Anda di halaman 1dari 15

Analisis Butir Instrumen Observasi

Ketrampilan Berbicara ( Public Speaking )


A. Metode Observasi
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis.1 Evaluasi informal untuk sebagian
besar dilakukan berdasarkan observasi, tetapi observasi ini tidak
diadakan dengan berpedoman pada suatu rencana atau desain
penelitian ilmuan. Oleh karena itu, observasi menghasilkan data yang
kurang terandalkan dan reliabel.
Dalam rangka evaluasi produk dibutuhkan suatu rencana
terinci, yang mencakup berbagai perilaku siswa maupun peserta
yang akan diamati, kapan akan diamati, oleh siapa akan diamati,
akan direkam dengan cara yang bagaimana, dan akan diberi
interpretasi evaluatif menurut norma yang seperti apa.
Perilaku konkret yang ditetapkan sebagai kriteria harus relevan
dan

signifikan

keterampilan

bagi

tujuan tertentu

berpidato

atau

retorika

dalam

program

dakwah

pelatihan

misalnya,

yakni

mengamati perilaku para pembicara ketika menyampaikan pidatonya


di depan publik. Hal ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap mudah,
karena membutuhkan ketrampilan berbicara, kesiapan mental dan
manajemen emosi yang baik. Sebagai alat bantu disediakan daftar
perilaku

yang

harus

diamati

pada

waktu

kegiatan

pidato

berlangsung, dengan ruang untuk mencatat jawaban observasi


berupa catatan frekuensi perilaku yang diamati tersebut muncul
(berupa deskriptor) dan pencatatan pendapat evaluatif (Sangat Baik,
Baik, Cukup, Kurang, Kurang Sekali)2.

1
2

Suharsimi, Arikunto. 2006. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta : Bumi Aksara


W. S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Jakarta : Grasindo
1

Unsur

subjektivitas

dalam

mengadakan

observasi

dapat

dikurangi dengan melibatkan lebih dari satu orang, yang kemudian


membandingkan hasil observasinya. Dengan demikian kegiatan
observasi

yang

umumnya

berlangsung

secara

spontan

dapat

diangkat dari evaluasi informal dan ditingkatkan menjadi kegiatan


yang bermanfaat bagi evaluasi formal.
B. Ketrampilan Berpidato (Public Speaking)
Di dalam dunia komunikasi dan informasi, ketrampilan
berbicara menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan. Ketrampilan
berbicara merupakan alat dan metode dalam menyampaikan sesuatu
dan seni untuk mempengaruhi orang lain. Keterampilan ini memiliki
peranan vital dalam kehidupan sehari-hari. Karena, dalam lingkaran
kehidupan manusia 80 % seluruh aktivitasnya tidak terlepas dari
proses komunikasi. Orang yang berhasil sebagian besar ditentukan
karena kepiawaian mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Sehingga keterampilan berbicara ini semakin dikembangkan dalam
ranah-ranah komunikasi yang lebih formal, diantaranya dalam
pidato.3
Kemampuan berbicara di depan umum atau yang lebih dikenal
dengan public speaking tidaklah dimiliki

setiap orang karena

kemampuan ini berkaitan erat dengan citra pribadi. Biasanya orang


yang memiliki kemampuan ini sering disebut dengan "pemimpin".
Kemampuan berbicara di depan umum

dapat

dimiliki

karena

adanya bakat alam (sering disebut "dilahirkan"), dengan menjalani


pelatihan atau secara spontan muncul dalam situasi darurat (bersifat
sementara).
Dalam dunia syiar Islam, komunikasi juga memiliki kontribusi
dalam penentuan keberhasilan dakwah Islam itu sendiri. Dakwah
dalam agama Islam merupakan kewajiban individu untuk selalu
menyeru agama Allah dimana saja dan kapan saja. Dakwah dapat
3

Latief Rusdy. 1985. Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi.


Firma Rimbow

Medan :

dilakukan dengan menulis buku-buku, mempresentasikan ceramahceramah

di

perguruan

tinggi

atau

pusat

keilmuan,

atau

menyampaikan khutbah Jumat, dan pengajian di masjid-masjid atau


mushala.
Kerap

terjadi

dakwah

kehilangan

pendengarnya,

karena

mainset yang terbangun sampai saat ini bahwa berceramah maupun


mendengarkan ceramah adalah hal membosankan. Para dai (public
speaker) juga belum mampu mengemas isi ceramah dalam bentuk
komunikasi yang menarik dan menyenangkan. Sehingga proses
pensyiaran hanya selesai pada saat event-event tertentu itu saja.
Oleh karena itu, para siswa dibekali dengan pelatihan khitobah
(public speaking) yang dapat diimplementasikan dimana saja mereka
berada.
Berangkat dari kondisi diatas, para pembina guru bidang studi
Agama

Islam

dan

guru-guru

muslim

lainnya

berupaya

untuk

mencetak generasi muslim SMK yang agamis, intelek, dan inovatif.


Berbagai pelatihan yang bersifat duniawi maupun ukhrawi diberikan,
termasuk pelatihan pidato (Public Speaking) ini. Diharapkan setelah
mengikuti pelatihan yang kemudian diunjuk kerjakan dalam ujian
praktek akhir sekolah ini, para siswa mampu menatap masa depan
dengan cerah tanpa meninggalkan nilai-nilai dan kewajibannya
terhadap agama dan lingkungannya.
Mengingat kompleksnya tentang keterampilan berbicara ini,
maka

merujuk

pada

panduan

Musabaqah

Al-Quran

Nasional

PT.Telkom Indonesia (2006) yang disesuaikan dengan panduan


Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional LPTQ 4 Indonesia, secara
ringkas terdapat 3 kemampuan (aspek) yang menjadi prasyarat
dalam ketrampilan berbicara di depan publik (pidato) ini, yaitu5 :
1. Kemampuan Membuat dan Menyampaikan Isi Pidato
4

Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran. Terdapat di pusat (Jakarta) dan setiap


propinsi
5
Buku Panduan Musabaqah Al-Quran Nasional (MAN) ke -6 PT.Telkom Indonesia
Tbk pada tanggal 20 sd 25 Agustus 2006 di Yogyakarta

Materi pidato disini diartikan sebagai kemampuan untuk


menyusun isi pidato dengan benar, terarah, dan memiliki
ketajaman isi. Dalam hal ini seorang peserta dituntut untuk
memiliki

profesionalitas

dalam

menyampaikan

ide

atau

gagasan kebenaran kepada orang lain.


Termasuk di dalam kemampuan ini adalah:
a. Isi materi yang berbobot.
b. Penyampaian materi yang impresif (berkesan)
c. Kelengkapan dan Keluasan cakupan isi
d. Sistematika uraian
e. Kemampuan membaca dalil dengan tepat
f. Kemampuan menerjemahkan dalil dengan tepat
2. Kemampuan dalam menggunakan Retorika dan Bahasa
Retorika dan bahasa yang dimaksud di sini adalah kemampuan
peserta untuk mengajak komunikasi audience secara pasif,
yakni

audience

hanyalah

pihak

yang

dilibatkan

sebagai

partisipan saja. Bagaimana seorang dai (public speaker) dapat


mempengaruhi orang lain dengan bahasa yang digunakannya.
Seorang dai tidak saja dituntut mampu berkomunikasi di atas
panggung, namun juga ia harus memahami, serta mampu
menindaklanjuti kondisi jemu yang muncul dari wajah audience
dengan jalan keluar atau alternatif yang diberikan melalui
selingan pidatonya.
Kemampuan dalam menggunakan Retorika dan Bahasa
meliputi:
a. Ungkapan dan Gaya Bahasa
b. Teknik Vokal
c. Gaya (Gesture) dan,
d. Mimik (face expression and eye contact)
3. Kemampuan menyesuaikan adab dan busana

Seorang peserta dai (public speaker) harus mampu bersikap


santun dan berbusana yang sesuai ketika pidato sedang
berlangsung. Hal ini akan memberi daya tarik tersendiri kepada
dewan juri maupun audience yang melihatnya. Kemampuan
menyesuaikan adab dan busana dalam proses pidato ini masih
terbagi lagi menjadi :
a. Sikap peserta ketika menuju panggung / mimbar
b. Sikap peserta ketika berada diatas panggung / mimbar
c. Sikap peserta ketika keluar dari panggung / mimbar
d. Sikap peserta dalam menyesuaikan busana dan
penampilannya
C. Alat ukur Observasi Konseling
Mengingat pentingnya salah satu proses ujian akhir sekolah
tentang ketrampilan berpidato yang harus dikuasai oleh setiap
peserta didik, maka penulis mencoba membuat alat ukur observasi
ketrampilan pidato yang kemudian disebut dengan speaking skills
yang akan digunakan di dalam ujian praktek bidang studi Pendidikan
Agama yang diikuti oleh siswa/i kelas XII SMK Shandy Putra Telkom
Medan. Dalam mata pelajaran ini dilakukan praktek berpidato atau
berbicara

di

depan

publik

sebagai

bekal

bagi

siswa/i

dalam

mensyiarkan agama Islam di lingkungan mereka masing-masing


maupun dimana saja mereka berada. Pada kenyataannya, selama ini
belum terdapat alat ukur baku, sehingga masih sebatas observasi
secara kualitatif yang dilakukan oleh para guru bidang studi PAI.
Berdasarkan dasar teori keterampilan berbicara dan retorika
berpidato di atas, maka dibuat skala Observasi yang terdiri dari 20
item dan diuji cobakan kepada 5 orang observer. Observer di sini
adalah para guru bidang studi dan staf pembantu kepala sekolah
yang mengawasi jalannya ujian praktek siswa.
D. Pelaksanaan

Pelaksanaan observasi dilakukan pada tanggal 04 April 2009,


pada saat berlangsungnya ujian praktek Pendidikan Agama Islam
yang dilakukan oleh siswa/i

kelas XII SMK Shandy Putra Telkom

Medan. Penilaian dilakukan oleh 5 orang observer yang terdiri dari


para guru bidang studi dan beberapa pembantu kepala sekolah.
Diantara mereka adalah :
1. Riduan S.Ag
2. Tirodiah Harahap S.Ag
3. Ir. Rosmalem Ginting
4. Nana Suryana S.Pd, dan
5. Muhammad Yusuf S.Kom S.pd.
Adapun blue print dari alat ukur observasi ketrampilan
berbicara dijabarkan seperti tabel di bawah ini :
TABEL SPESIFIKASI ALAT UKUR OBSERVASI KETRAMPILAN BERPIDATO
N
o
1.
2.

Aspek

Nomor Item

Materi Pidato (Isi dan Dalil)


Kemampuan Retorika dan

1,2,3,4,5,6,7,8,9
10,11,12,13,14,15,16

Jumlah
9
7

Bahasa
3. Adab dan Penampilan
17,18,19,20
4
JUMLAH
20
LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI KETRAMPILAN BERPIDATO
(PUBLIC SPEAKING)
Nama siswa

NIS

Tanggal pelaksanaan

Observer

SB/Sangat Baik
B / Baik
C/Cukup
KB/Kurang Baik

Bila
Bila
Bila
Bila

5
4
3
2

diskriptor
diskriptor
diskriptor
diskriptor

terpenuhi
terpenuhi
terpenuhi
terpenuhi
6

SKB/Sangat Kurang

Bila hanya 1 diskriptor

Baik

terpenuhi

Petunjuk
Berikan penilaian observasi anda dengan mengacu pada kriteria di
atas. Jawaban anda berikan dengan cara memberi tanda silang (X)
pada huruf yang tersedia untuk setiap nomor item.

No

1.

Item
Kemampuan
Membuat dan
Me
Kemampuan
menyampaika
n secara
impresif
(berkesan)

Diskriptor

Penilaian

ampaikan Isi Pidato


a.Teknik pemaparan: deduktif
gagasan utama ke perincian;
teori ke empiris; induktif
kasus ke kesimpulan; empiris ke
teori; kronologis Urutan
peristiwa.

SB
B
C
KB
SKB

b.Audible disampaikan dengan


suara yang agak keras agar
cukup terdengar.
c. Clarity ucapan setiap kata
jelas.
d.Menggunakan kata yang berona
(colorfull word) yang
melukiskan sikap, perasaan,
keadaan. Misalnya, kata terisakisak lebih berona daripada kata
menangis.

2.

Kemampuan
menyusun isi
materi yang
berbobot

e.Kalimat aktif (action words) lebih


dinamis dari pada kalimat pasif.
a. Isi pidato terarah
b. Memiliki orientasi yang jelas
c. Isi pidato memiliki memiliki
analisis-analisis kritis

SB
B
C
KB
7

3.

Kelengkapan
isi materi

Keluasan
wacana isi
materi

5.

Sistematika
uraian

6.

Kemampuan
mengungkapk
an gagasan
(argumentasi)

d. Sesuai dengan konteks masalah


(topik) yang dipilih
e. Menggunakan pola kalimat
deduktif
a. Menggunakan ayat-ayat AlQuran
b. Dipertegas dengan Hadits-hadits
Nabi
c. Disertai riwayat dan identitas
hadits
d. Terdapat nasehat ulama
e. Mencantumkan pendapatpendapat pemikir Islam modern
a. Dihubungkan dengan isu-isu
kontemporer
b. Menggunakan kalimat yang
informatif
c. Tidak bersikap subjektif
d. Memberikan pendapat sendiri
(solusi) dalam penyelesaian
suatu masalah
e. Tidak bersikap menjudge
a. Sesuai dengan pendahuluan, isi,
dan penutup
b. Isi materi bersifat kohesi
c. Isi materi tidak berulang-ulang
d. Memberikan penekanan
terhadap pendapat orang lain
dan pendapat sendiri
e. Poin-poin yang disampaikan
memiliki keterkaitan dan
hubungan (koheren)
a. Gagasan atau ide disampaikan
dengan antusias
b. Menyesuaikan bahasa dengan
audiens
c. Menggunakan alat bantu yang
sesuai
d. Menyelingi dengan humor, cerita,
puisi, dll
e. Mampu mengajak keterlibatan
audiens

SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

7.

Kemampuan

a. Alternatif disampaikan jelas,tidak


bertele-tele
b. Mampu memberi pemahaman
c. Mampu menunjukkan sisi positif
dan negatif dari setiap alternatif
d. Penyampaian dukungan positif
e. Bersikap meyakinkan

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

Kemampuan
menerjemahka
n dalil

a. Ketepatan makhraj
b. Ketepatan tajwid
c. Ketepatan harakat (panjang
pendek) ayat
d. Ketepatan pemenggalan ayat
e. Dibaca dengan jelas
a.
Ketepatan pemenggalan ayat
dan artinya
b.
Memberikan keterangan dalil
naqli atau aqli
c.
Memberi pemilahan atas
terjemahan Al-Quran atau kosa
kata Arab secara lughawi
d.
Tidak terjadi pengulangan
berkali-kali
e.
Nada suara tidak memaksa

Kemampuan

menggunakan Retorika dan Bahasa

peserta (dai)
dalam
memberi
alternatif
8.

solusi masalah
Kemampuan
membaca dalil
dengan tepat

9.

SB
B
C
KB
SKB

dalam

10.

Kemampuan
dalam
pemilihan kata
dan kalimat
(diksi)

11.

Kemampuan
menggunakan
bahasa

a. Kata bersifat lugas (tidak


ambigu)
b.Tidak banyak menggunakan
kata-kata kiasan
c. Menggunakan tata bahasa yang
benar dan ejaan yang
disempurnakan (EYD)
d.Tidak menggunakan kalimat
hypercorect
e. Tidak menggunakan kalimat
pleonasme
a. Tidak menggunakan bahasa
hiperbola
b. Tidak menggunakan bahasa
yang tidak sopan untuk membuat
joke atau canda
c. Menampilkan bahasa-bahasa
ilmiah yang disesuaikan dengan

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

12.

Kemampuan
dalam
mengatur
teknik vokal

13.

Kemampuan
dalam
mengatur
intonasi suara

14.

Kemampuan
dai (public
speaker)
dalam
menggunakan
body language
(gesture)

15.

Kemampuan
mengatur
kontak mata
(eye contact)
dengan
audiens

konteks kalimat
d. Gaya bahasa bersifat persuasif
e. Bahasa tidak ambigu
a. Dalam melafalkan kata-kata,
nada suara maupun irama bicara
bersifat lugas dan meyakinkan
b. Penggunaan aksentuasi
(accentuation) atau dialek yang
baku
c. Artikulasi (articulation), yaitu
kejelasan pengucapan kata-kata;
pelafalan kata (pronounciation)
d. Infleksi, yakni perubahan nada
bicara disesuaikan dengan
konteks kalimat.
e. Tidak berbicara terlalu cepat
a. Intonasi suara tidak meledakledak
b. Sesuai dengan konteks masalah
c. Interpretasi tepat
d. Mampu menyampaikan dasar
interpretasi
e. Bersikap meyakinkan
a .Gesture bersifat wajar dan tidak
berlebih-lebihan
b. Sesuai dengan konteks kalimat
c. Gesture tidak terlalu monoton
(variatif)
d. Gesture digunakan untuk
penekanan pada poin-poin
penting
e. Penuh, tidak sepotong-sepotong,
dan tidak ragu.
a. Public Speaker menyapukan
pandangannya kepada seluruh
audiens
b. Memandang tepat pada mata
audiens
c. Menunjukkan antusias dan atensi
terhadap audiens
d. Kontak mata sesuai dengan
konteks kalimat

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

10

16

17.

18.

19.

Kemampuan
dai dalam
menggunakan
ekspresi wajah

e. Tidak terus-menerus menatap


audiens
a. Wajah tidak menunduk (tegak)
b. Ekspresi wajah sesuai dengan
konteks kalimat
c. Mampu menarik perhatian
audiens
d. Ekspresi wajah mampu
melibatkan audiens dalam
suasana topik yang disampaikan
e. Tidak melakukan gerakangerakan wajah yang berlebihlebihan, seperti terlalu selalu
mengerutkan kening

Adab dan
Penampi
Sikap ketika
a.
Berjalan dengan tenang
dan
santun
menuju
Memberi hormat kepada
panggung atau b.
dewan juri
mimbar
c.
Mampu menguasai emosi
dan kegugupan
d.
Memberi perhatian
dengan menatap audience
sebelum memulai pidato
e.
Tidak bersikap berlebihan
untuk mendapatkan perhatian
audience
Sikap ketika
a. Mampu menguasai panggung
berada diatas
(tenang)
panggung atau b. Bersikap persuasif
mimbar
c. Tidak melakukan gerakan yang
berlebihan
d. Menghormati dewan juri dan
audience
e. Mampu mengatur waktu dengan
tepat (merespon tanda lampu)
Sikap ketika
a. Tidak tergesa-gesa
keluar dari
b. Menutup pidato dengan baik
panggung atau c. Memberi salam hormat penutup
mimbar
kepada dewan juri dan audience
d. Menguasai emosi
e. Tidak membelakangi dewan juri

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

SB
B
C
KB
SKB

11

20.

Kemampuan
menyesuaikan
busana dan
penampilan

a.
Menutup aurat bagi lk dan pr
b. Tidak memakai pakaian yang
membentuk lekukan tubuh bagi
perempuan
c. Tidak memakai busana dengan
warna yang mencolok
d. Bagi lk memakai tutup kepala
e. Tidak memakai sarung bagi lakilaki

SB
B
C
KB
SKB

Tabel Data Skor Alat Ukur Observasi Public Speaking


1. Tabel Skor Observasi Speaking Skills
Individu (Penilai)

Buti
r

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3

4
4
4
3
4
5
3
4
3
4
4
4
3
3

5
4
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4

4
5
3
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4

4
5
4
3
4
5
3
4
3
3
4
5
3
4

X2

21
22
19
18
20
20
18
18
17
18
19
22
17
18

441
484
361
324
400
361
324
324
289
324
361
484
289
324

89
98
77
66
82
77
66
66
59
66
77
98
59
66
12

15
16
17
18
19
20

4
4
3
4
4
4

4
3
4
4
4
3

4
4
4
4
5
4

4
4
4
3
5
4

4
3
4
4
4
4

20
18
19
19
22
19

73

74

82

80

77

384

(s)2

5329

5476

6724

6400

5929

X2

271

280

340

326

305

7420

Gas
al

36

37

43

39

37

192

Gen
ap

37

37

39

41

40

194

400
324
361
361
484
361

82
66
77
77
98
77

2985
8

1523

13

Perhitungan Lengkap Menentukan Keterandalan Instrumen


Observasi Ketrampilan Public Speaking
1. Perhitungan Keterandalan Instrumen Observasi Ketrampilan Public
Speaking
Untuk

menghitung

indeks

keterandalan

butir

instrument

observasi konseling digunakan rumus variansi sebagai berikut :


rtt = 1

Ve
Vind

atau :

rtt

Vind Ve
Vind

Keterangan :
rtt

= indeks keterandalan butir instrument instrumen observasi

konseling
Vind

= rerata jumlah kuadrat individu

Ve

= rerata jumlah kuadrat residu

Setelah dilakukan perhitungan-perhitungan, maka didapatkan hargaharga berikut:


C=

(X ) 2
=
N

JK total
JK antar butir

= 1474,56
= X2 C = 1523 - 1474,56
=

(X s ) 2
-C=
n

= 48,44
- 1474,56

18,34
(X s ) 2
JK antar individu =
-C=
n

JK Residu

- 1474,56 = 9,44

= JK total JK antar butir JK antar individu


= 48,44 18,34 9,44 = 20,66

14

Tabel Ringkasan Hasil Analisis Variansi

F tabel
Sumber

dk

JK

RJK

(JK/d
k)
Butir (b)

20 - 1 =
19

18,34

0,97

0,05 = 2,90
0,01 = 4,50

RJKb/RJ
Ks

Tidak signifikan
Fh < Ft

1,52
Individu
(i)

51=4

9,44

2,36

RJKi/RJ
Ks

Signifikan
Fh > Ft

3,69
Residu (s)

(100-1) (20-1) - (51)

48,44

0,64

76,22

76
Jumlah

99

Indeks keterandalan :
Ve
Rtt = 1 V

ind

= 1

= 1 0,27 = 0,73

15

Anda mungkin juga menyukai