LANDASAN TEORI
2.1
Dasar dari die casting proses terdiri dari injeksi logam cair dalam tekanan yang
tinggi ke dalam cetakan yang disebut die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die
casting umumnya berdasarkan besarnya jumlah tekanan yang bisa diinjeksikan ke
dalam dies. Ukuran mesin berkisar antara 400 tons sampai 4000 tons. Selain dari
ukuran, perbedaan yang paling mendasar dalam mesin die casting adalah metode
yang
digunakan
untuk
menginjeksikan
logam
(http://afrisujarwanto.web.id/2007/09/28/casting)
.Keuntungan Die casting :
-
cair
ke
dalam
dies
13
14
Tidak terjadi serangan logam panas dari logam cair pada bagian mesin.
15
lain :
1. High Pressure Die Casting ( HPDC )
Dalam proses ini material alumunium diinjeksikan melalui tekanan tinggi.
Tekanan yang digunakan antara 350 ton sampai 4000 ton. Di PT. AHM
sendiri hanya ada 3 kapasitas mesin yaitu 350 ton, 650 ton, dan 800 ton
dengan tipe cold chamber. High Pressure Die Casting ( HPDC ) ini digunakan
untuk membuat komponen crank case, cover crank case, cylinder comp, hub,
flange driven, plate oil sparator, step holder, dan holder cam shaft. Berikut ini
ditunjukkan
konstruksi
high
pressure
die
casting
(http://www.themetalcasting.com/pressure-die-casting.html) :
16
memiliki bentukan sulit. Di AHM, Low Pressure Die Casting ini digunakan
untuk memproduksi komponen Cylinder Head. Berikut ini ditunjukkan
konstruksi
low
pressure
die
casting
(http://www.themetalcasting.com/pressure-die-casting.html) :
17
2.1.1
Saat ini kita akan membahas tentang die casting tipe cold chamber karena
modifikasi sistem monoblok dilakukan pada dies tipe cold chamber yang dipakai
untuk mencetak komponen komponen sepeda motor berbahan alumunium.
Berikut ini ditunjukkan konstruksi dasar dan bagian bagian utama dari
cetakan alumunium.
5
6
3
18
Berikut ini adalah bagian bagian dari dies secara garis besar :
1. Die sleeve / gate sleeve
Komponen yang digunakan sebagai pintu / gate masuk casting.
2. Fix Cavity
Block
19
casting,
dapat
digambarkan
secara
garis
besar
sebagai
berikut
(http://www.honsel.com/honsel.php) :
20
2. Move platen mesin bergerak maju sehingga menyebabkan dies menyatu antara
fix dan move ( die close ). Alumunium cair dituang ke dalam plunger sleeve
dengan menggunakan pouring.
3. Piston ( plunger tip ) bergerak maju mendorong alumunium cair ke dalam
cavity secara perlahan kemudian ditembakkan dengan tekanan tinggi pada
jarak tertentu.
4. Alumunium cair mengisi ruang di cavity dengan tekanan tinggi.
5. Alumunium mengisi penuh ruang kosong yang ada dalam cavity membentuk
produk sesuai dengan bentukan cavity kemudian ditunggu sampai beberapa
saat hingga produk membeku.
6. Dies membuka dan produk didorong oleh ejector di move sehingga mudah
diambil.
7. Dies disemprot dengan cooling dari luar untuk membersihkan kotoran
sekaligus menurunkan suhu di cavity.
8. Dies siap untuk siklus berikutnya.
2.2
Konsep Produk
21
memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasarkan bergantung pada nilai yang
tinggi untuk ukuran kualitas yang mendasari konsep.
Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan
dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk
sebagai sebuah pilihan akhir.
2.3
Arsitektur Produk
Arsitektur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk
terhadap kumpulan bangunan fisik produk. Sebuah produk dianggap terdiri dari
elemen fungsional dan fisik. Elemen elemen fungsional dari sebuah produk
terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja
keseluruhan produk. Elemen elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian
bagian produk (part), komponen, dan sub rakitan yang pada akhirnya
diimplementasikan terhadap fungsi produk.
2.3.1
Perubahan Produk
22
23
2.3.2
Kinerja Produk
Kinerja
produk
didefinisikan
dengan
seberaa
baik
produk
dapat
2.4
2.5
Penentuan investasi dalam bentuk fixed asset ini ditentukan oleh pendapatan
yang akan diperoleh pada masa yang akan datang, oleh karena itu kegagalan
dalam melakukan perkiraan tersebut akan mengakibatkan kelebihan atau
kekurangan investasi. Jika suatu perusahaan melakukan investasi yang terlalu
besar, akan menimbulkan biaya yang tidak berguna dan jika perusahaan tidak
melakukan investasi yang cukup, maka ada kemungkinan kelangsungan
perusahaan tersebut terancam sebagai akibat persaingan yang semakin tajam.
24
Salah satu persoalan yang dihadapi perusahaan adalah masalah alokasi sumber
dana yang dimilikinya. Perusahaan akan dihadapkan pada suatu pilihan mana
yang paling tepat atas penggunaan dana yang dimilikinya dari banyak
kemungkinan investasi. Oleh karena itu, pihak manajemen suatu perusahaan harus
memiliki alat analisis yang dapat digunakan sebagai kriteria penilaian dalam
pengambilan keputusan untuk suatu investasi baru. Capital budgeting merupakan
suatu alat analisis yang dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam rangka
membantu pengambilan keputusan untuk investasi.
Dalam membahas capital budgeting, penilaian terhadap suatu investasi
didasarkan atas cash flows, yakni cash inflow dan cash outflow pada saat proyek
tersebut berjalan maupun setelah proyek tersebut selesai. Adapun operating cash
flow dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
-
tidak, terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam capital budgeting
(http://www.investopedia.com/terms/c/capitalbudgeting.asp) antara lain :
1. Payback Period
2. Net Present Value
3. Internal Rate of Return
25
2.5.1
= 100.000 / 20.000
= 5 tahun
present
value
dari
cash
flow
berjumlah
26
http://www.investopedia.com/terms/p/paybackperiod.asp).
Misalnya
untuk
Keuntungan
1.000
1.000
1.000
Faktor PV
0,9091
0,8264
0,7513
PV
909,1
826,4
751,3
Jumlah Komulatif PV
909,1
1.735,5
2.486,8
Net present value adalah jumlah present value dari cash inflow yang dihasilkan
oleh investasi dikurangi dengan nilai present value dari biaya investasi tersebut.
Adapun
net
present
value
dapat
dirumuskan
(http://www.investopedia.com/terms/n/npv.asp) :
t
NPV =
t =1
Ct
Co
(1 + i ) t
Dimana :
NPV
(C)t
(Co)t
sebagai
berikut
27
: Waktu
Metode ini lebih sering dipergunakan dalam melakukan analisis terhadap suatu
proyek dibandingkan dengan metode payback period karena metode ini
memberikan kriteria yang lebih baik. Hal ini dikarenakan metode ini turut
memperhitungkan nilai uang terhadap waktu, yaitu uang pada masa yang akan
datang akan mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan uang pada
saat sekarang ini untuk jumlah uang yang sama. Oleh karena itu, maka didalam
menilai suatu investasi, aliran kas yang terjadi pada masa yang akan datang perlu
didiskontokan terlebih dahulu dengan discount rate tertentu agar menjadi present
value, sehingga semua aliran kas yang terjadi dapat dianalisis pada saat waktu
tertentu yang sama.
Dengan menggunakan rumus di atas, maka akan dihasilkan suatu nilai net
present value. Jika net present value-nya bernilai positif berarti investasi ini
menguntungkan dan sebaliknya jika net present value-nya negatif, maka investasi
ini tidak menguntungkan.
2.5.3
Internal Rate of Return adalah rate yang menyebabkan jumlah nilai present
value dari cash inflow yang dihasilkan oleh investasi sama dengan nilai present
value dari biaya investasi tersebut atau dengan kata lain rate of return yang
menyebabkan nilai net present value sama dengan nol. Nilai present value dari
28
cash inflow sama dengan present value dari cash outflow. Adapun internal rate of
return dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPV = 0
n
n
(C )t
(Co)t
=0
t
t
t = 0 (1 + i )
t = 0 (1 + i )
Dimana :
(C)t
(Co)t
: Waktu
Karena aliran kas keluar proyek merupakan biaya awal investasi (Cf), maka
persamaan di atas menjadi :
n
(C )t
(1 + i)
t =0
(Cf ) = 0
Dengan menggunakan rumus di atas, maka akan didapatkan suatu nilai internal
rate of return. Jika internal rate of return-nya lebih besar dari arus pengembalian
(i) yang dipergunakan atau rate of return yang diinginkan berarti investasi ini
menguntungkan. Dan sebaliknya jika internal rate of return-nya lebih kecil, maka
investasi ini tidak menguntungkan.
Cara lain untuk menafsirkan IRR adalah melalui interpolasi sampai nilai i%
diperoleh. (I Nyoman Pujawan. Ekonomi Teknik (Edisi Pertama Cetakan Ketiga)
2004, p123). Dalam penyelesaian menggunakan konversi umum dari tanda +
untuk kas masuk dan tanda - untuk arus kas keluar, IRR adalah nilai i% pada :
29
k =0
k =0
R( P / F , i%, k ) = E k ( P / F , i%, k )
Dimana :
Rk
Ek
: Umur proyek
2.6
Pr ofitabilityIndex =
(C )
(1 + i)
t =0
n
(Co)
(1 + i)
t =0
Dimana :
(C)t
(Co)t
: Waktu