PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui klasifikasi pada klas crustacean
1.3.2 Untuk mengetahui sistem pencernaan klas crustacea
1.3.3 Untuk mengetahui sistem reproduksi pada klas crustacean
1.3.4Untuk mengetahui sistem peredaran darah dan pernafasan pada klas crustacean
1.3.5 Untuk mengetahui sistem syaraf pada klas crustacean
BAB II
PEMBAHASAN
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Crustaceae
Sub Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Family
: Palaemonoidae
Penaeidae
Genus
: Macrobranchium
Caridina
Penaeus
Metapenaeus
A) Klass Branchiopoda
1. Ordo Anostraca
Anostraca dan notostraca berenang dengan lemah gemulai dan anggun, lambat
atau cepat, atau beristirahat di dasar perairan. Kaki yang banyak dan langsing
merupakan alat renang. Anostraca mempunyai keiasaan berenang terbalik. Notostraca
acapkali merayap atau meliang pada permukaan substrat yang lembut. Pada
conchostraca, antenna kedua merupakan alat renang utama, sedang kaki-kakinya kurang
berperan. Conchostraca acapkali meliang atau merayap dengan kikuk di permukaan
substrat
Klasifikasi :
Filum
: Arthropoda
Subphylum
: Crustacea
Kelas
: Branchiopoda
Ordo
: Anostraca
(gambar 1 : Anostraca)
Ordo anostraca sebagian besar termasuk feeder filter. Panjang tubuhnya sekitar 1
hingga 3 cm, tetapi beberapa spesies, seperti Branchinecta gigas dapat tumbuh hingga
10 cm. Tubuh tidak memiliki karapaks (cangkang keras atau tulang). Anostraca betina
berwarna orange gelap, merah atau biru. Kebanyakan anggota anostraca memiliki jenis
kelamin terpisah. Pada jantan kedua antenanya bermodifikasi menjadi organ yang
berfungsi untuk menangkap betina saat kawin. Tubuh dapat dibagi menjadi tiga bagian
yang berbeda : kepala, dada dan perut. Memiliki mata majemuk dan dua pasang
antenna. Telur dikelilingi oleh dinding tebal yang memungkinkan mereka untuk
bertahan dari kekeringan dan suhu tinggi. Mereka memakan bahan organik, seperti
detritus, alga, protozoa, dan bakteri Branchinecta gigas. Kepalanya mengandung
kelenjar pencernaan.
Berikut anatomi tubuh anostraca:pada gamabar 2
(gambar 2 )
Anostraca biasa dijumpai di kolam, danau dan air laut. Beberapa spesies dapat
ditemukan pada danau dan gunung. Sementara yang lain, terutama Artemia ditemukan
di laut di seluruh benua, kecuali Australia, dan Parartemia hanya di Australia. Spesies
Thamnocephalus ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Spesies
Dendrocephalus ditemukan di Amerika Selatan. Spesies Branchipodopsis ditemukan di
Afrika Selatan. Dan spesies Streptocephalus dan Branchinella ditemukan di perbukitan
timur laut Thailand.
Sistem reproduksi pada anostraca termasuk biseksual. Mereka bertelur. Pada
jantan, kedua antena telah termodifikasi menjadi organ yang digunakan untuk menahan
betina selama kopulasi. Selain itu, anostracans jantan memiliki dua penis. Daur
hidupnya melalui 3 fase. Yang pertama fase kista (telur), merupakan suatu kondisi
istirahat pada hewan crustacea tingkat rendah seperti artemia. Yang kedua, fase
nauplius, merupakan fase dimana embrio anostraca
penetasan. Dan yang terakhir fase dewasa, dimana pada fase ini larva mulai dapat
berenang bebas di perairan.
B) Klass Maxillopoda
1. Ordo Copepoda
Copepoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Kope = "dayung" dan Podos = "kaki".
Oleh karena itu Copepod = berdayung kaki, yang mengacu pada sepasang kaki yang
sama yang bergerak bersama-sama. Copepoda merupakan kelompok entomostraca
dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar 12.000 spesies dan sebagian besar hidup
bebas dan sekitar 25%-nya sebagian ektoparasit. Kebanyakan Copepoda terdapat di laut
dan sebagian lagi di air tawar, baik sebagai plankton maupun fauna interstisial.
Beberapa spesies hidup dalam hamparan lumut dan humus. Rata-rata ukurannya antara
0,5-15 mm tetapi ada yang dapat mencapai 25 cm yang biasanya sebagai parasit,
misalnya Panella sebagai ektoparasit pada ikan laut dan ikan hiu.
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthtropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Maxillopoda
Subkelas
: Copepoda
Tubuh kelompok ini berbuku-buku dengan bentuk pipih memanjang dan berkaki
pendek dimana anterior lebih lebar. Bentuk dewasa mempunyai sebuah alat
penginderaan pertama yaitu antena yang tersusun dari banyak segmen. Sedangkan
antena kedua berfungsi untuk memegang. Pada daerah oral tubuh, dari beberapa
kelompok yang termasuk parasit Copepoda termodifikasi sebagai mulut yang berbentuk
pipa (mouth-tube) yang berfungsi untuk menyedot makanan, dengan mandibula
berbentuk seperti parutan dibagian dalamnya.
Anatomi tubuh Copepoda (dapat dilihat pada gambar 5).
(gambar 5 )
Adaptasi secara morfologis yang terjadi pada parasit Copepoda berupa tambahan
Cephalothorax yang kompleks pipih memanjang dan bagian ventral cembung dengan
sebuah lempeng penghisap (sucking disc). Selain itu ada yang mempunyai struktur
seperti jangkar, berfungsi untuk menjaga parasit agar tetap menempel pada hospes
selama hidupnya. Contohnya pada Lernaecopodidae dan bangsa Siphonostomatoida.
Copepoda dewasa berukuran antara 1 dan 5 mm. Bagian depan meliputi 2 bagian yakni
cephalotoraks dan abdomen yang lebih kecil dibandingkan cephalotoraks. Pada bagian
kepala memiliki mata di bagian tengah dan antenna yang pada umumnya sangat
panjang. Copepoda yang bersifat planktonik pada umumnya suspension feeders.
Copepod dibagi menjadi 10 ordo, yaitu: Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid,
Gelylloida,
Harpacticoida,
Misophrioida,
Monstrilloida,
Platycopioida,
Copepoda kaya akan protein, lemak, asam amino esensial yang dapat
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan warna
pada udang dan ikan. Keunggulan copepoda juga telah diakui oleh para peneliti, karena
kandungan DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong perkembangan mata dan
meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda juga mempunyai kandungan
lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Artemia sehingga dapat
menghasilkan pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan.
Copepoda hidup bernafas dengan permukaan tubuh. Kelenjar makila merupakan
alat ekskresi. Tidak ada jantung ataupun pembuluh darah. Darah beredar dalam
hemocoel karena adanya gerakan otot, apendik saluran pencernaan. Hanya calanoid
yang mempunyai jantung semacam kantung. Susunan syaraf terpusat, dan benang syaraf
tidak melewati thorax. Copepoda yang hidup sebagai parasit lebih dari 1000 spesies.
Kebanyakan sebagai ektoparasit, namun banyak juga sebagai endoparasit dalam tubuh
polychaeta, usus leli laut, saluran pencernaan tunica dan kerang, bahkan pada crustacea
lain. Endoparasit acapkali tidak mempunyai mulut, dan makanan diabsorbsi langsung
dari inang.
2. Ordo Ostracoda
Berbagai cara makan ada pada Ostracoda. Jenis herbivore memakan ganggang;
jenis karnivora memakan crustacean kecil, siput kecil dan annelida; jenis scavengers
memakan bangkai dan detritus organic; jenis filter feeder menyaring makanan.
Gygantocypris selain memakan Crustacea, dapat menangkap ikan kecil dengan
antenanya.
( gambar 6 )
3. Ordo Cirripedia
Cirripedia merupakan salah satu ordo yang termasuk dalam Entomostraca atau
Crustacea rendah. Tubuhnya terdiri dari kepala dan dada yang ditutupi karapaks
berbentuk cakram yang hidup melekat di laut. Cirripedia bersifat parasit dengan cara
hidupnya yang beranekaragam.
Klasifikasi :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Mandibulata
Kelas
: Crustacea
Subclass
: Cirripedia
( gambar 7 : Cirripedia )
Teritip sering diabaikan karena kita lebih tertarik pada hewan-hewan laut yang
berwarna-warni. Teritip biasa dikenal dengan nama barnakel. Mereka dianggap sebagai
salah satu makhluk hidup tertua di bumi, karena diperkirakan hidup jutaan tahun yang
lalu. Teritip merupakan crustacea yang mirip dengan kepiting dan udang. Mereka
termasuk dalam kelas Cirripedia.
Teritip memiliki 6 tentakel yang digunakan untuk menangkap makanan yang
disebut dengan cirri. Enam tentakel tersebut dilengkapi dengan bulu-bulu yang
berfungsi untuk menarik air ke dalam cangkang, sehingga mereka bisa makan. Teritip
mengeluarkan tentakel dan memperluas bulu-bulunya ketika air laut pasang. Bulu-bulu
tersebut tersegmentasi untuk mengumpulkan plankton dari air. Setelah mendapatkan
makanan, tentakel membentuk seperti sendok dimana partikel-partikel makanan yang
didapatkan diteruskan ke mulut. Tentakel kedua digunakan untuk menyaring kadar
polusi dan mendeteksi perubahan kondisi air, sehingga mereka bisa hidup meskipun
kondisi air tidak baik.
berbentuk perisai. Juga mengalami molting (pergantian kulit) beberapa kali. Pada tahap
ini, sistem sarafnya mulai berkembang, yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
mangsa.
Fase Nauplius( pada gambar 9 )
(gambar 9 )
Kemudian larva naupilus berkembang menjadi larva cyprid. Pada tahap ini, larva
mulai mencari dan menempel pada substrat yang cocok. Ketika menemukan substrat
yang cocok, ia akan mengeluarkan lem dari kelenjar khusus di antenanya untuk
menempelkan dirinya sebelum bermetamorfosis ke tahap dewasa. Setelah itu, ia akan
membentuk struktur yang keras seperti cangkang mollusca. Bersifat fototropik negatif
atau menjauhi cahaya. Larva ini menjelajahi permukaan substrat dengan merayap. Otak
larva cyprid cukup kompleks. Ia memiliki sistem sensori ganda yang digunakan untuk
mendeteksi tempat hidup yang sesuai.
Fase cyprid (pada gambar 10 )
( gambar 10 )
Setelah dewasa, tubuhnya bisa mencapai 7 cm. Untuk mencapai tahap dewasa,
larva teritip membutuhkan waktu lebih dari enam bulan. Karapaks sudah menyatu
dengan tubuhnya, sehingga hanya ada celah untuk jalan keluar masuk tentakel agar
tetap bisa makan serta celah untuk penis.
Fase dewasa (pada gambar 11)
( gambar 11 )
Predator teritip sangat banyak, seperti: cacing, siput, bintang laut, dan ikan. Selain
itu, teririp tidak mampu bertahan hidup apabila ada limbah minyak. Mereka juga saling
bersaing mendapatkan habitat yang layak bagi dirinya.
Teritip mengandung protein yang tinggi sehingga ia bisa dijadikan sumber
makanan bagi ikan-ikan. Fosilnya juga dapat dijadikan sebagai tempat hidup hewanhewan kecil.
C. Klass Malacostraca
1. Ordo Decapoda
1.Klasifikasi
Kerajaan
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Subphylum
: Crustacea
Class
: Malacostraca
Subclass
: Eumalacostraca
Superorder
: Eucarida
Order
: Decapoda
( lihat pada gambar 12)
( gambar 12 )
Termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki
dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan
manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan
protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala dada menjadi
satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau
sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan
beberapa yang hidup di laut.
2.Sistem Pernapasan dan Peredaran Darah
Decapoda bernapas dengan insang yang terletak ditiap sisi ruas thorax.Pada
semua decapoda, air keluar melalui tepi karapas di anterior kepala, namun air masuk
sedikit bervariasi. Pada natantia, air masuk melalui berbagai sisi ventral dan posterior
tepi karapas. Pada udang karang, jenis Macrura, air masuk dari tepi posterior tepi
karapas dan sekitar pangkal kaki jalan karena tepi karapas dibagianventral melekat lebih
rapat daripada tepi karapas natantia. Pada jenis kepiting air masuk terbatas dari sekitar
pangkal karapas cheliped .
Dalam tiap sumbu insang terdapat saluran darah masuk dan saluran darah keluar.
Darah dari saluran darah masuk mengalir ketiap filamen atau lamella insang, dan
kembali ke saluran darah keluar. Pada jenis kepiting, darah dalam lamela mengalir melalui
sinus darah yang lembut. Darah decapoda mengandung pigmen pernapasan hemocyanin yang larut
dalam plasma darah. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi saat air mengalir melalui filamen
atau lamela insang. Jantung berbentuk persegi terletak dibagian dorsal thorax dan
mempunyai 3 pasang ostia. Darah keluar dari jantung melalui 5 buah arteri anterior dan
sebuah arteri abdomen di posterior. Disamping itu terdapat sebuah arteri sternum yang
keluar dari posterior jantung atau dari pangkal arteri abdomen. Arteri sternum turun ke
ventral melalui salah satu sisi saluran pencernaan dan diantara benang saraf ventral,
kemudian terbagi 2 menjadi arteri subneuron anterior dan arteri subneuron posterior.
Masing-masing arteri tersebut memasok darah ke sinus darah dalam berbagai organ
tubuh. Selanjutnya darah dari sinus-sinus tersebut dikumpulkan dalam sebuah sinus
sternum yang besar dibagian ventral thorax, kemudian darah mengalir ke insang melalui
saluran darah masuk larnea insang saluran darah keluar, kembali ke jantung melalui
sinus perikardium dan ostia.
bangkai.Mangsa
atau
makanan
ditangkap
atau
dipegang
dengan
dan
memanjang
sampai
bagian
anterior
abdomen.Banyak
decapoda
memperlihatkan perbedaan jenis jantan dan betina, misalnyahewan jantan lebih kecil
daripada yang betina, atau salah satu capit pada jantan besar sekali sedangkan pada
betina capitnya kecil, atau jantan mempunyai warna lebih indah.Pada beberapa jenis
penaeid yang tidak mengerami telur dan udang.Sergestes telur menetas menjadi larva
nauplius, meta nauplius atau protozoea. Namun pada kebanyakan decapoda laut, telur
menetas menjadi protozoea atauzoea. Tergantung habitatnya, reproduksi dan daur hidup
decapoda sangat beranekaragam. Berikut ini disajikan reproduksi daur hidup beberapa
jenis decapoda yang banyak dikenal. Jenis udang dari famili Penaeidae dalam daur
hidupnya melakukan migrasi. Udang dewasa bertelur di laut. Telur dilepas ke air dan
menjadi larva nauplius yang hidup sebagai plankton dan akan menuju tepi pantai.
Dalam perjalanannya menuju tepi pantai, nauplius mengalami metamorfosa menjadi protozoea, zoea,
mysis dan post larva.Pada musim tertentu, udang stadia mysis atau post larva dalam
jumlah sangat banyak bersama air pasang memasuki muara sungai, hutan bakau dan
tambak ikan atau tambak udang melalui pintu tambak. Daerah tersebu t merupakan
nursery ground bagi anak udang sampai stadia juvenil. Pada akhir stadia juvenile atau
menjelang dewasa, udang akan kembali ke laut untuk bertelur.
tertarik ke abdomen, sperma keluar dari massa spermatoforik yang tersobek sehingga
terjadi pembuahan.
Pembuahan tersebut dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Hal ini
tergantung pada sifat dari spermatoforiknya. Jika spermatoforknya bersifat kental,
pembuahan terjadi secara eksternal. Sedangkan spermatoforik yang bersifat cair
memungkinkan untuk masuk ke dalam oviduct (saluran telur) sehingga terjadi secara
internal.
Telur yang sudah menetas akan menjadi nauplius yang planktonis. Naulius
tersebut mempunyai tiga pasang apendik yaitu antenna pertama, antenna kedua dan
mandibula; tubuh belum beruas-ruas; dibagian anterior terdapat mata nauplius.
Ket :
merah : system peredaran
Hijau : sistem pencernaan
Kuning : sistem syaraf
Pink
(gambar 13)
:sistem reproduksi
darah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda. Kelompok ini mencakup
hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta
teritip. Mayoritas merupakan hewan air. Sedangkan hewan Arthropoda yang tergolong
kedalam kelas Arachnida umumnya hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup dalam
air. Ukuran tubuhnya mikroskopis sampai beberapa sentimeter panjangnya. Tubuhnya
terdiri atas chepalothoraks dan abdomen serta tidak mempunyai antenna.
3.2 Saran
Dalam pembelajaran mata kuliah Avertebrata Air diharapkan mahasiswa dapat
mengenal lebih jauh tentang klass crustacean mulai dari klasifikasi,habitat,system
pencernaan, system reproduksi,system syaraf serta system pernafasannya.
Daftar Pustaka
Adi,bagus S.2011. Copepods (Copepoda) Ciri umum, Ciri khusus, Habitat, Penyakit.
http://www.sbg.ac.at. Diakses tanggal 28 November 2014.
Erghi,Muhammad.2010.Crustacea.http://nemofishunhas.blogspot.com. Diakses tanggal
28 November 2014.
Ghufron, Muneaki, Basri. 1997. Potensi Budidaya Udang. Bina Tjipta, Jakarta
Hermawan. 2010. Crustacea. http://e-dukasi.net. Diakses tanggal 10 Desember 2011.
http://gmpg.org. Diakses tanggal 10 Desember 2011.
Nontji.2002. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.
Suwignyo, Sugiarti. 1989. Avertebrata Air. Bogor. LembagaSumberdayaInformasi. IPB
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dengan tujuan
Penulis