Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR DAN MODUL

PEMBELAJARAN

(5202412001)
(5202412039)
(5202413082)

KELOMPOK 11

Hanan Faisal A.
Hamzah S.
Agus Lutanto

Masalah yang Dihadapi Guru

Menentukan materi pembelajaran


Pemanfaatan bahan ajar
Pemilihan bahan ajar
Bahan ajar terlalu luas maupun sempit

WARNING !!!!!!
PERLU TAHU MENGENAI BAHAN AJAR SEJAK
DINI

Pengertian
Menurut National Centre for Competency
Based Training (2007), pengertian bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

Bahan ajar atau materi pembelajaran secara


garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.

Materi Pembelajaran Dibedakan:


Materi Aspek Kognitif
Materi Aspek Afektif
Materi Aspek Psikomotorik

Aspek Kognitif
Aspek Kognitif secara terperinci dapat dibagi
menjadi empat jenis, yaitu:
Fakta
Konsep
Prinsip
Prosedur

Pembelajaran Berbasis Kompetensi


Pembelajaran berbasis kompetensi adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi
pencapaian kompetensi peserta didik.
Sehingga muara akhir hasil pembelajaran
adalah meningkatnya kompetensi peserta
didik yang dapat diukur dalam pola sikap,
pengetahuan dan keterampilannya.

Prinsip Pembelajaran Berbasis


Kompetensi

Berpusat pada peserta


Pembelajaran terpadu
Dilakukan dengan sudut pandang keunikan individual
Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus
menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas
(mastery learning)
Dihadapkan pada situasi pemecahan masalah
Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan
multimedia
Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber.

Langkah-langkah Pemanfaatan Bahan


Ajar
Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru
Strategi Mempelajari Bahan Ajar Oleh Siswa

Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh


Guru
Strategi Urutan Penyampaian Simultan
Strategi Urutan Penyampaian Suksesif
Strategi Penyampaian Fakta
Strategi Penyampaian Konsep
Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran
Prinsip
Strategi Penyampain Prosedur
Strategi Menyampaikan Materi Aspek Afektif

Strategi Mempelajari Bahan Ajar Oleh


Siswa

Menghafal (verbal dan parafrase)


Menggunakan atau mengaplikasikan
Menemukan
Memilih

Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Prinsip relevansi artinya keterkaitan
Prinsip konsistensi artinya keajegan
Prinsip Kecukupan

Langkah-Langkah Pemilihan Bahan


Ajar
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Memilih jenis materi yang sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar

Modul Pembelajaran (Buku Teks)


Laporan Hasil Penelitian
Jurnal (Penerbitan Hasil Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah).
Pakar Bidang Studi
Profesional
Buku Kurikulum
Penerbitan Berkala Seperti Harian, Mingguan Dan Bulanan.
Internet
Media Audio Visual (TV, Video, VCD, Kaset Audio)
Lingkungan

Self Instructional
Self Contained
Stand Alone
User Friendly
Adaptive

Pengertian Modul
Departemen Pendidikan Nasional dalam
bukunya Teknik Belajar dengan Modul,
(2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu
kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam
bentuk self- instruction, artinya bahan
belajar yang disusun di dalam modul dapat
dipelajari siswa secara mandiri dengan
bantuan yang terbatas dari guru atau orang
lain.

Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya


1992:96), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar
mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan:
Tujuan-tujuan intruksional umum.
Tujuan-tujuan intruksional khusus.
Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.
Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
Peranan guru dalam proses belajar mengajar.
Alat dan sumber yang akan dipakai.
Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid
secara berurutan.
Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya
proses belajar ini.

Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar

Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.


Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan
kemampuannya sendiri.
Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar
sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan.
Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi
yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
Modul disusun dengan berdasar kepada konsep Mastery Learning suatu konsep
yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran
yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa
seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia
menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.
Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang
mem

Langkah-Langkah Penyusunan Modul


Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah
seperti berikut:
Menyusun kerangka modul
Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan
mempelajari modul tersebut.
Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari
tujuan intruksional umum tadi.
Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa
dicapai.
Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus.
Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional.
Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.
Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan untuk mencapai semua
tujuan yang telah dirumuskan.
Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan modul itu.

Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru,
lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.
Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat
mengikuti langkah-langkah berikut:
Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.
Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu.
Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai
pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul
ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.
Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensikompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film,
mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu
disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah
yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu
sendiri.
Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul.
Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan
modul.
Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.

Kesimupan

Penutup

Anda mungkin juga menyukai