Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN BANK INDONESIA DALAM

PENGEMBANGAN UMKM

Disampaikan Dalam Seminar UMKM


Makasar, 20 April 2011

Direktorat Kredit BPR dan UMKM

AGENDA PEMBAHASAN
1

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM

UPAYA PERBANKAN DALAM MEMBANTU UMKM

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA


DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PENUTUP

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA


% Y-o-Y,Tahun Dasar2000

ProyeksiPertum buhan Ekonom iSisiPerm intaan

Pertumbuhan PDB pada tahun 2010 sebesar


2010
Kom ponen
2009
2010* 2011*
2012*
6,1%, sedangkan untuk tahun 2011
I
II
III
IV*
diperkirakan sebesar 6,0% - 6,5% dan pada
Konsum siRum ah Tangga
4.9
3.9
5.0
5.2
5.2
4.8
4.8 - 5.3
4.9 - 5.4
tahun 2012 sebesar 6,1% - 6,6%.
Konsum siPem erintah
15.7
(-8.8) (-8.9) 3.0
2.7
(-2.3) 10.3 - 10.8 1.5 - 2.0
Pem bentukan M odalTetap Dom estik Bruto
3.3
7.8
7.9
8.9
9.3
8.5
10.4 - 10.9 12.1 - 12.6
S.d. Tw. I 2011, Perekonomian domestik
EksporBarang dan Jasa
-9.7
20.0
14.5
11.3
9.2
13.4
7.1 - 7.6
7.9 - 8.4
diperkirakan tumbuh mencapai 6,4%
Im porBarang dan Jasa
-15.0 22.6
18.4
11.0
10.7
15.2
9.3 - 9.8
9.4 - 9.9
terutama ditopang oleh pertumbuhan
PDB
4.5
5.7
6.2
5.8
6.1
6.0
6.0 - 6.5
6.1 - 6.6
ekspor yang masih tetap tinggi.
* ProyeksiBank Indonesia
% Y-o-Y,Tahun Dasar2000
Semua sektor ekonomi tumbuh cukup kuat
ProyeksiPertum buhan Ekonom iSisiPenaw aran
terutama sektor-sektor yang berorientasi
2010
S e k to r
2009
2010*
2011*
2012*
I
II
III
IV*
pada permintaan domestik (nontradable
Pertanian
4.1
3.0
3.1
1.8
1.7
2.4
2.7 - 3.2
3.1 - 3.6
sectors), seperti Pengangkutan dan
Pertam bangan & Penggalian
4.4
3.1
4.0
2.8
3.8
3.4
3.2 - 3.7
3.4 - 3.9
Komunikasi, Perdagangan Hotel dan
IndustriPengolahan
2.1
3.7
4.4
4.1
4.0
4.0
4.0 - 4.5
4.1 - 4.6
Li
st
r
i
k,
Gas
&
Ai
r
Ber
si
h
13.
8
8.
2
4.
7
3.
2
3.
5
4.
8
6.
4
6.
9
7.4 - 7.9
Restoran, Bangunan, Sektor Keuangan dan
Bangunan
7.1
7.1
6.9
6.4
6.5
6.7
7.5 - 8.0
7.8 - 8.3
Jasa-jasa
Perdagangan,Hotel& Restoran
1.1
9.4
9.7
8.8
8.6
9.1
9.2 - 9.7
9.2 - 9.7
Pengangkut
an
&
Kom
uni
kasi
15.
5
11.
9
12.
9
13.
3
13.
6
13.
0
12.
1
12.
6
10.
8 - 11.3
Inflasi IHK 2010 mencapai 6,98% lebih tinggi
Keuangan,Persew aan & Jasa
5.0
5.3
6.0
6.3
6.7
6.1
6.1 - 6.6
6.1 - 6.6
dari sasaran 51, terutama karena tingginya Jasa-jasa
6.4
4.6
5.3
6.4
6.5
5.7
5.9 - 6.4
6.0 - 6.5
inflasi kelompok bahan pangan (volatile
PDB
4.5
5.7
6.2
5.8
6.1
6.0
6.0 - 6.5
6.1 - 6.6
* ProyeksiBank Indonesia
food). Dari sisi fundamental, inflasi inti
Asumsi/Perkiraan
masih terkendali, ditopang penguatan
INDIKATOR
Saat Penetapan Sasaran *)
Realisasi
Rupiah.
Asumsi
10,024
9,080
Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD)
78.1
81.2
Harga Minyak Minas (USD/barel)
S.d. Februari 2011, inflasi IHK mencapai
5.2
6.0**)
PDB (%, yoy)
0,13% (mtm) atau 6,84% (yoy). Nilai
Proyeksi
5.70
6.96
Inflasi IHK (%, yoy)
tersebut sedikit menurun dari bulan
5.60
4.28
Inflasi Inti (%, yoy)
sebelumnya yang disebabkan adanya deflasi
7.90
17.74
Inflasi Volatile Food (%, yoy)
4.30
5.40
Inflasi Administered Prices (%, yoy)
yang terjadi pada kelompok volatile food.
3
*) Asumsi didasarkan pada awal tahun 2010 ketika usulan sasaran akan disampaikan kepada pemerintah (Februari 2010)

KINERJA PEREKONOMIAN NASIONAL 2010


Nilai Tukar Rupiah mengalami penguatan. Bank Indonesia
terus menempuh kebijakan untuk stabilisasi nilai tukar
rupiah. Selama tahun 2010, Rupiah menguat 4,3% (point
to point) ke Rp9.010 per USD.
S.d. Februari 2011, nilai tukar rupiah secara rata-rata
terapresiasi sebesar 1,4% menjadi Rp8.911 per USD.
Penguatan nilai tukar rupai ini diakibatkan karena
kembalinya aliran modal asing karena positifnya persepsi
investor asing terhadap kuatnya fundamental ekonomi
Indonesia dan sebagai repons positif terhadap kenaikan BI
Rate (6,75%) dan kebijakan BI untuk memberikan ruang
bagi penguatan rupiah sebagai komitmen kuat BI dalam
pengendalian inflasi.
2009*

2010

2011***

TOTAL

TOTAL

TOTAL

10,745
99,029
-78,574

6,163
128,521
-107,301

2,025
136,699
-122,379

Current Account / GDP (%)

1.97

0.87

0.25

Export Growth (%)


- Non oil & gas, fob (%)
- Oil & gas (%)

-14.4
-8.2
-35.5

30.5
29.8
34.0

8.2
6.4
16.6

Import Growth (%)


- Non oil & gas, c&f (%)
- Oil & gas (%)

-27.7
-22.2
-49.3

41.0
36.6
67.8

11.8
14.1
1.1

Financial Account :
FDI (mill USD)
Portfolio Investment (mill USD)
Others Invesment (mill USD)
- Public Sector (mill USD)
- Private Sector (mill USD)

3,453
4,877
10,480
3,793
1,525
2,268

24,796
12,645
15,185
3,489
357
3,132

14,306
14,437
8,790
2,057
-356
2,414

Overall Balance

12,506

29,965

16,350

2.30

4.24

2.0

ITEMS
Current Account (mill USD)
- Non Oil & Gas Exports (fob, mill USD)
- Non Oil & Gas Imports (c&f, mill USD)

Overall Balance/GDP (%)


Foreign Reserve:

Apresiasi/depresiasi Nilai Tukar Kawasan (ytd)


Dec 2009 s.d. Des 2010
EUR

-5.98
-7.74
7.26

MYR
PHP

Average

IDR

Point-to-point

THB

2.87

SGD
0.04

KRW

11.07
9.32

3.21
5.27

JPY
-10.00

11.75

5.10
5.69
3.80
4.61
5.01

-5.00

0.00

5.00

%
13.60
10.00

15.00

Surplus Neraca Pembayaran relatif besar,


meski cenderung menurun. NPI tahun 2010
mancapai surplus USD30 miliar, didukung
tingginya surplus neraca transaksi berjalan
maupun neraca modal. Cadangan devisa
meningkat, tercatat USD 96,2 miliar (sekitar
7,1 bulan impor dan pembayaran ULN
pemerintah) per akhir Desember 2010.

KINERJA PEREKONOMIAN NASIONAL 2010


S.d. Februari 2011, Kondisi stabilitas sistem
perbankan tetap terjaga, fungsi intermediasi
perbankan terus membaik dan likuiditas
perbankan terkendali. CAR perbankan relatif
stabil pada level 17,0% dan rasio kredit
bermasalah (NPL) gross di bawah 5%.
Pertumbuhan kredit per Januari 2011 mencapai
24,6% (yoy) atau masih sejalan dengan RBB 2011.
Kenaikan BI Rate tidak terlalu berdqampak pada
peningkatan suku bunga kredit dan suku bunga
deposito.
S.d. Januari 2011, suku bunga Kredit Modal Kerja
(KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi
(KK) menurun masing-masing menjadi 12,75%,
12,25% dan 14,48%.

AGENDA PEMBAHASAN
1

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM

UPAYA PERBANKAN DALAM MEMBANTU UMKM

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA


DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PENUTUP

PERANAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN


(GAMBARAN UMUM UMKM)
Kekayaan Bersih/th > Rp10 M,
atau
Hasil Penjualan > Rp50 M

Kekayaan Bersih/th >


Rp500 juta s.d. Rp10 M, atau
Hasil Penjualan > Rp2,5 M
s.d. Rp50 M
Kekayaan Bersih/th >
Rp50 juta s.d. Rp500
juta, atau
Hasil Penjualan >
Rp300 juta s.d. Rp2,5 M
Kekayaan Bersih/th
< Rp50 juta, atau
Hasil Penjualan <
Rp300 juta

Unit usaha 4.677 unit (0,01%)


Sumbangan terhadap:
TK 2,70%
PDB 43,47%
Ekspor non migas 82,96%

Unit usaha 41.133 unit (0,08%)


Sumbangan terhadap:
TK 2,71%
PDB 13,47%
Ekspor non migas 11,65%

Unit usaha 546.675 unit (1,04%)


Sumbangan terhadap:
TK 3,56%
PDB 9,96%
Ekspor non migas 3,87%

Unit usaha 52.176.795 unit


(98,88%)
Sumbangan terhadap:
TK 91,03%
PDB 33,08%
Ekspor non migas 1,51%

Sumber: BPS & Kemenkop UKM, 2010

PERANAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN


(GAMBARAN KREDIT MKM (Posisi Februari 2011) )

Pertumbuhan kredit MKM, masih lebih tinggi dari pertumbuhan kredit


Non MKM dan perbankan. Walaupun prosentasenya masih rendah akan
tetapi masih sejalan dengan RBB 2011
Dilihat dari NPL-nya, NPL Kredit MKM (3,03%) lebih tinggi dibandingkan
dengan NPL Kredit Perbankan (2,85%), akan tetapi masih dalam batas
yang ditetapkan (dibawah 5%).
8

PERANAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN


(GAMBARAN KREDIT MKM (Posisi Februari 2011) )

Seperti pada tahun sebelumnya (2009, 2010),


pangsa penyaluran kredit MKM pada awal
tahun 2011 masih didominasi oleh kredit kecil.
Dilihat dari pertumbuhan kreditnya maka
kredit kecil tumbuh lebih cepat dibandingkan
kredit mikro dan menengah sehingga
pangsanya terus meningkat, walaupn secara
prosentase masih rendah, trend ini sejalan
dengan RBB 2011
Pada awal tahun 2011, kinerja kredit mikro,
kecil dan menengah sedikit mengalami
penurunan, akan tetapi kinerja kredit ini masih
jauh dibawah batas yang ditetapkan (maksimal
9
NPL 5%)

PERANAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN


(GAMBARAN KREDIT MKM (Posisi Februari 2011) )

Di awal tahun 2011, perbankan masih lebih senang menyalurkan kredit MKM ke
sektor Perdagangan, Restoran & Hotel, walaupun porsinya turun dari 21,5%
pada tahun 2010 menjadi 20,8%, diikuti jasa (7,5%) dan industri (5,8%)
Adapun untuk BPR lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor Perdagangan,
Restoran & Hotel (31,26 %), diikuti pertanian (7,55%) dan Jasa (7,39%)

Kredit lainnya adalah kredit konsumsi


10

AGENDA PEMBAHASAN
1

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM

UPAYA PERBANKAN DALAM MEMBANTU UMKM

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA


DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PENUTUP

11

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM


Beberapa karakteristik yang melekat pada sebagian besar UMKM dan sekaligus
menjadi sumber permasalahan:
Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang bekerja pada sektor UMKM;
Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang berimbas pada rendahnya upah;
Kualitas barang yang dihasilkan relatif rendah (belum tersertifikasi/standar);
Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru dalam produksi;
Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses kepada sumber pembiayaan;
Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial.

Tiga sisi utama yang harus diperbaiki


untuk mengembangkan UMKM:
1. Pengembangan dan peningkatan
kualitas produk.
2. Peningkatan permodalan dan akses
terhadap sumber pembiayaan.
3. Pengembangan pasar (market and
marketing) produk UMKM.

12

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM


Akses kepada sektor keuangan formal masih menjadi kendala bagi sebagian
besar masyarakat Indonesia, termasuk UMKM.
Survei World Bank (2010)
menunjukkan bahwa porsi
masyarakat yang mempunyai akses
kepada jasa keuangan formal
sebanyak 52%.
Porsi masyarakat di luar Jawa yang
tidak mempunyai akses keuangan
lebih besar.
Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses kepada Jasa
Sektor Keuangan

Akses Masyarakat Kepada Jasa Sektor Keuangan

Sumber: World Bank (2009)

Porsi Penduduk Yang Tidak memiliki Akses

Sumber: World Bank (2009)

13

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM


Masalah permodalan atau akses kepada sumber pembiayaan menjadi
permasalahan utama yang menjadi penghambat perkembangan UMKM.

Permasalahan Utama Yang Dihadapi UMK

Faktor Penghambat Ekspansi UMK

Sensus Ekonomi Nasional (BPS, 2006) menunjukkan bahwa permodalan dan


pemasaran menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha mikro dan
kecil (UMK).
Sementara hambatan ekspansi UMK lebih didominasi oleh permasalahan
permodalan atau akses terhadap sumber pembiayaan yang bobotnya
mencapai 50,17%.
14

AGENDA PEMBAHASAN
1

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM

UPAYA PERBANKAN DALAM MEMBANTU UMKM

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA


DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PENUTUP

15

UPAYA PERBANKAN MEMBANTU


UMKM
1. Percepatan LOAN PROCESSING
2. Meringankan TERMs & CONDITIONs(BUNGA,
AGUNAN)
3. Menyalurkan kredit melalui skim khusus (UMKM yang
tergabung dalam klaster atau melakukan kemitraan
dengan Usaha Besar)
4. Memberikan Bantuan Teknis & Pendampingan
5. Membantu Percepatan Program Pemerintah (KKPE,
KUR, KPNRP, KUPS, Dll).

1
6

16

AGENDA PEMBAHASAN
1

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM

UPAYA PERBANKAN DALAM MEMBANTU UMKM

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA


DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PENUTUP

17

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN


BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN UMKM
Paradigma Lama
UU No. 13/1968

Developmental role
Intrumen Utamanya berupa:
1. Penyediaan KLBI,
2. Ketentuan kuota KUK
3. Kebijakan kredit sektoral

Paradigma BARU
Tahun
1999

UU No. 23/1999 sebagaimana diubah


dengan UU No.3 Tahun 2004

Promotional role
Supply side, meliputi pengaturan
ketentuan, penguatan kelembagaan

Demand side, meliputi penelitian,


pelatihan, penyediaan informasi
BI dapat secara langsung mempengaruhi kredit.
Namun di sisi lain menimbulkan permasalahan
moral hazard.
18

Penelitian
Pelatihan

Penyediaan
Informasi

Demand Side

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN


BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN UMKM
Sebagai otoritas yang mengatur & mengawasi bank,
maka peran BI dalam pengembangan UMKM lebih
ditekankan pada peningkatan intermediasi kepada
sektor UMKM.

Pengaturan
Kepada
Perbankan
Penguatan
Lembaga
Penunjang

Akses UMKM
ke Kredit

Pertumbuhan
Sektor Riil

Supply Side

Kerjasama BI
dengan
Pemerintah dan
Lembaga
Internasional

19

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN


BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN UMKM
Penguatan Demand Side .

Klaster Mebel

Klaster Paprika

Pelatihan &
Pengembangan
Klaster:
35 klaster binaan
dengan 29 jenis
komoditas

Penyediaan Informasi dan


Bazar Intermediasi:
Website DIBI menyediakan
informasi mengenai profil
UMKM, komoditas potensial,
dll

Penelitian:
1. Profil UMKM
Klaster Emping Melinjo

2. Komoditas Unggulan
3. Pola Pembiayaan
Klaster Rumput Laut

20

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN


BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN UMKM
Penguatan Supply Side .
Ketentuan untuk mendorong
intermediasi

Penguatan lembaga penunjang

1.

Kewajiban penyampaian Rencana Penyaluran 1. Mendirikan lembaga-lembaga yang memberi


Kredit UMKM dalam RBB.
konsultansi kepada UMKM.

2.

Kelonggaran dalam penilaian KAP untuk debitur 2. Kerjasama dengan GTZ ProFI dalam program
s.d Rp5 miliar (UMKM).
sertifikasi Manajemen BPR.

3.

Pengecualian BMPK untuk kredit melalui 3. Kerjasama dengan JICA d.r. pengembangan
lembaga
pembiayaan
dengan
metode
Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD).
penerusan (channeling) dan kemitraan inti4. Pengembangan Sistem Informasi Debitur (SID)
plasma.

4.

Penurunan ATMR untuk kredit s.d Rp500 juta


(termasuk kredit mikro & kecil) dari 100%
menjadi 75%.

5.

Penurunan bobot risiko dalam perhitungan


ATMR untuk kredit UMKM yang dijamin
lembaga penjaminan/asuransi kredit berstatus
BUMN yang memenuhi persyaratan tertentu
dari 50% menjadi 20%.

21

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN


BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN UMKM

Program pengembangan UMKM yang


secara berkesinambungan dilakukan
Bank Indonesia

Peningkatan capacity building UMKM


Program pengembangan
klaster usaha
Perluasan materi bantuan
teknis
Pembuatan laporan keuangan
sederhana

Penguatan
internal
UMKM

Lembaga Pemeringkat Kredit


bagi UMKM
Pengembangan database
UMKM potensial
Penyempurnaan SID (Biro
Informasi Kredit)
Perusahaan penjaminan
kredit daerah (PPKD)

LEMBAGA
PENDUKUNG

22

AGENDA PEMBAHASAN
1

KONDISI MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI UMKM

UPAYA PERBANKAN DALAM MEMBANTU UMKM

PERAN DAN TEROBOSAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA


DALAM PENGEMBANGAN UMKM

PENUTUP

23

PENUTUP
Bank Indonesia secara serius dan berkesinambungan senantiasa berupaya
membantu pengembangan UMKM yang dilakukan melalui:
Regulasi dan kebijakan sektor perbankan yang mendukung UMKM, serta
inovasi pengembangan skin pembiayaan untuk UMKM.
Bantuan teknis maupun pendampingan yang dapat meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas UMKM agar dapat mengakses pembiayaan dari lembaga
keuangan.
Penguatan infrastruktur dan lembaga pendukung yang dapat mengurangi
masalah asimetri informasi antara UMKM dengan lembaga keuangan.

Pengembangan UMKM tidak dapat hanya dilakukan melalui penguatan sisi


pembiayaan, perlu adanya dukungan dari instansi terkait untuk penguatan
infrastruktur sehingga koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan turut
menentukan. Instansi terkait diharapkan dapat mengambil perannya dalam
peningkatan kualitas produksi, pemasaran dan peningkatan SDM dari UMKM
khususnya dalam menghadapi ACFTA.
24

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai