Fisiolofi Hidung
anatomi hidung
Bentuk Piramid
Puncak hidung, dorsum nasi, pangkal hidung kolumela, ala nasi, nares
TULANG
Os. Nasalis {2 Sisi}
Processus Frontalis Os. Maksila
HIDUNG
LUAR
TULANG RAWAN
Beberapa cartilage support dan bentuk nares.
Masing-masing dihubungkan dengan otot-otot dilatasi nares.
Cavum Nasi
Terbagi 2 oleh septum nasi
asimetris.
SEPTUM
Nares
Vestibulum nasi : terdapat vibrisae
Ala Nasi
BONE
-
Os. Vomer
Crista Maxillaris
Crista Palatina
CARTILAGE
Lamina Perpendikularis Ossis Ethmoidalis
KTT 172
Cartilago Quadiangularis
Septum :
- Cartilago Perichondrium
- Bone Periosteum
konka superior
merupakan bagian
konka media
dari os etmoid
Konka inferior dibawah mukosa ; erectile tissue pada ujung ant - post &
tepi bawah konka inferior
MEATUS NASI
KTT 172
- sinus sfenoid
group sinus etmoid
Taty Sulystiani 00-206
Hiatus Semilunaris :
KTT 172
PERDARAHAN HIDUNG
1. Arteri Etmoidal anterior dan posterior
2. Arteri Sfenopalatina
A. Labial superior
A. Infra orbital
A. Alveolar
A. Faringeal mendarahi sinus sfenoid
KTT 172
PERSARAFAN HIDUNG
1. N. Sfenopalatina
2. N. Etmoidal Anterior
3. N. Olfaktorius
KTT 172
hidung) septum
PEMBULUH LIMFE
Pembuluh limfe
>>
yaitu
anyaman
anterior
Anterior group :
- sepanjang pembuluh fasial gldandula submaksila
- ke bagian depan : vestibulum dan konka
Fisiologi Hidung
Fungsi Hidung : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Olfaktori
Respiratori
Filtrasi
Air contioning
Vocal resonance
Proses bicara
Reflek nasal
OLFAKTORI
mengukur ketajaman penciuman (to smell and identifiy), memakai bahan aromatik
(kopi, tembakau, parfum, eter, kamper, dll) secara kualitatif dan kuantitatif
Kualitatif
berbagai metode telah digunakan untuk menilai sensasi penciuman dengan
mengambil cairan atau ekstrak dari hidung pasien.
Kuantitatif
pengukuran sensasi penciuman dapat dilakukan dengan olfaktometer. Instrument
ini memberikangambaran tentang defek kualitatif penciuman.
Dowek (1967) : tes 7 macam
bahan utama
etherical
camphorus
mushy (musang)
floral
menthy (pepermint)
pungent (menusuk)
putrid (busuk)
bau-bauan utama
bahan tes
eter
campher
phenyl acetic acid
salicyl aldehide
pepermint
formalin
thiophenol
media melengkung
Fungsi :
FILTRASI
KTT 172
Benda asing hidung akan melekat & dibungkus oleh lendir. Oleh silia
digerakkan ke belakang/nasofaring tertelan.
Sel
lendir : enzim
asing
Akibat :
lendir berkumpul kerak
hidung sumbat pernafasan
melalui mulut kering
b. Gerakan >> pada :
lendir banyak post nasal drips gangguan pada kerongkongan.
AIR CONDITIONING
Setiap 2 jam hidung kanan & kiri berganti mengembang hidung sempit
tersumbat.
VOCAL RESONANCE
Resonansi <
suara nasal
Suara yang bagus : bila hidung dan sinus bersih dan lapang.
PROSES BICARA
REFLEKS NASAL
Contoh :
- iritasi mukosa hidung refleks bersin & nafas terhenti
- rangsang bau sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.
PEMERIKSAAN HIDUNG
LUAR : - hidung bagian luar
KTT 172
- vestibulum
DALAM : - rinoskopi anterior
- rinoskopi posterior
Rinoskopi Anterior
- kavum nasi
- septum nasi
- konka nasi inferior & media
- meatus nasi inferior & media
Rinoskopi Posterior
- septum nasi (belakang)
- koana
- kavum nasi (belakang)
- konka media & superior
- nasofaring : adenoid
- muara tuba eustachius
- fossa rosenmuller
Alat Pemeriksaan Hidung :
Lampu kepala
Spekulum hidung
Spatel lidah
Cermin hidung
Lampu spiritus
Transilluminasi
Sinuscopy
Nasopharyngoscope
Ki
S.F
S.M
3 = terang sekali
0 = gelap
3
3
3
3
3
3
3
1
Note :
Baik jika hanya 1 bagian yang terkena karena bisa dibandingkan dengan sinus
sebelahnya.
KTT 172
BENTUK HIDUNG
Bentuk hidung ditentukan oleh indeks hidung (nasal index).
Indeks hidung (nasal index) =
KTT 172