Anda di halaman 1dari 6

REFERAT

HEMOROID

Penyusun :
Bathin Bonia S.
030.09.044

Pembimbing :
Dr. Benno Syahbana , Sp.B. FINACS

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH


RSUD BUDHI ASIH
PERIODE 24 MARET 31 MEI 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat Nya penyusun dapat menyelesaikan
referat ini. Referat ini di susun guna memenuhi tugas kepaniteraan klinik bedah di RSUD Budhi Asih.
Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Benno syahbana Sp.B
FINACSselaku pembimbing dalam pembuatan referat ini, serta kepada seluruh dokter yang membimbing
selama di kepaniteraan klinik bedah RSUD Budhi Asih, dan juga terimakasih kepada teman- teman serta
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah member bantuan dan dukungan kepada penyusun.
Dengan penuh kesadaran, referat ini di buat dengan se maksimal mungkin namun tidak luput
dari segala kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangan kami
harapkan. Akhir kata semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

Jakarta, 27 April 2014

Bathin Bonia S.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada
usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena
pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena
hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid
diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang terjadi diatas stingfer anal
sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut hemorod eksternal.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa
mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan
usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi
dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk
membahas penyakit hemoroid.

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan kelainan
patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan ( 4

Epidemiologi
Hemoroid bisa terjadi pada semua umur. Hemoroid biasa menyerang pada usia 20-50 tahun baik pada
laki-laki maupun perempuan tetapi paling banyak terjadi pada umur 45-65 tahun. Penyakit hemoroid
jarang terjadi pada usia di bawah 20 tahun. Prevalensi meningkat pada ras Kaukasian dan individu
dengan status ekonomi tinggi. Angka prevalensi hemoroid di akhir pertengahan abad ke-20 dilaporkan
menurun. Sepuluh juta orang di Indonesia menderita hemoroid, dengan prevalensi lebih dari 4%. Lakilaki dan perempuan mempunyai resiko yang sama. Resiko hemoroid meningkat seiring bertambahnya
usia. Penelitian dari ruang endoskopi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tahun 1998 2005 menemukan sekitar 9% pasien dengan keluhan sembelit ternyata menderita kanker usus besar dan
sekitar 39,6 % penderita sembelit mengalami hemoroid

Etiologi
Menurut Villalba dan Abbas, etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa
faktor pendukung yang terlibat diantaranya adalah: penuaan, kehamilan, hereditas, konstipasi atau
diare kronik, penggunaan toilet yang berlama-lama, posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama,
dan obesitas. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kongesti vaskular dan prolapsus mukosa. Selain
itu dikatakan ada hubungan antara hemoroid dengan penyakit hati maupun konsumsi alkohol dengan
angka kejadian hemorrhoid

Klasifikasi Hemoroid
Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya. Klasifikasi hemoroid yaitu: hemoroid eksternal, internal,
dan eksternal-internal. Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal linea dentata dan dilapisi oleh
epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik. Hemoroid
internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi mukosa.

ANATOMI
Rektum panjangnya 15 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula mula mengikuti cembungan
tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada ketinggian tulang
ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis. Akhirnya rektum menjadi
kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang
dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum dan bagian
anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis berjalan ektraperitoneal. Haustra (
kantong ) dan tenia ( pita ) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan otot longitudinalnya
berkesinambungan. Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak
meluas yakni ampula rektum bila ini terisi maka imbullah perasaan ingin buang air besar. Di
bawah ampula, tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap sayap ke dalam lumen rektum, dua
yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar
pada sisi kanan, yakni lipatan kohlrausch, pada jarak 5 8 cm dari anus. Melalui kontraksi
serabut serabut otot sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot
longitudinal lipatan tersebut saling menjauhi.
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang sedikit
bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit bagian luar, kulit
ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis berpigmen yang
bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua
pertiga bagian atas kanalis analis. Pada daerah ini, 6 10 lipatan longitudinal berbentuk
gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini terlontar keatas oleh simpul
pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung
bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan lipatan transversal. Alur alur
diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup
selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang panjangnya kira kira 1 cm, di sebut daerah
hemoroidal, cabang arteri rectalis superior turun ke kolumna analis terletak di bawah mukosa
dan membentuk dasar hemorhoid interna.( 5 )
Patogenesis Hemoroid
Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau alas dari jaringan
mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat yang berasal dari sfingter anal
internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap bantalan terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh
arteriovenosus. Struktur vaskular tersebut membuat tiap bantalan membesar untuk mencegah
terjadinya inkontinensia.
Efek degenerasi akibat penuaan dapat memperlemah jaringan penyokong dan bersamaan dengan
usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta mengedan akan meningkatkan tekanan
terhadap bantalan tersebut yang akan mengakibatkan prolapsus. Bantalan yang mengalami
prolapsus akan terganggu aliran balik venanya. Bantalan menjadi semakin membesar
dikarenakan mengedan, konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar,
serta kondisi seperti kehamilan yang meningkatkan tekanan intra abdominal. Perdarahan yang
timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal atau inflamasi yang
merusak pembuluh darah di bawahnya.

Beberapa ahli menyimpulkan bahwa sel mast memiliki peran multidimensional terhadap
patogenesis hemoroid, melalui mediator dan sitokin yang dikeluarkan oleh granul sel mast. Pada
tahap awal vasokonstriksi terjadi bersamaan dengan peningkatan vasopermeabilitas dan
kontraksi otot polos yang diinduksi oleh histamin dan leukotrin. Ketika vena submukosal
meregang akibat dinding pembuluh darah pada hemoroid melemah, akan terjadi ekstravasasi sel
darah merah dan perdarahan. Sel mast juga melepaskan platelet-activating factor sehingga
terjadi agregasi dan trombosis yang merupakan komplikasi akut hemoroid. Pada tahap
selanjutnya hemoroid yang mengalami trombosis akan mengalami rekanalisasi dan resolusi.
Proses ini dipengaruhi oleh kandungan granul sel mast. Termasuk diantaranya tryptase dan
chymase untuk degradasi jaringan stroma, heparin untuk migrasi sel endotel dan sitokin sebagai
TNF- serta interleukin 4 untuk pertumbuhan fibroblas dan proliferasi. Selanjutnya pembentukan
jaringan parut akan dibantu oleh basic fibroblast growth factor dari sel mast.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid. Gejala hemoroid internal adalah
prolaps dan keluarnya mukus, perdarahan, rasa tak nyaman, dan, gatal. Gejala hemoroid
eksternal berupa rasa terbakar, nyeri (jika mengalami trombosis), dan, gatal.
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa ada hubungannya dengan gejala
rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan
hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh faeces
yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan faeces, dapat
hanya berupa garis pada faeces atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat
menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahanlahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini
hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium
yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk
kembali ke dalam anus.
Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan
tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya faeces pada pakaian dalam
merupakn ciri hemoroid yang mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat
menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban
yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang
luas dengan udem dan radang.( 4 )

Anda mungkin juga menyukai