KELOMPOK IV
NAMA:
SAHADI
TONI WAHYUDI
IDRA YOGA PRATAMA
ANDRI NOPALDI
RIMA SONIKA
TRESNA WULANDARI
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan anugerah kepada penulis untuk dapat menyusun Makalah ini yang
berjudul Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dari beberapa sumber atau
referensi berupa buku, artikel dari internet dan media cetak.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai Sumber Daya Manusia dan
Struktur Organisasi.
Penulis menyadari Makalah ini belumlah sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar Makalah ini menjadi
sempurna.
01 Nopember 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sumber daya Manusia ........................................................................ 3
2.2. Struktur Organisasi ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya fungsi manajemen sumber daya manusia adalah
merencanakan konsep perekrutan, pengembangan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang diperlukan oleh organisasi. Kebijakan-kebijakan
yang
menyangkut
peraturan
tenaga
kerja,
kualifikasi
perekrutan,
Elemen
tersebut
adalah
spesialisasi
pekerjaan,
1.2.Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan Sumber Daya Manusia pada manajemen
keperawatan?
B. Bagaiman struktur organisasi pada manajemen keperawatan?
1.3.Tujuan
Dengan adanya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
pemahaman tentang Sumber Daya Manusia dan Struktu Organisasi yang
berkaitan dengan majemen keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
SDM DAN STRUKTUR ORGANISASI
2.1. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Sumber daya manusia didefenisikan sebagai proses serta upaya untuk
merekrut, mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi keseluruhan
sumber daya manusia yang diperlukan perubahan dalam pencapaian
tujuannya.
Pada dasarnya fungsi manajemen sumber daya manusia adalah merencanakan
konsep perekrutan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang diperlukan oleh organisasi. Kebijakan-kebijakan yang
menyangkut peraturan tenaga kerja, kualifikasi perekrutan, pengembangan
karier dari mulai pengiriman tenaga kerja untuk mengikuti pelatiha hingga
melanjutkan studi, program insentif maupun bonus bagi tenaga kerja, dan
lian-lainnya merupakan fungsi utama dari bagian ini.
Proses sumberdaya manusia adalah segala proses yang berkaitan dengan
upaya yang dilakukan mulai dari perencanaan sumber daya manusia,
perekrutan, penandatanganan kontrak kerja, penempatan tenaga kerja hingga
pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna menempatkan dan
menetapkan memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi tertentu serta
bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepeda tengga
kerja tersebut. Secara garis besar proses manajemen SDM dibagi kedalam
lima bagian fungsi utama yang terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
Perencanaan jabatan.
2.
Perencanaan SDM
3.
4.
5.
Penilaian kinerja.
6.
Balas jasa/kompensasi.
7.
Terdapat dua jenis rekrutmen yang dapat dilakukan oleh, yaitu rekrutmen
intenal
(internal
(exsternal
4. Menyusun
program
rekrutmen
yang
sistematis
dan
terpadu
berhubungan dengan kegiatan sumber daya manusia lain dan kerja sama
antar manajer lini dan perawat.
5. Mendapatkan calon perawat yang berbobot atau memenuhi syarat
6. Mencatat jumlah dan kualitas pelamar dari berbagai sumber dan
masing-masing metode rekrutmen.
7. Melakukan tindak lanjut terhadap para calon perawat yang diterima
maupun yang ditolak, guna mengevaluasi efektif/tidaknya rekrutmen
yang dilakukan.
Tujuan umum rekrutmen adalah menyediakan suatu pool karyawan
yang memenuhi syarat bagi organisai. Sedangkan tujuan yang lebih
spesifik anatara lain adalah agar konsisten dengan strategi, wawasan dan
nilai organisasi.
1. Untuk menetukan kebutuhan rekrutmen organisasi dimasa sekarang dan
masa datang berkaitan dengan perubahan besar dalam organisasi,
perencanaan SDM, pekerjaan desain dan analisa jabatan.
2. Untuk meningkatkan pool calon perawat yang memenuhi syarat
seefisien mungkin.
3. Untuk mendukung inisiatif organisasi dalam mengelola tenaga kerja
yang beragam.
4. Untuk membantu meningkatkan keberhasilan proses seleksi dengan
mengurangi calon perawat yang sudah jelas tidak memnuhi syarat atau
yang terlalu tinggi kualifikasinya.
C. Kegiatan seleksi
Seleksi tenaga kerja adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan
setelah menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan, apakah internal
maupun eksternal. Paling tidak ada beberapa hal yang biasanya dilakukan
terkait dengan proses seleksi, yaitu seleksi administrasi, seleksi kualifikasi,
seleksi sikap dan prilaku.
1. Seleksi administrasi
Yaitu berupa proses bagaimana perusahaan melakukan validasi dan
verifekasi atas segala persyaratan administratif yang dipersyratkan
kepada calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada suatu jabatan
tertentu. Seleksi administrasi dapat berupa validasi dan verifikasi
formulir aplikasi, daftar riwayat hidup, ijazah pendidikan, dan dokumen
lainnya yang dipersyaratkan.
2. Seleksi kualifikasi
Yaitu melekukan seleksi atas calon-calon tenaga kerja dari sisi
kualifikasinya, yaitu menyangkut kesesuaian calon tenaga kerja tersebut
dengan jabatan yang akan ditempatinya. Seleksi ini biasanya dilakukan
melalui seleksi tertulis dan seleksi tidak tertulis, seleksi tertulis dapat
berupa ujian tertentu yang diberikan terkait dengan hal-hal yang
diminta untuk dapat dimiliki oleh calon tenaga kerja.
Penetuan kriteria tersebut diatas bergantung pada kebutuhan institusi.
Ada institusi layanan keperawatan yang lebih mementingkan keahlian
10
institusi
layanan
keperawatan
dibagian
penerimaan
11
12
dan
pelatihan
merupakan
unsur
terpenting
dalam
pengembangannya.
F. Pemutusan hubungan kerja
1. Pengertian pemutusan hubungan kerja masih terasa jarang ditemukan
dalam buku teks.Namun berdasarkan pemahaman akan makna akan
hubungan antara pengusaha dan pekerja yang disebut sebagai Bipartit,
maka definisi berikut ini dicoba ditawarkan dengan dua ungkap
anutama, yakni:
a. Pengakhiran hubungan kerja dan
b. Pengakhiranhak dan kewajiban.
2. Dikenal beberapa macam pemutusan hubungan kerja :
a. Pemutusan hubungankerja atas kehendak sendiri
b. Peutusan hubungan kerja karena putus demi hukum
c. Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pengadilan
d. Pemutuan hubungan kerja yang dilakukan atas kehendak pengusaha
13
memenuhi kewajiban terhadap Negara yang ditetapkan oleh Undangundang atau peraturan pemerintah. Atau karena melaksanakan
ibadah menurut ajaran agamanya sesuai dengan ketentaun peraturan.
4. Sebab dan Akibat Pemutusan Hubungan Kerja
a. Faktor-faktor yang bersifat intern :
Pelanggaran disiplin
Pekerja melanggar hukum atau merugikan perusahaan seperti
penggelapan, pencurian dan melalaikan kewajiban secara
serampangan
Adanya itikad tidak baik dari pekerja
Rasionalisasi
Pekerja tidak cakap melaksanakan pekerjaan
b. Faktor faktor yang bersifat ekstern
Pengaruh ekonomi dunia
Kebijaksanaan pemerintah, seperti kebijaksanaan dalam bidang
ekspor
Bencana alam seperti banjir, kebakaran dan lain-lain
5. Akibat Pemutusan Hubungan Kerja
a. Bagi pekerja pemutusan hubungan kerja merupakan permulaan
kesengsaraan bagi hidupnya beserta keluarga
b. Bagi pengusaha dengan adanya pemutusan hubungan kerja yng
dilakukan
secara
gampangan
14
akan
berakibat
pekerja
yang
dibuktikan
adanya
usaha
15
untuk
menghindarkan
16
Elemen
tersebut
adalah
spesialisasi
pekerjaan,
sub-subbagian
dari
organisasi
atau
proses
atau
jasa
yang
diberikansetiap
bagian.
Berdasarkan
17
Manajer
Keuangan
Manajer
Keperawatan
Manajer
Pemasaran
Bagian
penjualan
Bagian Anak
Bagian Bedah
18
Manajer
Diklat
Bagian
promosi
Bagian CI
Pelatihan dan
Pengembanga
n
3.
ketiga
dalam
departementalisasi
adalah
berdasarkan
pelanggan bagian-bagian. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagianbagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan karakteristik pelanggan
yang menjadi sasaran pelanggfan dari organisasi.
4.
pendekatan
tersebut,
terdapat
proses
spesialisasi
kerja
atau
pembagian
tenaga
kerja
untuk
mendeskripsikan sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecahpecah menjadi pekerjaan yang terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah
bahwa seluruh pekerjaan lebih baik dipecah-pecah menjadi sejumlah
langkah, bukan dilakukan oleh individu. Pada hakikatnya individu yang
mempunyai spesialisasi mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukan
mengerjakan seluruh kegiatan.
19
Struktur organisasi ruang rawat terdiri atas struktur bentuk dan bagian.
Berbagai struktur, bentuk dan bagian dapat digunakan bergantung pada
besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai.
Ruang rawat sebagai wadah dan pusat kegiatan pelayanan keperawatan
perlu memiliki struktur organisasi, namun ruang rawat tidak termasuk
dalam struktur organisasi rumah sakit bila dilihat dari Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1045/ Menkes/ pers/ XI/ 2006. Oleh karena itu,
direktur rumah sakit perlu menerbitkan Surat Keputusan yang mengatur
struktur organisasi ruang rawat. Berdasarkan surat keputusan direktur
tersebut, dibuat struktur organisasi ruang rawat untuk menggambarkan
hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun Horizontal,
dan dapat juga dilihat posisi setiap bagian, wewenang, dan tanggung
jawab serta tanggung gugat. Bentuk organisasi dapat pula disesuaikan
dengan pengelompokan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan.
A.
Langkah-langkah pengorganisasian
20
fasilitas
pendukung
yang
diperoleh
untuk
melaksanakan tugasnya.
21
komando
berjalan
secara
tegas,
karena
pimpinan
22
23
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan.
Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya
dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
24
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang
sama sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah
tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala
keputusan
dipertimbangkan
masak-masak
dalam
25
C. Rentang Kendali
Hampir semua organisasi menjadi hierarki, organisasi berbeda satu
dengan yang lainnya, dalam jumlah tingkatannya yang memisahkan kerja
operasi dari menejemen puncak. Seorang manajer puncak tidak dapat
menyedia lebih dari beberapa bawahan saja, sedangka seorang penyelia
tingkat satu mungkin dapat menangani 3 atau 4 kali lebih banyak. Dapat
dianalisis bahwa jumlah yang diawasi yang dinamakan rentang kendali
tergantung pada kemampuan untuk mendelegasikan. Semakin banyak
pendelegasian, semakin luas rentang kendali. (George Straus dan
Leonard Sayles, Manajemen Personalia, Hal. 368).
Dalam merancang table organisasi bagi suatu departemen, gagasan
harus diberikan kepada rentang pengawasan yang diharapkan dari
direktur,
masing-masing
manajer
keperawatan,
masing-masing
26
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sumber daya manusia didefenisikan sebagai proses serta upaya
untuk
merekrut,
mengembangkan,
memotivasi
serta
mengevaluasi
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Roymond H. simamora. 2012. Uku ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suarli, S. 2010. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga.
http://www.scribd.com/doc/23122136/MANAJEMEN-KEPERAWATAN
29