(1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini
menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus
dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui
adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap
faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah
seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain
seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana
dapat diamati dan diukur.
Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan
pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti
halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap
bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan
biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis,
walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga
masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).
Teori Belajar Menurut Skinner
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang
dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana
itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan
mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh
karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus
yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi
yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan
perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya
masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
Teori Lapangan
Ciri yang terpenting dari teori Lapangan adalah bahwa teori ini menggunakan metode konstruktif.
Ini merupakan metode yang digunakan Lewin sebagai pengganti metode klasifikasi yang pada waktu itu
lazim digunakan. Menurut Lewin,metode klasifikasi mempunyai kelemahan karena hanya mengelompokkan
objek studi berdasarkan persamaan-persamaannya.Pengelompokan seperti ini bersifat statis.Padahal Lewin
menghendaki metode yang dinamis karena objek studinya adalah tingkah laku yang dinamis pula. Sifat
dinamis ini ada pada metode konstruktif yang mengklasifikasikan objek-objek studinya berdasarkan
hubungan antara satu objek dengan objek lainnya.
1) Konsep-konsep Dasar Teori Lapangan
a)
Lapangan Kehidupan
Lapangan kehidupan dari seorang individu terdiri dari orang itu sendiri dan lingkungan kejiwaan
(psikologis) yang ada padanya.
Hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan lapangan kehidupan yaitu :
1. Meningkatkan diferensiasi dalam suatu wilayah;
2. Dua atau beberapa wilayah menggabung menjadi satu;
3. Diferensiasi berkurang;
4. Suatu wilayah pecah.membebaskan diri dan membentuk wilayah sendiri;
5.
3) Daya (Force)
Daya dapat diartikan sebagai hal yang menyebabkam perubahan. Perubahan dapat terjadi
karena adanya velensi-valensi yang yang menarik daya-daya untuk bergerak ke arah yang wilayah lain.
Daya dibagi menjadi beberapa jenis
a. Daya yang mendorong
b. Daya yang menghambat
c. Daya yang berasal dari kebutuhan sendiri
d. Daya yang berasal dari orang lain
e. Daya impersonal (bukan dari sendiri maupun orang lain)
4) Ketegangan (Tension)
Ketegangan muncul apabila ada 2 daya yang mengarah pada tujuan yang berbeda.
Ketegangan dapat direduksi dengan menyebarkannya ke wilayanh lain dalam lingkungan kehidupan.
Karena adanya Prinsip Permeabilitas, perdaran suatu daya ke wilayah lain terhambat oleh wilayah yang
sulit ditembus dan tergantung pada substitusi wilayah lain yang senilai.
Implikasi dari teori peran adlah jika kita memiliki informasi tentang role expectation untuk suatu
posisi tertentu, maka kita dapat meramalkan bagian dari perilaku yang bermakna dari orang yang
melaksanakan posisi itu. OKI untuk mengubah perilaku seseorang adalah dengan mengganti atau
mendefinisikan kembali peranannya.
Menurut teori ini peran tidak hanya menentukan perilaku, tetapi juga belief dan sikap.
Peran juga mempengaruhi nilai-nilai 9values) yang dipegang orang dan mempengaruhi arah dari
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian mereka.
TEORI KOGNITIF
Teori kognitif menempatkan secara khusus proses-proses berpikir dan bagaimana orang-orang dalam
memahami dan mempresentasikan dunia.
Dasar teori : teori gestalt.
Teori gestalt diminati para ahli psikologi sosial karena dua alasan: 1. psikologi gestalt
menembangkan teknik-teknik eksperimen yang menjadikan ahli psikologi sosial pada studi
laboratorium.2. penekanan psikologi gestalt pada pengalaman-pengalaman naif pada cara bagaimana
oranag memahamim dan mengamati suatu situasi. Teori belajar berpendapat bahwa penglaman
adalah objektif, psikologi gestalt pengalaman adalah subjektif.
Pandangan dasar teori gestalt: gejala psikologi terjadi pada suatu medan yang merupakan suatu
sistem yang saling tergantung yang melipui persepsi dan penglaman masa lampau. Unsur-unsur
individu dari medan ini tidak dapat dipahami tanpa mengetahui medan tersebut secara keseluruhan
Psikologi gestalt menekankan pada persepsi dan kognisi secara umum.
Aplikasi dari teori ini adalah riset tentang bagaimana orang-orang membentuk kesan atas orang lain.
Teori kognitif juga menelurkan teori atribusi: sebuah studi sistematis atas bagaimana para pengamat
menentukan penyebab tingkah laku orang lain dan kognisi sosial yang berbicara tentang bagaimana
cara orang berpikir dalam memahami dan mengerti dunia sosial mereka.