1102009074
Definisi
Obat pelumpuh otot merupakan obat
yang di gunakan untuk melemaskan
atau merelaksasikan otot .
Tujuan
mengurangi cedera dari tindakan
laringoskopi dan intubasi trakea serta
memberikan relaksasi otot yang
dibutuhkan dalam pembedahan dan
ventilasi kendali .
Fisiologi
Klasifikasi
Depolarisasi
Non Depolarisasi
Depolarisasi
Terjadi karena serabut otot mendapat
rangsangan depolarisasi yang menetap sehingga
akhirnya kehilangan respon berkontraksi yang
menyebabkan kelumpuhan. Pulihnya fungsi
syaraf otot sangat tergantung pada kemampuan
daya hidrolisis enzim kolinesterase.
Non depolarisasi
Terjadi karena aseptor asetilkolon diduduki oleh
molekul-molekul obat pelumpuh otot non
depolarisasi sehingga proses depolarisasi
membran otot tidak terjadi dan otot menjadi
lumpuh(lemas).
Galamin (flaxedil)
Alkurinium klorida/alkurium (Alloferine)
Pankuronium bromida (pavulon)
Dosis :
o intubasi : i.v. 0,3 0,6 mg/kg
oPemeliharaan : i.v. 0,05 0,3 mg/kg (10% - 50% dari dosis intubasi).
oInfus : 1 6 g/kg/menit.
oPrapengobatan : i.v. 10% dari dosis intubasi yang diberikan 3 5 menit
sebelum dosis relaksan depolarisasi/ nondepolarisasi.
Pedoman/peringatan:
1. Pantau respon dengan stimulator saraf tepi untuk memperkecil resiko
kelebihan dosis.
2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat asthma bronchial
dan reaksi anafilaktoid.
Galamin (Flaxedil)
Farmakologi
Lama kerja obat berkisar 15-20 menit. Kerja sangat berhubungan dengan
aliran darah otot. Mempunyai efek yang lemah terhadap ganglion syaraf dan
tidak menyebabkan pelepasan histamin. Memiliki sifat seperti atropin yang
menyebabkan takikardi walaupun pada dosis kecil (20mg). Karena itu
galamin cukup baik dipakai bersama dengan halotan .
Farmakokinetik:
Dosis:
o Intubasi : i.v. 1 1,5 mg/kg
o Pemeliharaan : i.v. 0,1 0,75 mg/kg (10% - 50% dari dosis intubasi )
o Prapengobatan : i.v. 10% dari dosis intubasi diberikan 3 5 menit sebelum
dosis relaksan depolarisasi / nondepolarisasi.
Pedoman/peringatan:
1. Pantau respon dengan stimulator saraf tepi untuk
memperkecil resiko kelebihan dosis.
2. Penggunaannya merupakan kontra indikasi pada
pasien dengan miastenia gravis dan gangguan fungsi
ginjal.
3. Efek reversi ( balik ) dengan antikolinesterase seperti
neostigminm edrofonium, atau piridostigmin bromida
bersama dengan pemakaian atropin atau glikopirolat.
4. Pada beberapa pasien dosis prapengobatan dapat
menimbulkan suatu tingkat blokade noeuromuskuler
yang cukup untuk menyebebkan hipoventilasi.
Farmakokinetik:
Awitan aksi : kurang dari 3 menit
Efek puncak : 3-5 menit
Pedoman peringatan :
1. Pantau respons dengan stimulator saraf tepi untuk memperkecil resiko
kelebihan dosis.
Vekuronium (norcuron)
merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang baru dan merupakan homolog
pankuronium bromida yang berkekuatan lebih besar dengan lama kerja yang singkat.
Tidak memiliki efek akumulasi pada pemberian berulang per infus. Tidak
menyebabkan perubahan fungsi karduiovaskuler yang bermakna.
Kemasan: dibuat dalam bentuk ampul. Berisi bubuk vekuronium 4 mg. Pelarut yang
dapat dipakai antara lain akuades, garam fisiologis, ringer laktat atau dextrose 5%
sebanyak 2 ml.
Farmakologi : Mula kerja terjadi pada menit ke 2-3 dengan lama kerja sekitar 30
menit. Analog monokuartener dari pankoronium ini merupakan suatu obat penyekat
neouromuskuler non depolariasasi dengan lama kerja menengah, vekuronium
berkompetisi dengan reseptor kolinergik.
Farmakokinetik
Awitan aksi : kurang dari 3 menit
Efek puncak : 3 5 menit
Lama aksi : 25 30 menit
Dosis :
Depolarisasi
Suksametonium (succinyl choline)
6. Lama kerja yang memanjang terutama pada penyakit hati parenkim, kaheksia dan
anemia (hipoproteinemia).
7. Hiperkalemia, karena itu harus berhati-hati pada luka bakar atau gagal ginjal.
8. Nyeri otot pasca fasikulasi.
Terima kasih ^^