam
pemanfaatanya.
II 14
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
c. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Kawasan cagar alam yang ada adalah sebuah kawasan seluas 7,2 Ha yang
terletak di kecamatan Pancoran Mas. Kawasan cagar alam ini telah diwariskan
oleh pemerintah kolonial Belanda, berisi satwa melata dan tumbuhan asli.
Masalah yang ada, areal ini terletak dan berbatasan dengan kawasan
perumahan sehingga diperlukan intervensi untuk kelestariannya. Pelestarian
kawasan cagar alam ini harus sejalan dengan pengamanan lingkungan tata
ruang disekitarnya.
d. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan cagar budaya yang memiliki Kota Depok adalah areal perumahan
peningkatan Belanda yang terletak di kelurahan Depok Lama. Kawasan ini
memilki bangunan arsitektural kolonial yang menjadi ciri khas dan sekaligus
merupakan informasi budaya fungsi kota Depok masa lalu.Potensi yang bisa
dikembangkan adalah pengelolaan untuk pengembangan obyek wisata kota.
Masalahnya adalah kecenderungan terjadinya perubahan fungsi bangunan yang
dengan sendirinya akan mengurangi potensi daya tarik kawasan tersebut.
= 112 Ha
Keramba
= 27,1 Ha
= 11,2 Ha
58 Ha
17 Ha
Kegiatan di atas dapat dikatakan tidak terlalu luas namun cukup signifikan
dalam mendorong variasi kegiatan ekonomi Kota Depok. Jenis dan populasi
ternak tahun 2000 dibedakan:
a. Ternak besar, untuk jenis ini yang masih tersisa adalah ternak sapi perah,
dengan populasi terbanyak di kawasan Beji (540 ekor); ada juga kerbau
II 15
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
(271 ekor) dengan populasi terbanyak di sawangan; sedangkan sapi potong
umumnya didatangkan dari luar daerah dan kemudian dipotong di rumah
Pemotongan Hewan Rangkapan Jaya.
b. Ternak Kecil, Untuk jenis ini terdapat kambing (3.950 ekor), domba (2.860
ekor) yang umumnya di ternak oleh masyarakat terutama di Cimanggis,
Sawangan, Sukmajaya dan Pancoran Mas.
c. Unggas, termasuk jenis ini terdiri dari ayam buras (182.248 ekor) dengan
sebaran terbanyak di Sawangan dan Cimanggis, sedangkan itik meskipun
belum menjadi komoditi unggulan diperkirakan cukup potensial untuk di
kembangkan.
d. Ayam Ras, terdiri dari jenis petelur (192.100 ekor) dengan sebaran
terbanyak di Sawangan dan Cimanggis, Pedaging (337.200 ekor) dengan
sebaran dominan di Sawangan dan Limo; dan pembibit (12.300 ekor) di
Cimanggis.
Pemilikan lahan pertanian tidak seluruhnya dimilki oleh petani, melainkan oleh
pihak ketiga, masalah dalam pengembangan lahan pertanian adalah semakin
berkurangnya pemilikan lahan pertanian dan kegiatan perkotaan. Pada tahun
1996 luas panen tanaman padi sawah berkurang dari 1.217 Ha menjadi 1,086
Ha pada tahun 1998. Pengurangan sawah terbesar terjadi pada sawah irigasi
sederhana PU dan Irigasi teknis.
II 16
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
b. Mengingat kontribusi terhadap PDRB cukup besar (39%) dan dalam
penciptaan lapangan pekerjaan cukup penting, maka keberadaan industri ini
tetap penting untuk dipertahankan akan tetapi secara bertahap akan
direlokasi ke tempat lain;
c. Namun demikian perlu dipikirkan juga bahwa jenis-jenis industri skala kecil
dan home industry masih diperkenankan sesuai engan persyaratan
lingkungan yang berlaku;
d. Industri kecil dan rumah tetap berkembang tersebar di seluruh wilayah kota
dan umumnya menempati rumah tempat mereka tinggal (menyatu dengan
rumah). Kegiatan
dikembangkan sebagai
II 17
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
4. Perkembangan Kawasan Perumahan
Lahan pengembangan perumahan di kota Depok hingga tahun 1998 telah
mencapai 5.881,86 Ha atau 29,3% yang dibedakan atas tipologi perumahan
perkotaan dan perdesaan. Walaupun lokasi perkembangan perumahan relatif
tersebar, namun masih nampak terkonsentrasi di kecamatan yang dulu
termasuk Kota Administrasi Depok, yaitu Beji, Pancoran Mas, dan Sukmajaya.
Jika dilihat dari kondisi perkembangan ijin lokasi yang telah dikeluarkan hingga
tahun 1998 ada 91 SK dengan luas lokasi 3.541,33 Ha, telah dikuasai 1.362,93
Ha dan sudah dibangun 392,21 Ha atau 11% dari ijin lokasi yang dikeluarkan.
Berdasarkan luas SK ijinnya, urutannya:
a. Sawangan (1.207.46Ha);
b. Cimanggis (1.070.Ha);
c. Sukmajaya (792,83 Ha);
d. Pancoran Mas (375,06 Ha);
e. Limo ( 82,75 Ha);
f. Beji (13,23 Ha).
II 18
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
5. Perkembangan Kawasan Pendidikan
Lahan untuk kegiatan pendidikan saat ini yang terluas adalah kampus
Universitas Indonesia yang sudah tertata dengan baik. Selain itu terdapat
beberapa kampus lain, diantaranya yang cukup besar adalah Universitas
Gunadharma di Jalan Margonda Raya dan Akses UI.
Prospek perkembangan kegiatan pendidikan di Kota Depok cukup baik seiiring
dengan kebijaksanaan DKI yang mengarahkan kegiatan pendidikan ke luar
Jakarta serta dekat dengan angkutan umum massal. Masalah yang dihadapi
untuk menampung perkembangan kegiatan pendidikan dimasa mendatang
adalah lokasi yang bisa dikembangkan dan dikelola secara terpadu. Lokasi ini
diharapkan dapat memperkuat citra Kota Depok sebagai Kota Pendidikan.
II 19
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.3
Kecamatan
Sawangan
Bojongsari
Pancoran Mas
Cipayung
Sukmajaya
Cilodong
Cimanggis
Tapos
Beji
Limo
Cinere
Jumlah
TK
27
28
49
15
62
35
50
31
28
18
14
357
SD
31
29
58
25
63
26
54
45
35
15
12
393
SMP
16
14
32
15
13
11
21
11
12
10
7
162
SMA
6
4
14
2
7
2
4
5
5
3
3
55
SMK
10
7
21
6
15
9
5
7
10
5
2
97
II 20
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
No
7
8
9
10
11
Kecamatan
Puskesmas
Cimanggis
Tapos
Beji
Limo
Cinere
Jumlah
5
5
3
1
1
32
Puskesmas
Pembantu
1
1
5
Jumlah
5
6
4
1
1
37
Tabel 2.4. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Depok tahun 2011
No
Sarana Pelayanan
Jumlah
1 Rumah Sakit Umum
14
2 Rumah Sakit Ibu dan Anak
2
3 Balai Pengobatan Habis Masa Izin
51
4 Balai Pengobatan Berizin
110
5 Rumah Bersalin Habis Masa Izin
10
6 Rumah Bersalin Berizin
15
7 Laboratorium Kesehatan Swasta
16
8 Optik/ Optik Berizin
10
9 Pengobatan Tradisional
40
Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011
II 21
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Tabel 2.5. Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Air Minum
di Kota Depok tahun 2011
Jumlah
No
Uraian
Pelanggan Pemakaian
(SL)
(m3)
1
I A (Sosial Umum)
182
6.179
2
II A (Sosial Khusus)
117
4.983
3
II B (RSS)
150
3.642
4
III A (R. Sederhana)
24.056
450.927
5
III B (R. Menengah)
12.657
245.067
6
III C (Inst. Pemerintah)
39
24.085
7
IV A (R. Mewah)
5.015
118.935
8
IV B (Niaga Kecil)
998
25.009
9
IV C (Industri kecil)
2
374
10
IV D (Niaga Besar)
40
39.012
11
IV E (Industri Besar)
24
55.243
12
V (Kesepakatan)
9
161.387
Kota Depok
43.289
1.134.753
Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011
PERUMAHAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Pondok Cibubur
Koperasi II
Koperasi I
Depen
Omah Indah
Sukatani
Villa Mutiara Cinere
Puri Depok Mas
Bumi Pan-Mas
Jasindo
Wisma Harapan 1
Griya Cimanggis
Gobel
Lembah Nirmala 2
Lembah Hijau
Lembah Nirmala 1
Mekar Sari
Shafa Marwah
Wisma Harapan 2
Buana Asri Kostrad
Palsigunung
Mampang Indah II
Maharaja
Depok Jaya Agung
Potensi
Pelanggan
Kelurahan
477
417
1455
867
50
1000
210
320
135
594
80
316
90
429
95
185
15
435
300
95
567
194
777
357
130
166
49
70
377
584
199
166
24
86
116
31
333
34
293
104
305
37
44
9
88
71
143
20
Cisalak Pasar
Cisalak Pasar
Cisalak Pasar
Harjamukti
Sukatani
Sukatani
Krukut
Mampang
mampang
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Palsigunung
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
II 22
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
NO
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
37
PERUMAHAN
Potensi
Pelanggan
Kelurahan
176
84
68
163
350
260
182
398
212
830
211
81
12
20
1
1
1
12478
85
9
29
46
3
4
7
94
119
463
140
297
12
20
1
1
1
4810
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya Baru
Rkp. Jaya Baru
Rkp. Jaya Baru
Rkp. Jaya Baru
Sawangan Baru
Sawangan Baru
Sawangan Baru
Margo City
Dibale Pemda
DTC
Poin Mas
Graha rang. Jaya
Villa Santika
Arco Depok
Kam. Pitara
Kam. Rang. Jaya Lama
Graha Dinnatera
BDN
Puri Anggrek Mas
Marinir
Puri Pelita
Sawangan Permai
Permata Permai
Permata Puri 4
Kel Khusus
TOTAL
Sumber : UPT Air Bersih Kota Depok, 2011
tertentu
dikeringkan
untuk
pemeliharaan
saluran,
berdasarkan
pengukuran debit aliran yang diukur dengan current meter, debit sesaat
QS = 603,36 1/detik.
2. Saluran Irigasi Cisadane Empang
Saluran ini juga mempunyai fungsi utama untuk pengairan pertanian, sehingga
pada periode tertentu dilakukan pengeringan, untuk pemeliharaan saluran. Data
debit dari cabang Dinas PU Pengairan Kabupaten Bogor antara tahun 1992
sampai 197, stasiun pengukuran KP Pecahan Air, debit minimal QS=200 l/detik.
3. Danau/Situ
Salah satu sumber air permukaan yang ada di kota Depok adalah danau atau
situ. Situ-situ ini berfungsi sebagai irigasi lokal, perikanan, sanitasi, pengendali
air, air minum, industri dan rekreasi. Berdasarkan data dari Depok Dalam Angka
tahun 2011, jumlah situ di Kota Depok sebanyak 30 situ.
(Sumber : Rencana Induk Persampahan Kota Depok tahun 2008).
II 23
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.3.7 Prasarana Listrik
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) PLN di Kota Depok berjumlah 3 unit yaitu UPJ
Depok Kota, UPJ Cimanggis, dan UPJ Sawangan. Daerah pelayanan UPJ Depok
Kota meliputi Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas,
dan Kecamatan Limo. Jumlah pelanggan PLN di Kota Depok hingga Desember
2011 adalah 352.572 pelanggan.
II 24
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Citayam. Jumlah total penumpang sebesar 15.801.868 jiwa dan jumlah karcis yang
terjual bernilai 80.864.296.000 rupiah. Selain itu jenis angkutan lalu lintas darat
adalah angkutan kota dengan 19 trayek yang totalnya berjumlah 2.884 angkutan.
Tabel 2.8. Jumlah Penumpang Kereta Api menurut Stasiun Kereta Api
di Kota Depok tahun 2011
Kartu
No
Stasiun
Umum
Jumlah
Trayek
Langganan
Bulanan
Sekolah
1
Pondok Cina
2.057.376
4.671
0
2.062.047
2
Depok Baru
4.931.305
0
19,215
4.950.520
3
Depok
3,778.548
25.379
3.570
3.807.497
4
UI
1.530.387
4.201
0
1.534.588
5
Citayam
3.430.152
15.861
1.203
3.447.216
Jumlah
15.727.768
50.112
23.988
15.801.868
2.3.11 Prasarana Persampahan
Di Kota Depok terdapat 1 unit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan luas 11,6
Ha, 1 unit Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu (IPLT) dengan luas 21,328 m 2, dan
162 unit Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan luas masing-masing 12 m2.
Selain itu terdapat 41 unit kontainer, 48 unit truk sampah, 11 unit arm roll, 7 unit truk
tinja, 13 unit motor gerobak sampah, 5 unit alat berat, dan 31 unit pelayanan
sampah.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
II 25
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.3.12 Drainase
Sistem drainase Kota Depok terdiri dari jaringan drainase primer, jaringan drainase
sekunder, dan jaringan drainase tersier. Jaringan drainase primer meliputi Sungai
Gede, Sungai Prumpung, Sungai Tanah Baru, Sungai Sugutamu, Sungai Cikumpa,
Sungai Grogol, Sungai Kalibaru 3, Sungai Mekarsari, Sungai Cipinang, dan Sungai
Cisalak. Jaringan drainase sekunder meliputi Sungai Laya, Sungai Beji, Sungai
Peladen, Sungai Pondok Jaya, Sungai Pondok Terong, Sungai Bungur, Sungai
Cinangka, Sungai Karet, Sungai Suwuk, Sungai Cempedak, Sungai Sukamaju,
Sungai Cimanggis, Sungai Enggram, Sungai Caringin, Sungai Bojongsari, Sungai
Rawa Kalong, dan Sungai Cikaret. Jaringan drainase tersier meliputi saluran
drainase di kawasan perumahan tersebar di wilayah Kota Depok.
2.4
2.4.1 Kependudukan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
II 26
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
pengaruh harga. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mencerminkan
perubahan PDRB tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga yang biasanya
cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Laju pertumbuhan ekonomi kota Depok tahun ini dibandingkan dengan tahun
sebelumnya naik sedikit lebih cepat yaitu sebesar 6,36 persen. Laju pertumbuhan
ekonomi Kota Depok masih diatas laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang
sebesar 6,09 persen atau 0,27 poin lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi
Jawa Barat. Dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14.063.916,12 juta,
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kota Depok
pada tahun 2009 ini mencapai Rp 16.144.726,21 juta atau mengalami peningkatan
sebesar 14,80 persen. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
mengalami peningkatan sebesar 6,36 persen dari Rp 6.129.569,62 juta tahun 2009
menjadi Rp 6.519.326,21 juta pada tahun 2010. Selanjutnya PDRB Kota Depok
periode 2006-2010 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Selain
pengelompokan atas sektor lapangan usaha, biasanya nilai PDRB juga disajikan
atas kelompok sektor ekonomi seperti terlihat pada tabel A dan tabel B yang terdiri
atas :
1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan baku
melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan
deposit di dalamnya. Yang termasuk kelompok ini adalah sektor Pertanian serta
sektor Pertambangan dan Penggalian.
2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan bahan mentah atau bahan
baku baik berasal dari sektor Primer maupun dari sektor Sekunder menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini mencakup sektor Industri
Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, dan sektor Bangunan.
3. Sektor Tersier, atau dikenal sebagai sektor jasa, yaitu yang tidak memproduksi
dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor yang tercakup adalah
Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya, dan Jasa-jasa.
II 27
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Tabel 2.11. Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Keadaan PDRB Kota Depok Tahun 2006-2010 baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada Grafik 1.
II 28
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.5
II 29
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
penyediaan sarana sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan. Prioritas ini sesuai
dengan fokus di Provinsi Jawa Barat pada periode RPJM Provinsi 2008 2013 di
antaranya pada peningkatan aksesibilitas dan pelayanan pendidikan dan kesehatan,
penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan, ketersediaan dan
kualitas infrastruktur wilayah serta pengendalian dan peningkatan kualitas
lingkungan hidup.
II 30
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
meningkat dalam 5 tahun terakhir, demikian halnya dengan nilai pendapatan
perkapita penduduknya. Investasi di bidang ekonomi khususnya jasa dan
perdagangan juga menunjukkan perkembangan yang meningkat, ditandai dengan
berkembangnya pasar-pasar modern.Terdapat industri pengolahan skala menengah
dan besar dengan konstribusi terhadap PDRB yang masih cukup tinggi. Kota Depok
memiliki berbagai potensi komoditas unggulan seperti hasil pertanian, kerajinan, dan
industri fashion yang dapat dikembangkan menjadi berbagai diversifikasi produk.
Berkembangnya permukiman baru khususnya menengah keatas di wilayah Kota
Depok turut mendorong
pertumbuhan ekonomi
berpeluang medorong
masuknya investor baik domestik maupun luar negeri untuk membangun usaha
bisnisnya.
Ditinjau dari segi geografis, Kota Depok memiliki kedudukan yang cukup strategis
ditinjau dari skala regional. Kota Depok memiliki sejumlah potensi yang dapat
menunjang
percepatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
di
Kota
Depok,
diantaranya:
Kota Depok sebagai kota satelit merupakan penghubung dengan kota inti
Provinsi DKI Jakarta serta terhubung dengan kota satelit lainnya, Kota
Tangerang Selatan, Bekasi dan Bogor
II 31
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Tabel 2.13. Pembagian Wilayah Kota (BWK) Kota Depok Berdasarkan Batas Administrasi
NO
BWK
LUAS
(HA)
KECAMATAN
KELURAHAN
BEJI
1.430
BEJI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Beji
Beji Timur
Kemiri Muka
Pondok Cina
Kukusan
Tanah Baru
PANCORAN MAS
1.915
PANCORAN
MAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pancoran Mas
Depok Jaya
Depok
Rangkapan Jaya Baru
Rangkapan Jaya
Mampang
CIPAYUNG
1.140
CIPAYUNG
1.
2.
3.
4.
5.
Cipayung
Cipayung Jaya
Ratu Jaya
Bojong Pondok Terong
Pondok Jaya
Sukmajaya
Mekarjaya
Baktijaya
Abadijaya
Tirtajaya
Cisalak
SUKMAJAYA
1.620
SUKMAJAYA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CILODONG
1.536
CILODONG
1. Sukamaju
FUNGSI
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
a)
II 32
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
NO
BWK
LUAS
(HA)
KECAMATAN
KELURAHAN
2.
3.
4.
5.
Cilodong
Kalibaru
Kalimulya
Jatimulya
LIMO
6.267,
5
LIMO
1.
2.
3.
4.
Limo
Maruyung
Grogol
Krukut
CINERE
3.488
CINERE
1.
2.
3.
4.
Cinere
Gandul
Pangkalan Jati
Pangkalan Jati Baru
CIMANGGIS
CIMANGGIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cisalak Pasar
Mekarsari
Tugu
Pasir Gunung Selatan
Harjamukti
Curug
629
FUNGSI
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Sumber : Maserplan dan DED Drainase Perkotaan Kota Depok, 2011 (dperbaharui dengan raperda RTRW terbaru : sawangan,
bojongsari,tapos.)
II 33
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.6
Terlihat pada tabel 2.10. bahwa pendapatan daerah kota Depok selama kurun
waktu 5 tahun terakhir (2006 2010) terus mengalami penambahan.
Penambahan pendapatan yang cukup signifikan berasal dari pendapatan
transfer yaitu pada tahun 2006 sebesar Rp 528.997,674 juta dan terakhir pada
tahun 2010 sebesar 906.260,240 juta.
Tabel 2.14. Pendapatan Daerah Kota Depok Tahun 2006-2010 (Rp juta)
Uraian
PAD
Pendapatan
Transfer
Lain-lain
Pendapatan
Total
2006
67.218,328
2008
2009
112.763,186 115.720,348
2010
142.380,789
906.260,240
3.000,000
2007
86.345,667
53.587,194
57.621,296
66.467,737
63.067,032
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok 2006-2010 (Audited)
Selanjutnya, belanja modal terdiri atas belanja tanah, belanja peralatan dan
mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan serta
II 34
LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
belanja aset tetap lainnya. Untuk belanja modal terjadi kenaikan pembiayaan
dari tahun 2006 2009 dengan pembiayaan terbesar pada tahun 2009 sebesar
Rp 239.253,506 juta, sedangkan pada 2010 terjadi penurunan belanja modal
sebesar Rp 219.717,985 juta. Untuk belanja tak terduga, pembiayaan terbesar
terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp 5.715,317 juta.
Tabel 2.15. Belanja Pendapatan Daerah Kota Depok Tahun 20062010 (Rp
juta)
Uraian
Belanja
Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak
Terduga
Total
2006
2007
2008
2009
2010
864.439,188
219.717,985
1.176,115
4.580,066
3.045,642
5.715,317
4.471,861
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok 2006-2010 (Audited)
Tabel 2.16. Pembiayaan Daerah Kota Depok Tahun 20062010 (Rp juta)
Uraian
2006
2007
2008
2009
2010
Penerimaan Daerah
599.216,002
766.799,926
884.728,305
991.826,301
1.111.708,060
Belanja Daerah
536.558,532
719.181,867
882.683,261
955.814,988
1.088.629,034
62.657,47
47.618,06
2.045,04
36.011,31
23.079,03
Total
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok 2006-2010 (Audited)
II 35