Nama
NPM
Kelas
: Arnoldus Sutaryanto
: 19210610
: 3EA 18
PROPOSAL
JURNAL 1
Tema : Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas
Pelanggan di Hypermarket Giant Mega Bekasi
Pengarang : NOVIANI SARI
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta
Tahun : 2008
LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak sekali bentuk-bentuk usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti
perkembangan usaha ritel di Indonesia. Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami
sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung
kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Konsumen
setia adalah yang sangat puas dengan produk layanan yang diberikan suatu perusahaan
sehingga mereka menjadi antusiasme, untuk memperkenalkan kepada siapa saja yang
dikenal.
Pada tahap berikutnya konsumen yang setia, tersebut akan menunjukkan dan memperluas
kesetiannya kepada produk-produk dan jasa lain yang belum dimanfaatkan (cross selling).
Untuk selanjutnya mereka akan menjadi konsumen yang setia untuk selamanya. Mengukur
kedalaman kesetiaan konsumen adalah suatu hal yang cukup relatif sulit untuk dilakukan.
Secara teori, mungkin mudah untuk dituangkan diatas kertas dalam bentuk grafik, tetapi tidak
untuk prakteknya dilapangan. Peningkatan kepuasan konsumen harus dilakukan dengan
standar kualitas dan standar efisiensi pelayanan.
MASALAH
Bagaimana kiat-kiat atau perencanaan agar Hypermarket Giant dapat memperhatikan
kepuasan konsumen dalam hal kesan terhadap kinerja (hasil)
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan dan
kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan di Hypermarket Giant Mega Bekasi.
METODOLOGI PENELITIAN
- Objek Penelitian
Pada penulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat Bekasi yang terbagi atas
Bekasi Barat, Timur, Utara, Selatan dan sekitarnya.
- Variabel Penelitian
a. Keandalan
b. Ketanggapan
c. Keyakinan
d. Empati
e. Keberwujudan
f. Kepuasan Konsumen
- Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner yaitu dengan cara melakukan
pengumpulan data yang disajikan dalam bentuk pertanyaanpertanyaan kepada responden
terkait dengan pelayanan yang diterima sehingga responden dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan secara tertulis. Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabelvariabel yang digunakan diukur dengan mempergunakan model skala 5 tingkat (likert).
Populasi dan Sampling Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek yang diteliti (Istijanto,
2006:109). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Bekasi yang terbagi atas wilayah
Bekasi Barat, Timur, Utara, Selatan. Dari data yang diperoleh jumlah penduduk Bekasi
kemudian dicari jumlah populasi pengunjung Hypermarket Giant Mega Bekasi. Cara non
probabilitas (nonprobability sampling) dipilih karena besarnya peluang elemen populasi
untuk terpilih sebagai subjek tidak diketahui. Dan teknik yang dipilih sampling purposive
yaitu teknik penentuan populasi dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria dan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.Menurut Sekaran, (2006:123) sampel adalah sebagian
dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Desain
pengambilan sampel ini, dikenal sebagai pengambilan sampel acak sederhana (simple
random sampling), memiliki bias paling sedikit dan memberikan generalisasi paling luas. Uji
Validitas 100 responden.
Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur sah atau valid tidaknya suatu instrumen
(kuesioner). Pengujian validitas adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan indikatorindikator suatu konstruk (variabel laten) untuk mengukur konstruk tersebut secara akurat.
Confirmatory factor analysis yang peneliti pilih yaitu teknik multivariat yang akan
menegaskan dimensi konsep yang telah didefinisikan secara operasional, sekaligus
menunjukkan item mana yang paling tepat untuk tiap dimensi atau menghasilkan validitas
konsep (Sekaran, 2006:45) dengan batassignifikan sebesar 0,5. Pengukuran validitas
instrumen diperoleh dari hasil uji coba instrumen terhadap 100 responden.
Namun variabel tersebut tetap dipakai untuk melakukan uji ke 2 untuk melihat konsistensi
item-item dari ketujuh variabel tersebut dengan menyebarkan kuesioner yang sama tapi
dengan jumlah responden yang lebih banyak yaitu 200 responden. Analisis Jalur (path
analysis) Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah
analisis jalur (path analysis). Analisisi jalur (path analysis) adalah bentuk analisisi multiregresi. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu konseptualisasi
masalah atau menguji hipotesis yang kompleks.
Hasil Uji Validitas 200 responden Pada program SPSS teknik pengujian yang peneliti
gunakan untuk uji validitas adalah menggunakan analisis faktor yaitu menemukan pengaruh
sejumlah variable yang bersifat independent dengan yang lain. Dan confirmatory factor
analysis yang peneliti pilih yaitu teknik multivariat yang akan menegaskan dimensi konsep
yang telah didefinisikan secara operasional, sekaligus menunjukkan item mana yang paling
tepat untuk tiap dimensi atau menghasilkan validitas konsep (Sekaran, 2006:45) dengan batas
signifikan sebesar 0,5. Hasil analisis validitas yang didistribusikan kepada 200 responden
untuk tiap-tiap item pertanyaan.
Hasil uji reliabilitas dalam tabel di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan item-item
pertanyaan yang ada dalam masing-masing variabel adalah reliabel (handal) karena nilai
alpha > 0.6. Jadi dari uji validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan bahwa semua variabel
yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Semua variabel tersebut digunakan
dalam penelitian lebih lanjut, sebab apabila data yang ada tidak digunakan dalam analisis
lebih lanjut dapat menyebabkan hasil yang bias dalam analisis maka data tetap digunakan
dalam analisis. Meskipun banyak buku yang menyatakan bahwa data yang akan dianalisis
harus valid dan reliabel.
Pengaruh Keandalan, Ketanggapan, Keyakinan, Empati, Keberwujudan pada Kepuasan
Konsumen Pada hakekatnya kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara
pelayanan yang diharapkan masyarakat dengan pelayanan yang diterimanya. Kualitas yang
dirasakan merupakan penilaian masyarakat terhadap keseluruhan kinerja dari karyawan
Hypermarket Giant.
Kualitas sebagai penilaian subyektif masyarakat sangat ditentukan oleh persepsi masyarakat
terhadap jasa, persepsi tersebut dapat berubah karena pengaruh penilaian tersebut. Dari hasil
perhitungan dengan analisis jalur dapat diketahui bahwa yang mempunyai pengaruh
signifikan pada kepuasan konsumen adalah variabel keyakinan dan variabel keberwujudan
karena mempunyai nilai p < 0.05. Pada kolom p terlihat angka (0.020, < 0.001) di bawah
angka 0.05. Hal ini menunjukkan pada tingkat signifikansi 5% variabel keyakinan dan
keberwujudan berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen (Santoso, 2007:127).
Oleh karena itu Hypermarket Giant hendaknya lebih memperhatikan kualitas pelayanan dalan
variabel keyakinan yang meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat, kualitas, keramah tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan
pelayanan. Hypermarket Giant harus lebih memperhatikan kepuasan konsumen dalam hal
kesan terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya untuk mencapai kesetiaan
konsumen atau loyalitas konsumen yang diukur dari kesetian terhadap jasa,
perekomendasian, dan penggunaan secara kontinyu.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan setelah dilakukan pengujian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen pada Hypermarket Giant Mega Bekasi, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Terdapat pengaruh positif dari faktor kualitas pelayanan yaitu Keberwujudan terhadap
Loyalitas Pelanggan di Hypermarket Giant Mega Bekasi.
2. Terdapat pengaruh positif dari Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen di
Hypermarket Giant Mega Bekasi.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa dari
faktor kualitas pelayanan hanya faktor keberwujudan dan kepuasan konsumen secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan
SARAN
Adapun saran yang diberikan, antara lain :
1. Dalam faktor keandalan hendaknya perusahaan lebih meningkatkan kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk
dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (ontime).
2. Dari faktor ketanggapan perusahaan diharapkan respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap meliputi kesigapan
karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan
penanganan keluhan konsumen.
3. Dari faktor keyakinan hendaknya karyawan lebih berifat ramah, sopan, dan dapat dipecaya
untuk memberikan jaminan berupa kepercayaan diri kepada konsumen serta dapat membuat
konsumen merasa aman saat berbelanja di Hypermarket Giant Mega Bekasi.
4. Faktor Empati meliputi sikap kontak personel maupun perusahan untuk memahami
kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan
dalam melakukan komunikasi atau hubungan yaitu dengan memberikan perhatian individu
kepada konsumen, dan karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumennya.
JURNAL 2
Tema
Judul
konsumen, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari seorang
konsumen (Griffin, 2002). Loyalitas konsumen akan sangat menguntungkan bagi
perusahaan. Pengusaha mengetahui bahwa kebutuhan primer konsumen
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pangan (makan & minum), sandang
(pakaian), dan papan (tempat tinggal), mereka dapat melihat hal ini sebagai
prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya permintaan dan penawaran. Ada
pengusaha yang berbisnis di bidang pangan, di bidang sandang, maupun di bidang
papan. Bidang yang terakhir merupakan bisnis yang paling besar mengandung
risiko, karena biasanya bidang ini menggunakan modal yang besar, contoh :
Perumahan, Apartemen, Perhotelan, dan sebagainya.
Perusahaan jasa harus dapat merancang strategi pemasaran yang tepat
dalam mencapai tujuan perusahaan, salah satu tujuan perusahaan adalah
menciptakan loyalitas konsumen, salah satunya adalah dengan penetapan harga
jasa. Penetapan harga jasa berbeda dengan harga barang dalam beberapa aspek
seperti: Jasa tidak menghasilkan transfer kepemilikan fisik, variabilitas input dan
output, heterogenitas jasa membatasi pengetahuan konsumen tentang harga jasa,
dan lain-lain (Kottler, 2002). Penetapan harga yang tepat sesuai dengan pelayanan
dan kinerja yang ditawarkan oleh perusahaan dapt menciptakan kepuasan
konsumen, konsumen yang merasa puas dapat tercipta loyalitas konsumen.
(Tjiptono, 2004). Harga berperan penting secara makro (bagi perekonomian
secara umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan). Bagi
perekonomian, harga dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan lainlain;
bagi konsumen, harga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam
membuat keputusan pembelian; sedangkan bagi perusahaan, harga merupakan
satu-satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan (Tjiptono,
2004: 183).
Salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasaan adalah
kualitas pelayanan perusahaan. Kualitas pelayanan di dalam bisnis perhotelan,
merupakan salah satu pemikiran yang sering digunakan dalam menilai kualitas
suatu hotel, konsumen akan menilai pelayanan yang diberikan. Konsumen yang
mendapatkan kepuasan maka konsumen tersebut dapat menggunakan jasa tersebut
lagi di kemudian hari (loyalitas konsumen). Perusahaan yang dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas dan konsumen merasa mendapatkan kepuasan maka
akan tercipta loyalitas konsumen, dan sebaliknya (Kotler, 2002). Unsur-unsur
yang membentuk pelayanan berkualitas merupakan perpaduan dari kualitas
manusia yang dicerminkan oleh perilaku atau sikap pribadi dalam berinteraksi
dengan para tamu hotel dan ketrampilan atau keahlian yang merupakan
penguasaan unsur-unsur teknik dan prosedur yang berkaitan dengan tugas
pekerjaannya. Unsur-unsur dan komponen-komponen dasar dalam pelayanan sulit
untuk diinventori, maka dapat dikatakan bahwa pelayanan adalah berkaitan
dengan proses, dimana produk yang dinikmati oleh tamu berupa pengalaman
(Sulastiyono, 2006 : 58). Pada dasarnya produk dan jasa pelayanan hotel sudah
mulai dinikmati oleh konsumen pada saat melakukan check-in. Kemudian ketika
konsumen tinggal dan menginap di kamar, makan dan minum di restoran, main
tenis atau berenang di kolam renang dan menikmati hiburan yang tersedia sampai
check-out merupakan bagian dari produk hotel.
Hotel merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata yang
MASALAH
Faktor Pengaruh Kepuasan Konsumen
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Ada atau tidaknya pengaruh kualitas pelayanan jasa dan penetapan harga
terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Arwana di Jakarta.
2. Ada atau tidaknya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen
pada Hotel Arwana di Jakarta.
METODOLOGI
a. Bukti langsung (tangible), merupakan salah satu aspek hotel yang mudah
terlihat oleh konsumen. Indikator dari subvariabel bukti langsung
(tangible):
1) Fasilitas Fisik (Penampilan hotel, lokasi yang strategis, tempat parkir
dan tempat tunggu)
2) Penampilan pekerja
3) Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan hotel.
b. Kehandalan (reliability), kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera memuaskan. Indikator dari subvariabel
a) Ketepatan pelayanan
b) Kesesuaian pelayanan dengan janji yang ditawarkan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu
konsumen dan memberikan dengan tanggap. Indikator dari subvariabel
daya tanggap (responsiveness):
c) Kesigapan pekerja dalam menangani konsumen
d) Penanganan keluhan konsumen.
d. Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dipercaya
dimiliki para staf, bebas dari bahaya risiko dan keragu-raguan. Indikator
dari subvariabel jaminan (assurance):
e) Keramahan, perhatian dan kesopanan pekerja
f) Reputasi Hotel Arwana.
e. Empati (empaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para konsumen.
Indikator dari subvariabel empati:
1) Kemampuan pekerja berkomunikasi dengan konsumen
2) Pemahaman kebutuhan konsumen.
2. Variabel X 2 yaitu Penetapan Harga
Dalam penelitian ini yang dimaksud penetapan harga adalah pemilihan yang
dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk jasa
tertentu yang dipengaruhi oleh banyak faktor dari luar perusahaan atau
organisasi. Indikator dari penetapan harga adalah:
a. Biaya tarif kamar
b. Fasilitas yang tersedia
c. Kebijakan manajemen, dan
d. Pesaing.
Variabel intervening yaitu variabel antara atau mediating. Fungsi dari
variabel ini yaitu memediasi hubungan antara variabel independent dengan
dependent (Ghozali 2005:160). Variabel intervening dari penelitian ini adalah
kepuasan konsumen. Indikator variabel kepuasan (Y1) adalah harapan konsumen
dan kinerja perusahaan (hotel).
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkap loyalitas konsumen (Y2)
terkait dengan kualitas pelayanan jasa (X1), penetapan harga (X2) dan kepuasan
konsumen (Y1) Hotel Arwana. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa
hal sebagai berikut.
REKOMENDASI
Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat simpulan sebagai
berikut :
Persamaan 1 digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh kualitas
pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap kepuasan konsumen Hotel Arwana,
dengan F hitung sebesar 15,100 dengan p value = 0,000 < 0,05 serta diperoleh
thitung untuk variabel kualitas pelayanan jasa sebesar 3,763 dengan p value = 0,000
< 0,05dan dan thitung pada variabel penetapan harga sebesar 2,789 dengan p value
= 0,006 < 0,05, dari hasil analisis juga diperoleh R2 = 0,212, , hal ini berarti
persentase pengaruh kualitas pelayanan jasa dan penetapan harga terhadap
kepuasan konsumen sebesar 21,2%. Persamaan 2 digunakan untuk menganalisis
ada atau tidaknya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen
Hotel Arwana, dengan F hitung sebesar 82,086 dengan p value = 0,000 < 0,05
serta dari hasil analisis juga diperoleh R2 = 0,421 , hal ini berarti persentase
pengaruh kepuasan terhadap loyalitas sebesar 42,1%. Dari hal di atas dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan jasa dan
penetapan harga terhadap kepuasan konsumen hotel Arwana yaitu sebesar 21,2 %
serta ada pengaruh yang signifikan kepuasan terhadap loyalitas konsumen hotel
Arwana yaitu sebesar 42,1%.
SARAN
Dengan memperhatikan simpulan diatas, maka dapat disampaikan saransaran
sebagai berikut :
1. Hotel Arwana diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang ada maupun dengan sumber daya manusia, dan diharapkan akan
meningkatkan kualitas pelayanan Hotel Arwana, karena kualitas pelayanan
jasa dapat menjadi salah satu faktor menciptakan konsumen yang loyal.
2. Hotel Arwana perlu menetapkan biaya tarif kamar dengan tepat, hal tersebut
dapat menambah loyalitas konsumen karena terbukti bahwa penetapan harga
dengan tepat dapat menciptakan loyalitas konsumen Hotel Arwana.
3. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk
meneliti variabel lain yang dimungkinkan mempunyai pengaruh terhadap
loyalitas konsumen.
JURNAL 3
Tema
Judul
Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan dalam menghadapi era globalisasi,
berupaya meningkatkan kualitas akan jasa yang ditawarkan kepada
masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai
alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Implementasi kualitas jasa yang
dilakukan oleh sarana pelayanan kesehatan dengan cara memberikan
pelayanan (service) terbaik bagi konsumen dengan tujuan menciptakan
kepuasan pasien.
Sebagai salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan yang bergerak di
bidang jasa maka perlu memperhatikan kualitas jasa yang dijadikan indikator
oleh para pasien baik pasien yang membayar secara langsung, juga pasien
pegawai negeri / penerima pensiun yang menggunakan asuransi kesehatan
selain itu pasien yang merupakan masyarakat miskin.
Dengan adanya penilaian akan jasa tersebut maka sarana pelayanan
kesehatan tersebut diharapkan tetap dapat berdiri dan semakin berkembang.
Kualitas yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan akan
menimbulkan persepsi pasien terhadap pelayanan yang telah diberikan
kepadanya. Sering kali terdapat perbedaan antara harapan pasien dengan
pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui
apakah sarana pelayanan kesehatan telah memberikan pelayanan jasa yang
sesuai dengan harapan pasien, perlu dilakukan evaluasi dari pasiennya.
Setiap pasien menilai sarana pelayanan kesehatan / rumah sakit sebagai
badan usaha yang bergerak di sektor jasa khususnya pelayanan kesehatan,
dituntut untuk dapat menciptakan dan memberikan pelayanan kesehatan
secara maksimal dalam upaya tetap unggul untuk persaingan jangka panjang
dengan menawarkan janji berupa jaminan kepastian dalam pelayanan
kesehatan bagi pasiennya. Menurut UU No. 40/2004 yang mengatur tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) terdapat 4 BUMN nirlaba yang
mendapat mandat dari pemerintah memberikan jaminan asuransi sosial yakni
Askes, Asabri, Taspen dan Jamsostek.
Dalam rangka mengimplementasikan UU No 40/2004, mulai tahun
2004 lalu Askes mengambil kebijakan Turn Around Strategy, artinya Askes
lebih fokus pada peningkatan kualitas dan kepuasan pelanggan dari pada
orientasi keuntungan. Selain itu untuk menjamin askes penduduk / keluarga
miskin terhadap pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya untuk bisa hidup sehat. Pemerintah RI melaksanakan berbagai upaya
MASALAH
Faktor Pengaruh Kepuasan Konsumen
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian adalah:
Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kepuasan antara pasien askeskin,
askes PNS dan umum pada pelayanan loket pendaftaran rawat jalan di RSUD
Kabupaten Karanganyar
METODOLOGI
1. Kerangka Penelitian
dimana dalam kepuasan konsumen terdiri dari lima faktor, yaitu:
a. Bukti Fisik
b.Keandalan
c.Daya Tanggap
d.Jaminan
e.Empati
2. Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang
diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen.
3.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Zeithaml mengidentifikasi lima dimensi pokok dalam menentukan kualitas
jasa, yaitu sebagai berikut :
a. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
b. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi,
dan penanganan keluhan-keluhan konsumen.
c. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam
HASIL
Analisis Korelasi Antar Variabel
Dengan melihat hasil analisis Pearson dengan
membuat hipotesis dan pengambilan keputusan dari tiaptiap korelasi menunjukkan
REKOMENDASI
Sejumlah keluhan tidak resmi sering dikemukakan bahwa pasien
Askeskin atau Askes PNS tidak mendapatkan pelayanan setara dengan pasien
Umum sehingga menimbulkan ketidakpuasan, contoh Pasien menyatakan
saya telah membayar lebih untuk mendapat pelayanan seharusnya diutamakan
dalam pelayanan daripada yang tidak membayar (Askeskin/Askes PNS) dan
contoh Karena saya sebagai pasien yang gratis / dibayari oleh pemerintah
mendapat pelayanan berbeda dengan pasien yang membayar tunai. Tetapi
sinyalemen itu belum banyak diteliti secara formal khususnya di RSUD
Kabupaten Karanganyar.
Penilaian kepuasan pasien ini diyakini adanya perbedaan tingkat
kepuasan antara pasien Askeskin, Askes PNS, Umum berdasarkan status
asuransi pasien. Dengan demikian peneliti mengganggap bahwa hal itu perlu
diteliti mengenai analisis tingkat kepuasan pasien antara pasien Askeskin,
pasien Askes PNS dan pasien Umum pada pelayanan loket pendaftaran rawat
jalan di RSUD Kabupaten Karanganyar.
Mini Riset
I.
PENDAHULUAN
Makalah ini berisi laporan singkat dari mini riset untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Agama tentang perkembangan rasa agama pada usia anak dan usia remaja.
Agama merupakan hal yang menyangkut masalah yang berhubungan dengan
kehidupan batin manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan yang bersifat abstrak yang
memang sulit didiskripsikan dan diukur secara tepat dan rinci. Dalam diri manusia
mempunyai kebutuhan dan keinginan bukan hanya terbatas kebutuhan akan makan, minum,
pakaian ataupun kepentingan-kepentingan lainnya. Tetapi ada semacam kebutuhan dan
keinginan yang bersifat universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya,
bahkan di atas kebutuhan akan kekuasaan. Keinginan dan kebutuhan ini adalah suatu
kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan.
Manusia ingin mengabdikan dirinya pada suatu dzat yang dianggapnya mempunyai
kekuasaan tertinggi dan Maha Menguasai segalanya, sehingga tumbuh rasa beragama pada
jiwa manusia. Menurut Ibu Susilaningsih rasa agama merupakan Kristal-kristal nilai agama
(religious conscience) dalam diri yang terdalam dari seseorang yang merupakan produk dari
internalisasi nilai-nilai agama yang dirancang oleh lingkungannya. Sebagai sebuah Kristal
nilai rasa agama sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat sekitar, teman sebaya,
maupun kondisi keluarga. Semua itu sangat berpengaruh terhadap pengkristalan nilai-nilai
agama terhadap perkembangan mulai dari anak-anak sampai remaja.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk beragama. Potensi beragama sudah ada
pada setiap manusia sejak mereka dilahirkan. Tinggal bagaimana proses perkembangannya.
Rasa beragama akan terus berkembang mulai dari usia anak sampai usia remaja bahkan
sampai pada usia lanjut. Perkembangan rasa beragama usia remaja yaitu situasi keagamaan
yang berada dalam perjalanan menuju kedewasaan. Rasa agama yang mampu menumbuhkan
rasa tanggung jawab serta menjadikan agama sebagai filsafat hidup. Oleh karena itu
penanaman rasa agama sangatlah penting sejak masih usia anak sampai dewasa. Jangan
sampai timbul rasa keraguan beragama pada diri anak atau remaja.
II.
TEORI
A. Perkembangan Jiwa Keagamaan Pada Usia Anak Dan Remaja
1. Perkembangan Agama pada Anak-anak
Menurut penelitian Ernest Harms perkembangan agama anak-anak melalui tiga tingkatan,
yaitu :
a. The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng)
Tingkat ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini konsep Tuhan
lebuh banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Pada tingkat perkembangan ini anak
menghayati konsep ke-Tuhanan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya.
b.
c.
a.
b.
c.
Kehidupan masa ini masih bayak dipengaruhi kehidupan fantasi yang diliputi oleh dongengdongeng.
The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar hingga ke usia adolesense. Pada
masa ini, id eke-Tuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan pada
kenyataan (realitas). Konsep ini timbul mlalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran
agama dari orang dewasa lainnya.
The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan
perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan yang iundividualistis terbagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
Konsep ke-Tuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian fantasi
yang disebabkan pengaruh dari luar.
Konsep ke-Tuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan yang bersifat
personal.
Konsep ke-Tuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos humanis pada diri
mereka dalam menghayati ajaran agama. Perubahan ini dipengaruhi oleh perkembangan usia
dan pengaruh yang berasal dari luar yang dialaminya.
kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersofat
materialis.
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari
proteksi.
e. Sikap dan Minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan
hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi
mereka (besar kecil minatnya).
f. Ibadah
B. RELIGIOUS DOUBT
Religious Doubt atau keraguan dalam rasa agama timbul karena ada faktor penyebabnya,
antara lain:
Kemampuan kognisi remaja untuk berfikir secara abstrak dan maknawi
Religious strorage
Dogmatic teaching
Religious teaching
Perbedaan agama
Mempertentangkan ilmu dan agama
Immorality
Individual different
III.
Sejak kecil orang tua saya sudah mengajarkan ilmu-ilmu fiqh seperti cara wudhu,
sholat, sampai doa-doa keseharian. Dan orang tua saya dengan begitu sabar mengajari saya
bagaimana membaca al-quran dengan makhraj yang baik dan benar mulai dari menghafal
huruf hijaiyah sampai belajar menulisnya. Itulah tahap orang tua saya melekatkan nilai agama
yang sempurna pada diri saya yaitu agama Islam. Yang saya tahu saat itu, saya belajar ngaji,
saya sholat adalah sebagai wujud bahwa saya adalah orang islam. Meskipun pada waktu itu
saya juga belum tahu islam yang sebenarnya. Tetapi saya tidak merasa terbebani menjalankan
semua itu. Melihat orang tua saya melakukan ibadah, saya merasa itu adalah rutinitas yang
baik yang saya harus bisa melakukannya.
Semangat mendidik orang tua tidak berhenti sampai di situ, setelah saya berumur 6
tahun mereka memboyong saya ke jawa dengan niat agar saya bisa menjalani sekolah formal,
karena di sana tempat tinggal saya sangat jauh dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti
sekolah. Orang tua saya mendaftarkan saya pada lembaga pendidiklan SD. Di SD bukan
hanya ilmu formal saja yang saya perolah, tapi juga ilmu agama. Yang dari oaring tua saya
mendapatkan ilmu dasar-dasar agama di sekolah dasar saya memperolah lebih luas lagi.
Tidak jarang pak guru mengenalkan saya tentang kisah-kisah nabi atau dongeng-dongeng
islami.
Setelah saya masuk SD orang tua tidak pernah berhenti mengingatkan saya untuk
terus menuntut ilmu agama, karena dengan ilmu agama dapat mengantarkan saya pada
kebahagiaan akhirat. Orang tua saya menyuruh saya untuk mengaji di Musholah yang dekat
dengan rumah saya. Selain dari orang tua saya juga banyak mendapatkan ilmu keagamaan di
situ. Ngaji di musholah dimulai setelah sholat maghrib. Sangat mengherankan, dulu saya
sangat bersemangat untuk berangkat mengaji. Dari sebelum maghrib saya dan teman sebaya
saya sudah berlarian menuju mushola. Sampai-sampai saya merengek minta dibelikan
payung agar saya bisa tetap berangkat ngaji walaupun hujan.
Setelah lulus SD saya juga masih bersemangat untuk tetap mangaji, walaupun
terkadang saya tidak berangkat karena saking lelahnya akibat kegiatan di SMP dan karena
begitu jauhnya sekolah dengan rumah tempat saya tinggal yang pada saat itu saya tempuh
hanya dengan menggunakan sepeda. Sampai saya kelas 3 SMP aku masih aktif mengaji di
mushola. Ketika bulan ramadhan tiba saya dan teman-teman mengikuti tadarus al-quran di
mushola bahkan sampai larut malam.
Saya juga ingat bagaimana orang tua memarahi saya ketika saya tidak mengaji dan
hanya bermain, maka saya akan dimarahi habis, dahulu saya sempat merasa kesal akan hal
itu, tapi kini saya merasakan hasil dari didikan orang tua saya.
Dan setelah saya lulus SMP dan masuk SMK, saat itu usia saya sudah menginjak usia
remaja. Karena SMKnya jauh maka orang tua saya memasukkan saya di sebuah pondok
pesantren MIFTAHUL ULUM tepatnya di daerah Kebumen dengan harapan saya bisa
mondok atau nyantri sambil sekolah. Di pondok pesantren saya mendapatkan ilmu agama
yang lebih mendalam lagi. Ada ilmu-ilmu baru yang baru saya tahu di pesantrenseperti ilmu
Nahwu dan Shorof. Karena sekolah yang berbeda dengan lokasi pondok, apalagi tidak ada
lagi orang tua yang selalu mengawasi dan mengontrol, saya merasa sangat bebas. Meskipun
ketika saya sudah kembali ke pesantren saya sudah terikat lagi oleh peraturan pondok
pesantren yang banyak aturan dan membuat waktu saya di pesantren sangat padat. Oleh
karena itu sering pulang sekolah saya tidak langsung pulang ke pesantren tetapi
menghabiskan waktu di luar untuk bermain bersama teman-teman sekolah saya. Bahkan
terkadang karena sangat asyiknya bermain saya sampai lupa tidak menunaikan ibadah.
Mengaji di pesantren pun mulai malas-malasan. Sempat saya menyadari tentang perubahanku
yang tidak seperti dulu lagi, sempat terfikirkan dalam benak saya bahwa yang saya lakukan
saat ini itu tidak baik dan hanya menyia-nyiakan waktu saya. Namun sifat buruk itu tetap saja
melekat pada tubuh saya, hingga sampai pertengahan semester kelas 3 saya mulai bisa
mendekatkan diri lagi kepada Allah. Entah karena hati yang tulus atau hanya karena takut
kalau Allah tidak menghendaki saya untuk lulus ujian nantinya. Rasa beragama saya
meningkat ketika saya hendak menghadapi UAN. Setiap hari saya berdoa demi kelancaran
UAN saya dan semoga mendapatkan nilai yang bagus.
Setelah lulus SMK, saya mulai mamahami tentang pentingnya nilai agama yang
selama ini saya yakini. Dan saya berjanji untuk terus menanamkan nilai-nilai agama sebagai
pedoman hidup saya kedepan. Karena komitmen saya itu membuatku tertarik untuk
meneruskan kuliah yang berkaitan dengan agama. Akhirnya saya diterima di Universitas
Islam Negeri SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta. Di Yogyakarta saya tinggal di Pondok
Pesantren NURUL UMMAH PUTRI sampai sekarang ini. Semoga nilai-nilai agama akan
selalu menjadi penerang dan menuntun hidup saya untuk terus berada di jalanNya ..
ANALISA
Dari analisis kasus tentang rasa agama, yang disini dimulai dari peran orang tua untuk
menanamkan rasa agama sejak usia anak-anak. Menurut Ernest Harms perkembangan rasa
agama usia anak melalui tiga tingkatan, yaitu :
The Fairy Tale Stage (tingkat dongeng). Tingkat ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun.
Pada tingkat ini konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh dunia fantasi.
Perkembangan rasa agama dipengaruhi oleh konsep-konsep yang berupa fantasia tau
dongeng-dongeng.
Pada tingkat ini, sama dengan yang saya alami dulu, dimana saya sering diceritakan dongengdongeng tentang kisah-kisah nabi yang mulai membuat saya mengerti tentang agama. Hal ini
menunjukkan bahwa pada masa anak tingkat dongeng sangat mempengaruhi perkembangan
rasa agama anak.
The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan). Tingkat ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar
hingga ke usia adolesense. Pada masa ini, ide kebutuhan anak sudah mencerminkan konsep
yang berdasarkan pada kenyataan (realistis). Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga
keagamaan dan pengajaran agama dariorang dewasa lainnya.
Pada tingkat ini, saya alami ketika saya masuk sekolah dasar dan saya mulai rajin berangkat
mengaji di ushola dan saya mulai menirukan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh orangorang terdekat saya, seperti kedua orang tua saya, guru, pak Kiyai di mushola, dan orangorang lain yang ada di sekitar saya.
The Individual Stage (tingkat Individu). Pada tingkat ini anak memiliki kepekaan emosi yang
paling tinggi sejalan dengan perkembangan mereka.
Pada tingkat ini saya alami ketika saya sudah masuk usia remaja. Dimana konsep Tuhan
dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh luar maupun dipengaruhi oleh perkembangan usia.
Ketiga tingkat di atas pasti akan dialami seseorang dalam proses penanaman dan
pengkristalan nilai-nilai agama. Pengkristalan nilai-nilai agama harus ditanamkan sejak usia
dini. Peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses perkembangan rasa agama.
Karena keluarga merupakan tempat pertama dimana anak memperolah dan dikenalkan
pertama kalinya tentang nilai-nilai agama. Sedangkan lembaga-lembaga pendidikan hanya
bersifat melanjutkan saja.
Masaremaja merupakan tahap yang progresif, mencakup masa juvenilitas, pubertas,
dan nubilitas. Hal ini menjadi faktor yang mempengaruhi rasa agama remaja. Di masa remaja
pertumbuhan pikiran dan mental anak sudah mulai berkembang dan mulai berfikiran kritis.
Pada masa remaja sudah mulai timbul suatu keraguan rasa agama (religious doubt).
Hal ini terjadi karena adanya faktor dari dalam maupun faktor dari luar berupa pergaulan,
bisa juga karena pengaruh pendidikan, kesalahan penyampaian materi dan masih banyak lagi.
Keadaan religious doubt mulai saya alami ketika saya masuk dibangku SMK Sampai
pada saat saya sudah masuk ke perguruan tinggi. Waktu saya SMK sempat saya merasa
mengalami penurunan rasa agama, sekitar kelas satu akhir sampai kelas tiga semester awal
saya mengalami perubahan sikap keagamaan yang sangat mencolok (Religious Conversion).
Hingga pada kelas tiga akhir, tepatnya menjelang Ujian rasa agama saya serasa bangkit
kembali.
Namun, setelah itu saya mendaftar di lembaga pendidikan UIN SUNAN
KALIJAGA. Di Perguruan Tinggi saya mengambil jurusan PAI dimana di dalamnya
membahas tentang segala hal yang berkenaan dengan agama. Materi yang diberikan sangat
mendalam dan lebih detail, dibandingkan dengan materi-materi keagamaan yang saya dapat
sebelumnya,yang memang baru dasar-dasarnya saja. Namun, semua itu justru membuat saya
bingung dan pemahaman agama saya yang dulu mulai goyah. Apalagi terkadang ada
pemahaman yang berbeda dengan apa yang saya dapat dulu dengan apa yang saya dapat di
universitas.
IV.
KESIMPULAN
Dari kasus pengalaman yang saya teliti di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penanaman rasa agama perlu dilaksanakan sejak usia dini. Peran keluarga menjadi sangat
penting dalam perkembangan rasa agama anak, karena dalam keluarga anak pertama kali
mendapatkan penanaman nilai dasar-dasar agama. Orang tua yang sejak kecil sudah
menanamkan dasar-dasar nilai agama pada anak akan sangat membantu anak dalam
perkembangan rasa agama selanjutnya.
Selain keluarga, lingkungan, teman sebaya, sekolah juga berpengaruh dalam
perkembangan rasa beragama seseorang. Lingkungan yang baik akan berpengaruh pada
perkembangan rasa agama yang baik pula, begitu juga dengan pengaruh teman bermain
maupun pengaruh sekolah.
Masa remaja merupakan masa dimana sering terjadi keraguan rasa beragama. Hal itu
dikarenkan masa remaja adalah sebuah masa untuk mencari jati diri. Pada masa remaja,
seseorang akan mudah terpengaruh oleh lingkungan, baik lingkungan bermain maupun pada
lingkungan sekolah. Pengaruh yang dikhawatirkan disini adalah pengaruh yang bersifat
negative yang akan mendoktrin nilai-nilai agama yang sudah didapat sebelumnya, ataupun
pengaruh negative yang dapat menghancurkan cita-cita dan masa depannya. Oleh karena itu
perlu adanya control dan bimbingan dari orang tua maupun orang-orang terdekat agar anak
tetap berpegang teguh dan berpedoman pada nilai-nilai agama dalam setiap ranah kehidupan.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Gravindo Persada.2009
Susilaningsih. Hand Out
LAPORAN MINI RESET
TUJUH PERENCANAAN pada RESTORAN BOYONG KALEGAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mini reset mata kuliah Manajemen
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Mikhriani, MM.
Disusun oleh :
Mahasiswa Manajemen Dakwah Kelas D Angkatan 2011
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Mini Reset ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen.
Yogyakarta, Januari 2012
Mengesahkan,
Dosen Pengampu
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DAFTAR MAHASISWA
Nama Mahasiswa
NIM
M. FADLLIL ADHIM
11240106
MR.KUIFANDEE TUWEAKU
11240107
MR.MACHARIF DAMI
11240108
MR.MAHAMUT KUNA
11240109
MR.AMIR HAMA
11240110
MISS.NURMA WAE-USENG
11240111
MISS.NI-ASUENAH CHE AWAE
11240112
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
MR.JAMILL HAYEEMASAE
MISS.ATIYAH HENGDADA
MR.HAMDE MOSU
M FAJRUL FALAH
YUNIARTI PAMILI
DIAH RIRIN N.
BADRUZZAMAN AL FAUZI
M IRFAN ROMADHON
YENI SRI ROSNAENI
RAGIL PURNOMO
NUR SOHIRIN
AHMAD SYAUQI WILDAN
NOVAL MAZDI IHSANI
HANIFAH ALIF FITRI
ROSILAH MAWADATI
M WACHID HARDIANTORO
HERLINE RAHKMATIKA PUTRI
ENDAH DWI AGUSTINA
SAIDATUL UMMAH
TAUFIK HIDAYAT
FRIDA SETYE AYU WULANDARI
HAFIDOH
RISKI ADI PERWIRA
MUTHII ATUL MUNAWWARAH
FARUQ ASROR
HESTI WURYANDARI
DICA SUCI ENGGAR JATI
11240113
11240114
11240115
11240116
11240117
11240118
11240119
11240120
11240121
11240122
11240123
11240124
11240125
11240126
11240127
11240128
11240129
11240131
11240132
11240133
11240134
11240135
11240136
11240137
11240138
11240139
11240141
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan...................................................................................
Daftar mahasiswa.........................................................................................
Daftar isi ......................................................................................................
BAB I
a. Latar Belakang..................................................................................
b. Rumusan masalah ............................................................................
c. Tujuan ..............................................................................................
BAB II
Pembahasan.................................................................................................
BAB III
Kesimpulan...................................................................................................
Dokumentasi ...............................................................................................
i
ii
iv
1
1
1
2
8
9
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Boyong dalam bahasa Jawa artinya Membawa, sedangkan Kalegan artinya
Kelegaan atau Kepuasan. Membawa pulang kelegaan, yakni dengan gaya ala
pedesaan. Agar suasana alam pedesaan yang segar dan sejuk pun terasa. Sehingga akan
menarik para pengunjung yang haus akan suasana pedesaan. Apalagi di tambah tersediannya
berbagai hidangan. Menambah kenyamanan bagi wisatawan yang hendak berwisata kuliner
maupun sekedar refreshing.
Konsep seperti itulah yang di pakai Restoran Boyong Kalegan. Sebuah restoran yang
terletak jauh dari hiruk pikuk keramaian kota Yogyakarta. Boyong Kalegan berada di Jl.
Raya Pakem Turi SlemanYogyakarta,berdiri dan mulai beroperasi pada tanggal 19 Juli 2000.
Dan sudah tercatat bahwa restoran yang bernama Boyong resto dan Kalegan resto ini
banyak dicari konsumen.
Dalam survai kami dalam Boyong Resto ini, untuk mencapai semua itu tak hanya
dibutuhkan kerja keras namun juga perlu trik-trik untuk menarik para konsumen agar betah
singga di resto tersebut, yakni dengan proses manajemen (management). Salah satu proses
manajemen ialah perencanaan. Dan disini kami akan membahas tentang proses perencanaan
tersebut.
b.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan dalam manajemen dalam perkembangan organisasi ataupun
perusahaan ?
2. Terdiri dari apa sajakah proses perencanaan tersebut ?
3. Bagaimana uraian proses perencanaan dalam Boyong Resto hingga banyak diserbu
konsumen?
c.
Tujuan
1. Menjadikan pengetahuan sebagaimana perencanaan yang baik bagi seorang manajer dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
2. Dengan adanya survai tersebut menjadikan bekal dan jembatan meniti karir bagi mahasiswa
awal seperti kami.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
OBJECTIVES
Dari tampilan luar resto ini sudah nampak sekali sasaran mana saja yang dituju resto
ini. Disini akan ditampilkan tabel sasaran utama resto tersebut :
Atas
Menengah
bawah
usia
penghasilan
Anak
Remaja
Dewasa
Dalam hal sasaran, Bapak Kasworo menjelaskan bahwa Boyong Kalegan mempunyai
sasaran untuk meningkatkan omsetnya pasca terkena lahar dingin merapi. Melalui jaringan
instansi pemerintahan dan lingkungan masyarakat, mereka mempromosikan restorannya.
Dengan gaya sikap yang low profile dan santai, mereka memperkenalkan restorannya yang
nyaman dan menarik untuk dikunjungi.
Dengan masalah harganya, beliau juga menyesuaikan dengan masyarakat yang
berkembang saat ini. Dimana fakta yang ada saat ini konsumen menjadi lebih cermat dan
rasional dalam membelanjakan uangnya. Boyong Kalegan terus saja mencermati hal
tersebut, agar tidak menjadikan konsumen sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek yang
harus diajak berpartisipasi dalam bisnis mereka. Oleh sebab itu sasaran utamanya adalah
kalangan atas dan kalangan menengah.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
POLICIES
Sebuah strategi berarti bukanlah sebuah usaha asal-asalan, yang asal dijalankan.
Untuk menuju sasaran yang tepat dibutuhkan strategi pemasaran yang matang. Dalam
kaitannya dengan SWOT analisist Boyong Resto, yakni : Strength atau kekuatan yang
mereka miliki yaitu :
Restoran apung pertama di Jogja
Suasana yang berbeda dengan restoran lain
Mempunyai banyak Relasi
Boyong kalegan Resto lokasinya sangat strategis
Weakness atau kelemahannya adalah :
Peralatan
yang
perlu
dibenahi
rusak
karena
akibat
erupsi
merapi
sehingga banyak atap rusak yang bahan bakunya dari jerami.
Opportunity atau kesempatan yaitu :
1.
1.
Bisnis
Universal
yaitu
berupa
kebutuhan
primer
(pokok)
makanan,
karena makanan dibutuhkan semua orang jadi peluang untuk bangkrut
kecil.
Treath atau Ancaman-ancaman yang akan dihadapi yakni :
Secara
geografis
terletak
dekat
dengan
gunung
merapi
yang
bisa
setiap saat mengancam dengan gempanya , terutma lahar dingin yang
akhir-akhir ini sering terjadi.
Stategi Pemasaran
Prices atau harga yang Boyong Resto tawarkan sebanding dengan pelayanan mereka yang
memuaskan dan membuat pengunjung nyaman.
Places atau tempat yang mereka sediakan sangat nyaman sesuai konsep yang masyarakat
inginkan yang bersifat natural.
Promotion atau promosi yang mereka lakukan melalui website, namun yang paling berperan
adalah dari relationship atau hubungan relasi sehingga promosi jauh lebih efektif dan efisien.
4.
PROGRAMS
Tak hanya sekedar keistimewaannya dengan restoran apung pertama kali di
Yogyakarta, namun untuk menciptakan suasana yang nyaman dengan nuansa alam tersebut
juga dibutuhkan nuansa live musik untuk menambah suasana romantis yang bisa dinikmati
semua kalangan. Semua itu diciptakan oleh pak Kasworo dan istrinya beserta team kerjanya
dengan sangat-sangat sederhana agar nampak alami tanpa dibuat-buat.
Untuk kalangan remaja ataupun bahkan untuk keluarga yang ingin berlibur, malam
mingguan ataupun ingin berwisata hari libur seperti hari Minggu, di Boyong Resto ini juga
dihadirkan Band yang setia melantunkan lagu-lagu untuk konsumen yang bersinggah di
resto ini pada hari Sabtu dan Minggu untuk berlibur, makan bahkan hanya ingin menikmati
suasananya yang tenang saja.
Namun semua itu tak lengkap bila tidak ada menu hidangan spesial dalam suatu
wisata kuliner, dan tak bisa dipungkiri menu hidangan spesial di Boyong Resto ini bisa
dibilang sangat sempurna dan lezat untuk disantap bersama teman-teman, pacar, bahkan
keluarga. Menu spesial tersebut adalah Gurameh Bakar. Resto ini benar-benar
mengandalkan menu spesial tersebut untuk memanjakan konsumennya. Dengan Service
excellence dan Customer instimacy maka konsumen merasa nyaman seperti berada dirumah
sendiri yang berada di alam terbuka.
Tak lepas dari semua itu Boyong Resto memberikan fasilitas-fasilitas yang
memadai yakni :
Meeting Room VVIP
Resort dan Hotel
Menyediakan tempat VVIP, VIP, Economy
Musholah dan MCK
5.
SCHEDULES
Tak hanya nuansanya yang alami dan apa adanya, pemilik resto ini dalam
menjalankan bisnis sehari-harinya juga dengan prinsip apa adanya dan tampak alami, tanpa
mengistimewakan hari-hari besar, seperti hari Raya Idhul Fitri ataupun Natal. Mengapa
demikian ?
dalam hari-hari biasa saja kami sudah kualahan, apa lagi hari-hari besar yang penuh
dengan keistimewaan. Jadi kami menjalanka semua ini dengn natural, tanpa dibuat-buat.
Karena yang terpenting bagi kami sesuatu yang kecilpun bisa menjadi istimewa apabila
mampu kita manfaatkan dengan baik begitu papar pak Kisworo yang juga menjabat sebagai
BRIMOB.
Tambahnya lagi Yang terpenting bagi kami bukanlah sesuatu yang rumit dengan
rencana-rencana yang belum tentu berjalan lancar, namun membuat pengunjung nyaman
singgah ditempat kami itulah tujuan didirikannya resto kami ini. Meskipun kami belum
pernah belajar tentang kepemimpinan, namun kami mau membuka diri untuk mempelajari
hal-al yang sekiranya mampu meningkatkan daya uasaha kami untuk menyambung hidup dan
menggaji para karyawan.
6.
1.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
4.
5.
6.
PROCEDURES
Karyawan Boyong Resto ada 60 karyawan. Demi kelancaran sebuah perusahaan
termasuk dalam Boyong Resto dibutuhkan adanya tata tertib tata tertib yang harus
djalankan, dimana sudah dijelaskan oleh bapak Kasworo adalah sebagai berikut :
Jam kerja karyawan 8 jam
Terdiri dari 4 siff
07.00 - 15.00 wib (bidang housekipping,security,produksi)
08.00 - 16.00 wib (mecanikal electrical)
11.00 - 19.00 wib
14.00 - 22.00 wib
Resto buka pukul 10.00-22.00.
Jam sibuk: 13.00-15.00.
Dalam 1minggu karyawan mendapat libur 1hari (selain hari sabtu dan minggu).
Semua ketua divisi pada masing-masing bagian bertanggung jawab kepada owner.
STRUKTUR ORGANISASI
OWNER
Meanical electrikal
7.
BUDGET
Dulu resto ini mampu mencapai omset Rp 400jt/bln, namun setelah terjadinya eropsi
merapi, Boyong Kalegan ini hanya mencapai omset sebesar Rp 200jt/bln , dengan
keuntungan Rp 80jt/bln. Namun untuk tahun 2012 ini, Boyong Resto mulai meluncurkan
rencana-rencana baru untuk menaikan omsetnya kembali, bahkan pak Kisworo menargetkan
500jt/bln.
Memang tampaknya sulit setelah terjadinya eropsi merapi, namun beliau tetap
optimis untuk mencapai omset yang ditargetkannya.
BAB III
KESIMPULAN
Perencanaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
ditentukan dalam jangka ruang dan waktu. Perencanaan merupakan dasar dari rangkaian
kegiatan suatu organisasi. Untuk menentukan kemana arah dan hal apa saja yang akan
dilakukan organisasi. Tak terkecuali organisasi tersebut besar atau kecil. Mereka pasti
mempunyai perencanaan untuk organisasinya agar dapat menjalankan organisasinya. Begitu
juga dengan Boyong Resto, untuk menjadi yang terdepan dan omset melesat selain
dibutuhkan kerja keras juga dibutuhkan perencanaan-perencanaan yang matang, yakni tujuh
perencanaan yang baik, yang terdiri dari forecasting, objectives, policies, programs,
schedules, proceures, budget.
Dengan tujuh perencanaan tersebut dan dengan nuansa alamnya Boyong Resto
mampu membawa dirinya untuk berani bersaing dengan resto-resto lainnya. Yang lebih
menarik lagi atasan terjun langsung ke lapangan. Seperti apa yang dikatakan pak Kasworo
Saya tak pernah malu untuk terjun langsung.
Prinsip itulah yang terus saja dipegang beliau untuk memajukan usahanya ini.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa usaha keras saja tak cukup apabila tanpa ada suatu
perencanaan yang matang. Suatu organisasi ataupun perusahaan mampu dikenal orang
apabila suatu organisasi atau perusahaan itu mempunyai daya tarik istimewa yang melekat
dalam dirinya yang berbeda dari lainnya.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan kehadiran Allah SWT. Karna berkat taufik dan
hidayat-nya, sehingga MAKALAH ini bisa diselesaikan dengan baik, walaupun mansih banyak
kekurangan.
Sholawat serta salam semoga senantiasa mencurahkan untuk junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi upaya
meneladani akhlaknya yang mulia.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Penulis sangat berharap atas kritikan dan sarannya. Dengan adanya makalah ini
supaya menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis pribadi khususnya dan
teman-teman pada umumnya. amin-amin yarobbal alamin..
Billahi taufiq wal Hidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta,
November 2013
Ttd
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran mahasiswa terhadap bangsa ini sangatlah besar. Kemajuan-kemajuan sebuah
bangsa bisa dilihat dari aspek-aspek elite intelektual dalam sebuah bangsa tersebut. Sekarang
dunia akademik atau khususnya dikampus yang mengikuti organisasi-organisasi ekstra kampus
lebih mengutamakan politiknya dari pada intelektual akademiknya. Bisa kita lihat sekarang para
mahasiswa selalu ingin berkuasa dimana tempat mereka bernaung di sebuah organisasi yang
mereka ikuti. Contoh kecil mari kita lihat di kampus UIN Sunan Kalijaga yang menurut pengamatpengamat orang-orang organisasi atau pergerakan adalah kampus yang sangat kental akan
organsasi ekstranya atau pergerakan-pergarakan.
Hal ini bisa dilihat kinerja-kinerja organisasi yang berada di lingkup kampus tersebut, dari
mulai ideologinnya sampai cara berpolitik atau menguasa didalam lingkup kampus tersebut. Ini
terjadi di organisasi ekstra kampus atau intra kampus sendiri. Apabila yang intra kampus
tersebut bisa kita lihat dalam PEMILWA yang baru saja dilaksanakan belum lama ini. Kita bisa
melihat betapa panasnya situasi berpolitik yang terjadi saat itu. Ini baru dilingkup kampus yang
disebut PEMILWA belum yang dilingkup Negara kita ini ketika terdapat sebuah PILKADA atau
PILPERS betapa sangat panasnya Negeri ini akan politik-politik kekuasaan. Yang dilingkup
kampus saja sudah seperti itu. Semua partai-partai aliansi berebut dan mencari sebanyakbanyaknya fotocopy KRS agar partainya bisa lolos verivikasi, dengan berbagai strategi dan
terkadang bisa menghalalkan berbagai cara untuk mendapat sebuah KRS. Ini membuktikan
politik di dunia mahasiwa sudah sangat kuat. Hal ini bisa kita tarik apabila didalam kampus
tersebut terdapat organisasi yang besar dan organ tersebut menguasai wilayah itu pasti kaumkaum minoritas organisasi itu pasti kekurangan massa dan kekurangan suara. Bagaimanapun
juga kaum mayoritaslah yang lebih berkuasa dan kaum minoritaslah yang seakan-seakan
terdiskriminasi dalam ruang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Biografi singkat Hebert Spencer
2. Teori Pemikiran Herbert Spencer Mengenai Orang kuat
3. Profil Orang Kuat dalam PMII Komisariat Adab menggunakan Perspektif Herbert Spencer
4. Responden-responden dari aktivis PMII Komisariat Adab.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Singkat Herbert Spencer
Herbert Spencer Lahir di Derby pada tanggal 27 April 1820 dan meninggal di Brighton
pada tanggal 8 Desember 1903. Ia adalah seorang filosof Inggris dan pemikir teori liberal klasik
yang terkemuka. Meskipun kebanyakan yang ia tulis berisi tentang teori politik dan lebih
menekankan pada keuntungan akan kemurahan hati, ia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme
sosial. Spencer merupakan anak tunggal dari seorang guru sekolah. Karena kesehatannya
kurang mengizinkan, ia hanya dididik di rumah. Latar belakang inilah yang membuat semua
karyanya bercorak independen.
Spencer tidak belajar ilmu seni humaniora, tetapi belajar bidang teknik dan utilitarian.
Pada tahun 1837, saat usianya 17 tahun ia mulai bekerja sebagai insiyur sipil, dengan jabatan
wakil kepala bagian mesin perusahaan kereta api London dan Birmingham hingga tahun 1846.
Selama periode ini, ia melanjutkan studi dengan biaya sendiri. Kemudian ia tertarik pada bidang
politik dan sosial, lalu mulai menerbitkan karya ilmiah dikedua bidang tersebut. Spencer adalah
orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret.
Tindakan tersebut kemudian diikuti oleh para sosiolog sesudahnya, baik secara sadar maupun
tidak sadar. Ia memperkenalkan pendekatan baru sosiologi, yaitu merekonsiliasi antara ilmu
pengetahuan dan agama melalui bukunya yang berjudul First Principle.
Spencer merupakan tokoh pendiri sosiologi sesudah Comte. Ia memperkenalkan
konsep-konsep evolusi sosial sebagai dasar ilmu sosiologi. Dalam karyanya,Synthetic
Phiosophy, terdapat teori evolusi universal yang meliputi evolusi biologi, sosiologi, dan etika.
Tulisannya tersebut menganut filsafat sintesis yang menggabungkan beberapa ilmu menjadi
satu. Namun sayangnya karya spencer tidak berkembang dinegaranya sendiri, tetapi justru
sangat populer di Amerika. Tapi ia tetap dianggap sebagai bapak sosiologi Inggris dan dirinyalah
yang menulis dasa-dasar Sosiologi. Spencer berpendapat bahwa semua fenomena sosial itu
merupakan interaksi dari keseluruhan yang terjadi serta adanya kesatuan dan indepedensi
ilmu.
mengenai seleksi alamiah. Perbedaan lainnya dengan Comte adalah bahwa Spencer
menekankan individu, sementara Comte berfokus pada satuan-satuan yang lebih besar seperti
keluarga.
C. Profil Orang Kuat dalam PMII Komisariat Adab menggunakan Perspektif Herbert
Spencer
Adab adalah salah satu Fakultas di UIN Sunan Kalijaga yang mempunyai jurusan Sastra Inggris,
Bahasa dan Sastra Arab, Ilmu Perpustakaan, Sejarah Kebudyaan Islam dan Perpustakaan Dan
Informasi Islam (D3). Adapun organisasi-organisasi ekternal yang bernaung di Fakulltas Adab
tersebut ada PMII, HMI DPO, HMI MPO, IMM, KAMMI, GMNI dan masih banyak lainnya. Tapi
mayoritas memang banyak mahasiswa-mahasiswi Adab cenderung masuk di organisasi PMII. Ini
sudah saya teliti memang benar di adab adalah mayoritas mahasiswayanya mengikuti organisasi
PMII. Selain itu bisa kita lihat juga bahwa dikampus UIN Sunan Kalijaga memang mayoritas
mahasiswanya menganut didalam organisasi PMII. Salah satu faktornya adalah rasa solidaritas
mereka yang kuat, diamana mereka bisa menyatukan elemen-elemen dari berbagai wilayah
untuk gabung di dalam PMII. Selain itu mahasiwa Adab adalah mayoritas penganut PMII, maka
dari itu PMII bisa berkembang luas di lingkup Fakultas Adab itu sendiri. Banyak berbagai alasan
mahasiswa-mahasiswi Adab masuk dalam PMII, salah satu sebabnya adalah ada yang sudah di
doktrin dari sejak mereka masih SMA dulu karena senior-senior mereka sering main ke SMAnya,
dari sana para senior-senior tersebut memberi arahan kepada adik-adiknya bahwa nanti apabila
sudah di terima di kampus UIN apabila ingin masuk organisasi masuklah PMII karena PMII
adalah organisasi terbersar di UIN, mereka yang masih polos ketika diberi nasihat-nasihat
seniornya tentunya pasti tergiur untuk ikut masuk, padahal mereka juga belum begitu paham
dengan PMII itu sendiri. Ada juga yang kerena ikut-ikutan temen-temenya yang sudah masuk
PMII, ada juga yang faham keyakinanya fanatik dengan NU dari sana mereka ingin berproses
masuk PMII, tidak bisa kita bayangkan memang organisasi terbesar di Indonesia ini adalah NU
jadi bisa dikatakan kultur PMII bisa besar juga dari sana. Selain itu ada juga yang di suruh Kyai
di pondoknya yang basik faham pondok tersebut adalah NU, Kyainya terkadang sudah bilang
kepada para santrinya yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi apabila nanti sudah
menjadi mahasiswa dan ingin masuk organisasi masuk lah PMII karena organisasi itu adalah
organisasi dari NU sedangkn kita adalah fahamnya NU ingsaallah kalian akan diberi jalan
menuju kesuksesan sang Kyai sudah mendoktrin seperti itu secara otomatis para santri tersebut
taat apa yang dikatakan oleh sang Kyai. Ada yang mengatakan juga mereka masuk
PMII karena melihat di Fakultas tersebut atau di Kampus tersebut adalah yang mendominasi
organisasi PMII.
Apabila kita kaitkan dengan teorinya Spencer tentang orang kuat. Dimana orang yang kuat dan
mendominasi serta menjadi mayoritas di lingkungan tersebut akan selalu hidup dan akan
berkembang biak menjadi tambah banyak dan semakin mendominasi terhadap semuanya.
Sedangkan orang tidak kuat di dalam sebuah lingkungan tersebut akan punah dan mati, karena
tidak mampu berkembang biak dan tidak mampu berbaur dengan yang lainnya. Mereka seakan
menjadi kaum yang minoritas dan tertindas. Sekarang PMII di Fakultas Adab adalah organisasi
yang mendominasi di antara organiasai-organisasi lain yang berada di Fakultas Adab dan bisa
dibilang mereka lah yang menjadi kelompok mayoritas di Fakultas Adab tersebut. Sedangkan
seperti HMI, IMM, GMNI, KAMMI menjadi organisasi yang minoritas didalam Fakultas Adab
terserbut. Maka dari itu orang yang kuat akan menjadi kelompok yang mayoritas didalam
sebuah ruang tersebut sedangkan kelompok yang sedikit akan menjadi kelompok yang
minoritas. Wajar saja apabila PMII di Fakutas Adab adalah yang paling kuat dan yang paling
mendominasi di didalam Fakultas tersebut karena mereka yang menjadi kelompok Mayoritas.
Mereka selalu berkuasa karena kekuatan mereka memang sangat banyak diantara kelompokkelompok lain di dalam Fakultas Adab tersebut. Sedang organisasi-organisasi lain tidak mampu
berbaur didalam ruangan tersebut kemudian kadernya menjadi sedikit dan tidak memiliki
kekuatan terkadang yang tidak mampu berkembang biak tersebut atau tidak mamppu berbaur
akan mati.
D. Responden-responden singkat dari aktivis PMII Komisariat Adab
1. Nur Khasanah (Mahasiswa jurusan SKI)
Kami memang mengakui di fakultas adab ini memang kamilah yang menguasai, karena memang
disini PMII banyak kadernya. Dan mayoritas mahasiswa-mahasiswa baru juga masuk di
organisasi kami. Entah dari faktor memang PMII itu besar di UIN atau memang dari kemauan
hatinya sendiri.
2. Linda (Mahasiswa jurusan Sastra Inggris)
Alasan kami mengikuti PMII adalah kami memang dari dulu sejak masih SMA sudah di doktrin
senior-senior kami yang sudah ada di UIN, besok apabila diterima di UIN dan ingin mengikuti
organisasi, senior-senior kami menyuruh kami ikut organisasi PMII karena PMII adalah
organisasi terbesar di UIN. Setiap senior-senior kami main ke SMA, kami selalu di doktrin seperti
itu. Padahal kami sebenarnya belum mengerti apa itu PMII, yang hanya kami tahu adalah
sebuah organisasi islam.
3. Siti Aminah (Mahasiswa jurusan SKI)
Karena memang basic kami dari kecil NU maka kami ingin berjuang dijalan NU, kami juga ingin
lebih memperdalam NU itu sendiri, maka dari itu kami mengikuti PMII, karena PMII lah yang
memang arah perjuangnnya dari NU untuk ditingkat mahasiswa. Bagi saya NU sudah menjadi
darah saya dari sejak kecil, dan saya harus berproses di NU sampai saya mati nanti.
4. Setio Budi (Mahasiswa Jurusan BSA)
Saya memandang di Fakultas Adab yang kami tempati ini, organisasi yang banyak kadernya
adalah PMII, dari dulu dari awal saya kuliah disini sampai sekarang PMII masih termasuk
organisasi yang menjadi mayoritas di Adab. Mungkin ini karena proses kaderisasinya yang
matang sehingga bisa selalu mendominasi diwilayah ini. Memang di adab organisasi yang selalu
berkoar-koar adalah PMII mungkin itu menjadi salah satu faktornya supaya bisa dilihat dari
berbagai macam kalangan bahwa PMII itu memang organisasi yang benar-benar membentuk
mahasiswa untuk agen perubahan. Ke-eksistensial seperti itu mungkin yang menyebabkan PMII
selalu mendominasi di Fakultas Adab.
5. Niswah (Mahasiswa jurusan Sastra Inggris)
Memang pengkaderan kami di Fakultas Adab ini sangat kuat dan kami memang mainnya di
kultur seperti di Pondok Pesantren yang kami dulu nyantri-nyantri disana kami datangi dengan
tujuan silaturahmi, kemudian di organisasi etnis atau organisasi daerah (ORDA) masing-masing
kami masuk disana, dan lagi seperti di SMA kami dulu kami arahkan adik-adik kami yang ingin
masuk kuliah kemudian kami jelaskan keadaan-keadaan di UIN sampai gerakan-gerakan
mahasiswa-mahasiwanya dengan begitu mereka pasti tertarik dan pasti ada sedikit kemauan,
dan hasil kami pun tidak sia-sia, sampai saat ini masih banyak kader-kader yang kami dapatkan
yang ingin berproses di PMII.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam Fakultas Adab terdapat berbagai macam organisasi, dan organisasi yang
terbesar disana adalah PMII. Karena PMII disana bisa dibilang yang mendominasi dan menjadi
kaum mayoritas. Bagaimanapun juga kaum mayoritas pasti akan menguasai semua dari segi
massa ataupun system kerja mereka. Hanya PMII yang berani berkoar-koar disana karena
memang mereka banyak massanya di banding dengan organisasi yang lain di Fakultas Adab.
Jadi tidaklah heran apabila tahun ajaran baru tiba PMII pasti selalu paling banyak, mendapatkan
kader-kader yang lebih banyak dari yang lainnya. PMII bisa dibilang disana sangat kuat dan
menjadi kelompok yang mayoritas. Maka dari itu mereka masih bertahan sampai sekarang, keeksistensiannya mereka masih terjaga sampai sekarang.
B. Saran
Menyadari akan keterbatasan penyusun dari segi referensi baik dari segi sistematika
penulisan ataupun penyusunan ilmiah yang tentunya sangat berpengaruh terhadap tingkat
keilmiahan makalah ini, maka dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan
masukan dari setiap pembaca agar kiranya sudi memberikan masukan, baik berupa kritikan
ataupun saran yang tentunya membangun untuk penyempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bernilai ilmiah dimata para ilmuan dan tentunya bernilai
amaliah di sisi Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
Murtiningsih, Wahyu.2012. Para Filsuf Dari Plato Sampai Ibnu Bajjah. Yogyakarta: IRCiSoD
Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al Barry. Tanpa Tahun. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: ARKOLA
Ritzer,
George.
2012. Teori
Sosiologi
Klasik
Sampai
Perkembangan
Terakhir