Anda di halaman 1dari 13

GASTER Vol. 11 No.

2 Februari 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG PENYAKIT SKABIES


DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK
PESANTREN
Dwi Setyowati, Wahyuni
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang:Penyakit Skabies merupakan penyakit endemik pada masyarakat.
Penyakit ini dapat mengenai semua golongan umur dan kelompok sosial di seluruh dunia.
Lebih dari 300 juta kasus skabies terjadi di belahan dunia setiap tahunnya. Di negara
berkembang lebih dari seperempat populasi bisa terinfeksi penyakit skabies.Tujuan: Untuk
mengidentifikasipengetahuandan pencegahan santriwati terhadap penyakit skabies di Pondok
Pesantren Al-Muayyad serta menganalisis hubungan pengetahuan dan perilaku pecegahan
santriwati terhadap penyakit skabies di Pondok Pesantren Al-Muayyad.Metode: Penelitiani ini
menggunakan metode analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sampel penelitian 208 responden,
sedangkan instrumen penelitian menggunakan kuesioner.Hasil:Santriwati memiliki pengetahuan
yang baik yaitu sebanyak 155 (74,5%) yang didukung dengan perilaku pencegahan terhadap
penyakit skabies yang baik pula yaitu sebanyak 167 (80,3%). Terdapat hubungan pengetahuan
santriwati dengan perilaku pencegahan penyakit scabies di Pondok Pesantren Al Muayyad
Surakarta. Hal ini terbukti dari hasil analisis diperoleh nilai 2 hitung (61,165) >2 tabel
(3,841). Simpulan: Dari hasil penelitian yang didapat ada hubungan pengetahuan santriwati
tentang penyakit skabies dengan perilaku pencegahan penyakit skabies di pondok pesantren
al-muayyad surakarta.
Kata Kunci: santriwati, pengetahuan, perilaku pencegahan, skabies

A. PENDAHULUAN

rendah, higiene perorangan yang jelek,

Prevalensi penyakit Scabies di Indonesia


adalah sekitar 6-27% dari populasi umum
dan cenderung lebih tinggi pada anak dan

lingkungan yang tidak saniter, perilaku yang


tidak mendukung kesehatan, serta kepadatan
penduduk. Faktor yang paling dominan adalah

remaja. Faktor yang berperan dalam penularan

kemiskinan dan higiene perorangan yang jelek

penyakit ini adalah sosial ekonomi yang

di negara berkembang merupakan kelompok

hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 25

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


masyarakat yang paling banyak menderita

santriwati yang mengatakan terkena penyakit

penyakit Scabies ini. (Harahap, 2000)

skabies. Sedangkanterdapat 40% atau 4 dari

Berdasarkan penelitian Marufi (2005)

10 santriwati yang tidak terkena penyakit

di Pondok Pesantren Lamongan, penilaian

skabies, halinimemilikikarakter yang berbeda

higiene perorangan dalam penelitian tersebut

di antaranyadaritingkatpengetahuan.

meliputi frekuensi mandi, memakai sabun atau

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik

tidak, pakaian dan handuk bergantian, dan

untuk meneliti lebih jauh tentang Hubungan

kebersihan alas tidur. Sebagian besar santri

Pengetahuan santriwati tentang penyakit

di Pesantren Lamongan (63%) mempunyai

skabies dengan perilaku pencegahan skabies

higiene perorangan yang jelek dengan

di Pondok Pesantren Al- Muayyad Surakarta.

prevalensi penyakit skabies 73,70%. Perilaku


yang tidak mendukung berperilaku hidup bersih

B. BAHAN DAN METODE

dan sehat dalam mencegah skabies diantaranya

Penelitian ini merupakan penelitian

adalah sering memakai baju atau handuk

analitik dengan menggunakan pendekatan cross

bergantian dengan teman serta tidur bersama

sectional, dilakukan di pondok pesantren al-

dan berhimpitan dalam satu tempat tidur.

muayyad surakarta. Populasi adalah santriwati

Berdasarkan hasil wawancara pada

yang mukim di Pondok Pesantren al-Muayyad

santriwati di pondok pesantren Al-Muayyad

Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan

Surakarta bahwa penyakit skabies adalah

simple random sampling. Dari perhitungan

penyakit yang paling banyak diderita oleh

yang sudah dilakukan didapatkan sampel

para santriwati, sedangkan penyakit skabies

sejumlah 208 responden dari 434 populasi

itu sendiri menjadi urutan pertama dari kasus

yang ada.
Data yang dikumpulkan meliputi

penyakit menular di Pondok pesanten AlMuayyad Surakarta tahun 2011.

: pengetahuan tentang penyakit skabies,

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan

karakteristik responden (umur, pendidikan,

peneliti melalui metode wawancara pada 10

pengetahuan, perilaku pencegahan).

santriwati di ponpes Al-Muayyad Surakarta

Pengumpulan data menggunakan kuesioner,

yang di ambil secara acak mengenai penyakit

penelitian dilakukan pada bulan desember-

skabies, didapatkan data 60% atau 6 dari 10

2012.

26 hubungan pengetahuan santriwati tentang ...

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar diatas dapat

Penelitian ini dilakukan di Pondok


Pesantren Al-Muayyad Surakarta beralamat
di Jalan K.H. Samanhudi 64 Solo, kode pos
57142 Surakarta.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Santriwati Tentang
Penyakit Skabies Dengan Perilaku Pencegahan
Penyakit Skabies Di Pondok Psantren AlMuayyad Surakarta. Hasil penelitian dan
pengolahan data sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu analisis yang
digunakan untuk menggambarkan atau
mendiskripsikan dari masing-masing

diketahui bahwa sebagian besar


responden tergolong pada usia 12 - 14
tahun yaitu sebanyak 134 santriwati
(64,4%) dan sebagian kecil adalah
responden yang tergolong dalam
usia 15 17 tahun yaitu sebanyak 74
santriwati (35,6%).
b. Karakteristik Responden berdasarkan
Pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden
berdasarkan Pendidikan
No.

Tingkat
pendidikan

Frekuensi

Prosentase(%)

1.
2.

SMP
SMA

164
44

78.8
21.2

208

100

Jumlah

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2012

variabel, baik variabel bebas maupun

Berdasarkan tabel 4.2diatas dapat

variabel terikat dan karakteristik responden.

diketahui bahwa sebagian besar

Variabel yang dianalisa secara univariate

responden tergolong berpendidikan

dalam penelitian ini adalah

SMP yaitu sebanyak 164 santriwati

a. Karakteristik responden berdasarkan


usia.

(78,8%) dan sebagian kecil

Tabel 4.1 Karakteristik Responden


berdasarkan Usia

berpendidikan SMA yaitu sebanyak

No.

Usia

Frekuensi

1.

12-14 tahun

134

2.

15-17 tahun

74

Jumlah

208

Prosentase(%)
6436
100

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2012

adalah responden yang tergolong


44 santriwati (21,2%).
c. Pengetahuan Santriwati tentang
Penyakit Skabies
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Santriwati tentang
Penyakit Skabies

hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 27

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014

No.

Pengetahuan

Frekuensi

Prosentase(%)

1.
2.

Baik
Kurang

155
53

80.3
19.7

208

100

Jumlah

2. Analisis Bivariat

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2012

Analisa Bivariat yaitu analisis yang


digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara pengetahuan santriwati
tentang penyakit skabies dengan perilaku

Berdasarkan tabel 4.3 diatasdapat

pencegahan penyakit skabies di Pondok

diketahui bahwa sebagian besar

Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Adapun

santriwati mempunyai pengetahuan

hasil analisis bivariat dapat dilihat seperti

tentang penyakit skabies tergolong

pada tabel 4.2 dibawah ini.

baik yaitu sebanyak 155 santriwati


(80,3%) dan yang berpengetahuan
kurang baik sebanyak 53 santriwati

Tabel 4.5 Hubungan antara Pengetahuan


Santriwati dengan Perilaku Pencegahan
Penyakit Skabies berdasarkan Crosstabulasi

(19,7%).
d. Perilaku Pencegahan Penyakit Skabies
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku
Pencegahan Penyakit Skabies

Pencegahan
Baik
Kurang Baik
Total

Pengetahuan
Baik

Kurang Baik

144 (69,2%)
11(5,3%)
155 (74,5%)

23(11,1%)
30(14,4%)
53(25,5%)

Total
167(80,3%)
41(19,7%)
208(100%)

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2012

No.

Perilaku
Pencegahan

Frekuensi

Prosentase(%)

1.
2.

Baik
Kurang Baik

167
41

80,3
19,7

208

100

Jumlah

Perilaku
Pencegahan

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2012

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat


diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan yang baik
dengan perilaku pencegahan penyakit

Berdasarkan tabel 4.4 diatas

skabies yang baik yaitu sebanyak 144

dapat diketahui bahwa sebagian

santriwati (69,2%). Untuk responden

besar santriwati mempunyai perilaku

yang berpengetahuan kurang baik dengan

pencegahan penyakit skabies tergolong

perilaku pencegahan kurang baik pula

baik yaitu sebanyak 167santriwati

sebanyak 30 santriwati (14,4%), sedangkan

(80,3%) dan yang berperilaku kurang

responden dengan pengetahuan tentang

baik sebanyak 41 santriwati (19,7%).

penyakit skabies kurang baik namun

28 hubungan pengetahuan santriwati tentang ...

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


mempunyai perilaku yang baik terhadap

melakukan perilaku pencegahan penyakit

pencegahan penyakit skabies sebanyak

skabies17 kali lebih besar dibandingkan

23 santriwati (11,1%) dan paling sedikit

dengan santriwati yang berpengetahuan

adalah responden yang mempunyai

kurang baik dalam perilaku pencegahan

pengetahuan kurang baik dengan perilaku

penyakit skabies.

pencegahan yang baik terhadap penyakit

a. Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia

skabies yaitu sebanyak 11 santriwati


(5,3%).

Dari hasil analisa data diketahui

Tabel 4.6 Hasil Analisa Bivariate antara


Pengetahuan Santriwati tentang Penyakit
Skabies dengan Perilaku Pencegahan
Penyakit Skabies.
Variabel
Hubungan
Pengetahuan
dengan
Perilaku
pencegahan

p
value

x2

OR

0.000

61,165

17,075

bahwa sebagian besar responden


berusia antara 12 14 tahun yaitu
sebanyak 134 santriwati (64,4%).
Umur sangat mempengaruhi

CI 95%
Lower

Upper

7,527

38,735

kedewasaan seseorang. Hal ini terjadi


akibat pematangan fungsi organ.
Pada aspek psikologis atau mental,
taraf berpikir seseorang semakin

Sumber : Data Primer, diolah tahun 2012

matang dan dewasa.Usia seseorang


Setelah dilakukan analisis data dengan

berpengaruh dalam menerima sumber

uji Chi Square, nilai korelasi antara

informasi yang akan didapatkan

pengetahuan santriwatidengan perilaku

nanti dari berbagai sumber yang ada.

pencegahan penyakit skabies adalah =

Sumber informasi tersebut dapat

61,165. Sehingga hitung (61,165) >

diperoleh dari media elektronik,

tabel (3.841). Hal ini berarti dapat diambil

media cetak maupun dari penyuluhan

kesimpulan ada hubungan pengetahuan

kesehatan yang telah diterima para

santriwati tentang penyakit skabies dengan

santriwati. Dimana sumber informasi

perilaku pencegahan penyakit skabies di

yang diperoleh santriwati yang baik

Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta.

maka akan membentuk perilaku yang

Dimana OR = 17,075 artinya santriwati

baik pula, sehingga santriwati akan

dengan pengetahuan baik berpeluang untuk

mempunyai perilaku pencegahan

hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 29

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


terjadinya penyakit skabies yang baik

mengalami kehidupan sejak lahir

pula.

sampai saat ini. dan menurut Erfandi

Menurut Mubarak et al (2007

(2011), bahwa usia mempengaruhi

: 30), dengan bertambahnya umur

terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang akan terjadi perubahan

seseorang. Semakin bertambah usia

aspekfisikdanpsikologis (mental).

akan semakin berkembang pula daya

Pertumbuhan pada fisik secara

tangkap dan pola pikirnya, sehingga

garis besar ada empat kategori

pengetahuan yang diperolehnya

perubahan :pertama, perubahan

semakin membaik. prevalensi

ukuran, kedua, perubahan proporsi,

penyakit Scabies di Indonesia adalah

ketiga, hilangnya cirri ciri, keempat,

sekitar 6-27% dari populasi umum

timbulnya cirri cirri baru.Ini terja

dan cenderung lebih tinggi pada anak

diakibat pematangan fungsi organ.

dan remaja.

Pada aspek psikologi satau mental


taraf berpikir seseorang semakin

b. Pendidikan

matang dan dewasa. Sehingga dapat

Berdasarkan hasil pengumpulan

disimpulkan bahwa usia seseorang

data dengan bantuan kuesioner sebagai

berpengaruh dalam penerimaan

alat pengumpul datanya, diketahui

sumber informasi. Semakin tinggi

bahwa sebagian besar responden

umur seseorang, diharapkan semakin

berpendidikan SMP yaitu sebanyak

baik pula pengetahuan yang didapat.

164 santriwati (78,8%). Pendidikan

Oleh karena itu, dalam memberikan

menjadi hal yang sangat penting

pendidikan kesehatan kepada orang

dalam mempengaruhi pengetahuan.

tua harus mempertimbangkan usia

Seperti pendapat dari Mubarak et al

karena akan mempengaruhi daya

(2007: 30), bahwa pendidikan berarti

tangkap terhadap informasi bagi

bimbingan yang diberikan seseorang

para santriwati tersebut. Sedangkan

pada orang lain terhadap sesuatu hal

menurut Chaniago (2002), umur

agar mereka dapatmemahami. Tidak

adalah lamanya seorang individu

dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

30 hubungan pengetahuan santriwati tentang ...

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


pendidikan seseorang semakin mudah
pula mereka menerima informasi

c. Pengetahuan Santriwati tentang


Penyakit Skabies

dan pada akhirnya makin banyak

Berdasarkan hasil analisis

pula pengetahuan yang dimilikinya.

diketahui bahwa dilihat dari aspek

Sebaliknya jika seseorang tingkat

pengetahuan responden menunjukkan

pendidikannya rendah, akan

bahwa sebagian besar responden

menghambat perkembangan sikap

memiliki pengetahuan yang baik

seseorang terhadap penerimaan,

tentang penyakit skabies yaitu sebanyak

informasidannilainilai yang

155 santriwati (74,5%), sedangkan

barudiperkenalkan. Sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan

m e n u r u t P r o - H e a l t h ( 2 0 11 ) ,

kurang baik sebanyak 41 santriwati

Pendidikan adalah suatu usaha untuk

(19,7%). Pengetahuan santriwati yang

mengembangkan kepribadian dan

sebagian besar adalah berpengetahuan

kemampuan di dalam dan di luar

baik hal ini dipengaruhi oleh usia dan

sekolah dan berlangsung seumur

pendidikan yang mereka tempuh,

hidup. Pendidikan mempengaruhi

karena sebagian besar santriwati

proses belajar, makin tinggi pendidikan

berusia belia dan masih menjalani

seseorang makin mudah orang tersebut

masa pendidikan menengah baik SMP

untuk menerima informasi. .

maupun SMA. Usia-usia remaja masih

Hasil penelitian ini juga

sangat aktif untuk menambah ilmu

mendukung pernyataan Suliha, et.al

pengetahuan dengan mencari berbagai

(2001: 34) bahwa pendidikan adalah

macam informasi yang tersebar luas

proses menumbuh-kembangkan

baik melalui media cetak maupun

seluruh kemampuan dan perilaku

elektronik bahkan website yang sangat

manusia melalui pengajaran,

mudah ditemukan. Bahkan seusia

sehingga dalam pendidikan perlu

mereka masih sangat memperhatikan

dipertimbangkan umur klien dan

perawatan tubuh apalagi mereka

hubungannya dengan proses belajar.

seorang santriwati (perempuan),

hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 31

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


jangan sampai penyakit skabies
menyerang mereka, selain menyiksa

d. Perilaku Pencegahan Penyakit Skabies


Berdasarkan hasil analisis yang

diri maka secara psikologis mereka

telah dilakukan, diketahui bahwa

juga merasa malu jika tahu mereka

dilihat dari aspek perilaku pencegahan

berpenyakit kulit. Oleh karenanya

penyakit skabies oleh para santriwati

mereka akan aktif untuk mencari

menunjukkan bahwa sebagian besar

informasi tentang penyakit skabies,

responden mempunyai perilaku

tanda dan gejalanya bahkan cara

pencegahan baik yaitu sebanyak 167

pencegahannya. Dengan mengetahui

santriwati (80,3%) dan responden

segala hal tentang penyakit skabies

yang mempunyai perilaku pencegahan

maka para santriwati akan berperilaku

tergolong dalam kategori kurang baik

lebih baik lagi agar tidak terserang

sebanyak 41 santriwati (19,7%).

penyakit skabies tersebut.


Menurut Erfandi (2011),ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain pendidikan,
mass media atau informasi, sosial
budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman, dan umur. Pengetahuan
bukanlah sesuatu yang sudah
ada dan tersedia dan sementara
orang lain tinggal menerimanya.
Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus
oleh seseorang yang setiap saat
mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru.

32 hubungan pengetahuan santriwati tentang ...

Perilaku yang baik tersebut


didasari tingkat pengetahuan
santriwati yang baik pula, hal
ini disebabkan karena pengaruh
kebudayaan lingkungan disekitar
tempat tinggal santriwati, pada
waktu pengambilan data santriwati
berada di dalam lingkungan Pondok
Pesantren Al-Muayyad Surakarta dan
sangat menyadari betapa pentingnya
melakukan perilaku pencegahan
penyakit skabies ini.
Upaya yang dilaksanakan di
Pondok Pesantren Al-Muayyad antara
lain menyelenggarakan pemeriksaan
terhadap kesehatan santriwati yang

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


diadakan 2 kali dalam satu minggu,

maupun tidak sengaja dan ini terjadi

yaitu hari selasa dan kamis dengan

setelah orang melakukan kontak atau

dokter yang berbeda, sehingga

pengamatan terhadap suatu objek

santriwati mendapatkan pengetahuan

tertentu.

yang banyak tentang berbagai macam

Kebiasaan yang baik dari para

perilaku pencegahan penyakit skabies.

santriwati yang selalu menjaga

Menurut Mubarak et al (2007),

kesehatan kulit tubuh masing-masing

kebudayaan dimana kita hidup dan

dan merawat peralatan yang ada dan

dibesarkan mempunyai pengaruh

lingkungan sekitar tempat tinggal

besar terhadap pembentukan sikap

mereka bahkan saling mengingatkan

kita. Apabila dalam suatu wilayah

santriwati satu dengan yang lain agar

mempunyai budaya untuk menjaga

selalu menjaga kesehatan tubuh dan

kebersihan lingkungan, maka sangat

berperilaku hidup bersih dan sehat

mungkin masyarakat sekitarnya

pula.

mempunyai sikap untuk selalu


menjaga kebersihan lingkungannya,
karena lingkungan sangat berpengaruh
dalam pembentukan sikap pribadi atau
sikap seseorang.

2. Analisa Bivariate
a. Hubungan Pengetahuan Santriwati
Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit
Skabies
Setelah dilakukan analisis

Menurut Wahid, dkk (2006) dalam

diketahui bahwa sebagian besar

Mubarak et al, (2007), pengetahuan

responden mempunyai pengetahuan

yang diperoleh seseorang sangat

baik dengan didukung dengan

bermanfaat jika seseorang tersebut

perilaku pencegahan penyakit

mengingatnya dan mempraktekkannya.

skabies yang baik pula yaitu sebanyak

Pengetahuan adalah merupakan

144 santriwati (69,2%). Hal ini

hasil mengingat suatu hal, termasuk

dikarenakan santriwati aktif dan cukup

mengingat kembali kejadian yang

banyak memperoleh informasi tentang

pernah dialami baik secara sengaja

penyakit skabies baik mengenai

hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 33

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


pengertian, penyebab, penularan,

maupunbersifataktif (tindakan yang

dan pencegahannya. Informasi

nyata).

yang diperoleh bisa daripenyuluhan

Pembentukan sikap pada

para petugas kesehatan yang ada

seseorang merupakan proses yang

di Poskestren, dari media cetak,

dipengaruhi oleh aspek emosional,

media elektronik, maupun cyber net

pengalaman di masa lalu, pengetahuan

(internet), dll.

serta kondisi lingkungan di mana

Sedangkan analisis dengan

orang tersebut berada. Sesuai konsep

menggunakan uji Chi Square, diperoleh

perilaku kesehatan yang dikembangkan

nilai 2 hitung (61,165) > 2tabel (df =

ilmu kesehatan masyarakat, bahwa

1 dengan 5% = 3,841). Hal ini berarti

sikap merupakan bentuk respon

dapat diambil kesimpulan bahwaada

terhadap suatu stimulus yang dapat

hubungan pengetahuan santriwati

dikategorikan sebagai tindakan

tentang penyakit skabies dengan

tersembunyi (belum nyata). Sikap

perilaku pencegahan penyakit skabies

yang terbentuk akan menunjukkan

di Pondok Pesantren Al-Muayyad

bagaimana tingkat kemampuan

Surakarta. Dengan tingkat pengetahuan

seseorang dalam menanggapi atau

yang dimiliki baik diharapkan perilaku

merespon stimulus yang terjadi.

pencegahan yang dilakukan baik

Berdasarkan hasil penelitian

pula. Hal ini sependapat dengan

yang dilakukan oleh Khotimah (2006),

Notoatmodjo (2010), bahwa perilaku

didapatkan bahwa terdapat hubungan

kesehatan pada dasarnya merupakan

antara pengetahuan, sikap dan higiene

suatu respon seseorang terhadap

personal dengan terjadinya penyakit

stimulus yang berkaitan dengan

skabies dengan hasil statistik p < 0,005.

sakit dan penyakit, sistem pelayanan

Hampir semua santri mengatakan

kesehatan, makanan serta lingkungan.

pernah menderita penyakit ini ada

Responataumanusiabaikbersifatpasif

yang sudah baik dan ada yang

(pengetahuan, persepsidansikap)

masih buruk. Penyakit ini sering

34 hubungan pengetahuan santriwati tentang ...

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


dijumpai pada tempat-tempat yang

Berdasarkan hasil penelitian yang

padat penduduknya dengan keadaan

dilakukan oleh Handayani (2007),

higiene yang buruk. Penyakit ini

didapat hasil penelitian menunjukkan

dijumpai di pondok pesantren Nurul-

bahwa ada hubungan yang signifikan

Hikmah Jatisawit Bumiayu Brebes.

antara kebiasaan pemakaian sabun

Setelah melihat beberapa faktor

mandi, kebiasaan pemakaian handuk,

yang berhubungan dengan kejadian

kebiasaan bergantian pakaian,

skabies di pondok pesantren Nurul-

kebiasaan tidur bersama, kebiasaan

Hikmah perlu kiranya memperhatikan

pemakaian selimut tidur dan kebiasaan

pengetahuan dan menumbuhkan

mencuci pakain dengan kejadian

sikap agar dalam pelaksanaan higiene

skabies dengan hasil statistik p =

personal lebih baik lagi, begitu juga

0,096. Hampir sebagian santri pernah

dengan halnya keadaan sanitasi yang

menderita penyakit ini. Penelitian ini

ada khususnya tentang persediaan air

bertujuan untuk mengetahui hubungan

bersih dan kepadatan wilayah agar

antara praktek kebersihan diri dengan

memenuhi syarat kesehatan.

kejadian skabies para santri di pondok

Berdasarkan analisis data


penelitian disimpulkan bahwa faktor

pesantren Nihayatul Amal Waled


Kabupaten Cirebon.

sanitasi lingkungan yang berperan

Tindakan pencegahan penyakit

terhadap tingginya prevalensi

skabies dapat dilakukan dengan cara

penyakit skabies dikalangan para

perbaikan sanitasi, menjaga kebersihan

santri ponpes di kabupaten lamongan

tubuh sangat penting untuk mencegah

adalah sanitasi pondok pesantren

infestasi parasit, sebaiknya: mandi

(terutama sanitasinya dan ventilasi

2-3 kali sehari dengan menggunakan

kamar tidur para santri), perilaku

sabun, menjemur handuk setelah

yang kurang mendukung pola hidup

digunakan untuk mandi, menjemur

sehat terhadap penyakit skabies, serta

perlengkapan tidur 1x dalam seminggu

higiene perorangan yang buruk dari

(4x dalam sebulan), tidak saling

para santri.(Marufi, 2003)

bertukar pakaian dan handuk dengan


hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 35

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014


orang lain, tidak meminjamkan bantal,

peranan penting karena pengetahuan

guling dan selimut kepada orang

merupakan salah satu komponen

lain, menjaga kebersihan rumah dan

pokok dari suatu sikap.

berventilasi yang cukup, hindari


kontak langsung dengan orang-orang

D. SIMPULAN DAN SARAN

atau kain serta pakaian yang terinfeksi


tungau skabies (Andayani, 2005).

Dari hasil penelitian terhadap


santriwati memiliki pengetahuan yang

Hasil penelitian ini mendukung

baik yang didukung dengan perilaku

hasil penelitian yang telah dilakukan

pencegahan terhadap penyakit skabies

oleh Wardhani (2007) dengan judul

yang baik pula. Pada hasil analisis data

Hubungan Praktek Kebersihan Diri

menunjukkan bahwa terdapat hubungan

Dan Penggunaaan Alat Pelindung

pengetahuan santriwati tentang penyakit

Diri Dengan Kejadian Scabies Pada

skabies dengan perilaku pencegahan

Pemulung Di TPA Bakung Bandar

penyakit skabies di Pondok Pesantren Al-

Lampung Dalam penentuan suatu

Muayyad Surakarta.

sikap, aspek pengetahuan memegang

36 hubungan pengetahuan santriwati tentang ...

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari 2014

DAFTAR PUSTAKA
Andayani. L. S. 2005. Perilaku Santri Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Skabies di Pondok Pesantren
Ulumul Quran Stabat. Info Kesehatan Masyarakat. Vol. IX, Nomor 3, Desember 2005.
Chaniago. AYS, 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung, CV Pustaka Setia.
Erfandi, 2011. PengetahuandanFaktor-faktor yang Mempengaruhi,
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yangmempengaruhi/diakses 15Juni 2012.
Handayani. 2007. hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies di Pondok
Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon. Diakses : 2 Januari 2010.
http://fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4& idx = 3264.
Harahap. M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates
Khotimah. K. 2006. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Skabies di Pondok
Pesantran Nurul Hikmah Jatisawit Bumiayu Brebes.Skripsi. Semarang. UNDIP.
Marufi. I. 2005. Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan Terhadap Prevalensi Penyakit
Skabies. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2, No. 1. Juli
Mubarak, W. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notoatmojo. S. 2010. Promosi Kesehatan. Teori dan aplikasi. Edisi revisi 2010. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Pro-Health.2011, Pengetahuan, http://ajangberkarya.wordpress.com/2011/01/27/pengetahuan/,
diakses 31 Mei 2012.
Suliha,U.,Herawumani.,Sumiati.,Resnayati,Y. 2001. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan.
Jakarta : EGC
Wahid. I. 2009. Refleksi Kasus Skabies. Diakses: 15 Februari 2010.
http://diyoyen.blog.Frienster.com/2009/08/skabies/
Wardhani. 2007. Hubungan Praktek Kebersihan Diri Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Dengan Kejadian Skabies Pada Pemulung di TPA Bukung Bandar Lampung. Skripsi.
Semarang. UNDIP.

hubungan pengetahuan santriwati tentang ... 37

Anda mungkin juga menyukai