Anda di halaman 1dari 35

BAB II

GAMBARAN UMUM KAWASAN PERKOTAAN KOTA DEPOK


2.1

Karakteristik Fisik Dasar

Kota Depok secara geografis terletak pada 6o 1900 - 6o 2800 Lintang Selatan
dan 106o 4300 - 106o 5530 Bujur Timur. Kota Depok berada pada 50-140
meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng kurang dari 15
persen. Bentuk permukaan Kota Depok dari selatan ke utara berupa dataran
rendah dan perbukitan bergelombang lemah (depok dalam angka, 2011).

Kota Depok yang merupakan salah satu wilayah termuda di Jawa Barat memiliki
luas wilayah sekitar 200,29 km2. Batas-batas wilayah Kota Depok adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah

utara

berbatasan

dengan

Kecamatan

Ciputat

Kotamadya

Tangerang Selatan dan wilayah DKI Jakarta,


b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi
dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor,
c.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan


Bojonggede Kabupaten Bogor,

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan


Gunungsindur Kabupaten Bogor.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 1

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Depok


2.1.1 Iklim
Kondisi iklim di Kota Depok termasuk ke dalam iklim tropis dengan perbedaan
curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Musim kemarau
antara bulan April-September dan musim hujan antara Oktober-Maret (sumber:
Laporan Akhir Kajian SPAM non Perpipaan Kota Depok, 2011). Adapun kondisi
iklim di Kota Depok sebagai berikut:

Temperatur

: 24,3-33o Celsius

Kelembaban rata-rata

: 82 %

Penguapan rata-rata

: 3,9 mm/th

Kecepatan angin rata-rata

: 3,3 knot

Penyinaran matahari rata-rata

: 49,8 %

Jumlah curah hujan

: 222 hari/tahun

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 2

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.1.2 Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng di Kota Depok mayoritas dengan rata-rata kemiringan 0-8%,
sedangkan sisanya dengan kemiringan 8-15% hanya terdapat di wilayah sektor
sempadan sungai. Adapun penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan yaitu :
1. 0 3 % terletak di hampir seluruh Kota Depok,
2. 3 8 % terletak di hampir seluruh Kota Depok,
3. 8 15 % terletak di Kelurahan Leuwinangung, Tapos, Cimpaeun,
Sukmajaya, Pasir Gunung Selatan, Tugu, Pondok Cina, Bakti Jaya,
Kemirimuka, Mekar Jaya, Depok, Tirta Jaya, Ratu Jaya, Kalimulya, Pondok
Jaya, Pangkalan Jati, Cinere, Limo dan Cinangka (pada umumnya terletak di
sekitar sungai).

Daerah dengan kemiringan lereng antara 0-8 % dikembangkan sebagai


perkotaan, sedangkan daerah dengan kemiringan lereng yang lebih besar dari
8-15 % berpotensial untuk dijadikan sebagai daerah pertanian. Perbedaan
kemiringan lereng ini bermanfaat untuk sistem drainase. Namun karena
perbedaan kemiringan lereng di Kota Depok cukup rendah atau relatif datar
maka akan mudah terjadi genangan dan banjir jika tidak dilakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan secara terpadu.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 3

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

Gambar 2.2. Peta Kemiringan Lereng Kota Depok


2.1.3 Morfologi
Kondisi morfologi wilayah bagian Utara umumnya berupa dataran rendah,
sedangkan di wilayah bagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan
dengan ketinggian 40-140 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan
lereng antara 2-15 %. Sebagian besar ketinggian Kota Depok berkisar antara 4070 mdpl yang berada di bagian tengah Kota Depok dengan sebaran seluruhnya
di Kecamatan Beji, sebagian kecil di bagian Selatan Kecamatan Cinere, hampir
seluruhnya di Kecamatan Cimanggis, sebagian di Kecamatan Bojongsari bagian
Utara, dan sebaian besar di Kecamatan Pancoran Mas.

Penyebaran ketinggian 40-70 mdpl Kota Depok berada di Kecamatan Cinere


dan sebagian kecil di Kecamatan Cimanggis. Sedangkan ketinggian 100-140
mdpl berada di bagian Selatan Kota Depok, antara lain berada di Kecamatan
Sawangan, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Cilodong, dan Kecamatan Tapos.
Morfologi Kota Depok dapat dilihat pada Gambar 2.2.Peta Morfologi Kota Depok.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 4

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Dengan morfologi seperti ini semakin ke selatan air tanah dangkal akan lebih
dalam didapatkan.

2.1.4 Geologi
Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok
(Anonimous, 2001) kondisi geologi Kota Depok termasuk dalam sistem geologi
cekungan Botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa rombakan
gunung api muda dan endapan sungai. Singkapan batuan tersier yang
membatasi cekungan BogorTangerangBekasi terdapat pada bagian Barat
Barat Daya dimana di jumpai pada Formasi Serpong, Genteng dan
Bojongmanik.

Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan
dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, serta sesar mendatar yang
diperkirakan berarah Utara-Selatan (Anonimous, 2000).

Berdasarkan Peta Geologi Regional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan


Geologi Bandung Tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, skala 1 :
100.00, stratigrafi wilayah Depok sekitarnya dari tua ke muda disusun oleh
batuan perselingan, batupasir dan batu lempung (Anonimous, 2000). Adapun
susunan batuan yang terbentuk di wilayah Kota Depok antara lain terdiri dari :

Formasi Bojongmanik (Tmb): perselingan konglomerat, batupasir, batulanau,


batu lempung. Tersebar di wilayah Kelurahan Cipayung,

Formasi Serpong (Tpss): breksi, lahar, tuf breksi, tuf batuapung. Tersebar di
wilayah Kelurahan Baktijaya,

Satuan Batuan Gunung api Muda (Qv): tuf halus berlapis, tuf pasiran
berselingan

dengan

konglomeratan.

Tersebar

di

wilayah

Kelurahan

Cipayung jaya, Pondok Jaya, Kalimulya, Ratu Jaya, Tirta Jaya dan Kel.
Depok,

Satuan Batuan Kipas Alluvium: endapan lempung, pasir, kerikil, kerakal.


Tersebar di wilayah Kota Depok,

Satuan Endapan Alluvial (Qa). Tersebar di wilayah Kota Depok.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 5

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

Gambar 2.3. Peta Geologi Kota Depok


2.1.5 Hidrogeologi
Kondisi geohidrologi Kota Depok berdasarkan peta geohidrologi skala 100.000
lembar Jakarta Batuan Dasar terdiri dari 3 jenis, yaitu : daerah beririgasi, luah
sungai kurang dari 5 l/detik dan luah sungai antara 5-25 l/detik. Di Kota Depok
terdapat luah sumur antara 5-25 l/dtk yang artinya akuifer dengan aliran melalui
ruang antar butir, setempat melalui rekahan umumnya terdapat pada batuan
sedimen kuartet; terdiri dari beberapa akuifer batu pasir, ketebalan berkisar
antara 3-18 meter, keterusan 120-260 m2/hari dengan kedalaman 150-250 m di
bawah tarah, kapasitas jenis 0,5 1,5 l/dtk, muka air tanah statis 3-21m di
bawah muka air tanah. Luah sumur antara 5-25 l/det di Kota Depok hanya
berada di Kecamatan Cinere.

Selain itu, terdapat pula luah sumur kurang dari 5 l/det, yang berada di sebagian
besar Kecamatan Kota Depok diantaranya berada di Kecamatan Bojongsari,
sebagian besar di Kecamatan Cinere dan Limo, dan membentang dari Selatan
ke Utara Kota Depok di Kecamatan Cilodong, Sukmajaya dan Cimanggis. Luah

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 6

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
sumur kurang dari 5 l/det ini terdiri dari beberapa akuifer batuan sedimen kuarter
berupa batu pasir dan breksi, batuan gamping koral dan battu gamping pasiran;
ketebalan berkisar antara 3-20m, keterusan 7-1000 m2/hari dengan kedalaman
sumur 60-250 m, di bawah muka tanah kapasitas jenis 0, 1-0, 4 l/dtk/m, muka air
tanah statis 2-45 m di bawah tanah.

Tinjauan air tanah di wilayah Kota Depok tidak terlepas dari daerah Jabotabek.
Kondisi air tanah di daerah Jabotabek dipengaruhi kondisi geologi dan sifat
batuan penyusunnya. Unit geohidrologi yang erat kaitannya dengan sistem air
tanah yang terdapat di wilayah ini adalah:

Batuan sedimen tersier dan vulkanikan

Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh sedimen tersier

Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh endapan laut dan endapan
dataran banjir

Endapan paparan pantai

Sistem air tanah di Jabotabek dibagi menjadi 3 (Tiga) kelompok akuifer (Sumber:
WJEMP Depok City 3-1). Hal ini didasarkan atas adanya lapisan lempung laut
yang merupakan lapisan pemisah antar kelompok akifer. Kelompok akifer
tersebut adalah:
1. Kelompok Akifer Tidak Tertekan (< 40m)
Kelompok ini merupakan air tanah bebas, dibentuk oleh endapan kipas
vulkanik di bagian Selatan. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya berasal
dari presipitasi air hujan dan air sungai. Kelompok akifer ini merupakan
sumber air utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
2. Kelompok Akifer Tertekan (40-140 m)
Kelompok ini terdiri dari endapan vulkanik menyatu dengan kelompok
endapan paparan di bagian Utara. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya
berasal dari imbuhan (recharge) dari daerah Selatan. Pemanfaatan air tanah
banyak dilakukan dengan cara pembuatan sumur bor.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 7

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Terdapat 2 (dua) jenis air tanah di Kota Depok manurut WJEMP Depok City 3-1,
yaitu:

Air Tanah Dangkal


Di Kota Depok banyak ditemukan sumur gali untuk kebutuhan masyarakat.
Pada umumnya kondisi sumur gali baik, tetapi air tawar di sebagian tempat
kondisinya keruh dan berbau dengan kedalaman rata-rata 10 m.

Air Tanah Dalam


Di Kota Depok banyak ditemukan sumber air tanah dalam. Saat ini tanah
merupakan sumber penyediaan air yang utama di Kota Depok. Kota Depok
sendiri dilewati oleh formasi genteng dan endapan vulkanik yang mempunyai
potensi 3-4 l/detik/km2, serta alluvium dengan potensi air sebesar 5-7
l/detik/km2.

Dari peta proyeksi transverse mercator yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi
dan Tata Lingkungan Tahun 1986

(dikutip dari WJEMP Depok City)

diindikasikan bahwa wilayah Depok berada pada lokasi antara Badak Kulon dan
Pasar Minggu yang merupakan ujung dari kipas alluvium yang merupakan batas
dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta dan Bogor dimana akuifer terdapat pada
kedalaman < dari 5 m sepanjang 20 km dari Selatan ke Utara dimana Daerah
Pengamatan yang dilakukan UI-BPPT.

Dari hasil sampel yang didapat menunjukkan hasil yang beragam dan rata-rata
adalah laju infiltrasi sebesar 19,7 l/det dan di lain tempat didapat 22,4 l/det. Hal
ini

memberikan

keyakinan

bahwa

bila

dapat

dilakukan

pemotongan

akuifer/penyingkapan dan membuat sarana pengisian kembali air tanah


(recharge) maka dapat diprediksi aliran air bawah tanah akan sangat optimum
dengan biaya yang relatif murah.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 8

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

Gambar 2.4. Peta Hidrogeologi Kota Depok

2.2

Penggunaan Lahan

2.2.1 Tata Ruang Eksisting

Cinere, 10.47
Limo, 12.32
Sawangan,
25.9

Beji, 14.3

Tapos, 32.33

Bojongsari,
19.79
Pancoran
Mas, 18.21

Cipayung, 11.63
Cimanggis,
21.22

Cilodong, 16.09

Sukmajaya,
18.04

Sumber: Statistik Kota Depok, 2011

Gambar 2.5 Luas wilayah kecamatan pada Kota Depok dalam km2

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 9

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Letak geografis Kota Depok terletak di koordinat 6 1900 - 6 2800Lintang
Selatan dan 1064300 - 1065530 Bujur Timur. Struktur permukaan alam
Depok yang terbentang dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah
perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50140 meter di atas
permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok
sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah
sekitar 200.29 Km2.

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan Kota Depok Tahun 2009


No

Kecamatan

Luas
Wilayah
(ha)

Lahan
Terbangun
(ha)

Lahan
Terbangun
(%)

Klasifikasi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Beji
Pancoran Mas
Cipayung
Sukmajaya
Cilodong
Limo
Cinere
Cimanggis
Tapos
Sawangan
Bojongsari

1.430
1.812
1.226
1.745
1.627
1.191
1.062
2.170
3.342
2.486
1.938

952,64
1128,65
409,87
1105,93
798,16
607,65
813,70
1537,05
1197,94
1030,58
780,15

66,62
67,61
33,43
63,38
49,06
50,98
76,63
70,83
35,85
41,46
40,25

Tinggi
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sedang
Sedang

20.029

10.462

52,23

Sedang

KOTA DEPOK

Sumber: Masterplan dan DED Drainase Perkotaan Kota Depok 2010

Letak Kota Depok juga sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota
Bogor. Hal ini menjadikan Kota Depok tumbuh dengan pesat seiring dengan
meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara
regional dengan kota-kota lainnya.

2.2.2 Tata Ruang Rencana


Perencanaan Tata Ruang dimaksudkan untuk mewujudkan Infrastruktur dan
lingkungan yang nyaman. Urusan yang terkait dengan misi ini khususnya adalah
yang

berkaitan

dengan

pembangunan,

peningkatan

dan

pemeliharaan

prasarana, sarana dan fasilitas permukiman dan lingkungan seperti urusan


Perumahan Rakyat, Perhubungan, Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Pertanahan dan Lingkungan Hidup.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 10

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Strategi dan arah kebijakan misi ini yang dijabarkan menurut sasarannya, ialah
sebagai berikut :
a. Dalam mencapai sasaran meningkatnya kualitas permukiman, maka strategi
dan arah kebijakan yang akan dilakukan ialah dengan meningkatkan
pelayanan air bersih, pemakaman, serta

ketersediaan

rumah bagi

masyarakat;
b. Dalam mencapai sasaran berkurangnya kemacetan kota, maka strategi dan
arah

kebijakan

yang

akan

dilakukan

ialah

dengan

meningkatkan

ketersediaan dan kualitas sarana prasarana transportasi serta penataan


kawasan strategis kota;
c. Dalam mencapai sasaran berkurangnya kejadian banjir, maka strategi dan
arah kebijakan yang akan dilakukan ialah dengan meningkatkan kondisi
infrastruktur dan konservasi sumberdaya air;
d. Dalam mencapai sasaran meningkatnya sanitasi lingkungan, maka strategi
dan arah kebijakan yang akan dilakukan ialah dengan Meningkatkan
penanganan persampahan, air limbah dan kesehatan lingkungan.

Dalam mencapai sasaran meningkatnya kualitas dan pemanfaatan ruang dan


lingkungan hidup perkotaan, maka strategi dan arah kebijakan yang akan
dilakukan ialah dengan meningkatkan pemanfaatan ruang kota dengan menjaga
ruang terbuka hijau, dan meningkatkan upaya konservasi serta pengendalian
pencemaran lingkungan hidup.

2.2.3 Kawasan Lindung


Berdasarkan analisis pola pemanfaatan ruang dan ketentuan Keppres Nomor 32
tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dapat dikenali beberapa
kawasan lindung yang ada di kota Depok yaitu:
1. Kawasan lindung yang memberikan perlindungan daerah bawahannya
(resapan air)
Kawasan ini termasuk kedalam kawasan yang harus di kendalikan
perkembangannya karena berfungsi sebagai kawasan resapan air. Kawasan
ini tersebar di kota Depok bagian Selatan, seperti Kecamatan Sawangan,
Pancoran Mas, Sukmajaya dan Cimanggis.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 11

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Perkembangan di lapangan menunjukkan beberapa wilayah Kota Depok
khususnya yang telah dialokasikan ijin lokasinya mulai berkembang ke arah
selatan kota, yang berarti dapat mengancam keberadaan kawasan lindung di
wilayah ini. Apalagi umumnya perkembangan ini akan diikuti oleh
pemanfaatan lahan lainnya secara tidak terkendali.

2. Kawasan Perlindungan Setempat


a. Danau/Situ
Kota Depok memiliki 19 danau dari 26 buah danau yang pernah ada.
Danau/situ tersebar dengan berbagai kondisi diantaranya 8 buah danau/situ
telah berubah fungsi menjadi bangunan fasilitas, kawasan perumahan atau
lahan pertanian penduduk setempat. Danau dan situ pada masa mendatang
harus di jaga kelestariannya agar dapat dikelola sebagai aset Kota Depok.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 12

Le
AN
TA
S

AR

k
ba
Jl. Merawan

KE

lus
Bu

PENYUSUNAN
TATARAN TRANSPORTASI LOKAL
( TATRALOK )
KOTA DEPOK

KEL. PANGKALANJATIBARU

9.300.000

KEL. PANGKALANJATI

KETERANGAN
KE DKI JAKARTA

DKI JAKARTA
KABUPATEN TANGERANG

: Batas Kota
: Batas Kecamatan
: Batas Kelurahan

Ra

ya

KEL. CINERE

Cin

ere

: Sungai

DKI JAKARTA

KEL. GANDUL

Jl.

: Situ

R JUMAT

l Raya

: Jalur SUTT/SUTET
: Jalur Sempadan SUTT/SUTET

Jl. Gandu

GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET
GITET

KA
RT
A

KE PASA

KEL. PASIRGUNUNG SELATAN

BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB
BRIMOB

: Jalur Pipa Gas

Raya

: Kolektor Sekunder

Jl. Tanah Baru

Jl. Industri

Stas
Pon iun KA
dok
Cina

H. Jua

nda

ya

Jl. Ir. H.

Ba

ru

KELURAHAN BEJI

Jl.
Ba
ru

9.292.500

Parung

: Kawasan Sentra Niaga dan Budaya


: Industri

: Kawasan Pendidikan Tinggi


: Revisi Kawasan Pendidikan Terpadu

Jl. Ray

Jl. Sento

: Revisi Industri
a Bog
or

sa Raya

a
nd
rgo

Ma

Jl. Proklamasi

Jl. Prokla

masi

KEL.MEKARJAYA

KELURAHAN ABADIJAYA

KELURAHAN SUKATANI

: Kawasan Tertentu

Jl. Kejayaan

ngan

ya

na

Jl. Sawangan

Jl. Sawa

: Kawasan Perdagangan dan Jasa Sub Pusat


SNADA

Ra

Ta

Stas
Dep iun KA
ok Bar
u

Jl.

KELURAHAN DEPOKJAYA

: Kawasan Komersial dan Jasa Pusat Kota

KABUPATEN
BEKASI

Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
Pemancar
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI
RRI

KEL. KEMIRIMUKA

KELURAHAN MAMPANG

KEL.RANGKAPANJAYA BARU

KELURAHAN SAWANGAN

: Revisi Terminal

KELURAHAN HARJAMUKTI

KELURAHAN CURUG

KELURAHAN CISALAK

: Terminal

Jl.

Curug

KEC.
KEC.
KEC.SAWANGAN
SAWANGAN
SAWANGAN
SAWANGAN
KEC.
KEC.
KEC.
SAWANGAN
SAWANGAN
KEC.
KEC.
KEC.
SAWANGAN
SAWANGAN
SAWANGAN

Juanda

Tanah

ka
Jl. Pramu

Jl. Meruyung Raya

K. Angke

Jl. Raya
KELURAHAN BOJANGSARI BARU

KELURAHAN CISALAKPASAR

KELURAHAN BAKTIJAYA

Jl. Ir.
KEL. BEJI TIMUR

KELURAHAN CURUG

: Revisi Jalan Kolektor Sekunder

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

Jl. Duta Pelni

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

KEL. GROGOL

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

: Arteri Primer
: Kolektor Primer
: Revisi Jalan Kolektor Primer

KEL. MARUYUNG

RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU

: Revisi Jalan Tol

KEL. MEKARSARI

Ra
ung
Me
ruy

Jl. Raya Cinangka

KELURAHAN KEDAUNG

KEL. TUGU

Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
Radar
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
AURI
KEL. TANAH BARU

Jl.

Curug

9.295.000

Jl. Raya

KEL. CINANGKA

RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU

: Jalan Tol
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

Jl. Krukut

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

K. Ciliwung

Jl. Raya

KEL.PONDOKCINA

KEC.
KEC.
KEC.BEJI
BEJI
BEJI
BEJI
KEC.
KEC.
KEC.
BEJI
BEJI
KEC.
KEC.
KEC.
BEJI
BEJI
BEJI

: Stasiun KA

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

JAKART

Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Universitas
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia

KEL. KUKUSAN
KELURAHAN SERUA

s UI

KE DKI

Stasiun KA
Universit
as Indonesi
a
Margonda

KEC.
KEC.
KEC.LIMO
LIMO
LIMO
LIMO
KEC.
KEC.
KEC.
LIMO
LIMO
KEC.
KEC.
KEC.
LIMO
LIMO
LIMO
KEL. PONDOKPETIR

: Jalur Sempadan Pipa Gas


: Jalan Kereta Api

Jl. Akse

Jl. Raya Bogor

KEL. LIMO

Jl. Akses UI

Jl. Prof. LafraPane (RTM Kelapa Dua)

nggr
K. Pesa

KEL. KRUKUT

Jl. Limo Raya

ahan

KE

9.297.500

: Revisi Jalur SUTT/SUTET

DK
I JA

KE CIPUT
AT

: Jalur Sempadan Sungai

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

: Perkantoran dan Jasa Pelayanan Umum

Jl. Raya

KELURAHAN DEPOK

: Fasilitas Umum

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

Jl.

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

Jl. Dewi

Ke

Sartika

: Perumahan Kepadatan Bangunan Tinggi


(KDB 60% - 75%)
: Perumahan Kepadatan Bangunan Sedang
(KDB 45% - 60%)
: Perumahan Kepadatan Bangunan Rendah
(KDB 35% - 45%)
: Perumahan Kepadatan Bangunan Sangat Rendah
(KDB < 35%)
: Sawah Teknis

ad

Sawa

ngan

KEC.
KEC.
KEC.PANCORAN
PANCORAN
PANCORAN
PANCORAN
MAS
MAS
MAS
KEC.
KEC.
KEC.
PANCORAN
PANCORAN
MAS
MAS
MAS
KEC.
KEC.
KEC.
PANCORAN
PANCORAN
PANCORAN
MAS
MAS
MAS

a Par
ung

KELURAHAN LEUWINANGGUNG

Jl. Tole

Jl.

Pa

ng
ru

Se

ra

Iskan

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

dar

TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA

KEC.
KEC.
KEC.CIMANGGIS
CIMANGGIS
CIMANGGIS
CIMANGGIS
KEC.
KEC.
KEC.
CIMANGGIS
CIMANGGIS
KEC.
KEC.
KEC.
CIMANGGIS
CIMANGGIS
CIMANGGIS

Jl. Aks

es Kot

a Kem
ban

RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH
RPH

KELURAHAN SUKMAJAYA

ab

KELURAHAN SUKAMAJU

yam

KELURAHAN RATUJAYA

TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI
TVRI

Jl. Cita

: Pariwisata dan Lapangan Golf


: Kuburan Umum

KU

: Revisi Lokasi Kuburan

RKU

: Rumah Pemotongan Hewan ( RPH )

UTILITAS :
: Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Jl. Parun

KELURAHAN BOJONGPONDOKTERONG

yam

KELURAHAN DURENSERIBU

: Hutan
PRW
KELURAHAN TAPOS

KELURAHAN CILODONG

g Serab

Jl. Cipayung

Jl. Stud

KELURAHAN PENGASINAN

Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Komplek
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer
Militer

io Alam

KELURAHAN PASIRPUTIH

TVRI

Jl. Parung Serab

TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA

KELURAHAN BEDAHAN

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
KELURAHAN
JATIJAJAR

Jl. Raya Bogor

Jl. Cita

KELURAHAN CIPAYUNG

ng

: Kebun

Ser
Jl. Par

9.290.000

KELURAHAN DURENMEKAR

Paru

: Sawah Non Teknis

KELURAHAN TIRTAJAYA

ung

Jl.

Pit

ara

TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA
TPA

DD
DD
Deee
D
D
DD
eeeepppeepppoopppoooo
oooK
KK
KK
KRRR
KK
KR
RR
RLLLLLL
RR
LLL

Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Gardu
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk

Jl. Ray

KELURAHAN SUKAMAJU BARU

Iskanda

Jl. Bahagia

ara

Stasi
un KA
Depo
k Lama

Jl. Raya

KEC.
KEC.
KEC.SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
KEC.
KEC.
KEC.
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
KEC.
KEC.
KEC.
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA
SUKMAJAYA

Jl. Tole
KEL. PANCORANMAS

Pit

Sawan
gan

Jl. Siliwan
gi

KEL.RANGKAPANJAYA

Jl.

Jl. Raya

KELURAHAN SAWANGAN BARU

Jl. Kemakmuran

ila

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

KELURAHAN BOJONGSARI

IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT
IPLT

: Revisi Instalasi Pengolahan Air (IPA)


KEL. CILANGKAP

: TPA

KEL. KALIMULYA

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

Jl. Cilod

KEL. KALIBARU

RUNG

ong

: Revisi TPA
: IPLT

KE PA

RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
KEL. PONDOKJAYA

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

: Interchange
KEL. CIMPAEUN

: Fly Over

RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU
RKU

: Revisi Fly Over

K.

Cike

Stasiu
n KA
Citaya
m

Jl. Raya Bogor

KABUPATEN BOGOR

KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU
KU

as

9.287.500

KEL. CIPAYUNGJAYA

KEL. JATIMULYA

PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW
PRW

Skala 1 : 75.000

KE BOG
OR

KABUPATEN
BOGOR

692.500

695.000

697.500

REL KA

CILEUNGSI
- NAMB

702.500

PETA PEMANFAATAN RUANG TAHUN 2010

705.000

707.500

( Sumber : Revisi RTRW Kota Depok Th. 200 )

Gambar 2.6. Peta Pemanfaatan Ruang Tahun 2010

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

2 cm

0.75

0.75

1.5 km

700.000

Bojonggede

690.000

Bogor

II 13

710.000

712.500

DINAS LLAJ
PEMERINTAH KOTA DEPOK

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
b. Sempadan Sungai
Kota Depok dilintasi oleh beberapa sungai dan anak sungai yaitu Sungai
Ciliwung, Kali Angke, Pesanggrahan, Krukut, Grogol, Sugutamu, Sunter, Kali
Baru Cipinang dan Cikeas. Sungai Ciliwung merupakan sungai terbesar yang
membagi kota arah utara-selatan sehingga menjadi kendala fisik pengembangan
kota. Saat ini sungai/kali yang ada dimanfaatkan juga untuk pengairan sawah
teknis.
Pola pemilikan lahan saat ini telah mengintervensi lahan pinggiran sungai
walaupun belum mencapai tingkat kekumuhan yang parah. Kecenderungan
perkembangan kota Depok dimasa mendatang diperkirakan semakin menekan
pinggiran sungai khususnya dengan meningkatkan pendatang berpendapatan
rendah yang tidak mampu menyewa tempat tinggal.
Karena berfungsi untuk saluran drainase alami dan pengairan teknis, sungaisungai ini harus dilestarikan kualitas airnya, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai
serta mengamankan aliran sungai.

Permasalahan yang dihadapi:


1. Pada beberapa sungai cenderung terjadi pemanfaatan ruang secara pribadi
sehingga

mengurangi

hak

umum

untuk

menggunakan

sungai

dan

pinggirannya.
2. Bangunan-bangunan rumah di beberapa pinggiran sungai sudah menjadi
bangunan permanen tanpa memperhatikan faktor kelayakan bangunan,
belum ada koordinasi pengelolaan sungai dari hulu ke hilir dalam
pemanfaatanya.

Potensi yang bisa dikembangkan:


1. Sungai harus menjadi front atau muka orientasi dari bangunan;
2. Penataan bangunan dan lingkungan untuk peningkatan dan pemanfaatan
ruang pinggir sungai.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 14

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
c. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Kawasan cagar alam yang ada adalah sebuah kawasan seluas 7,2 Ha yang
terletak di kecamatan Pancoran Mas. Kawasan cagar alam ini telah diwariskan
oleh pemerintah kolonial Belanda, berisi satwa melata dan tumbuhan asli.
Masalah yang ada, areal ini terletak dan berbatasan dengan kawasan
perumahan sehingga diperlukan intervensi untuk kelestariannya. Pelestarian
kawasan cagar alam ini harus sejalan dengan pengamanan lingkungan tata
ruang disekitarnya.
d. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan cagar budaya yang memiliki Kota Depok adalah areal perumahan
peningkatan Belanda yang terletak di kelurahan Depok Lama. Kawasan ini
memilki bangunan arsitektural kolonial yang menjadi ciri khas dan sekaligus
merupakan informasi budaya fungsi kota Depok masa lalu.Potensi yang bisa
dikembangkan adalah pengelolaan untuk pengembangan obyek wisata kota.
Masalahnya adalah kecenderungan terjadinya perubahan fungsi bangunan yang
dengan sendirinya akan mengurangi potensi daya tarik kawasan tersebut.

2.2.4 Kawasan Budidaya


1. Perkembangan Lahan Pertanian
Total luas lahan pertanian tahun 2000 berdasarkan data Dinas Pertanian adalah
1.333 Ha, dengan perincian:
-

Kolam air Sawah

Kolam air Tenang

= 112 Ha

Kolam Air Deras

Keramba

= 27,1 Ha

Kolam ikan hias

= 11,2 Ha

58 Ha

17 Ha

Kegiatan di atas dapat dikatakan tidak terlalu luas namun cukup signifikan
dalam mendorong variasi kegiatan ekonomi Kota Depok. Jenis dan populasi
ternak tahun 2000 dibedakan:
a. Ternak besar, untuk jenis ini yang masih tersisa adalah ternak sapi perah,
dengan populasi terbanyak di kawasan Beji (540 ekor); ada juga kerbau

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 15

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
(271 ekor) dengan populasi terbanyak di sawangan; sedangkan sapi potong
umumnya didatangkan dari luar daerah dan kemudian dipotong di rumah
Pemotongan Hewan Rangkapan Jaya.
b. Ternak Kecil, Untuk jenis ini terdapat kambing (3.950 ekor), domba (2.860
ekor) yang umumnya di ternak oleh masyarakat terutama di Cimanggis,
Sawangan, Sukmajaya dan Pancoran Mas.
c. Unggas, termasuk jenis ini terdiri dari ayam buras (182.248 ekor) dengan
sebaran terbanyak di Sawangan dan Cimanggis, sedangkan itik meskipun
belum menjadi komoditi unggulan diperkirakan cukup potensial untuk di
kembangkan.
d. Ayam Ras, terdiri dari jenis petelur (192.100 ekor) dengan sebaran
terbanyak di Sawangan dan Cimanggis, Pedaging (337.200 ekor) dengan
sebaran dominan di Sawangan dan Limo; dan pembibit (12.300 ekor) di
Cimanggis.

Pemilikan lahan pertanian tidak seluruhnya dimilki oleh petani, melainkan oleh
pihak ketiga, masalah dalam pengembangan lahan pertanian adalah semakin
berkurangnya pemilikan lahan pertanian dan kegiatan perkotaan. Pada tahun
1996 luas panen tanaman padi sawah berkurang dari 1.217 Ha menjadi 1,086
Ha pada tahun 1998. Pengurangan sawah terbesar terjadi pada sawah irigasi
sederhana PU dan Irigasi teknis.

2. Perkembangan lahan IndustrI


Dengan bergabungnya Kecamatan Cimanggis ke dalam wilayah Kota Depok,
maka secara otomatis potensi kegiatan industri yang sebagian besar berlokasi di
sepanjang jalan Raya Cimanggis menjadi ciri kota Depok juga.
Luas lahan yang digunakan kegiatan industri digabung dengan kegiatan
perdagangan dan jasa adalah 1.094,30 hektar atau 5,4% dari luas seluruh
kota.Pemanfaatan ruang kegiatan industri di kota Depok diuraikan sebagai
berikut:
a. Dengan adanya kebijaksanaan rencana tata ruang Jabotabek dan Bopunjur,
perkembangan industri menengah besar perlu dibatasi;

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 16

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
b. Mengingat kontribusi terhadap PDRB cukup besar (39%) dan dalam
penciptaan lapangan pekerjaan cukup penting, maka keberadaan industri ini
tetap penting untuk dipertahankan akan tetapi secara bertahap akan
direlokasi ke tempat lain;
c. Namun demikian perlu dipikirkan juga bahwa jenis-jenis industri skala kecil
dan home industry masih diperkenankan sesuai engan persyaratan
lingkungan yang berlaku;
d. Industri kecil dan rumah tetap berkembang tersebar di seluruh wilayah kota
dan umumnya menempati rumah tempat mereka tinggal (menyatu dengan
rumah). Kegiatan

jenis ini diharapkan tetap

dikembangkan sebagai

pendorong alternatif ekonomi kota.

3. Perkembangan kawasan Perdagangan dan Jasa


Kegiatan perdagangan dan jasa merupakan kegiatan tersier yang sifat
pemanfaatan lahannya intensif dan efisien. Terdapat beberapa lokasi yang telah
berkembang, yaitu disepanjang jalan Margonda Raya, Cinere, Cisalak, dan
Akses UI. Sementara itu, kegiatan perdagangan skala lingkungan tersebar di
kawasan perumahan.
Sebaran kegiatan perdagangan dan jasa relatif tidak merata sesuai dengan pola
orientasi jalan yang ada. Saat ini terdapat 72 unit kegiatan perdagangan dengan
kontribusi sektor terhadap PDRB kota cukup besar (23,26%). Luas areal lahan
jasa digabung dengan kegiatan industri mencapai 1.094,30 hektar atau 5,45 %
dari total luas Kota Depok.
Kegiatan jasa dan perdagangan sesungguhnya merupakan fungsi kegiatan yang
harus didorong perkembangannya di kota depok dalam rangka memperkuat
struktur ekonomi kotanya. Dengan demikian Depok dapat menjadi salah satu
pusat wilayah di Jabotabek.
Untuk itu masalah yang dihadapi adalah perkembangan pusat kota yang masih
bercampur baur baik jenis kegiatannya maupun skalanya. Kemudian masalah
membuka peluang investasi kegiatan jasa dan perdagangan dengan pola lokasi
yang sesuai dengan visi pengembangan Kota Depok.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 17

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
4. Perkembangan Kawasan Perumahan
Lahan pengembangan perumahan di kota Depok hingga tahun 1998 telah
mencapai 5.881,86 Ha atau 29,3% yang dibedakan atas tipologi perumahan
perkotaan dan perdesaan. Walaupun lokasi perkembangan perumahan relatif
tersebar, namun masih nampak terkonsentrasi di kecamatan yang dulu
termasuk Kota Administrasi Depok, yaitu Beji, Pancoran Mas, dan Sukmajaya.
Jika dilihat dari kondisi perkembangan ijin lokasi yang telah dikeluarkan hingga
tahun 1998 ada 91 SK dengan luas lokasi 3.541,33 Ha, telah dikuasai 1.362,93
Ha dan sudah dibangun 392,21 Ha atau 11% dari ijin lokasi yang dikeluarkan.
Berdasarkan luas SK ijinnya, urutannya:
a. Sawangan (1.207.46Ha);
b. Cimanggis (1.070.Ha);
c. Sukmajaya (792,83 Ha);
d. Pancoran Mas (375,06 Ha);
e. Limo ( 82,75 Ha);
f. Beji (13,23 Ha).

Berdasarkan yang telah dibangun, urutannya adalah:


a. Cimanggis (156, 32 Ha);
b. Sawangan (139,24 Ha);
c. Pancoran mas (47,28 Ha);
d. Sukmajaya (42,91 Ha);
e. Limo (5,22 Ha);
f. Beji (1,24 Ha).

Masalah dalam perkembangan kawasan perumahan Kota Depok adalah:


a. Efektifitas pemanfaatan ijin lokasi perumahan;
b. Perlu peninjauan kembali ijin lokasi pemanfaatan lahan bekas sawah karena
diperkirakan rawan banjir (menimbulkan biaya lingkungan);
c. Menyediakan lahan yang siap dengan prasarananya, terjangkau harganya
dan layak khususnya untuk golongan pendapatan rendah.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 18

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
5. Perkembangan Kawasan Pendidikan
Lahan untuk kegiatan pendidikan saat ini yang terluas adalah kampus
Universitas Indonesia yang sudah tertata dengan baik. Selain itu terdapat
beberapa kampus lain, diantaranya yang cukup besar adalah Universitas
Gunadharma di Jalan Margonda Raya dan Akses UI.
Prospek perkembangan kegiatan pendidikan di Kota Depok cukup baik seiiring
dengan kebijaksanaan DKI yang mengarahkan kegiatan pendidikan ke luar
Jakarta serta dekat dengan angkutan umum massal. Masalah yang dihadapi
untuk menampung perkembangan kegiatan pendidikan dimasa mendatang
adalah lokasi yang bisa dikembangkan dan dikelola secara terpadu. Lokasi ini
diharapkan dapat memperkuat citra Kota Depok sebagai Kota Pendidikan.

6. Perkembangan Kawasan Tertentu


Dari hasil identifikasi kegiatan, ada beberapa kawasan yang memiliki karakter
khusus dan mempunyai nilai strategis dan memiliki lingkup nasional yaitu:
a. Kawasan pemancar RRI di Sukmajaya;
b. Kawasan studio alam TVRI di Sukmajaya;
c. Kawasan Depok KRL Jabotabek di pancoran mas;
d. Kawasan pengatur Beban Listrik Tegangan Tinggi di Gandul;
e. Kawasan Diklat Brigade Mobil (Brimob) di Kelapa Dua;
f. Kawasan Kostrad/Militer di Cilodong;
g. Kawasan Radar AURI di Mekarsari.

7. Perkembangan Kawasan Pariwisata


Pengamatan kawasan pariwisata di Kota Depok menunjukkan potensi alam lokal
yang ada belum sepenuhnya dikembangkan, misalnya dengan adanya
danau/situ serta lembah/sempadan sungai. Pada saat ini kawasan wisata yang
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam maupun di luar kota Depok sangat
sedikit baik ragam maupun kuantitas dan kualitasnya, beberapa diantaranya
adalah: Wisata yang memanfaatkan situ (Telaga Golf dan Aquatic Water Boom
di Sawangan) dan wisata buatan (Taman bunga mekarsari di Cimanggis).

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 19

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

2.3

Kondisi Sarana dan Prasarana

2.3.1 Sarana Pendidikan


Pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Depok
sebanyak 357 sekolah dengan 16.828 murid dan 2.614 guru. Jumlah Sekolah Dasar
sebanyak 393 sekolah dengan 153.890 murid dan 9.116 guru. Sekolah SMP
berjumlah 162 sekolah dengan jumlah siswa 55.309 orang dan 3.526 guru. Pada
tingkat SMA terdapat 55 sekolah dengan jumlah murid 17.535 orang dan jumlah
guru sebesar 1.302 orang. Selain itu terdapat 97 sekolah SMK dengan jumlah murid
34.534 orang dan jumlah guru 1.403 orang.
Tabel 2.2. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan di Kota Depok tahun 2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Kecamatan
Sawangan
Bojongsari
Pancoran Mas
Cipayung
Sukmajaya
Cilodong
Cimanggis
Tapos
Beji
Limo
Cinere
Jumlah

TK
27
28
49
15
62
35
50
31
28
18
14
357

SD
31
29
58
25
63
26
54
45
35
15
12
393

SMP
16
14
32
15
13
11
21
11
12
10
7
162

SMA
6
4
14
2
7
2
4
5
5
3
3
55

SMK
10
7
21
6
15
9
5
7
10
5
2
97

Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

2.3.2 Sarana Kesehatan


Penyedia layanan kesehatan di Kota Depok berjumlah 32 Puskesmas yang tersebar
di setiap kecamatan dan 5 Puskesmas pembantu. Selain itu di Kota Depok terdapat
14 Rumah Sakit Umum, 2 Rumah Sakit Ibu dan Anak, dan 15 Rumah Sakit Bersalin.
Tabel 2.3. Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
di Kota Depok tahun 2011
Puskesmas
No
Kecamatan
Puskesmas
Jumlah
Pembantu
1
Sawangan
4
1
5
2
Bojongsari
2
2
3
Pancoran Mas
3
1
4
4
Cipayung
1
1
2
5
Sukmajaya
4
4
6
Cilodong
3
3

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 20

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
No
7
8
9
10
11

Kecamatan

Puskesmas

Cimanggis
Tapos
Beji
Limo
Cinere
Jumlah

5
5
3
1
1
32

Puskesmas
Pembantu
1
1
5

Jumlah
5
6
4
1
1
37

Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

Tabel 2.4. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Depok tahun 2011
No
Sarana Pelayanan
Jumlah
1 Rumah Sakit Umum
14
2 Rumah Sakit Ibu dan Anak
2
3 Balai Pengobatan Habis Masa Izin
51
4 Balai Pengobatan Berizin
110
5 Rumah Bersalin Habis Masa Izin
10
6 Rumah Bersalin Berizin
15
7 Laboratorium Kesehatan Swasta
16
8 Optik/ Optik Berizin
10
9 Pengobatan Tradisional
40
Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

2.3.4 Sarana Permukiman


Kondisi pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Depok mencapai 10.968
ha (54,76%) dari keseluruhan luas wilayah di Depok 20.029 ha, hal ini
mengakibatkan meningkatkan tuntutan kebutuhan fasilitas dan utilitas perumahan
dan permukiman, dimana kondisi lingkungan dan perumahan yang ada belum tertata
dengan baik. Hanya 40 % yang sudah tertata dengan baik sedangkan 60 % belum
tertata dengan baik. Kawasan permukiman terbesar terdapat di Sawangan.

2.3.5 Prasarana Air Minum


Penyediaan air minum di Kota Depok sampai saat ini masih dikelola oleh PDAM
Kabupaten Bogor. Jumlah pelanggan PDAM di Kota Depok sampai dengan tahun
2011 adalah 43.289 pelanggan (SL) dan besarnya pemakaian PDAM adalah
1.134.753 m3.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 21

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Tabel 2.5. Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Air Minum
di Kota Depok tahun 2011
Jumlah
No
Uraian
Pelanggan Pemakaian
(SL)
(m3)
1
I A (Sosial Umum)
182
6.179
2
II A (Sosial Khusus)
117
4.983
3
II B (RSS)
150
3.642
4
III A (R. Sederhana)
24.056
450.927
5
III B (R. Menengah)
12.657
245.067
6
III C (Inst. Pemerintah)
39
24.085
7
IV A (R. Mewah)
5.015
118.935
8
IV B (Niaga Kecil)
998
25.009
9
IV C (Industri kecil)
2
374
10
IV D (Niaga Besar)
40
39.012
11
IV E (Industri Besar)
24
55.243
12
V (Kesepakatan)
9
161.387
Kota Depok
43.289
1.134.753
Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

Tabel 2.6. Jumlah Pelanggan UPT Air Bersih Kota Depok


NO

PERUMAHAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Pondok Cibubur
Koperasi II
Koperasi I
Depen
Omah Indah
Sukatani
Villa Mutiara Cinere
Puri Depok Mas
Bumi Pan-Mas
Jasindo
Wisma Harapan 1
Griya Cimanggis
Gobel
Lembah Nirmala 2
Lembah Hijau
Lembah Nirmala 1
Mekar Sari
Shafa Marwah
Wisma Harapan 2
Buana Asri Kostrad
Palsigunung
Mampang Indah II
Maharaja
Depok Jaya Agung

Potensi

Pelanggan

Kelurahan

477
417
1455
867
50
1000
210
320
135
594
80
316
90
429
95
185
15
435
300
95
567
194
777
357

130
166
49
70
377
584
199
166
24
86
116
31
333
34
293
104
305
37
44
9
88
71
143
20

Cisalak Pasar
Cisalak Pasar
Cisalak Pasar
Harjamukti
Sukatani
Sukatani
Krukut
Mampang
mampang
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Mekarsari
Palsigunung
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 22

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
NO
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
37

PERUMAHAN

Potensi

Pelanggan

Kelurahan

176
84
68
163
350
260
182
398
212
830
211
81
12
20
1
1
1
12478

85
9
29
46
3
4
7
94
119
463
140
297
12
20
1
1
1
4810

Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya
Rkp. Jaya Baru
Rkp. Jaya Baru
Rkp. Jaya Baru
Rkp. Jaya Baru
Sawangan Baru
Sawangan Baru
Sawangan Baru
Margo City
Dibale Pemda
DTC

Poin Mas
Graha rang. Jaya
Villa Santika
Arco Depok
Kam. Pitara
Kam. Rang. Jaya Lama
Graha Dinnatera
BDN
Puri Anggrek Mas
Marinir
Puri Pelita
Sawangan Permai
Permata Permai
Permata Puri 4
Kel Khusus

TOTAL
Sumber : UPT Air Bersih Kota Depok, 2011

2.3.6 Prasarana Irigasi


1. Saluran Irigasi Kali Baru
Saluran ini juga merupakan saluran irigasi untuk pertanian, sehingga pada
periode

tertentu

dikeringkan

untuk

pemeliharaan

saluran,

berdasarkan

pengukuran debit aliran yang diukur dengan current meter, debit sesaat
QS = 603,36 1/detik.
2. Saluran Irigasi Cisadane Empang
Saluran ini juga mempunyai fungsi utama untuk pengairan pertanian, sehingga
pada periode tertentu dilakukan pengeringan, untuk pemeliharaan saluran. Data
debit dari cabang Dinas PU Pengairan Kabupaten Bogor antara tahun 1992
sampai 197, stasiun pengukuran KP Pecahan Air, debit minimal QS=200 l/detik.
3. Danau/Situ
Salah satu sumber air permukaan yang ada di kota Depok adalah danau atau
situ. Situ-situ ini berfungsi sebagai irigasi lokal, perikanan, sanitasi, pengendali
air, air minum, industri dan rekreasi. Berdasarkan data dari Depok Dalam Angka
tahun 2011, jumlah situ di Kota Depok sebanyak 30 situ.
(Sumber : Rencana Induk Persampahan Kota Depok tahun 2008).

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 23

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.3.7 Prasarana Listrik
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) PLN di Kota Depok berjumlah 3 unit yaitu UPJ
Depok Kota, UPJ Cimanggis, dan UPJ Sawangan. Daerah pelayanan UPJ Depok
Kota meliputi Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas,
dan Kecamatan Limo. Jumlah pelanggan PLN di Kota Depok hingga Desember
2011 adalah 352.572 pelanggan.

2.3.8 Sarana Telekomunikasi


Pelayanan sambungan telekomunikasi khususnya Telkom di Kota Depok dilakukan
dengan menggunakan 3 buah STO (Sentral Telepon Otomat) yaitu STO Depok,
STO Pancoran Mas dan STO Sukmajaya.

2.3.9 Prasarana Jalan


Panjang jalan di Kota Depok pada tahun 2011 adalah 517,72 km. Berdasarkan
status pemerintahan yang berwenang diketahui 30,77 km jalan negara, 11,50 km
jalan propinsi, dan 475,45 km jalan kota.
Tabel 2.7. Panjang Jalan menurut Status Pemerintah yang Berwenang
dan Kondisi Jalan di Kota Depok tahun 2011
Jumlah
Persentase
No
Uraian
(km)
(%)
1 Status Jalan
Jalan Negara
30,77
5,94
Jalan Propinsi
11,50
2,22
Jalan Kota
475,45
91,84
Jumlah
517,72
100,00
2 Kondisi
Mantap (Baik dan
428,63
82,79
Sedang)
Tidak Mantap (Rusak
Ringan dan Rusak
89,09
17,21
Berat)
Jumlah
517,72
100,00
Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

2.3.10 Sarana Transportasi


Lalu lintas Kereta Api merupakan salah satu jenis transportasi yang banyak diminati
oleh warga Kota Depok. Di Kota Depok terdapat 5 stasiun kereta api yaitu stasiun
Pondok Cina, stasiun UI, stasiun Depok Baru, stasiun Depok Lama, dan stasiun

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 24

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Citayam. Jumlah total penumpang sebesar 15.801.868 jiwa dan jumlah karcis yang
terjual bernilai 80.864.296.000 rupiah. Selain itu jenis angkutan lalu lintas darat
adalah angkutan kota dengan 19 trayek yang totalnya berjumlah 2.884 angkutan.

Tabel 2.8. Jumlah Penumpang Kereta Api menurut Stasiun Kereta Api
di Kota Depok tahun 2011
Kartu
No
Stasiun
Umum
Jumlah
Trayek
Langganan
Bulanan
Sekolah
1
Pondok Cina
2.057.376
4.671
0
2.062.047
2
Depok Baru
4.931.305
0
19,215
4.950.520
3
Depok
3,778.548
25.379
3.570
3.807.497
4
UI
1.530.387
4.201
0
1.534.588
5
Citayam
3.430.152
15.861
1.203
3.447.216
Jumlah
15.727.768
50.112
23.988
15.801.868
2.3.11 Prasarana Persampahan
Di Kota Depok terdapat 1 unit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan luas 11,6
Ha, 1 unit Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu (IPLT) dengan luas 21,328 m 2, dan
162 unit Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan luas masing-masing 12 m2.
Selain itu terdapat 41 unit kontainer, 48 unit truk sampah, 11 unit arm roll, 7 unit truk
tinja, 13 unit motor gerobak sampah, 5 unit alat berat, dan 31 unit pelayanan
sampah.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tabel 2.9. Jumlah Lokasi dan Armada dalam Penanganan Sampah


di Kota Depok tahun 2011
Jenis
Unit
Keterangan
TPA
1
Luas 11,6 Ha terpakai 9,6 Ha
IPLT
1
Luas 21,328 m2
TPS/Titik Pelayanan
162
Luas 12 m2
Kontainer
41
Truk Sampah
48
Arm Roll
11
Truk Tinja
7
Mobil Jenazah
2
Alat Berat
5
Motor Gerobak Sampah
13
Unit Pelayanan Sampah
31
Baru 19 unit yang beroperasi
TPU
7
Lokasi di 4 kecamatan (luas 17,3 Ha)

Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 25

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
2.3.12 Drainase
Sistem drainase Kota Depok terdiri dari jaringan drainase primer, jaringan drainase
sekunder, dan jaringan drainase tersier. Jaringan drainase primer meliputi Sungai
Gede, Sungai Prumpung, Sungai Tanah Baru, Sungai Sugutamu, Sungai Cikumpa,
Sungai Grogol, Sungai Kalibaru 3, Sungai Mekarsari, Sungai Cipinang, dan Sungai
Cisalak. Jaringan drainase sekunder meliputi Sungai Laya, Sungai Beji, Sungai
Peladen, Sungai Pondok Jaya, Sungai Pondok Terong, Sungai Bungur, Sungai
Cinangka, Sungai Karet, Sungai Suwuk, Sungai Cempedak, Sungai Sukamaju,
Sungai Cimanggis, Sungai Enggram, Sungai Caringin, Sungai Bojongsari, Sungai
Rawa Kalong, dan Sungai Cikaret. Jaringan drainase tersier meliputi saluran
drainase di kawasan perumahan tersebar di wilayah Kota Depok.

2.4

Kondisi Sosial Ekonomi

2.4.1 Kependudukan

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Tabel 2.10. Kependudukan Kota Depok Tahun 2011


Jumlah
Kepadatan
Luas
Jumlah
Kecamatan
Keluraha
Penduduk
(km2)
Penduduk (Jiwa)
n/Desa
(Jiwa/Km2)
Sawangan
25,90
7
128.905
4.977
Bojongsari
19,79
7
104.040
5.257
Pancoran Mas
18,21
6
219.601
12.059
Cipayung
11,63
5
133.439
11.474
Sukmajaya
18,04
6
242.335
13.433
Cilodong
16,09
5
130.410
8.105
Cimanggis
21,22
6
252.424
11.896
Tapos
32,33
7
225.547
6.976
Beji
14,30
6
173.064
12.102
Limo
12,32
4
91.749
7.447
Cinere
10,47
4
112.099
10.707
Kota Depok
200,29
63
1.813.612
9.005

Sumber : Depok Dalam Angka tahun 2011

2.4.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Salah satu indikator untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi
suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut. Nilai
PDRB ini disajikan atas dasar harga berlaku yaitu dengan memperhitungkan
pengaruh harga dan atas dasar harga konstan yaitu dengan menghilangkan

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 26

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
pengaruh harga. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mencerminkan
perubahan PDRB tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga yang biasanya
cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Laju pertumbuhan ekonomi kota Depok tahun ini dibandingkan dengan tahun
sebelumnya naik sedikit lebih cepat yaitu sebesar 6,36 persen. Laju pertumbuhan
ekonomi Kota Depok masih diatas laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang
sebesar 6,09 persen atau 0,27 poin lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi
Jawa Barat. Dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14.063.916,12 juta,
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kota Depok
pada tahun 2009 ini mencapai Rp 16.144.726,21 juta atau mengalami peningkatan
sebesar 14,80 persen. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
mengalami peningkatan sebesar 6,36 persen dari Rp 6.129.569,62 juta tahun 2009
menjadi Rp 6.519.326,21 juta pada tahun 2010. Selanjutnya PDRB Kota Depok
periode 2006-2010 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Selain
pengelompokan atas sektor lapangan usaha, biasanya nilai PDRB juga disajikan
atas kelompok sektor ekonomi seperti terlihat pada tabel A dan tabel B yang terdiri
atas :
1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan baku
melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan
deposit di dalamnya. Yang termasuk kelompok ini adalah sektor Pertanian serta
sektor Pertambangan dan Penggalian.
2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan bahan mentah atau bahan
baku baik berasal dari sektor Primer maupun dari sektor Sekunder menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini mencakup sektor Industri
Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, dan sektor Bangunan.
3. Sektor Tersier, atau dikenal sebagai sektor jasa, yaitu yang tidak memproduksi
dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor yang tercakup adalah
Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya, dan Jasa-jasa.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 27

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Tabel 2.11. Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Juta Rp)

Sumber : PDRB Kota Depok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011

Tabel 2.12. Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok


Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010 (Juta Rp)

Sumber : PDRB Kota Depok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011

Keadaan PDRB Kota Depok Tahun 2006-2010 baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada Grafik 1.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 28

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

Sumber : PDRB Kota Depok Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011

Gambar 2.7. Grafik PDRB Kota Depok tahun 2006-2010

2.5

Fungsi dan Peran Kota Depok

2.5.1 Fungsi Kota Depok


Sesuai dengan Perda RTRW Kota Depok tahun 2012, khususnya dalam pola
pengembangan pemanfaatan ruang kawasan budidaya, Kota Depok diarahkan
untuk keseimbangan kawasan kegiatan pendidikan, kawasan pariwisata, kawasan
perdagangan dan jasa, fasilitas keagamaan dan fungsi pertahanan dan keamanan.
Pengelolaan pertumbuhan kawasan tersebut ditujukan untuk peningkatan efisiensi
dan membentuk ruang kota yang kompak dengan memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan.

Pengembangan wilayah, Kota Depok masuk dalam Wilayah Pengembangan Bogor


dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota
Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok. Adapun pengembangan Wilayah
Bogor yang terkait dengan Kota Depok diantaranya adalah rendahnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur wilayah, salah satu peningkatan infrastrukturnya adalah untuk
air bersih; masih lemahnya pemantapan kawasan lindung; masih lemahnya
penanggulangan dan pemberantasan penyakit menular; serta masih rendahnya

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 29

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
penyediaan sarana sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan. Prioritas ini sesuai
dengan fokus di Provinsi Jawa Barat pada periode RPJM Provinsi 2008 2013 di
antaranya pada peningkatan aksesibilitas dan pelayanan pendidikan dan kesehatan,
penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan, ketersediaan dan
kualitas infrastruktur wilayah serta pengendalian dan peningkatan kualitas
lingkungan hidup.

Pada tataran regional jabodetabek, berdasarkan

Rencana Struktur Tata Ruang

Nasional (RSTRN) atau Sistem Perkotaan Nasional, Kota Depok di tetapkan


sebagai Kota Satelit dan mempunyai fungsi sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional)
bersama-sama dengan Kota Bogor, Kota Tangerang dan Kota Bekasi, dengan DKI
Jakarta ditetapkan sebagai Kota Inti. Sebagai PKN maka Kota Depok diarahkan
untuk berperan sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang
menuju kawasan internasional; pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau
yang melayani beberapa provinsi; dan/atau sebagai simpul utama transportasi skala
nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penetapan tersebut didasarkan atas fungsi kawasan dan aspek kegiatan ekonomi
yang diandalkan sebagai motor penggerak (dapat menstimulasi) pengembangan
wilayah nasional (pertumbuhan, pemerataan, integrasi); sehingga kawasan strategis
nasional diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan (growth centre).

2.5.2 Peran Kota Depok


Mengenai peranan Kota Depok ditinjau dari sisi demografis, persoalan utama adalah
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang tinggi, mencapai rata-rata 4,27% dalam
10 tahun terakhir, peringkat ke dua di Provinsi Jawa Barat setelah Kabupaten
Bekasi. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional (1,49%) maupun Propinsi Jawa
Barat (1,89%). Pertumbuhan penduduk Kota Depok didominasi oleh migrasi
penduduk khususnya dari wilayah DKI Jakarta. Angka kelahiran rata-rata stabil (2%)
dan komposisi penduduk usia produktif yang dominan (sekitar 69% pada tahun
2010).

Kontribusi di aspek ekonomi, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) maupun


Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok menunjukkan perkembangan yang terus

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 30

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
meningkat dalam 5 tahun terakhir, demikian halnya dengan nilai pendapatan
perkapita penduduknya. Investasi di bidang ekonomi khususnya jasa dan
perdagangan juga menunjukkan perkembangan yang meningkat, ditandai dengan
berkembangnya pasar-pasar modern.Terdapat industri pengolahan skala menengah
dan besar dengan konstribusi terhadap PDRB yang masih cukup tinggi. Kota Depok
memiliki berbagai potensi komoditas unggulan seperti hasil pertanian, kerajinan, dan
industri fashion yang dapat dikembangkan menjadi berbagai diversifikasi produk.
Berkembangnya permukiman baru khususnya menengah keatas di wilayah Kota
Depok turut mendorong

pertumbuhan ekonomi

melalui tumbuhnya pusat-pusat

bisnis dan perdagangan. Posisi strategis Kota Depok

berpeluang medorong

masuknya investor baik domestik maupun luar negeri untuk membangun usaha
bisnisnya.

Ditinjau dari segi geografis, Kota Depok memiliki kedudukan yang cukup strategis
ditinjau dari skala regional. Kota Depok memiliki sejumlah potensi yang dapat
menunjang

percepatan

pertumbuhan

dan

perkembangan

di

Kota

Depok,

diantaranya:

Kota Depok sebagai kota satelit merupakan penghubung dengan kota inti
Provinsi DKI Jakarta serta terhubung dengan kota satelit lainnya, Kota
Tangerang Selatan, Bekasi dan Bogor

Pengembangan jaringan kereta api listrik yang merupakan transportasi utama


yang mendukung aktifitas Kota Metropolitan, Jakarta.

Faktor-faktor tersebut memberikan keuntungan lokasional bagi Kota Depok dalam


pengembangan perdagangan, jasa dan pendidikan. Selain itu, hal tersebut
memberikan akses yang tinggi terhadap faktor-faktor perdagangan dan pendidikan
serta pengembangan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh Kota Bogor
dan Kabupaten Bogor. Hal lain yang memberikan keuntungan adalah bahwa
kedekatan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa (Kota Depok) yang merupakan
wilayah dengan konsentrasi penduduk yang cukup tinggi dan pusat pendidikan,
sehingga merupakan pangsa pasar yang sangat besar bagi produk Perdagangan
maupun pendidikan.

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 31

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
Tabel 2.13. Pembagian Wilayah Kota (BWK) Kota Depok Berdasarkan Batas Administrasi
NO

BWK

LUAS
(HA)

KECAMATAN

KELURAHAN

BEJI

1.430

BEJI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Beji
Beji Timur
Kemiri Muka
Pondok Cina
Kukusan
Tanah Baru

PANCORAN MAS

1.915

PANCORAN
MAS

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pancoran Mas
Depok Jaya
Depok
Rangkapan Jaya Baru
Rangkapan Jaya
Mampang

CIPAYUNG

1.140

CIPAYUNG

1.
2.
3.
4.
5.

Cipayung
Cipayung Jaya
Ratu Jaya
Bojong Pondok Terong
Pondok Jaya

Sukmajaya
Mekarjaya
Baktijaya
Abadijaya
Tirtajaya
Cisalak

SUKMAJAYA

1.620

SUKMAJAYA

1.
2.
3.
4.
5.
6.

CILODONG

1.536

CILODONG

1. Sukamaju

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

FUNGSI
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
a)

Pusat Pemerintahan dan Perkantoran


Kawasan perdagangan dan Niaga (CBD) skala Regional
Pusat Bisnis dan Konvensi skala Regional
Kawasan pusat koleksi dan distribusi Skala Regional
Pusat pengembangan fasilitas sosial dan umum skala regional
Pengembangan Pusat Seni dan Budaya
Pusat pendidikan, Riset dan Teknologi Skala Regional
Pusat Kota Depok
Pusat Pemerintahan dan Perkantoran
Kawasan perdagangan dan Niaga (CBD) skala Regional
Pusat Bisnis dan Konvensi skala Regional
Kawasan pusat koleksi dan distribusi Skala Regional
Pusat pengembangan fasilitas sosial dan umum skala regional
Pusat perhubungan (Terminal Terpadu dalam kota)
Hutan Kota/Taman kota
Ruang Terbuka Hijau
Pusat Perdagangan dan jasa skala regional dan kota
Kawasan Pendidikan Terpadu dan kawasan olahraga skala regional
dan kota
Sentra Niaga dan Budaya skala Regional dan kota
Terminal C
Perumahan kepadatan sedang- rendah
Pertaniaan lahan basah (sawah irigasi)
Perumahan kepadatan sedang
Perdagangan dan jasa skala kota
Perkantoran dan bangunan umum
Industry
Fasilitas sosial dan umum
Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Pemancar RRI
Pengembangan Islamic Centre
Terminal C
Perumahan kepadatan rendah

II 32

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
NO

BWK

LUAS
(HA)

KECAMATAN

KELURAHAN
2.
3.
4.
5.

Cilodong
Kalibaru
Kalimulya
Jatimulya

LIMO

6.267,
5

LIMO

1.
2.
3.
4.

Limo
Maruyung
Grogol
Krukut

CINERE

3.488

CINERE

1.
2.
3.
4.

Cinere
Gandul
Pangkalan Jati
Pangkalan Jati Baru

CIMANGGIS

CIMANGGIS

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Cisalak Pasar
Mekarsari
Tugu
Pasir Gunung Selatan
Harjamukti
Curug

629

FUNGSI
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Perdagangan dan jasa


Fasilitas sosial dan umum
Ruang Terbuka Hijau
Terminal tipe c
Kawasan militer
Pertaniaan
Perumahan kepadatan sedang
Perdagangan dan jasa
Fasilitas sosial dan umum
Ruang Terbuka Hijau
Kawasan wisata minat khusus/kawasan wisata religie
Perkantoran dan Bisnis
Perdagangan, Komersial dan Jasa
Kawasan Pendidikan
Terminal Tipe C
Pusat Pengembangan sarana sosial
Kawasan Perumahan kepadatan tinggi
Gitet
Perumahan kepadatan rendah-sedang
Perdagangan dan jasa skala kota
Perkantoran dan bangunan umum
Fasilitas sosial dan umum
Ruang Terbuka Hijau
Brigade Mobil (brimob) Kelapa Dua
Kawasan radar AURI
Terminal C

Sumber : Maserplan dan DED Drainase Perkotaan Kota Depok, 2011 (dperbaharui dengan raperda RTRW terbaru : sawangan,
bojongsari,tapos.)

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 33

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok

2.6

Kondisi Keuangan Daerah

2.6.1 Pendapatan Daerah


Pendapatan daerah adalah pendapatan yang merupakan hak pemerintah
daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan daerah
Depok berasal dari PAD, pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang
sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok terdiri atas pendapatan pajak
daerah, pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan transfer terdiri
atas transfer pemerintah pusat dana perimbangan, transfer pemerintah pusat
lainnya, dan transfer pemerintah provinsi.

Terlihat pada tabel 2.10. bahwa pendapatan daerah kota Depok selama kurun
waktu 5 tahun terakhir (2006 2010) terus mengalami penambahan.
Penambahan pendapatan yang cukup signifikan berasal dari pendapatan
transfer yaitu pada tahun 2006 sebesar Rp 528.997,674 juta dan terakhir pada
tahun 2010 sebesar 906.260,240 juta.

Tabel 2.14. Pendapatan Daerah Kota Depok Tahun 2006-2010 (Rp juta)
Uraian
PAD
Pendapatan
Transfer
Lain-lain
Pendapatan
Total

2006
67.218,328

2008
2009
112.763,186 115.720,348

2010
142.380,789

528.997,674 626.877,064 714.343,824 809.674,216

906.260,240

3.000,000

2007
86.345,667

53.587,194

57.621,296

66.467,737

63.067,032

599.216,002 766.799,926 884.728,305 991.826,301 1.111.708,060

Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok 2006-2010 (Audited)

2.6.2 Belanja Daerah


Pengeluaran daerah adalah pengeluaran biaya/belanja yang terdiri dari Belanja
Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tak Terduga. Belanja operasi terdiri atas
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah, bantuan sosial dan
bantuan keuangan. Untuk belanja operasi cenderung meningkat setiap tahunnya
(2006 2010), hal ini terlihat pada tabel 2.15.

Selanjutnya, belanja modal terdiri atas belanja tanah, belanja peralatan dan
mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan serta

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 34

LAPORAN AKHIR
Review Master Plan Air Bersih Kota Depok
belanja aset tetap lainnya. Untuk belanja modal terjadi kenaikan pembiayaan
dari tahun 2006 2009 dengan pembiayaan terbesar pada tahun 2009 sebesar
Rp 239.253,506 juta, sedangkan pada 2010 terjadi penurunan belanja modal
sebesar Rp 219.717,985 juta. Untuk belanja tak terduga, pembiayaan terbesar
terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp 5.715,317 juta.

Tabel 2.15. Belanja Pendapatan Daerah Kota Depok Tahun 20062010 (Rp
juta)
Uraian
Belanja
Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak
Terduga
Total

2006

2007

2008

2009

2010

414.496,767 544.578,862 645.717,311 710.846,166

864.439,188

120.885,650 170.022,940 233.911,308 239.253,506

219.717,985

1.176,115

4.580,066

3.045,642

5.715,317

4.471,861

536.558,532 719.181,867 882.683,261 955.814,988 1.088.629,034

Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok 2006-2010 (Audited)

2.6.3 Pembiayaan Daerah


Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Dalam Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok ini tidak ada
penjelasan mengenai masalah perbankan, hanya meliputi informasi pendapatan
dan belanja.

Tabel 2.16. Pembiayaan Daerah Kota Depok Tahun 20062010 (Rp juta)
Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

Penerimaan Daerah

599.216,002

766.799,926

884.728,305

991.826,301

1.111.708,060

Belanja Daerah

536.558,532

719.181,867

882.683,261

955.814,988

1.088.629,034

62.657,47

47.618,06

2.045,04

36.011,31

23.079,03

Total

Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota Depok 2006-2010 (Audited)

PT. OXALIS SUBUR


KONSULTAN PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Ahmad Yani no. 52 Bogor 16161 Jawa Barat 0251 363150, 360274, Fax 0251 363149

II 35

Anda mungkin juga menyukai