Sujani Cahyati
Wike Marelita
Indra Donna Sipahutar
Vena Melinda
Selvianta Purba
Ati Juwita Asih
Nurhasanah
Anggun Nia Mulyani
Suasana Asam
Suasana Netral
Suasana Basa
MnO4- + 3e MnO42-
1.Buret 50 ml
2.Labu ukur 10 ml
3.Labu erlemeyer 500 ml
4.Pengaduk magnetik Stirer
5.Lempengan pemanas
6.Penyaring
7.Pipet
Prosedur
Pembuatan
Kmno4
Pembakuan
KmnO4
Pengujian
Sample
Perhitungan
Pembakuan KmnO4
1.Timbang 200 mg Natrium Oxalat P
2. Masukan kedalam erlemeyer 500 ml, larutkan
dengan air 250ml
PERHITUNGAN
PEMBAKUAN
NORMALITAS KmnO4 0,1 N
NORMALITAS =
W (mg)
V x Mr / valensi
D. PERHITUNGAN PENETAPAN
KADAR SAMPEL
Vol. Sampel
(V1)
Normalitas
Sampel
(N1)
10,0 mL
. N
0,0 - mL
0,090 N
10,0 mL
. N
0,0 - mL
0,090 N
10,0 mL
. N
0,0 - mL
0,090 N
V1 x N1 = V2 x N2
Normalitas Sampel rata-rata = .N
D. PERHITUNGAN PENETAPAN
KADAR SAMPEL
% KADAR = N x Mr x ml x 100%
W
KELEBIHAN
KELEBIHAN TITRASI
PERMANGANOMETRI
Kekurangan
Larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi
MnO2,
sehingga pada titik akhir titrasi
akan diperoleh pembentukan
presipitat coklat, yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah muda
Manfaat Titrasi
Permanganometri
Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang
bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi.
Dalam bidang industri, metode ini dapat
dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana
secara permanganometri dapat diketahui
kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi
reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat
dipisahkan apabila tidak diperlukan atau
berbahaya.
Kesimpulan
1. Titrasi permanganometri merupakan titasi yang
menggunkan KMnO4 sebagai titran.
2. Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam
lingkungan asam
3. Standarisasi larutan KMnO4 : larutan KMnO4
distandarisasi dengan larutan Na oksalat.
4. Pada titrasi permanganometri tidak diperlukan indikator
karena perubahan warna KMnO4 telah menandakan titik
akhir.
5. Titik akhir titrasi permanganometri ditandai dengan
perubahan warna yaitu dari tidak berwarna menjadi
merah muda.
TERIMA KASIH