Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU BERSALIN DENGAN

RETENSIO PLASENTA
Mayang Notika Ratu1, Firmansayah2, Yulinda Fetritura3
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
2
Dokter Spesialis Kandungan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi
3
Dosen Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
1

Latar Belakang : Retensio plasenta merupakan penyebab sebagian besar kasus perdarahan
postpartum, sedangkan perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian maternal
terbanyak di Indonesia. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Biasanya setelah janin lahir,
beberapa menit kemudian mulailah proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan.
Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim, maka uterus akan berkontraksi
untuk mengeluarkan plasenta. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian retensio plasenta
pada ibu bersalin adalah umur, multiparitas, dan riwayat kehamilan dan persalinan
terdahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur, paritas dan riwayat
kehamilan dan persalinan terdahulu ibu bersalin terhadap retensio plasenta.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik observasional
dengan pendekatan case control dan data dikumpul secara retrospektif. Penelitian ini
dilakukan di Bangsal Kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi. Populasi penelitian adalah
seluruh ibu bersalin di Bangsal Kebidanan RSUD Raden Mattaher tahun 2011 2012
sebanyak 120 orang. Data dianalisis dengan uji chi square adalah analisis univariat dan
bivariat.
Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan, responden yang mengalami retensio plasenta, umur
yang berisiko tinggi sebanyak 50,0%, Sebanyak 91,7% multipara, dan Terdapat 38,3% yang
memiliki riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu di RSUD Raden Mattaher Jambi
tahun 2011 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara umur yang berisiko tinggi (P=0,041, OR=2,158); multipara (P=0,00, OR=11,000);
memiliki riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu (P=0,046, OR=2,247).
Kesimpulan : Ibu bersalin dengan faktor risiko umur ibu, multipara, dan riwayat kehamilan
dan persalinan terdahulu berisiko lebih tinggi mengalami retensio plasenta.
Kata Kunci : Umur, Paritas, Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terdahulu, Retensio
Plasenta.
PENDAHULUAN
1

Di Indonesia, Angka Kematian Ibu

World Health Organization (2008)

(AKI) juga menjadi salah satu indikator

melaporkan pada tahun 2005 terdapat

penting

derajat

536.000 wanita meninggal akibat akibat

AKI

komplikasi kehamilan dan persalinan, dan

yang

400 ibu meninggal per 100.000 kelahiran

meninggal dari suatu penyebab kematian

hidup (Maternal Mortality Ratio). Angka

terkait dengan gangguan kehamilan atau

kematian ibu (AKI) di negara maju

penanganannya

termasuk

diperkirakan 9 per 100.000 kelahiran hidup

kecelakaan atau kasus insidentil) selama

dan 450 per 100.000 kelahiran hidup di

kehamilan, melahirkan dan dalam masa

negara

nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa

mengindikasikan

memperhitungkan lama kehamilan per

kematian ibu oleh karena kehamilan dan

100.000 kelahiran hidup.1

persalinan

dalam

kesehatan

menentukan
masyarakat.

menggambarkan

Kematian

jumlah

wanita

(tidak

ibu

dibagi

menjadi

berkembang.
bahwa

berasal

Hal

ini

99%

dari

dari

negara

berkembang.3

kematian langsung dan tidak langsung.

AKI mengacu pada jumlah kematian

Kematian ibu langsung adalah sebagai

ibu yang terkait dengan masa kehamilan,

akibat komplikasi kehamilan, persalinan,

persalinan, dan nifas. Survei Demografi

atau masa nifas dan segala intervensi atau

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun

penanganan tidak tepat dari komplikasi

2007 menyebutkan bahwa AKI untuk

tersebut. Kematian ibu tidak langsung

periode 5 tahun sebelum survei (2003-

merupakan akibat dari penyakit yang

2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran

sudah ada atau penyakit yang timbul

hidup.

sewaktu kehamilan

dibandingkan AKI hasil SDKI tahun

yang

berpengaruh

Angka

terhadap kehamilan, misalnya malaria,

2002-2003

anemia,

100.000 kelahiran hidup.1

HIV/AIDS,

dan

penyakit

kardiovaskular.2

yang

ini

lebih

mencapai

rendah
307

per

Manajemen aktif kala tiga persalinan

Secara global 80% kematian ibu

mempercepat kelahiran plasenta dan dapat

tergolong pada kematian ibu langsung.

mencegah atau mengurangi perdarahan

Pola penyebab langsung dimana-mana

postpartum. Waktu yang paling kritis

sama, yaitu : perdarahan (25%, biasanya

untuk mencegah perdarahan postpartum

perdarahan pascapersalinan), sepsis (15%),

adalah ketika plasenta lahir dan segera

hipertensi dalam kehamilan (12%), partus

setelah itu. Ketika plasenta terlepas atau

macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman

sepenuhnya terlepas tetapi tidak keluar,

(13%), dan sebab-sebab lain (8%).2

maka perdarahan terjadi di belakang


2

plasenta sehingga uterus tidak dapat

diambil dari rumah sakit yang sama dan

sepenuhnya berkontraksi karena plasenta

dipilih dengan teknik purposive sampling.

masih di dalam. Kontraksi pada otot uterus

Besar sampel yang diambil yaitu sebanyak

merupakan

60 kelompok kasus dan 60 kelompok

mekanisme

fisiologi

yang

menghentikan perdarahan.5

kontrol. Adapun kriteria inklusi kelompok

Menurut hasil survei di RSUD

kasus pada penelitian ini adalah ibu

Raden Mattaher Jambi tercatat bahwa

bersalin yang dilakukan manajemen aktif

jumlah penderita retensio plasenta, yaitu :

kala tiga dan mengalami retensio plasenta.

tahun 2011 kasus retensio plasenta terdapat

Kelompok kontrol adalah ibu bersalin yang

49 kasus (5,3 %) per 924 persalinan

mengalami plasenta previa dan solusio

normal dan tahun 2012 kasus retensio

plasenta. Kriteria eksklusi dari penelitian

plasenta terdapat 54 kasus (6,1 %) per 892

ini adalah data yang diambil dari status

persalinan normal.

pasien kurang lengkap dan status hilang

Berdasarkan uraian tersebut, inilah

atau tidak ditemukan.

yang melatarbelakangi peneliti tertarik

Data penelitian ini dicatat dalam

untuk melakukan penelitian lebih lanjut

lembar pengumpulan data dengan cara

mengenai Hubungan Faktor Risiko Ibu

editing, coding, entry data, dan cleaning

Bersalin dengan Retensio Plasenta Di

data. Analisis data dilakukan dengan

Bangsal Kebidanan Rumah Sakit Umum

program

Raden Mattaher Jambi Tahun 2011 2012.

kesetaraan kelompok penelitian dengan uji


chi

METODE

komputerisasi.

square.

Pengukuran

Analisis
kekuatan

hubungan kausatif dengan perhitungan

Penelitian ini dilakukan di RSUD


Raden Mattaher dengan mengambil data

Odds

Ratio

(OR)

dengan

interval

kepercayaan 95%.

sekunder berupa rekam medik. Waktu


penelitian dilaksanakan selama bulan Juni
dan Juli 2013. Desain penelitian yang
digunakan adalah desain case control tidak
berpasangan

dengan

membandingkan

faktor risiko pada kelompok kasus dan


kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan
dengan pendekatan retrospektif. Pemilihan
sampel dipilih dengan teknik simple
random

sampling.

Kelompok

HASIL

kontrol
3

Hasil penelitian ini disajikan dalam

Hasil

uji

statistic

chi

square

bentuk tabel beserta penjelasan.

didapatkan nilai P = 0,041 (p<0,05) maka

Tabel 1. Distribusi frekuensi faktor

hasil

risiko penelitian

ditolak, terdapat hubungan antara umur ibu

Faktor Risiko
Umur Ibu
Risiko Tinggi
Risiko Rendah
Paritas Ibu
Multipara
Primipara
Riwayat Ibu
Ada
Tidak Ada

Retensio Plasenta
Kasus N= 60 Kontrol N=60
N
%
N
%
30

50,0

19

31,7

30

50,0

41

68,3

55
5

91,7
8,3

30
30

50,0
50,0

23
37

38,3
61,7

13
47

21,7
78,3

antara

variabel

faktor

risiko

dengan retensio plasenta.


Tabel 2. Hubungan antara faktor risiko
dengan retensio plasenta
Faktor risiko
Umur Ibu
Risiko Tinggi
Risiko Rendah
Paritas Ibu
Multipara
Primipara
Riwayat Ibu
Ada
Tidak Ada

bermakna,

artinya

Ho

dengan retensio plasenta, hasil analisis


diperoleh nilai OR (Odds Ratio) yaitu
sebesar 2,158 dengan tingkat kepercayaan
95% artinya umur risiko tinggi mempunyai
risiko 2,158 kali untuk mengalami retensio
plasenta

dibandingkan

dengan

risiko

rendah.

Berikut ini adalah hasil analisis


bivariat

tersebut

OR

95% CI

P-value

Secara teoritis, umur merupakan


faktor risiko terjadinya perdarahan yang
dapat

mengakibatkan

kematian

maternal.2,10 Hal ini disebabkan pada


wanita dengan meningkatnya usia terjadi
penurunan

yang

progresif

dari

endometrium sehingga untuk mencukupi


2,158

1,027-4,536

0,041

11,000

3,865-31,310

0,000

2,247

1,005-5,027

0,046

PEMBAHASAN
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat

kebutuhan

nutrisi

janin

diperlukan

pertumbuhan plasenta yang lebih luas,


plasenta
implantasi

akan
dan

mengadakan
vili

perluasan

khorialis

akan

menembus dinding uterus lebih dalam lagi


sehingga akan terjadi plasenta adhesiva
sampai perkreta.

bahwa ibu bersalin pada kelompok kasus,

Hal ini sama dengan penelitian yang

umur risiko tinggi dan umur risiko rendah

di lakukan oleh Nani Hidayanti (2011),

sama-sama berjumlah 50% (30) responden.

hasil uji statistik p = 0,003 lebih rendah

Sedangkan kelompok kontrol pada umur

dari nilai alpha ( 0,05) , sehingga ada

risiko tinggi jumlahnya yaitu 31,7% (19)

hubungan yang bermakna antara usia

responden dan umur risiko rendah yaitu

dengan kejadian retensio plasenta.26

68,3% (41) responden.

Penelitian

ini

berbeda

dengan

penelitian yang dilakukan Nanda Putri


Ramadhani di Rumah Sakit Al-Ihsan
4

Bandung Tahun 2010 yang menyatakan

95% artinya multipara mempunyai risiko

tidak

11,000 kali untuk mengalami retensio

ada

hubungan

yang

bermakna

(p=0,500) antara umur ibu dengan kejadian


retensio plasenta.11

plasenta dibandingkan dengan primipara.


Menurut Sarwono (2010) kejadian

Berdasarkan hasil tersebut maka

terjadinya retensio plasenta sering terjadi

diperlukan upaya dari tenaga kesehatan

pada ibu dengan multiparitas. Paritas

untuk meningkatkan kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh terhadap kejadian

kebidanan dalam menolong persalinan

perdarahan postpartum yang diakibatkan

khususnya pada ibu dengan umur yang

retensio

berisiko tinggi agar terhindar dari kejadian

kehamilan

dan

retensio plasenta, serta upaya dari ibu

penurunan

sel-sel

sendiri guna mengatur kehamilannya. Bagi

penurunan sel-sel desidua atau tidak

ibu yang mengalami kehamilan pada usia

adanya sel desidua basalis dan kelainan

yang

melakukan

perkembangan lapisan fibrinoid secara

pemeriksaan kehamilan secara rutin guna

parsial dan total, vilus plasenta melekat ke

mengetahui secara awal kemungkinan

myometrium (plasenta akreta), benar-

terjadinya komplikasi dalam kehamilan

benar menginvasi myometrium (plasenta

dan

inkreta), atau menembus myometrium

beresiko

persalinan

hendaknya

khususnya

retensio

plasenta.

plasenta

(plasenta

Berdasarkan tabel di atas dapat

karena

pada

setiap

persalinan

terjadi

desidua.15

Akibat

perkreta).6

Vaskularisasi

akan

berkurang

terjadinya

penurunan

endometrium

dilihat bahwa prevalensi ibu bersalin pada

mengakibatkan

kelompok kasus, multipara jumlahnya

suplai darah ke plasenta sehingga plasenta

yaitu 91,7% (55) responden dan primipara

akan mengadakan implantasi jauh kedalam

yaitu 8,3% (5) responden sedangkan

jaringan endometrium sampai ke jaringan

kelompok kontrol pada multipara dan

miometrium. Implantasi inilah yang dapat

primipara sama-sama berjumlah 50% (30)

menyebabkan tertahannya plasenta atau

responden.

tidak dapat lahirnya plasenta setengah jam

Hasil uji statistic chi square

di

dapatkan nilai P = 0,000 (p<0,05) maka


hasil

tersebut

bermakna,

artinya

setelah janin lahir.


Menurut penelitian Sosa CG (2009)

Ho

menyebutkan bahwa di populasi Amerika

ditolak, terdapat hubungan antara paritas

Latin insidensi retensio plasenta mencapai

ibu dengan retensio plasenta. Hasil analisis

33,3%, dengan karakteritik paritas ibu

diperoleh nilai OR (Odds Ratio) yaitu

yang paling berisiko adalah multipara.10

sebesar 11,000 dengan tingkat kepercayaan


5

Penelitian ini sama dengan penelitian


yang dilakukan Nani Hidayanti (2011),

dan persalinan terdahulu yaitu 78,3% (47)


responden.

Hasil uji statistik p = 0,043 lebih rendah

Hasil uji statistik chi square

dari nilai alpha ( 0,05) , sehingga ada

dapatkan nilai P = 0,046 (p<0,05) maka

hubungan yang bermakna antara paritas

hasil

dengan kejadian retensio plasenta.26

ditolak, terdapat hubungan antara riwayat

tersebut

bermakna,

artinya

di
Ho

Tetapi hasil ini tidak sejalan dengan

kehamilan dan persalinan ibu dengan

penelitian yang dilakukan Nanda Putri

retensio plasenta, hasil yang diperoleh nilai

Ramadhani di Rumah Sakit Al-Ihsan

OR (Odds Ratio) yaitu sebesar 2,247

Bandung Tahun 2010 yang menyatakan

dengan tingkat kepercayaan 95% artinya

tidak

ada riwayat kehamilan dan persalinan

ada

(p=0,269)

hubungan
antara

yang

paritas

bermakna

ibu

dengan

terdahulu mempunyai risiko 2,247 kali


untuk

kejadian retensio plasenta.11


Berdasarkan hasil tersebut maka
diperlukan upaya kerjasama dengan pihak

mengalami

retensio

plasenta

dibandingkan dengan tidak ada riwayat


kehamilan dan persalinan terdahulu.

terkait seperti tenaga keseahtan untuk

Riwayat kehamilan dan persalinan

dapat meningkatkan pelayanan kebidanan

yang dialami oleh seorang ibu juga

bagi ibu hamil dan memberi upaya

merupakan risiko tinggi dalam terjadinya

preventif terhadap faktor-faktor risiko

perdarahan. Cidera dalam alat kandungan

terjadinya

seperti

atau jalan lahir dapat ditimbulkan oleh

penyuluhan untuk tidak memiliki anak

proses kehamilan terdahulu dan berakibat

lebih dari dua.

buruk pada kehamilan yang sedang di

retensio

plasenta

Berdasarkan tabel di atas dapat

alami. Hal ini dapat berupa keguguran,

dilihat bahwa prevalensi ibu bersalin pada

bekas persalinan berulang dengan jarak

kelompok kasus, ada riwayat kehamilan

pendek, bekas operasi (section caesarea)

dan persalinan terdahulu jumlahnya yaitu

atau bekas kuretase.2,22`

38,3% (23) responden dan tidak ada


riwayat

kehamilan

dan

persalinan

Perlekatan plasenta yang abnormal


terjadi

apabila

pembentukkan

desidua

terdahulu yaitu 61,7% (37) responden

terganggu. Keadaan yang terkait mencakup

sedangkan kelompok kontrol pada ada

implantasi di segmen bawah uterus; diatas

riwayat

persalinan

jaringan parut seksio sesaria atau insisi

terdahulu jumlahnya yaitu 21,7% (13)

uterus lainnya atau setelah kuretase uterus.

responden dan tidak ada riwayat kehamilan

Dalam ulasannya terhadap 622 kasus yang

kehamilan

dan

dikumpulkan antara tahun 1945 dan 1969,

Setelah dilakukan penelitian terhadap ibu

Fox (1972) mencatat karakteristik, yaitu :6

bersalin yang mengalami retensio plasenta

1. Seperempat

pasien

pernah

dan ibu bersalin yang memiliki risiko

menjalani section caesarea.


2. Hampir seperempat pernah

mengalami retensio plasenta di RSUD

menjalani kuretase.

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Menurut Hardardottir dkk. (1996),


hampir separuh plasenta pada wanita
dengan

riwayat

Raden Mattaher Jambi tahun 2011 2012,


berikut :
1. Adanya hubungan yang bermakna
antara

umur

ibu bersalin

dengan

section

caesarea

perlekatan

serat-serat

kejadian retensio plasenta.


2. Adanya hubungan yang bermakna

myometrium secara mikroskopis.6


Penelitian ini sejalan dengan

antara paritas ibu bersalin dengan

penelitian Eka Septi Widiawati (2011),

kejadian retensio plasenta.


3. Adanya hubungan yang bermakna

memperlihatkan

hasil penghitungan statistik menunjukkan


adanya hubungan riwayat kuretase dengan
kejadian retensio plasenta (p value =

antara

riwayat

persalinan

kehamilan

terdahulu

ibu

dan

bersalin

dengan kejadian retensio.

0,000).27 Begitu juga dengan pembahasan


Nani Hidayanti (2011),26 riwayat retensio

UCAPAN TERIMAKASIH

plasenta

pada persalinan sebelumnya

1. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

memiliki

hubungan

dengan

kejadian

retensio

plasenta

dimana

terjadi

pengembangan

desidua

pada

segmen

bawah uterus relatif jelek, penipisan


endometrium sehingga perlekatan plasenta
menjadi abnormal.
Berdasarkan hasil tersebut, maka
petugas

kesehatan

konseling

pada

perlu

ibu

memberikan

dengan

riwayat

kehamilan dan persalinan terdahulu untuk


melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin, guna memantau kesehatan ibu dan
janin

yang

dikandungnya,

guna

menghindari terjadinya retensio plasenta.


KESIMPULAN

Kesehatan Universitas Jambi Dr. dr. H.


Yuwono M.Biomed.
2. Pembantu
Dekan
Kedokteran

dan

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas Jambi dr. Irawan Anasta


Putra, Sp.A
3. Pembantu
Kedokteran

Dekan
dan

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas Jambi dr. Nindya Aryanty


M.Med.Edu.
4. Pembantu
Dekan
Kedokteran

dan

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas Jambi dr. H. Armaidi


Darmawan, M.Epid
5. dr. Firmansyah, Sp.OG, sebagai dosen
pembimbing I atas segala bimbingan,
7

saran

dan

motivasi

yang

telah

diberikan selama penyusunan skripsi


penelitian ini.
6. dr. Hj. Yulinda

5. Saifuddin

AB,

Adriansz

G,

Winkjosastro GH, Waspodo TS. Buku


Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal

Fetritura,

M.Kes

sebagai dosen pembimbing II yang


telah banyak memberikan bimbingan,

dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. 2012. Hal

telah

115-18; 173-83
6. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ,

diberikan selama penyusunan skripsi

Gilstrap III LC, Hauth JC, Wenstrom

penelitian ini.
7. Kedua orang tua dan kakak serta

KD. Obstetri Williams ed. 21. Jakarta:

saran,

serta

motivasi

yang

memberikan

EGC. 2006. Hal 704-11


7. Sofian A. Sinopsis Obstetri :Obstetri

dorongan, perhatian, ketulusan dan

Fisiologi, Obstetri Patologi ed. 3.

semangat yang tidak akan mungkin

Jakarta: EGC. 2012. Hal 298-300


8. Sastrawinata S, Martaadisoebrata D,

keluarga

yang

selalu

dapat diganti dengan apa pun.


8. Teman-teman seperjuangan angkatan
2009, atas kerja sama yang baik dan
kekompakkan selama ini.

Kesehatan

Reproduksi :Obstetri Patologi ed. 2.


Jakarta: EGC. 2012. Hal 174-76
9. Manuaba
IBG, Manuaba

DAFTAR PUSTAKA
1. Hasnawati, Sitohang V, Brahim R.
Profil Kesehatan Republik Indonesia
2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2010. Hal 30.
2. Saifuddin AB, Rachimhadhi

T,

Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan


Sarwono Prawirohardjo ed. 4. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2010. Hal 54; 307-10; 522-27
3. WHO. Maternal Mortality.

Wirakusumah FF. Ilmu

2008.

Diunduh
dari
:http://who.int/data/statistik/kehamilan.
Diakses tanggal 10 november 2012.
4. Herwan, Heryantomi. Profil Kesehatan

Manuaba

IBGF. Pengantar

IAC,
Kuliah

Obstetri. Jakarta: EGC.2007. Hal 81021


10. Sosa CG, Althabe F, Belizan JM,
Buekens P. Risk Factor for Postpartum
Hemorrhage in Vaginal Deliveries in a
Latin-American

Population.

Obstetric& Gynecology Journal. June


2009. 113(6): 1313-19
11. Nanda Putri amadhani,
antara

karakteritik

Kejadian

Hubungan

Pasien

Retensio

dengan

Plasenta

pada

Pasien yang Dirawat di RumahSakit


Al-Ihsan Bandung periode 1 januari
2010 31 desember 2010. Bandung.

Provinsi Jambi 2010. Jambi: Dinas

Penelitian.

Fakultas

Kedokteran

Kesehatan Provinsi Jambi. 2011. Hal

Universitas Islam Bandung. 2011.

33
8

12. Smith JRS, Brennan BG. Postpartum


Hemorrhage.

Diunduh

dari
:http://emedicine.medscape.com/article
/275038. Diakses tanggal 13 januari
2013.
13. Wiknjosastro GH, Adriaansz G, Madjid
OA,

Hadijono

Hermanto.

RS,

Santoso

Pelayanan

BI,

Obstetridan

Population. Department of Obstetrics


and Gynaecology. 2011. Hal 33-8
18. Manuaba
IBG, Manuaba
IAC,
Manuaba IGGF. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
2009.
19. Wirakusumah FF, Mose JC, Handono
B.

Ilmu

Kesehatan

Reproduksi:

Obstetri Fisiologi ed. 2. Jakarta: EGC.

Neonatal Emergensi Dasar (PONED).

2011. Hal 82-4


20. Owalabi AT, Dare FO, Fasubaa OB,

Jakarta. 2008.
14. Bullarbo M, Bukstrom H, Lilja H,

Ogunlola IO, Kuti O, Basiriyu LA.

Almstrom

E,

Nitoglycerin

For

Management of Retained Placenta : A


Multicenter Study. Hindawi Publishing
Corporation

Obstetrics

and

Gynecology

International.

Volume

Mohammad.

Kebidanan

:Patologi

Persalinan.

Ilmu

&

Fisiologi

Yogyakarta:

ANDI

OFFSET; YEM. 2010. Hal 413; 485-92


16. Obajimi GO, Roberts AO, Aimakho
Bello

FA,

Appraisal of
Ibadan

Southwestren Nigeria. Departement of


Obstetric

Gynecology

Perinatology,

College

Science,

and

of

Obafemi

Health
Awolowo

Uneversity. Singapore Med Journal.

2012.
15. Hakimi,

CO,

Risk Factors for Retained Placenta in

Department

Olayemi

O. An

Retained Placentae In

Five
of

Year

Review.

Obstetrics

and

Gynaecology, University of Ibadan,


Nigeria. June 2009.
17. Eifediyi RA, Eigbefoh JO, Isabu PA,
Omoroghe

FI,

Ukponmwan

OG,

Momoh M. Retained Placenta : Still a


cause of Maternal Morbidity and
Mortality in a Nigerian Semi-Urban

Juli 2008.
21. Endler M, Griinewald C, Saltvedt S.
Epidemiology of Retained Placenta.
American College of Obstetricians and
Gynecologists. 2012
22. Committee on Obstetric

Practice.

Placenta Accreta. American College of


Obstetricians and Gynecologists. 2012.
23. Manuaba
IBG, Manuaba
IAC,
Manuaba
penyakit

IGGF.

Ilmu

kandungan

dan

kebidanan
keluarga

berencana, ed. 2. Jakarta: EGC. 2010.


Hal 402
24. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis ed. 4.
Jakarta: Sagung Seto. 2011. Hal 88
90; 100; 146-48;157-62.

25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara


Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan ed. 3.
Jakarta: Salemba Medika. 2010. Hal.
54-5
26. Nani Hidayanti. Faktor-faktor Yang
Berhubungan

Dengan

Kejadian

Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di


BPS Sudilah Kota Metro Tahun 2011.
Karya

Tulis

Ilmiah.

Politeknik

Kesehatan Tanjung Karang. 2011.


27. Eka Septi Widiawati. Hubungan Antara
Paritas Dan Riwayat uretase dengan
Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu
Bersalin Di RSUD Jenderal Ahmad Yani
Kota Metro Tahun 2010. Karya Tulis
Ilmiah. Politeknik Kesehatan Tanjung
Karang. 2011.

10

Anda mungkin juga menyukai