semua hal yang kita ketahui tentang diri sendiri dan orang lain tetapi
hanya disimpan untuk sendiri.
JENIS JENIS KONSEP DIRI MENURUT WEAVER
Konsep diri Weaver:
Self Awareness / Kesadaran diri
proses menyadari diri tentang siapakah aku, di mana aku berada, dan
bagaimana orang lain memandang diriku.
Self Acceptance / Penerimaan diri
jika orang sadar pada dirinya, maka apa yang terjadi akan diterimanya
sebagai kenyataan.
Self Actualization / Aktualisasi diri
dengan menerima kenyataan itu, orang baru dapat mengembangkan dirinya
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Self Disclosure / pengungkapan diri
apabila kita memiliki keinginan untuk maju, maka keinginan itu perlu
diungkapkan atau dikomunikasikan agar orang lain dapat mengetahuinya.
Pembentukan Konsep-diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita hanya bisa
diperoleh melalui informasi yang diberikan oleh orang lain kepada kita.
Konsep diri yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dan orangorang dekat lainnya di sekitar kita, termasuk kerabat.
KOMPONEN KONSEP DIRI
atau tdk menyenangkan. Ini akan menimbulkan dampak yg berbeda baik bagi yg
mengungkapkan maupun pendengarnya.
3. Kecermatan dan Kejujuran
kecermatan dan ketepatan dibatasi oleh sejauhmana kita mengenal diri kita
sendiri. self disclosure juga tergantung kejujuran
4. Tujuan / maksud
kita dpt menyingkapkan sesuatu yg kita maksudkan shg dpt mengontrol self
disclosure
5. Keintiman
kita dpt menyingkapkan hal2 yg paling intim atau sbg periferal atau hal2 yg
terletak diantara keduanya.
Faktor2 yang Mempengaruhi Self Disclosure :
1. Besar kelompok
Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil ketimbang
kelompok besar. Diad (kel. Yg terdiri atas 2 orang) merupakan lingkup
kelompok yang dirasa cocok karena pelaku komunikasi nya tidak banyak. Jika
pendengar lebih dari 1 maka tanggapan pun akan semakin beragam sehigga
sulit meresapi tanggapan dg cermat.
2. Perasaan menyukai
kita membuka diri kpd orang2 yg kita sukai / cintai, orang yg kita sukai /
menyukai kita cenderung bersikap mendukung positif, kita juga lebih banyak
membuka diri pd orang yg kita percayai.
3. Efek diadik
Kita melakukan pengungkapan diri bila orang yg bersama kita juga melakukan
pengungkapan diri Hal ini membuat kita merasa lebih aman.
Berg&Archer melaporkan pengungkapan diri menjadi lebih akrab bila dilakukan
sebagai tanggapan atas pengungkapan diri orang lain.
4. Kompetensi
Orang yg kompeten biasanya lebih percaya diri dan lebih mempunyai banyak
hal positif ttg diri mereka sendiri untuk diungkapkan ketimbang orang2 yg
tdk kompeten.
5. Kepribadian
Orang2 yg pandai bergaul dan ekstrovert melakukam pengungkapan diri lebih
banyak ketimbang mereka yg kurang pandai bergaul dan introvert. Orang yg
kurang berani bicara pd umumnya juga kurang bisamengungkapkan dirinya.
6. Topik
sejumlah topik lebih memungkinkan orang untuk membuka diri daripada topik
lain
-ex: kita cenderung membuka diri ttg pekerjaan/hobi daripada kehidupan seks
/keuangan
7. Jenis Kelamin
banyak riset menunjukan bahwa wanita lebih membuka dirinya dibandingkan
pria,wanita lebih banyak mengungkapkan diri pd yg ia sukai sedangkan pria
lebih banyak pd orang yg ia percayai.
Definisi Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk
mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari
benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. Dengan
persepsi
dengan dunia
sekeliling kita,
Persepsi
merupakan
suatu
proses
yang
didahului
oleh
B.
yang
1.
diindera
oleh
individu,
diorganisasikan
kemudian
Faktor Internal
apa yang diindera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang
terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
a.
stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,
usaha
perasaan,
pengalaman-pengalaman
individu
akan
ikut
aktif
untuk
memberikan
arti
terhadap
lingkungan
sekitarnya.
b.
Perhatian.
Individu
memerlukan
sejumlah
energi
yang
fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang
memahami
juga
obyek.
c.
dunia
sekitarnya
(terhadap
obyek).
Gibson
diterima
d.
oleh
individu
melalui
alat
indera
yang
kemudian
tentang
stimulus
yang
diterimanya
tersebut.
Proses
e.
Pengalaman
dan
ingatan.
Pengalaman
dapat
dikatakan
d.
mengingat
kejadian-kejadian
lampau
untuk
mengetahui
suatu
e.
terhadap
obyek
yang
memberikan
gerakan
dalam
jangkauan
Faktor Eksternal
C.
dari
lingkungan
dan
obyek-obyek
yang
terlibat
interpersonal
Sedangkan
a.
komunikasi
interpersonal
intrapersonal.
adalah
Komunikasi
komunikasi
yang
Persepsi
atau cara
pandang kita
terhadap
sesuatu akan
persepsi.
komunikasi yang kita lakukan dengannya pun akan baik pula, begitu
banyak,
akan
lebih
mudah
dipahami
(to
be
Keunikan
dan
kekontrasan
juga sebaliknya.
perceived)
komunikasi
b.
maupun
Definisi cantik menurut orang yang satu dengan yang lain pasti
mempunyai
stimulus.
Stimulus
luar
yang
jawaban
yang
berbeda-beda,
mungkin
ada
yang
menjawab cantik itu gendut, ramping atau bahkan kurus kering. Hal
itu
dikarenakan
persepsi
setiap
orang
atau
kelompok
dalam
perhatian.
berbaju putih, hal ini terjadi karena kita hanya akan memperhatikan
apa yang kita anggap paling bermakna bagi kita, paling berbeda dan
3.
Interpretasi
Tahap
interpretasi
adalah
tahap
terakhir.
Jika
persepsi
persepsi.
Interpretasi
adalah
proses
penafsiran
informasi
atau
pemberian makna dari informasi yang telah kita tangkap dan kita
D.
1.
Sensasi (asensi)
Sensasi adalah proses pengiriman pesan ke otak melalui panca
biasa saja atau bahkan jelek. Pendapat atau persepsi yang dihasilkan
indera yaitu mata, hidung, telinga, lidah, kulit. Panca indera adalah
masing.
Informasi
2.
yang
kita
tangkap
dari
proses
melihat,
mencium,
informasi itu kita tangkap dan kita rekam dalam otak kita masuk
setiap orang akan sama jika mereka berasal dari latar belakang yang
Atensi
Atensi
suatu
tahap
dimana
kita
memperhatikan
E.
Sifat Persepsi
meskipun saat itu kita juga sedang membaca koran atau makan
berikut:
1.
bahwa
pola-pola
seseorang
itu
atau kejadian, dan reaksi kita terhadap hal-hal itu amat tergantung
5.
2.
untuk
mengorganisasikan
rangsangan
menjadi
suatu
persepsi.
yang baik bagi kita, cara kita makan, cara kita menilai kecantikan;
semua ini amat tergantung pada apa yang telah diajarkan budaya kita
Pada dasarnya melalui indera kita, setiap saat diri kita ini
lainnya, yaitu 11, 12, 14 dan 15. Tetapi bagi seseorang yang memiliki
tafsiran atas semua rangsangan itu, maka kita ini bisa menjadi gila.
huruf B.
3.
ada tiga jenis informasi terpenting yang perlu kita ketahui, yaitu
4.
pada
dasarnya
yang
kita
peroleh
melalui
yang tidak mungkin bagi kita untuk secara nyata mengamati kondisi
gambar apa yang bisa dibuat dengan ketiga titik dan keempat titik
berikut ini.
tersebut.
Ada
anggapan
bahwa
elemen
non-verbal
dari
perilaku
menyeluruh
mengenai
seseorang,
kesan
yang
menyeluruh
ini
cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifatsifatnya yang spesifik. Efek halo ini memang lazim dan berpengaruh
F.
kuat
1.
sekali
diri
kita
dalam
menilai
orang-orang
yang
kepemimpinannya
cenderung memperluas kesan awal kita. Bila ia baik dalam satu hal,
Kesalahan Atribusi
Atribusi
atau
keahliannya
dalam
suatu
bidang,
kita
adalah
proses
internal
untuk
mengenai
Misalnya,
sifat-sifat
dalam
diri
kita
utama
mereka.
orang
yang
berpenampilan
lebih
menarik
dianggap
Kesalahan atribusi bisa terjadi ketika kita salah menaksir makna pesan
sebagainya).
3.
Stereotif
kita
menduga
padahal
faktor
faktor
eksternal
internal-lah
yang
yang
Kesulitan
menggerakkan
komunikasi
akan
muncul
dari
penstereotipan
membangkitkan
sedikit
perilakunya.
informasi
dan
membentuk
asumsi
mengenai
mereka
yang dipersepsi tidak utuh atau tidak lengkap, sehingga kita berusaha
menafsirkan
penilaian
kekurangannya,
pesan
atau
tersebut
mengisi
dengan
menafsirkan
kesenjangan
dan
sendiri
mempersepsi
mengenai
kategori-kategori
pada
orang-orang
yang
dianggap
atau
objek-objek
sesuai,
Efek Halo
a.
b.
alih-alih
berdasarkan
berdasarkan
c.
d.
dikatakan
e.
f.
g.
teramati
h.
i.
j.
k.
Lelaki Sunda suka kawin cerai dan pelit memberi uang belanja
l.
Wanita Jawa tidak baik menikah dengan lelaki Sunda (karena suku
bahwa
daripada
stereotip
stereotip.
merupakan
Menurut
Ian
komponen
Robertson,
kognitif
pikiran
m.
n.
o.
dll.
4.
Gegar Budaya
manusia. Apa yang anda persepsi sangat dipengaruhi oleh apa yang
seseorang dalam suatu budaya yang baru dan berbeda karena harus
Prasangka
Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah
prasangka, suatu konsep yang sangat dekat dengan stereotip.
Beberapa pakar cenderung menganggap bahwa stereotip itu identik
b.
c.
informasi adalah makna pesan. Jika dikatakan bahwa makna, kata, dan isyrat
tidak mengandung informasi jika tidak ditafsirkan oleh penerimanya maka
dapatlah dikemukakan bahwa ridaklah mempunyai arti apapun jika tidak di beri
makna oleh komunikasi. Sebaliknya pesanlah yang mengandung makna apabila
pesan tersebut ditafsirkan. Dari pengertian pesan tersebut dapat diketahui
bahwa wujud informasi adalah berupa pesan-pesan yang dikirimkan dan tentu
diterima
baik
dalam
bentuk
kata,
simbol,
atau
isyarat.
Makna
Persoalan makna kelak menarik perhatian para filsuf, ahli bahasa, psikologi,
sosiologi, dan antropologi, sejak 2000 tahun yang lalu. Untunglah Brodback
(1963) seperti dikutip Fisher membantu kita merumuskan tiga macam makna.
yang
meningkat,
pemahaman
atas
budaya
baru,
dan
dan
perbedaan
budaya,
bahkan
menikmatinya.
Pertama, makna Referensial yakni makna suatu istilah mengenai objek, pikiran,
ideal, atau konsep yang ditujukan oleh istilah itu. Misalnya, istilah "kendaraan"
merujuk pada mobil, motor, sepeda, bahkan kuda, artinya sesuatu yang dapat
ditumpangi
dan
membawa
penumpangnya
pada
jarak
tertentu.
Kedua, makna yang Menunjukan Arti suatu istilah sejauh dihubungkan
dengankonsep-konsep lain. Misalnya, istilah phlogiston dulu digunakan untuk
menjelaskan proses pembakaran. sesuatu benda dapat terbakar bila da
phlogiston. namun sejak ad kata oksigen maka kata phlogiston sudah tida di pakai
lagi.
Ketiga, makna Intensional, yakni arti suatu istilah atau lambang tergantung pada
apa yang dimaksudkan oleh si pemakai dengan arti lambang itu. Misalnya, anda
bilang jeruk garut itu manis, manis yang dimaksud tidak ada rasa asam, tetapi
untuk kawan anda manis dengan sedikit rasa pahit.
Masalah dalam Bahasa
Bahasa merupakan faktor yang paling penting dalam berkomunikasi. Tanpa bahsa,
kita tidak dapt berkomunikasi. Dua jenis bahasa dalam komunikadi, yaitu bahasa
verbal (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam
berkomunikasi adalah untuk mengirimkan pesan. Bila tidak adanya bahasa maka
susahnya orang saling bersosialisasi, tidak berkembangnya kehidupan manusia,
maka punahlah manusia.
Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where can I change
some money?).
Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change
de largent?).
Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich
etwasGeld wechseln?).
2. Keterbatasan Bahasa:
a. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek
tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya.
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya
mewakili realitas, tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan
demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan
sesuatu secara eksak.
Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya
baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dsb.
b. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan
persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut
latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat, yang
mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam.[1] Misalnya: tubuh
orang itu berat; kepala saya berat; ujian itu berat; dosen itu
memberikan sanksi yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek.
c. Kata-kata mengandung bias budaya.
Rakhmat
(1994)
mengelompokkan
pesan-pesan
nonverbal sebagai
wajah
e.
interpersonal. Inter berarti antara, dan personal yang berarti orang. Jadi secara
harfiah komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara orangorang. Dalam komunikasi interpersonal tidak hanya terjadi pertukaran katakata (bahasa) namun yang lebih penting adalah penyampaian makna. Menurut
The Oxford English Dictionary (1989, vol.III, halaman 578) komunikasi berarti
menyampaikan, pertukaran ide, pengetahuan, informasi, dll (tulisan atau
tanda). Sedangkan Gergen (1991) berpendapat bahwa gagasan orang-orang
yang memiliki ide, yang terbentuk dalam pikiran, yang kemudian disampaikn
kepada orang lain itulah yang disebut dengan komunikasi.
Berikut beberapa definisi komunikasi menurut pendapat para ahli :
1. Komunikasi terjadi ketika pikiran dipengaruhi oleh pengalaman. Dengan kata
lain pengalaman memperngaruhi pikiran seseorang sehingga menyebabkan
terjadinya komunikasi (Richards, 1928 dikutip dalam www.beritannica.com).
2. Komunikasi merupakan kemampuan untuk berhubungan dengan orang
secara tertulis maupun verbal. Gerakan seperti kontak mata, gerakan tubuh,
dan gerakan tangan juga merupakan bagian dari komunikasi i nterpersonal.
(Mark L. Knapp dan John Dalli Agustinus dalam buku pegangan Interpersonal
Communication, 2002).
3. Komunikasi interpersonal adalah hubungan bersama, proses komunikasi
yang dibangun antara dua orang (Stewart dan Angelo dalam buku
berkomunikasi interpersonal).
Komunikasi interpersonal menekankan proses berinteraksi (perilaku dan
keterampilan) bukan hanya isi pesan saja.
B. Teori Hubungan
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang tidak hanya harus
memperhatikan isi pesan akan tetapi juga kualitas kadar hubungan tersebut.
Dalam menjalin sebuah hubungan interpersonal, ada pola-pola tertentu yang
merupakan hasil dari aturan yang dipakai partisipan, berikut pola hubungan
yang terjadi :
1. Supportive and Defensive Climates
Sikap suportif adalah sikap yang membuat suatu proses komunikasi menjadi
efektif dan efisien yang memberikan kepuasan kepada pelakunya. Sikap suportif
merupakan sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang
bersifat defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Sikap
defensif dapat mengakibatkan komunikasi interpersonal akan gagal karena
orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang
positif), ada juga yang bersifat regressive, dimana komunikasi yang dilakukan
mengarah kepada suatu ketidakpuasan atau ketidakpercayaan (hal-hal negatif).
Dalam spiral kemajuan (progresif), pengolahan pesan dari negosiasi
menyebabkan rasa positiveness di dalam pengalaman mereka. Kepuasan dari
tiap orang tumbuh dan hasilnya adalah hubungan yang bersumber dari
tumbuhnya kesenangan dan kegembiraan dari orang-orang yang terlibat.
Sebaliknya jenis pola juga dapat berubah dari kemajuan dalam suatu hubungan
menjadi penurunan dalam tingkat kepuasan dan harmoninya. Dalam situasi
penurunan atau kemunduran ini, ada peningkatan dalam hal ketidaknyamanan,
jarak, frustasi, dan rasa ketidakpuasan terhadap orang-orang yang terlibat
dalam hubungan tersebut. Untuk mempertahankan kekuatan atau suasana
hubungan komunikasi yang baik, sifat progresif harus lebih besar daripada sifat
regresif.
4. Self-fulfilling and self defeating prophecies
Pola lain yang sering berkembang dalam hubungan/relasi adalah dilakukan
dengan ekpektasi kita sendiri. Dalam bukunya, Pygmalion in the Classroom,
Robert Rosenthal dan Lenore Jacobson melaporkan dampak ekspektasi guru
terhadap perkembangan intelektual para siswa.
Mereka berpendapat secara persuasif bahwa ketika para guru mengharapkan
kinerja yang tinggi atau rendah dari siswa tertentu, perilaku mereka sendiri
terhadap siswa ini cukup berbeda melalui self-fulfilling prophecy. Artinya, jika
seorang guru percaya John akan menjadi anak yang berbakat, guru kemudian
akan memperlakukannya seolah-olah dia berbakat, dan dia akan terpengaruh
untuk menjadi berbakat dengan ekspektasi guru tersebut.
Penelitian lebih lanjut meneliti anggapan ini secara mendalam. Tidak semua
studi menghasilkan apa yang disebut efek Pygmalion, kotroversi yang
berkembang adalah mengenai apakah ketidakkonsistenan ini adalah hasil dari
metode penelitian yang tidak pantas atau apakah ada masalah mendasar
dengan teori.
III. THE EVOLUTION OF RELATIONSHIP
A. Menurut Teori Barat
Kekuatan komunikasi interpersonal terkait dengan apa yang disebut
relationship (jalinan hubungan), yakni seperangkat harapan yang ada pada
partisipan yang dengan itu mereka menunjukkan perilaku tertentu di dalam
berkomunikasi (Littlejohn dalam Soyomukti, 2010:152).