Anda di halaman 1dari 6

Penyakit yang dapat ditimbulkan dari pembakaran sampah dengan incinerator

Insinerasi hanya mengubah volume limbah menjadi lebih kecil. debu yang dihasilkan juga
sangat berbahaya dan harus dipindahkan atauditentukan lagi tempat pembuangannya yang kedap
air. Debu hasil insinerasi yang tak terurai tetap ada menjadi sangat berbahaya karena
dapatmenghasilkandioksin adanya residu dan gas polutan yang dilepaskan. Senyawa dioxin
adalah polutan yang paling berbahaya dari proses pembakaran. Senyawa dioxin menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, diantaranya kanker, terganggunya sistem kekebalan tubuh,
merusak sistim reproduksi dan hormonal, serta gangguan pertumbuhan. Dioxin akan
terakumulasi di dalam tubuh melalui rantai makanan dari pemangsa ke predator. Dioxin harus
mendapatkan perhatian yang sangat khusus, karena dapat mudah ditemukan di dalam alam pada
tingkatan yang sudah mengkhawatirkan akan menyebabkan gangguan terhadap kelangsungan
makhluk hidup. Disamping itu incinerator merupakan dapat mengakibatkan pencemaran
Merkuri pada tanah. Logam berat merkuri merupakan racun yang sangat kuat, mengganggu
sistem pergerakan, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran. Selain itu, incinerator juga
merupakan sumber utama polutan-polutan logam berat, seperti timah (Pb), kadmium (Cd), arsen
(As) dan kromium (Cr).

Penyakit yang dapat ditimbulkan dari benda tajam


Mengenai infeksi virus seperti AIDS dan hepatitis B dan C, itu adalah staf perawat yang paling
berisiko infeksi melalui jarum yang terkontaminasi. Benda tajam dan patogen budaya dianggap
sebagai limbah medis yang paling berbahaya.

Bahaya Limbah Farmasi Limbah cair, seperti limbah farmasi, yang dihasilkan umumnya banyak
mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi
kesehatan masyarakat sekitar. Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri,
virus, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di sekitar
lingkungannya dan dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia
termasuk demam typoid, kolera, disentri dan hepatitis. 1. Limbah jarum suntik Limbah jarum
suntik yang juga merupakan limbah medis B3 tidak boleh dianggap sepele keberadaannya.

Bayangkan jika setiap hari ada ratusan jarum suntik yang harus dibuang karena fungsinya yang
sekali pakai. Kemudian kemanakah jarum- jarum suntik itu setelah dipakai? Limbah jarum
suntik yang berasal dari rumah sakit atau Puskesmas harus dimusnahkan karena bila pengelolaan
limbahnya tidak benar, jarum suntik dapat menularkan penyakit kepada pasien lain, pengunjung
RS, petugas kesehatan, maupun masyarakat umum. Yang lebih berbahaya lagi yaitu, bila jarum
suntik tersebut pernah digunakan oleh pengidap HIV/AIDS kemudian digunakan kembali oleh
orang yang tidak terkena HIV/AIDS, maka orang tersebut akan terkena infeksi HIV. Jarum
suntik ini juga merupakan salah satu rute masuknya HIV ke tubuh manusia. Sebenarnya ada cara
praktis untuk menghancurkan jarum suntik yaitu dengan menggunakan alat khusus berteknologi
sederhana yang bernama needle destroyer. Cara penggunaannya dengan memasukkan jarum
suntik bekas ke dalam lubang aluminium di dalam alat, maka mesin akan melelehkan jarum dan
menjadi steril. 2. Limbah obat Obat palsu juga merupakan salah satu limbah medis atau limbah
farmasi yang berasal dari obat-obat yang tidak digunakan lagi oleh pasien/masyarakat, obat-obat
yang tidak dibutuhkan lagi oleh institusi terkait, obat-obat yang dibuang karena kemasannya
telah terkontaminasi, serta merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi obatobatan. Obat-obatan tersebut seharusnya dimusnahkan karena sudah tidak memiliki khasiat
dalam menyembuhkan, bahkan bisa membahayakan. Obat palsu adalah obat yang diproduksi
oleh pihak yang tidak berhak menurut undang-undang. Obat tidak terdaftar, obat dengan zat aktif
di bawah 80% , obat tanpa zat aktif sama sekali, serta obat kadaluarsa yang dikemas kembali.
Minimnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan antara obat asli dan palsu merupakan
salah satu faktor pemicu masih beredarnya obat palsu dan kadaluarsa.
Dampak radioaktif
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta
bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi
sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.
Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang
dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya
akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang

merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau
binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini :

Apa itu limbah radioaktif ?


Ada beberapa pengertian limbah radioaktif :
1. Zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau
2. Bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah
tidak dapat difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif
kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan
radiasi pengion.
Ada berapa jeniskah limbah radioaktif ?
Jenis limbah radioaktif :
Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan
aktivitas rendah.
Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah umur paruh
pendek.
Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.
Berasal darimanakah limbah radioaktif ?
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk
pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga
nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit.
Bagaimana cara mengelola limbah radioaktif ?
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan masyarakat,
pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Cara pengelolaannya dengan mengisolasi limbah tersebut dalam suatu wadah yang
dirancang tahan lama yang ditempatkan dalam suatu gedung penyimpanan sementara
sebelum

ditetapkan

suatu

lokasi

penyimpanan

permanennya.

Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah maka dilakukan proses reduksi


volume, misalnya menggunakan evaporator untuk limbah cair, pembakaran untuk limbah

padat maupun cair yang dibakar, ataupun pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa
dimanfaatkan. Penyimpanan permanen dapat berupa tempat di bawah tanah dengan
kedalaman beberapa ratus meter untuk limbah aktivitas tinggi dan waktu paruh panjang,
atau dekat permukaan tanah dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter untuk limbah
aktivitas rendah-sedang.
Apa bahayanya limbah radioaktif ?
Karena limbah memancarkan radiasi, maka apabila tidak diisolasi dari masyarakat dan
lingkungan maka radiasi limbah tersebut dapat mengenai manusia dan lingkungan.
Misalnya, limbah radioaktif yang tidak dikelola dengan baik meskipun telah disimpan
secara permanen di dalam tanah, radionuklidanya dapat terlepas ke air tanah dan melalui
jalur

air

tanah

tersebut

dapat

sampai

ke

manusia.

Bahaya radiasi adalah, radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak sel organ tubuh
manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh.
Disamping itu, sel-sel yang masih tetap hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka
panjang kemungkinan menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula
bahwa kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga
keturunannya mengalami cacat.
Apakah limbah radioaktif yang telah diolah bisa dibuang ke lingkungan ?
Limbah radioaktif sebagian dapat dibuang ke lingkungan apabila kandungannya
(konsentrasi dan radioaktivitasnya) telah dibawah batas ambang yang ditetapkan oleh
Pemerintah (Badan Pengawas Tenaga Nuklir, BAPETEN). Namun sebagian lagi karena
aktivitasnya dan umurnya panjang maka harus disimpan dalam jangka yang sangat
panjang.
Adakah hubungan limbah radioaktif dengan Limbah B3 ?
Sebenarnya definisi, limbah radioaktif adalah bagian dari limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), namun ada kalanya sebagian masyarakat membedakan kedua jenis limbah
tersebut. Menurut pandangan terakhir ini, terdapat istilah mixed waste (limbah
campuran), yaitu limbah yang mengandung campuran unsur radioaktif sekaligus B3.
Sebagai contoh, dalam proses pembuatan bahan bakar uranium, terdapat limbah yang
mengandung asam (B3) dan radionuklida sekaligus. Sehingga dalam penanganannya,
kedua sifat bahaya tersebut (B3 dan radioaktif) harus selalu dipertimbangkan.

Siapakah yang bertanggung jawab mengelola limbah radioaktif ?


Pengelolaan

limbah

radioaktif

didefinisikan

sebagai

kegiatan

pengumpulan,

pengangkutan, pengolahan, penyimpanan sementara serta penyimpanan secara permanen.


Apabila badan pengawas mengijinkan, maka kegiatan pengelolaan tersebut sebagian boleh
dilaksanakan oleh pihak penghasil limbah radioaktif, yaitu dari pengumpulan sampai
penyimpanan sementara. Namun penyimpanan permanen dilaksanakan oleh BATAN.
Apabila penghasil limbah radioaktif tidak mampu melaksanakan kegiatan sebagian
pengelolaan tersebut, maka pengelolaan limbah radioaktif sepenuhnya kewajiban
BATAN.
Badan yang melakukan pengawasan adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
yang terpisah dari badan pelaksana (BATAN). Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 10
tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Adakah dasar hukum yang mengatur mengenai limbah radioaktif ?
Dasar hukum yang mengatur limbah radioaktif adalah Undang-Undang No. 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran, serta Peraturan pemerintah No. 27 tahun 2002 tentang
Pengelolaan Limbah Radioaktif.
Berapakah biaya pengolahan limbah Radioaktif ?
Biaya limbah tersebut sangat bergantung pada jenis limbahnya. Terdapat perbedaan biaya
antara limbah radioaktif cair, padat terbakar, padat terkompaksi dan sebagainya.
Seluruh tarif tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan pemerintah No. 16 tahun 2001.
Sebagai contoh biaya pengolahan limbah radioaktif cair untuk aktivitas rendah dan sedang
adalah Rp. 7300,- perliter, sedangkan limbah sumber bekas jarum Ra-226 dari rumah sakit
sebesar

Rp.

466.000,-

perjarum.

Tarif tersebut secara periodik ditinjau dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan
teknologi serta perubahan ekonomi yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa daerah disekitar limbah memilki
jumlah cacahan permenit yang lebih besar dibandingkan daerah bunker ataupun daerah
alamterbuka.ini menunjukan bahwa daerah disekitar limbah memiliki aktivitas radioaktif
yang cukup besar, daerah disekitar bunker memiliki jumlah cacahan permenit yang sama
dengan daerah alam terbuka. Pemantauan atau monitoring terhadap nanturally occuring
radioactive materials atau sering disebut dengan NORM dapat dilakukan salah satunya

dengan cara pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara. Partikulat radioaktif


adalah partikel-partikel radioaktif yang ada di alam yang keberadaanya menyatu dengan
udara, seperti debu radioaktif. Pengukuran konsentrasi partikulat radioaktif diudara dapat
diketahui dengan jalan melakukan pencacahan terhadap suatu lokasi yang akan diukur
konsentrasinya, pencacahan ini bertujuan untuk mengetahui cacahan awal, waktu paro dan
jenis dari suatu radionuklida yang berada pada suatu sampel penelitian. Hasil penelitian
dapat diperoleh kesimpulan yaitu Partikel Radioaktif alam yang ditemukan dikawasan
BATAN Pasar jumat adalah Pb-214 dan Bi-214 yang merupakan deret Uranium yang
mempunyai waktu paro berumur pendek, Konsentrasi Partikulat Radioaktif Pb-214 dan
Bi-214 dilokasi limbah memiliki aktifitas yang tinggi dengan nilai KPR yang lebih besar
dibandingkan nilai KPR dilokasi yang bunker dan alam terbuka, dan perubahan
konsentrasi NORM dipengaruhi oleh aktifitas partikulat radioaktif alam yang diakibatkan
oleh TENORM yaitu adanya sumber radioaktif. Tingkat radiasi untuk daerah limbah,
bunker, dan alam terbuka tergolong rendah dengan demikian ketiga daerah tersebut
dinyatakan aman dari radiasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian perlu
dilakukan dilokasi yang memiliki aktifitas yang radioaktifnya besar misalnya di industri
kilang minyak, industri batu bara dan industri-industri lain yang menghasilkan limbah
radioaktif, bagi masyarakat diharapkan untuk lebih mengetahui tingkat radiasi bagi
kesehatan tubuh, dan bagi pemerintah hendaknya memberi peringatan untuk daerah yang
memiliki tingkat energi radiasi yang tinggi.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Limbah Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta
bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi
sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai