Anda di halaman 1dari 32

Oleh :

Amarudin, S. Ked
G1A106029
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN BEDAH
RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
2013

IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. S
Umur
: 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: RT 07 Talang Banjar, Jambi
Timur
Pekerjaan
: Buruh
MRS
: 21 Februari 2013

Keluhan utama
: timbul benjolan di anus
disertai nyeri sejak 1 tahun yang lalu.

1 tahun yang lalu pasien mengaku timbul


benjolan di anus sebesar kelereng. Benjolan
tersebut terasa nyeri dan semakin lama
semakin membesar sampai sebesar telur ayam,
benjolan tersebut tidak dapat dimasukkan ke
dalam anus walaupun pasien sudah berusaha
memasukkannya, benjolan ini tetap keluar saat
BAB ataupun tidak.

Pasien juga mengaku sulit BAB, BAB berdarah


berwarna merah segar, feses yang keluar saat
BAB sedikit-sedikit sehingga pasien merasa
tidak pernah puas saat BAB, pasien merasa
tidak nyaman pada anusnya dan sering kali
merasa nyeri terutama saat BAB dan kentut.

7 bulan yang lalu benjolan tersebut pecah dan


lama kelamaan timbul bulatan kecil, kenyal
sebanyak 3 buah, benjolan tersebut semakin
lama semakin membesar, nyeri dan sering
berdarah saat BAB, darah yang keluar
berwarna merah segar. Os mengaku badannya
bertambah kurus dalam 5 bulan ini, Os
mengaku badannya bertambah kurus dalam 5
bulan ini, berat yang tadinya 88 Kg, pada saat
ini menjadi 72 Kg.
2 bulan yang lalu pasien merasa keluhannya
semakin bertambah berat akhirnya pasien
berobat ke RSUD Raden Mattaher Jambi.

(tanggal periksa 14 Maret 2013)


KU
: tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi
: 78 kali/menit
RR
: 34 kali/menit
Suhu
: 36,7C

Kepala
: Normochepal
Mata : sclera ikterik (-),
conjungtiva anemis (-)
THT : dbn
Leher : pembesaran KGB (+)
Thorax Paru : Simetris, stem fremitus
simetris, sonor, wheezing (-)
Jantung: BJ I,II regular, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
distensi (-), gambaran peristaltic
(-), Bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

Inspeksi: benjolan (+) ukuran 8x5, permukaan


tidak rata ( berbenjol-benjol), perdarahan (+)
Palpasi : permukaan tidak rata ( berbenjolbenjol), immobile, nyeri, perdarahan (+)
Rectal touch : teraba benjolan dengan batas
tidak tegas dengan jarak 10 cm dari sfingter
ani, permukaan tidak rata ( berbenjol-benjol),
konsistensi keras, immobile, dan pada saat
selesai dilakukan rectal touch tampak darah
berwarna merah segar di handscoon.

DIAGNOSIS
Tumor recti Carcinoma recti

Diferential diagnosis
Prolaps recti
Hemoroid

Usulan pemeriksaan
Biopsi

Rencana tindakan
Operasi
Kemoterapi

Prognosis
Dubia ad malam

Ca rectum adalah kanker yang terjadi pada


rectum. Rektum terletak di anterior sacrum
dan coccyx yang panjangnya kira-kira 15 cm.
Rectosigmoid junction terletak pada bagian
akhir mesokolon sigmoid. Bagian sepertiga
atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh
peritoneum.
Di setengah bagian bawah rectum
keseluruhannya adalah ekstraperitoneal.
Vaskularisasi rectum berasal dari cabang arteri
mesentrika inferior dan cabang dari arteri
iliaka interna

Arteri-arteri pada rektum

Vena-vena pada rectum

Diet tinggi lemak dan rendah serat


Usia lebih dari 50 tahun
Riwayat pribadi mengidap adenokarsinoma
colorectal
Riwayat keluarga dengan ca rekti
Terjadi pada 50% pasien kanker kolorektal
herediter nonpolyposis
Infamatory bowel disease
Colitis ulseratif
Chron disease

Kanker merupakan suatu proses pembelahan


sel-sel (proliferasi) yang tidak mengikuti
aturan baku proliferasi yang terdapat dalam
tubuh (proliferasi abnormal). Lebih dari 95%
karsinoma kolorektal adalah adenokarsinoma.
Karsinoma ini berasal dari sel glandula dari
bagian dalam lapisan dinding kolon dan
rektum.

Evolusi dari kanker itu sendiri merupakan


sebuah proses yang bertahap, dimana proses
dimulai dari hiperplasia sel mukosa,
pembentukan adenoma , perkembangan dari
displasia menuju transformasi maligna dan
invasif kanker .
Aktifasi onkogen, inaktifasi tumor supresi gen,
dan delesi kromosom memungkinkan
perkembangan dari formasi adenoma,
perkembangan dan peningkatan displasia dan
invasif karsinoma

Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat


dalam regulasi pertumbuhan sel yaitu
proto-onkogen,
gen penekan tumor (Tumor Suppresor Gene =
TSG), dan
gen gatekeeper
Jika terjadi ketidakseimbangan fungsi ketiga
gen ini, atau salah satu tidak berfungsi dengan
baik karena mutasi, maka keadaan ini akan
menyebabkan penyimpangan siklus sel

Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada


ca rectal antara lain:
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya
darah pada feses, darah biasanya berwarna
merah segar
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut
tidak benar-benar kosong saat BAB
Ukuran feses yang lebih kecil dari biasanya
Keluhan tidak nyaman pada perut seperti
sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut

Penurunan berat badan yang tidak diketahui


penyebabnya
Mual dan muntah
Gejala anemia seperti rasa letih atau lesu
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada
traktus urunarius dan nyeri pada daerah
gluteus.

Anamnesis
BAB berdarah berwarna merah segar, berlendir
dan berbau disertai gangguan kebiasaan BAB,
disertai nyari pada saat BAB.

Pemeriksaan fisik lokalisata dapat dilakukan


dengan colok dubur. Akan teraba tumor
berbenjol, rapuh, mudah berdarah. Bila
letaknya rendah (2/3 bawah) dapat dicapai
dengan baik, bila letaknya tingg biasanya tidak
dapat diraba.

Sigmoidoscopy
Colonoscopy
Biopsi

penatalaksanaan
pembedahan
Radiasi
Kemoterapi
Prognosis
Secara keseluruhan5-year survival rates untuk
kanker rektal adalahsebagai berikut :
a. Stadium I - 72%
b. Stadium II - 54%
c. Stadium III - 39%
d. Stadium IV - 7%

Pada kasus ini seorang laki-laki usia 49 tahun


datang dengan keluhan adanya benjolan pada
anus disertai nyeri sejak 1 tahun yang lalu.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
ini didiagnosis menderita tumor rectum yang
diduga merupakan carcinoma recti. Pada
anamnesis, 1 tahun yang lalu pasien mengaku
timbul benjolan di anus sebesar kelereng.

Benjolan tersebut terasa nyeri dan semakin


lama semakin membesar sampai sebesar telur
ayam, benjolan tersebut tidak dapat
dimasukkan ke dalam anus walaupun pasien
sudah berusaha memasukkannya, benjolan ini
tetap keluar saat BAB ataupun tidak.
Pasien juga mengaku sulit BAB, BAB berdarah
berwarna merah segar, feses yang keluar saat
BAB sedikit-sedikit sehingga pasien merasa
tidak pernah puas saat BAB, pasien merasa
tidak nyaman pada anusnya dan sering kali
merasa nyeri terutama saat BAB dan kentut.

7 bulan yang lalu benjolan tersebut pecah dan


lama kelamaan timbul bulatan kecil, kenyal
sebanyak 3 buah, benjolan tersebut semakin
lama semakin membesar, nyeri dan sering
berdarah saat BAB, darah yang keluar
berwarna merah segar. Os mengaku badannya
bertambah kurus dalam 5 bulan ini.

Pada pemeriksaan fisik daerah anus ditemukan


Inspeksi: benjolan (+) ukuran 8x5, permukaan
tidak rata ( berbenjol-benjol), perdarahan (+),
Palpasi: permukaan tidak rata ( berbenjolbenjol), immobile, nyeri, perdarahan (+).
Rectal touch : teraba benjolan dengan batas
tidak tegas dengan jarak 10 cm dari sfingter
ani, permukaan tidak rata ( berbenjol-benjol),
konsistensi keras, immobile, dan pada saat
selesai dilakukan rectal touch tampak darah
berwarna merah segar di handscoon.

Pemeriksaan colok dubur sangat penting untuk


dilakukan karena dengan pemeriksaan
ini,dapat diketahui beberapa hal penting yaitu
keadaan tumor, mobilitas tumor dan
ekstensi penjalaran.

Usulan pemeriksaan pada pasien ini yaitu


pemeriksaan biopsi untuk memastikan tipe
tumor, sedangkan rencana penatalaksanaan
pada pasien ini adalah operatif, kemoterapi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai