Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
olah raga
merupakan salah satu wahana bagi tindakan agresi yang ditoleransi oleh sebagian
besar masyarakat. Perilaku agresi tidak hanya terjadi pada pemain tetapi juga
terjadi pada penonton. Selanjutnya Arm, dkk (1979) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa responden yang menonton pertandingan gulat atau
pertandingan
hoki
menunjukkan
sikap
bermusuhan
yang
lebih
tinggi
pertandingan olah raga beregu dan profesional, kekerasan fisik juga terjadi pada
penonton, seperti kerusuhan antara suporter sepak bola atau kasus hooliganisme
Salah satu faktor penting dari sepak bola adalah keberadaan suporter atau
pendukung sepak bola. Kehadiran suporter dapat meningkatkan motivasi pemain
sehingga pertandingan semakin seru. Bagi klub, suporter sudah menjadi aset
berharga karena dapat menguntungkan seperti penjualan tiket masuk ke stadion,
penjualan merchandise klub (kostum, pernak, pernik sepak bola dan lain-lain) dan
dapat juga merugikan klub seperti kerusuhan yang dapat merusak fasilitas stadion
sampai sanksi yang diberikan oleh otoritas tertinggi sepak bola berupa denda,
sehingga perlu pengarahan dan pengaturan yang cermat agar potensi negatif dari
suporter bisa diminimalkan dan mengembangkan potensi positif untuk menuju
iklim yang kondusif bagi sepak bola secara umum (Satujiwa, 2007)
Menurut Hinca (2007), Suporter atau fans club adalah sebuah organisasi
yang terdiri dari sejumlah orang yang bertujuan untuk mendukung sebuah klub
sepak bola. Suporter harus berafiliasi dengan klub sepak bola yang didukungnya,
sehingga perbuatan suporter akan berpengaruh terhadap klub yang didukungnya.
Klub dapat diberikan sanksi apabila suporter baik perorangan maupun per grup
melakukan tindakan yang merusak atau tindakan anarki. Namun, klub juga harus
menyediakan fasilitas dalam bentuk subsidi finansial, infrastruktur dan pendidikan
kepada suporter. Klub juga harus memberikan penjelasan kepada suporter
mengenai peraturan permainan, dan peraturan perwasitan yang bertujuan agar
suporter dapat lebih mengerti peraturan yang berlaku. Suporter harus berlaku
sopan dan memberikan dukungan, sehingga akan memberi respons positif dari
penonton atau suporter yang lain sehingga tingkat kerusuhan dapat di minimalisir.
Ajiwibowo (2007), suporter saat ini mengambil dua peran sekaligus yaitu
sebagai penampil (performer) dan penonton (audience). Sebagai penampil
(performer) yang ikut menentukan jalannya pertandingan sepakbola, suporter
kemudian menetapkan identitas yang membedakannya dengan penonton biasa.
Suporter jauh lebih banyak bergerak, bersuara dan berkreasi di dalam stadion
dibanding penonton yang terkadang hanya ingin menikmati pertandingan sepak
bola dari kedua tim yang bertanding. Suporter dengan peran penyulut motivasi
dan penghibur itu biasanya membentuk kerumunan dan menempati area atau
tribun tertentu di dalam stadion. Para suporter ini menemukan kebahagiaan
dengan jalan mendukung secara all out tim kesayangannya, sekaligus memenuhi
kebutuhan mereka akan kepuasan yang tidak dapat dilakukan sendirian.
suporter atau penonton. Ketiga baik penonton maupun suporter juga bisa
melakukan tindakan agresi ketika berada dalam suatu situasi dan kondisi
lingkungan tertentu
(Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) menjatuhkan sanksi kepada tim Persija
denda sebesar 25 (dua puluh lima) juta Rupiah. (Media Indonesia, 2008)
ada unsur balas dendam karena ketika tim PSMS Medan bertandang
mereka diperlakukan kasar oleh suporter lawan dan motivasi penonton
melempar botol ke stadion adalah untuk menurunkan motivasi lawan.
persepsi,
interaksi
dan
faktor
situasional
yang
memungkinkan
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin mengetahui beberapa hal yang
dirumuskan dalam pertanyaan dibawah ini :
Bagaimana gambaran bentuk perilaku agresi secara umum pada suporter sepak
bola di Kota Medan
Secara mendetail, operasionalisasi permasalahan dalam penelitian ini bisa
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa bentuk umum Perilaku Agresi pada suporter sepak bola di Kota
Medan?
2. Apa bentuk Perilaku Agresi pada suporter sepak bola di Kota Medan, di
tinjau dari Usia, jenis kelamin, suku?
C.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara
umum perilaku pada suporter sepak bola di Kota Medan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun yang diperoleh dari penlitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis.
Diharapakan dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan khasanah ilmu
psikologi khususnya bidang psikologi sosial mengenai perilaku agresif pada
suporter sepak bola
2. Manfaat praktis
a. Kepada PSSI (Persatuan Sepak Bola Indonesia) sebagai lembaga
tertinggi sepak bola di Indonesia untuk dapat mengetahui gambaran
kecenderungan perilaku agresi pada suporter sepak bola khususnya di
Kota Medan agar dapat mengambil kebijakan dalam menangani
suporter sepak bola dan kepada BLI (Badan Liga Indonesia) dan
panitia penyelenggara dapat membuat langkah preventif dalam
menangani suporter.
b. Sebagai masukan kepada PSMS Medan, agar dapat memahami bentukbentuk perilaku agresi yang terjadi pada suporter sepak bola yang
sudah ber afiliasi dengan klub.
c. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitianpenelitian lainnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN.
Penelitian ini dibagi atas tiga bab dan masing-masing bab dibagi atas
beberapa sub-bab. Sistematika penulisan penelitian ini adalah:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan kepustakaan yang menjadi landasan teori yang
mendasari masalah yang menjadi objek penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini menceritakan tentang metode kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian yang