Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KINERJA, DAN KEPATUHAN ATAS 2 ENTITAS KOMERSIAL, NIRLABA

DAN ETAP

Shenanigans keuangan adalah tindakan yang dirancang untuk menyembunyikan atau


mendistorsi kinerja keuangan atau kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen
dengan tujuan menyesatkan investor tentang kinerja keuangan perusahaan atau kesehatan ekonomi.
Akibatnya, investor sering tertipu untuk percaya bahwa pendapatan perusahaan yang besar, arus kas
yang lebih kuat, dan kondisi neraca yang lebih aman dari yang sebenarnya terjadi.
Beberapa shenanigans dapat dideteksi melalui jumlah yang disajikan pada laporan keuangan
perusahaan seperti Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. Bukti shenanigans lain
mungkin tidak secara eksplisit diatur dalam angka dan karena itu diperlukan ketelitian narasi yang
terkandung dalam catatan kaki, pelaporan laba kuartalan, dan representasi lain yang bertujuan umum
oleh manajemen. Adapun pengklasifikasian kejahatan keuangan (Shenanigans) menjadi tiga
kelompok besar antara lain: Shenanigans Manipulasi Laba, Shenanigans Arus Kas, dan Key Metrik
Shenanigans.
Shenanigans dipandang perlu disebabkan oleh berbagai hal, antara lain sebagai berikut:
1. Shenanigans merupakan ganjaran (faktor keserakahan).
2. Dapat meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan bonus.
3. Dapat mencegah outcome negatif (fear factor).
4. Dapat membantu perusahaan mendapatkan pembiayaan.
5. Dapat menghilangkan persepsi pasar negatif.
6. Dapat membantu perjanjian pembiayaan perusahaan
7. Shenanigans sangat mudah untuk dilakukan.
8. Terkadang berfungsi sebagai jebakan.
Adapun jenis-jenis perusahaan yang paling memungkinkan melakukan Shenanigans antara
lain sebagai berikut:
1. Perusahaan dengan lingkungan pengendalian yang lemah, dengan ciri:
a. Tidak ada anggota independen
b. Kurangnya auditor independen/kompeten
c. Fungsi audit internal yang tidak memadai
2. Manajemen menghadapi tekanan kompetitif yang ekstrim atau diketahui atau diduga memiliki
karakter yang dipertanyakan.
3. Perusahaan dengan pertumbuhan cepat tetapi kecil
4. Perusahaan publik yang baru.
5. Perusahaan swasta.

Shenanigans Manipulasi Laba Investor menilai tegas perusahaan eksekutif ketika perusahaan
tersebut gagal untuk memenuhi ekspektasi pendapatan pada saat pelaporan kuartalan. Harga saham
sering menderita penurunan dramatis ketika pendapatan dilaporkan tak sesuai harapan. Tidak
mengherankan, jika kemudian untuk mengarahkan harga saham (dan paket kompensasi eksekutif)
yang lebih tinggi, beberapa perusahaan terlibat dalam berbagai kejahatan untuk memanipulasi laba.
Ada 7 Shenanigans manipulasi laba (EM) menurut Scilits yang mengakibatkan kekeliruan
pendapatan perusahaan berkelanjutan.
1. Mengakui pendapatan terlalu dini.
2. Mengakui pendapatan fiktif.
3. Mendongkrak pendapatan dengan one time gains
4. Mengalihkan beban ke periode sebelumnya atau ke periode yang akan datang.
5. Tidak diungkapkannya semua liabilities
6. Mengalihkan pendapatan yang sekarang ke periode yang akan datang.
7. Mengalihkan beban di masa yang akan datang ke periode sekarang.
Untuk membantu investor menavigasi penipuan arus kas, Scilits telah mengidentifikasi
empat Shenanigans Arus Kas (CF) berikut yang dapat mengakibatkan kekeliruan dari kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan arus kas dari operasinya:
1. Cash Flows Shenanigans No 1: Mengalihkan Pembiayaan Arus Kas masuk 8 pada Bagian Operasi.
2. Cash Flows Shenanigans No 2: Mengalihkan Arus Kas keluar operasi normal untuk Bagian
Investasi.
3. Cash Flows Shenanigans No 3: Menggembungkan Operasi Arus Kas dengan menggunakan
Akuisisi atau Pelepasan.
4. Cash Flows Shenanigans No. 4: Meningkatkan Arus Kas Operasi dengan menggunakan aktivitas
yang tidak berkelanjutan.
Key Metrik Shenanigans
Sejauh ini kita telah membahas kejahatan yang investor umumnya dapat mengidentifikasi
dengan hati-hati membaca angka-angka dalam laporan keuangan. Secara umum manajemen
menghadapi beberapa pembatasan di bawah aturan akuntansi (disebut GAAP, atau prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum) tentang bagaimana menyajikan laporan keuangan kepada investor.
Untuk memotong banyak pembatasan tersebut dan memakai spin positif, manajemen telah menjadi
lebih aktif dan menipu dalam menciptakan dan memanipulasi kunci metrik non-GAAP untuk
memberi kesan kepada investor. Kekeliruan pelaporan keuangan tersebut cenderung tidak benar
menyoroti pertumbuhan yang kuat dan konsisten serta sehat tidaknya perusahaan.
Oleh karena itu, harus melihat laporan arus kas dan laporan laba rugi bersama-sama.
1. Arus kas operasi, dapat ditinjau dengan:

a.

Pengukuran kinerja operasi pada basis kas (laba bersih dilakukan pada basis akrual). Hal ini
dengan mengabaikan penjualan yang disebabkan oleh tindak lanjut keberadaan uang. Selain itu
juga dengan mengabaikan beban atas kepemilikan asset.

b.

Pengukuran quality of earnings, dengan membandingkan CFFO dengan Net income. Jika Net
Income positif, sedangkan CFFO negatif (tahun demi tahun) maka bisa disimpulkan terdapat
masalah. Begitu pula jika CFFO lebih kecil dari Net income. Bagian ini merupakan
perbandingan yang penting dalam pembentukan perusahaan yang penjualan, piutang dan
persediaan umumnya tidak berfluktuasi dengan cepat.

c.

Analisis arus kas dapat membantu dalam hal memprediksi kebangkrutan. Mungkin melihat
CFFO negatif selama bertahun-tahun sedangkan pendapatan yang positif, mungkin hasil dari
membludaknya piutang.
Menggunakan Pendekatan Holistik untuk Mendeteksi Shenanigans Pentingnya "Checks and

Balances" Jelas, tidak semua perusahaan menggunakan trik pelaporan kepada investor. Memang,
kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan melaporkan kondisi perusahaannya dengan jujur.
Namun demikian, investor harus selalu waspada dan aktif mencari tanda-tanda peringatan dari
masalah, karena shenanigans terjadi dengan frekuensi yang cukup signifikan jika dibiarkan tidak
terdeteksi. Perusahaan dengan kelemahan struktural atau pengawasan yang tidak memadai
memberikan lahan subur bagi shenanigans.
Menjaga Segala Seuatu dalam Keseimbangan: Persediaan, Penjualan dan Piutang Tandatanda laporan keuangan yang menyesatkan yang mungkin muncul pada neraca, antara lain sebagai
berikut:
1. Melebih-lebihkan aset atau menunjukkan saldo pada jumlah nilai realisasi bersih.
2. Pengecilan aset saat perusahaan mencoba untuk melancarkan penghasilan dengan mengalihkan
beban masa depan dalam tahun fiskal saat ini.
3. Pengecilan kewajiban, baik dengan tidak termasuk kewajiban sepenuhnya dari neraca atau dengan
mengakui perkiraan kewajiban yang konservatif di masa depan.
4. Pembesaran kewajiban, menggunakan cadangan untuk melancarkan penghasilan dengan
mengalihkan pendapatan tahun berjalan ke tahun yang akan datang.
5. Penghilangan ekuitas pemilik.
Tanda-tanda peringatan atas tidak tertagihnya piutang, antara lain sebagai berikut:
1. Besarnya jumlah piutang jatuh tempo.
2. Peningkatan dalam jumlah besar pada piutang dengan penjualan yang statis.
3. Ketergantungan berlebihan pada satu atau dua pelanggan.
4. Adanya piutang pihak terkait.
5. Perputaran piutang yang lambat.
6. Piutang sebagian besar terdiri dari barang pengembalian pelanggan.
Tanda-tanda peringatan atas ketidakmemadainya persediaan antara lain sebagai berikut:

1. Perputaran persediaan yang lambat.


2. Peningkatan dalam jumlah besar pada saat penjualan yang statis.
3. Pemalsuan persediaan.
4. Adanya penjaminan atas persediaan.
5. Asuransi yang tidak mencukupi.
6. Perubahan metode penilaian persediaan perusahaan.
Kemungkinan besar suatu fraud terjadi ketika lingkungan pekerjaan integritasnya lemah,
pengendaliannya tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak
dapat dipungkiri seseorang akan melakukan ketidakjujuran. Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan
ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen dan karyawan/pegawai.
Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk kepentingan perusahaan, contoh
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan
pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan
karyawan/pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji
yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap
prestasi kerja manajemen.
Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan
istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan
manajemen (management fraud), misalnya berupa: manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap
catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan.
Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu
transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan. Kecurangan penyalahgunaan aktiva
biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan
aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Anda mungkin juga menyukai