Title Page
JJ
II
18 Pebruari 2011
J
Page 1 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Abstrak
Dalam Diktat Ajar ini diberikan materi dari mata kuliah Aljabar I untuk program sarjana (S1) jurusan matematika FMIPAITS. Materi kuliah berupa perencanaan yang disajikan agar
mempermudah peserta ajar dalam proses belajar. Peserta ajar
diharapkan mempersiapkan diri melalui pemahaman yang dipunyai sebelumnya dan menambah kekurangan pemahaman
pengetahuannya yang dirasa kurang saat proses belajar di kelas. Untuk mempermudah proses mengajar digunakan alat
bantu perangkat lunak GAP (Group Algorithm and Programming). Materi ajar disesuaikan dengan Kurikulum 2009-2014.
Title Page
JJ
II
Page 2 of 135
Go Back
Full Screen
Quit
Title Page
JJ
II
Page 3 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Suatu pasangan terurut ditulis (a, b) dengan elemen pertama a dan elemen kedua b. Ini berarti bahwa dua pasangan terurut (a, b) dan (c, d) sama bila dan hanya bila a = c dan
b = d. Jadi pasangan terurut (a, b) tidak sama dengan {a, b}
yang mana notasi terakhir menyatakan himpunan dengan
dua elemen (anggota) a dan b. Tetapi himpunan {a, b} dan
{b, a} adalah sama.
Definisi Diberikan himpunan A dan B. Hasil kali A dan B
adalah himpunan
A B = {(a, b) | a A, b B} ,
yaitu himpunan semua pasangan terurut dengan elemen pertama di A dan elemen kedua di B.
Bila
2
A = B, ditulis A untuk A A. Secara umum, bila n
adalah suatu bilangan bulat positip, maka n-pasangan
terurut ditulis (a1, a2, . . . , an) mempunyai elemen pertama,
kedua, ,elemen ke-n.
Jadi,
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 4 of 135
Go Back
himpunan A dinamakan kardinalitas dari A dan ditulis sebagai |A|. Walaupun notasi yang digunakan sama dengan
notasi nilai mutlak tetapi mempunyai arti yang berbeda.
Misalnya, | 3| = 3 tetapi |{3}| = 1. Bila himpunan A
adalah berhingga, maka kardinalitinya adalah suatu bilangan bulat tak negatif.
Full Screen
Quit
Home Page
Bukti :
(a) Karena
Title Page
maka
JJ
II
Page 5 of 135
A B = A + B A B,
|A B| = |A| + |B| |A B|.
Go Back
Full Screen
Close
= |A| n.
Terlihat bahwa |A B| = |A| |B|.
Quit
Contoh :
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 6 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
1. {1, 2} {1, 2, 3} = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (2, 3)},
{1, 2, 3} {1, 2} = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (3, 1), (3, 2)}.
Terlihat {1, 2} {1, 2, 3} =
6 {1, 2, 3} {1, 2} sebab
(1, 3) {1, 2} {1, 2, 3}, tetapi (1, 3)
/ {1, 2, 3} {1, 2}
dan |{1, 2} {1, 2, 3}| = 2 3 = 6 = 3 2 = |{1, 2, 3} {1, 2}|.
2.
{1, 2} {2, 3} {4, 5} = {(1, 2, 4), (1, 2, 5), (1, 3, 4), (1, 3, 5),
(2, 2, 4), (2, 2, 5), (2, 3, 4), (2, 3, 5)}
dan |{1, 2} {2, 3} {4, 5}| = 2 2 2 2 = 8.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 7 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Definisi :
Suatu relasi diantara himpunan A dan B adalah suatu subset R dari A B. Dalam hal ini (a, b) R dibaca sebagai a
berelasi dengan b dan ditulis sebagai aRb.
Contoh
Relasi sama dengan: Diberikan himpunan A dan didefinisikan R = {(a, a) | a A} A A. Jadi a1Ra2 berarti bahwa
a1 = a2 .
Misalkan T himpunan titik dan G himpunan garis
dibidang. Didefinisikan tRg bila titik t terletak pada garis
g.
Suatu relasi R pada himpunan bilangan bulat Z didefinisikan oleh: mRn bila m n genap.
Bila A himpunan berhingga, maka banyaknya relasi pada
2
A adalah 2|A| .
Title Page
JJ
II
Page 8 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 9 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Proposisi
Misalkan adalah suatu relasi ekivalen pada himpunan A
dan a, b A, maka (i). a [a], (ii). b [a] bila dan hanya
bila [b] = [a], (iii). bila [a] dan [b] sebarang dua klas
ekivalen, maka salah satu [a] = [b] atau [a] [b] = .
Bukti :
(i). Gunakan sifat refleksif, didapat a a. Akibatnya
a [a].
(ii). Bila b [a] didapat b a. Misalkan x [b], maka
x b dengan sifat transitif didapat x a. Jadi x [a],
akibatnya didapat [b] [a]. Dengan cara serupa didapat
[a] [b]. Hal ini menunjukkan bahwa [b] = [a]. Sebaliknya bila [b] = [a], gunakan hasil (i). didapat b [b]sim,
akibatnya b [a].
(iii). Misalkan [a] dan [b] adalah dua klas ekivalen. Maka
salah satu [a] [b] = atau [a]sim [b] 6= . Bila [a] [b] 6= ,
maka ada x A sedemikian hingga x [a] [b] atau
x [a] dan x [b]. Dengan menggunakan hasil (ii). didapat [x] = [a] dan [x] = [b]. Jadi [a] = [b].
Sifat (iii). menunjukkan bahwa mempartisi A kedalam
klas ekivalen yang saling asing. Himpunan semua partisi
pada A ditulis A/ .
Title Page
JJ
II
Page 10 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
1. Relasi H = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (1, 2), (2, 1)} adalah relasi ekivalen pada himpunan A = {1, 2, 3}. Disini [1]H = {1, 2} =
[2]H dan [3]H = {3} dan A/H = {{1, 2}, {3}}
2. Relasi pada himpunan bilangan real R diberikan oleh
xy bila dan hanya bila x2 = y 2 adalah relasi ekivalen
pada R. Pada contoh
ini [5] = {5, 5}. Perhatikan
bahwa [ 2] = { 2, 2}, [0] = {0} dan x = {x, x}
untuk setiap x R. Jadi R/ = {{x, x} | x R}
3. Dua
bilangan
bulat
mempunayai
paritas
sama
bila
dan
hanya
bila
bilangan
ini
adalah genap atau gasal.
Misalkan R
=
{(m, n) Z Z | m dan n mempunyai paritas yang sama}.
Maka R adalah relasi ekivalen pada Z dengan dua
klas ekivalen himpunan bilangan bulat genap E dan
himpunan bilangan bulat gasal O. Bila n E, maka
[n]R = E, sedangkan bila n O, maka [n]R = O. Jadi
Z/R = {E, O}.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 11 of 135
Go Back
Kongruen
Misalkan n adalah suatu bilangan bulat positip. Dua bilangan bulat x dan y dikatakan kongruen modulo n bila
x y = kn untuk suatu k Z. Hal ini ditulis sebagai
x y (mod n).
Kongruensi dari bilangan bulat mempunyai peranan penting dalam teori bilangan dan pemakaiannya terutama
pada masalah kriptograpi. Hal ini nantinya erat kaitannya dengan kajian grup dan field berhingga khusus untuk
n bilangan prima.
Klas ekivalen bilangan bulat modulo n.
x x (mod n), sebab x x = 0.n, x Z.
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 12 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Kesimpulan
Title Page
JJ
II
Page 13 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Partisi
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 14 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh
Himpunan {{0}, {1, 1}, {2, 2}, } adalah suatu partisi
dari Z. Himpunan dengan dua elemen {E, O}, dengan E
adalah himpunan bilangan bulat genap dan O adalah himpunan bilangan bulat gasal adalah suatu partisi yang lain
dari Z. Koleksi {{1}, {2}, } adalah suatu partisi dari N.
Faktanya, {{x} | x A} adalah suatu partisi dari suatu himpunan takkosong A. Misalkan Gn = [n, n + 1) untuk setiap
n Z, maka {Gn | n Z} adalah suatu partisi dari R.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 15 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
(b) A/Q = B.
Contoh
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 16 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 17 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Relasi Urutan
Suatu realasi R pada suatu himpunan A dinamakan terurut parsial untuk A bila R refleksif, antisimetri dan transitif. Dalam hal ini himpunan A dinamakan himpunan
terurut secara parsial.
Relasi relasi berikut adalah terurut parsial:
pada N, pada Z dan pada R, pada P(A) untuk
sebarang himpunan A, pembagian pada N.
Contoh
Relasi W pada N diberikan oleh xW y bila dan hanya bila
x y dan x + y genap adalah terurut parsial. Misalnya 2W 2, 4W 6, 6W 8, dan 1W 3, 3W 5, 5W 7, . Terlihat
bahwa tidak akan pernah mW n yang mana m genap dan
n gasal atau sebaliknya. Sifat refleksif: misalkan x N.
Maka x + x = 2x adalah genap dan x x, jadi xW x. Sifat
antisimetri: misalkan xW y dan yW x. Maka x + y genap,
x Y dan y x Jadi x = y. Sifat transitif: misalkan xW y
dan yW z. Maka x y, x + y genap dan y z, y + z genap.
Jadi x z dan x + z = (x + y) + (y + z) 2y adalah genap.
Maka dari itu xW z.
Home Page
Fungsi :
Title Page
JJ
II
Page 18 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh:
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 19 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 20 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Lanjutan Contoh:
3. Suatu fungsi dengan domain himpunan bilangan natural
N juga dinamakan suatu barisan. Fungsi a diberikan
oleh a(n) = n1 , n N mempunyai range {1, 21 , 13 , 14 , }.
Penulisan a(n) = n1 lebih memudahkan a(n) disebut suku
ke-n dari barisan a dan dinotasikan oleh an. Jadi suku
1
ke-25 dari barisan adalah a25 = 25
4. Bila R adalah suatu relasi ekivalen pada himpunan
X, maka fungsi dari X ke X/R dengan hubungan setiap x X dikaitkan dengan [x]R dinamakan pemetaan
kanonik. Sebagai contoh, misalkan R adalah relasi
kongruen modulo 5 pada Z. Bila f adalah pemetaan
kanonik, maka image dari 7 dan -4 adalah
f (7) = [7]R = [7]5 = { , 13, 8, 3, 2, 7, 12, }
f (4) = [4]R = [4]5 = { , 14, 9, 4, 1, 6, 11, }
Aturan pengaitan diantara klas kongruen mempunyai keutamaan yang penting. Suatu contoh klas ekivalen dari
himpunan bilangan bulat modulo 4, yaitu
Home Page
JJ
II
Page 21 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Misalkan aturan dari f diberikan oleh f ([x]4) = [2x]10, dengan aturan ini didapat
f ([0]4 = [0]10,
f ([2]4 = [4]10,
f ([1]4 = [2]10
f ([3]4 = [6]10.
Bagaimanapun, 0 dan 4 adalah terletak pada klas ekivalen modulo 4 yang sama ([0]4 = [4]4). Menurut aturan
dari f , maka f ([4]4) = [8]10. Dalam hal ini terlihat bahwa
f ([0]4) = [0]10 sekaligus f ([0]4) = [8]10 dengan [0]10 6= [8]10. Jadi
aturan dari f tidak mendifinisikan suatu fungsi. Dalam
hal yang mana obyek lebih dari satu representasi (wakil)
misalnya [0]4 dapat direpresentasikan oleh [4]4, [4]4, [8]4,
dan misalkan suatu fungsi mengaitkan menjadi nilainilai yang berbeda tergantung pada representasinya, maka
dikatakan bahwa fungsi tidak terdefinisi dengan baik
(function is not well defined). Ini berarti bahwa aturan
tsb. secara nyata bukan suatu fungsi.
Home Page
IA(x) = x, x A,
JJ
II
Page 22 of 135
Go Back
i = {(x, x) | x A} = IA,
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
dan 2 : S B
Didefinisikan
J
Page 23 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
1(a, b) = a;
untuk semua (a, b) S. Dengan cara serupa, didefinisikan
Didefinisikan
2(a, b) = b;
untuk semua (a, b) S. Proyeksi 1 pada suatu garis lurus
di RR akan menjadikan setiap titik pada sumbu-x (sumbu
horizontal). Sedangkan proyeksi Proyeksi 2 pada suatu
garis lurus di R R akan menjadikan setiap titik pada
sumbu-y (sumbu vertikal).
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 24 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 25 of 135
Go Back
Full Screen
dan
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 26 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Komposisi g f adalah suatu relasi dari A ke C dan Dom(g
f ) A juga Im(g f ) C. Misalkan a A. karena A =
Dom(f ), maka ada b B sehingga f (a) = b. Tetapi B =
Dom(g), jadi ada c C sehingga g(b) = c. Maka dari itu, c =
g(b) = g(f (a)) = (g f )(a), terlihat bahwa a Dom(g f ). Jadi
A Dom(g f ). Karena Dom(g f ) A, maka Dom(g f ) = A.
Misalkan bahwa (a, y) g f dan (a, z) g f , maka ada
b B sehingga (a, b) f dan (b, y) g. Selanjutnya ada
B sehingga (a, ) f dan (, z) g. Karena f adalah
suatu fungsi maka b = . Didapat (b, y) g dan (b, z) g.
Karena g adalah fungsi, maka haruslah y = z. Jadi bila
(a, y) g f dan (a, z) g f berakibat bahwa y = z hal ini
menunjukkan bahwa g f adalah suatu fungsi .
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 27 of 135
Go Back
(h g)(f (a))
h(g(f (a)))
h((g f )(a))
(h (g f ))(a).
Terlihat bahwa
Full Screen
Close
Quit
(h g) f = h (g f ).
Sifat ini dinamakan sifat assosiatif.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 28 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 29 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 30 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh-contoh :
Home Page
Title Page
1. Himpunan-himpunan bilangan bulat Z, bilangan rasional Q, bilangan riil R dan bilangan kompleks C
bersama-sama operasi biner penambahan merupakan
grup komutatif.
JJ
II
3. Himpunan GL(n, R) matriks nonsingular n n dengan operasi perkalian matriks merupakan grup takkomutatif.
Page 31 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
4. Himpunan matriks n n dengan determinan sama dengan 1 (SL(n, R)) bersama-sama dengan operasi biner
perkalian matriks merupakan grup tak-komutatif.
5. Misalkan S = {1, 2, . . . n} dan Sn adalah himpunan dari
semua fungsi satu-satu pada f : S S. Maka Sn dengan
operasi komposisi fungsi merupakan suatu grup, grup
ini dinamakan suatu grup permutasi.
Lanjutan Contoh-contoh :
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 32 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
1 a
aZ
0 1
Catatan : Untuk sederhananya penulisan a b cukup ditulis ab, penulisan suatu grup G dengan operasi biner
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 33 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 34 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 35 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 36 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 37 of 135
2. g = ggg
. . . g}, dimana n > 0.
| {z
n
Go Back
def
Full Screen
1 . . . g 1, dimana n < 0.
3. g n = g| 1g 1g{z
}
n
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 38 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 39 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
1. Bila m = nk, maka gm = gnk = (gn)k = ek = e. Selanjutnya misalkan gm = e dan andaikan
m = nk + r dengan 0 < r < n, maka
e = gm = gnk+r = (gn)kgr = ekgr = gr, kontradiksi dengan
kenyataan |g| = n. Jadi haruslah r = 0 atau m = nk.
2. Dipunyai gm = h, gn = e.
Misalkan d = fpb(m, n),
maka m = dm1, n = dn1, dimana fpb(m1, n1) = 1. Jadi
hn1 = gmn1 = gdm1n1 = gdn1m1 = gnm1 = em1 = e. Berikutnya misalkan hk = e, maka didapat gmk = e, oleh karena
itu mk merupakan kelipatan dari n. Jadi dm1k merupakan kelipatan dari dn1 atau m1k kelipatan dari n1.
Karena m1 dan n1 prima relatif, maka k merupakan
kelipatan dari n1. Berdasarkan teorema sebelumnya,
n
n
.
maka |h| = n1 atau |h| = =
d fpb(m, n)
Title Page
JJ
II
Page 40 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Subgrup
Home Page
Title Page
JJ
II
Misalkan G suatu grup dan H G dengan H 6= , dikatakan bahwa H merupakan subgrup dari G bila H sendiri
merupakan grup dengan operasi biner
yang sama dengan di G. Hal ini dinotasikan oleh H < G.
Page 41 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 42 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh-contoh Subgrup:
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 43 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
Bukti Misalkan H =
JJ
II
Page 44 of 135
Go Back
H, jelas bahwa
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 45 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Title Page
JJ
II
Page 46 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
1. Bila S G, maka
< S > = {as11 . . . asmm | ai S, si Z, m 1},
2. < a > = {ak | k Z}
Bukti
(1). Tulis H = {as11 . . . asmm | ai S, si Z, m 1} dan misalkan
sebarang a = as11 . . . asmm , b = bp11 . . . bpnn H, didapat
n . . . bp1 H.
ab1 = as11 . . . asmm bp
Jadi H < G dan untuk
n
1
sebarang a S, maka a = a1 H yaitu S H. Akibatnya
< S > H. Disamping itu, S < S > dan < S > adalah
subgrup dari G, maka semua hasil kali dan invers elemenelemen dari S berada di < S >. Jadi H < S >. Didapat
H =< S >.
(2). Bila S = {a}, maka H dalam (1) menjadi H = {ak |k Z}
dan didapat < a > = {ak |k Z}.
Bila operasi biner adalah tambah, maka
< S > = {s1a1 + . . . + smam | ai S, si Z, m 1} dan
< a > = {ka|k Z}.
Contoh-contoh:
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 47 of 135
Go Back
Full Screen
Close
4. Untuk setiap k Z dengan k dan n prima relatif, himpunan bilangan bulat modulo n, Zn =< k >.
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 48 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Bila G =< a >= {ak |k Z}, maka untuk
setiap x = am, y = an < a >
didapat xy = aman = am+n = an+m =
anam = yx. Jadi G adalah grup komutatif.
Sifat ini tidak berlaku sebaliknya. Grupgrup yang komutatif tetapi tidak siklik
adalah Q, R, C dengan operasi biner penambahan dan Q, R, C dengan operasi
biner perkalian.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 49 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 50 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh:
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 51 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
dan
B2 =
1 2
0 1
, B3 =
1 3
0 1
, . . . , Bn =
1 n
0 1
.
Sehingga didapat < A > = {I, A, A2, A3} < GL(2, R) dan
1 k
<B> =
k Z < GL(2, R).
0 1
Dalam hal ini order elemen A dan B adalah |A| = 4 dan
|B| = +.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 52 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
Koset
Misalkan G suatu grup dan H adalah
subgrup dari grup G. Misalkan g sebarang tetapi tetap (fixed) di G, didef
JJ
II
Page 53 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 54 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Title Page
JJ
II
Page 55 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
def
Pemetaan f : H Hg dengan f (h) =
hg, h H. Pemetaan f adalah satusatu, yaitu bila f (h) = f (h1) atau hg = h1g,
maka didapat h = h1 dan pemetaan
f pada, yaitu bila diberikan sebarang
hg Hg, maka pilih h H sehingga
f (h) = hg. Jadi pemetaan f adalah satusatu pada, maka dari itu |H| = |Hg|.
def
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 56 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Misalkan |G| = m, |H| = n dan
|[G : H]| = k. Dari hasil sebelumnya
didapat bahwa |Hg| = n, Hg [G : H],
maka didapat |n + n + n{z+ . . . + n} = m atau
k
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 57 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh-contoh:
1. Diberikan Z dengan operasi biner tambah, H = 2Z
adalah subgrup dari Z. Koset kanan H+a = H bila a
bilangan bulat genap dan H+a =
6 H bila a bilangan bulat
ganjil.
2. Diberikan R dengan operasi biner perkalian, subgrup
H = {1, 1} = {x R | |x| = 1}. Koset dari H dalam R
adalah himpunan Ha = {a, a|a R}.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 58 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Subgrup Normal
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bila H < G maka
[G : H] adalah himpunan dari koset-koset kanan yang saling
asing, suatu pertanyaan adalah bilamana himpunan [G : H]
membentuk suatu grup? Untuk menjawab pertanyaan ini
pertama didefinisikan suatu operasi biner. Suatu pilihan
yang wajar adalah HaHb = Hab. Lalu apa syarat dari subgrup H supaya persamaan terpenuhi? Untuk menjawab
pertanyaan ini, terlebih dahulu diberikan suatu pengerdef
tian dari P K = {pk | p P, k K} dimana P G dan
K G, sehingga didapat:
HaHb =
=
=
=
=
=
{(ha)(hb) | h H}
{h(ah)b) | h H}, (bila ah = ha, h H)
{h(ha)b) | h H}
{(hh)(ab) | h H}
|h
H}
{hab
Hab.
Home Page
Kesimpulan:
Misalkan G suatu grup dan H < G, maka peryataan
berikut ekivalen:
1. H / G.
Title Page
JJ
II
Page 59 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 60 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 61 of 135
Go Back
Grup Permutasi
Misalkan S = {1, 2, . . . n} dan Sn adalah himpunan dari semua fungsi satu-satu pada f : S S. Maka Sn dengan
operasi komposisi fungsi merupakan suatu grup, grup ini
dinamakan suatu grup permutasi Selanjutnya misalkan
f (1) = a1, f (2) = a2, . . . , f (n) = an, dimana aj S dengan
j = 1, 2, . . . , n. Keadaan yang demikian ini dinotasikan oleh:
1 2 ... n
f=
.
a 1 a 2 . . . an
Bila f, g, h Sn, maka komposisi dari f dan g ditulis f g juga
di Sn, f (gh) = (f g)h, elemen netral di Sn fungsi identitas:
1 2 ... n
e=
1 2 ... n
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Contoh
Misalkan S = {1, 2, 3} maka |S3| = 3! = 6. Elemen-elemen
dari S3 adalah:
1 2 3
1 2 3
1 2 3
e=
,a =
,b =
,
1 2 3
1 3 2
2 1 3
1 2 3
1 2 3
1 2 3
c=
,d =
,f =
.
2 3 1
3 1 2
3 2 1
Sedangkan
Page 62 of 135
ab =
1 2 3
1 3 2
1 2 3
2 1 3
=
1 2 3
3 1 2
= d,
Go Back
1 2 3
1 2 3
1 2 3
=
=c
2 1 3
1 3 2
2 3 1
1 2 3
1
2
3
=
= a, d1 =
= c.
1 3 2
2 3 1
ba =
Full Screen
Close
Quit
a1
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 63 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Lanjutan Contoh..
Permutasi
1 2 3 4 5 6 7
=
= (1, 6, 2, 3, 5, 4, )
6 3 5 1 4 2 7
dan
=
Page 64 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
1 2 3 4 5 6
1 4 2 3 5 6
= (2, 4, 3)
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 65 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Lanjutan Contoh..
Notasi sikel memudahkan memperoleh komposisi dari
sikel-sikel. Diberikan dua sikel = (1, 3, 5, 2) dan = (2, 5, 6),
maka = (1, 3, 5, 6). Bila = (1, 6, 3, 4), maka =
(1, 6, 5, 2)(3, 4). Untuk sikel-sikel yang saling asing, maka
komposisinya sangat mudah, misalnya dua sikel a = (1, 3, 5)
dan b = (2, 7), maka komposisi ab = (1, 3, 5)(2, 7). Masingmasing sikel , dan dapat diungkapkan sebagai
1 7 3
3 7 5
5 7 2
2 7 1
4 7 4
6 7 6
2 7 5
5 7 6
6 7 2
1 7 1
3 7 3
4 7 4
dan
1 7 6
6 7 3
3 7 4
4 7 1
2 7 2
5 7 5
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 66 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 67 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 68 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 69 of 135
Go Back
Bukti
Relasi adalah refleksif, sebab untuk setiap a S 0a = a.
Relasi adalah simetri, sebab bila a b, a, b S , maka
b = k a untuk beberapa k Z. Sehingga didapat a = k b
atau b a. Relasi adalah transitif, sebab bila a b
dan b c dengan a, b, c S, maka b = ma dan c = nb untuk
beberapa m, n Z. Sehingga didapat c = n ma = n+ma
atau a c.
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 70 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Title Page
JJ
Bukti
Hali, ini cukup dibuktikan sebagai berikut :
(a1, a2, . . . , as) = (a1, as)(a1, as1) . . . (a1, a2)
II
J
Page 71 of 135
Diberikan permutasi Sn. Didefisikan tanda dari dinotasikan oleh sgn() adalah bilangan
sgn() =
Go Back
Full Screen
Close
Y (i) (j)
i<j
Quit
ij
(1)(2)
12
21
12 .
Title Page
sgn( ) =
Y (i) (j)
i<j
JJ
II
=
Page 72 of 135
Go Back
Full Screen
ij
(i) (j)
Y ( (i)) ( (j))
i<j
(i) (j)
i<j
sgn( )
Close
ij
a<b
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 73 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Grup Alternating
Himpunan An merupkan himpunan
bagian dari himpunan Sn, yaitu himpunan dari semua permutasi genap.
Himpunan An ini merupakan suatu subgrup dari Sn sebagaimana ditunjukkan
dalam Teorema berikut.
Selanjutnya An dinamakan grup alternating.
Grup alternating merupkan suatu grup
yang penting dalam pembehasan grup
permutasi.
Teorema : Himpunan An adalah suatu
subgrup dari grup Sn.
Home Page
Bukti
Title Page
JJ
II
Page 74 of 135
Go Back
Karena hasil kali dari dua permuatasi genap adalah permutasi genap, maka An tertutup. Identitas adalah permutasi genap jadi berada di An. Bila adalah permutasi
genap, maka
= 12 . . . r ,
dimana i adalah suatu transposisi untuk setiap i =
1, 2, . . . , r dan r adalah bilangan bulat genap. Karena invers dari suatu transposisi adalah transposisi yang sama
dengan transposisi itu sendiri, maka
1 = r r1 . . . 1.
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 75 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Proposisi
Banyaknya permuatasi genap di Sn untuk n 2 sama dengan banyaknya permutasi ganjil, jadi |An| = n!2 .
Bukti
Misalkan Bn adalah himpunan semua permutasi ganjil.
Akan ditunjukkan ada pemetaan bijektif dari Bn ke An.
Pilih sebarang tetap Bn, definisikan pemetaan
: Bn An
dengan ( ) = , Bn. Misalkan bahwa ( ) = (),
maka = atau = . Jadi adalah satu satu. Selanjutnya ambil sebarang An, pilih permutasi = 1.
Jelas bahwa Bn (sebab 1 permutasi ganjil dan permutasi genap). Sehingga didapat () = = 1 = .
Jadi adalah pada. Karena adalah satu-satu dan pada,
maka adalah bijektif.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 76 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh
Grup alternating A4 adalah subgrup dari
grup permutasi S4. Ada dua belas elemen di A4 yaitu:
()
(1, 2)(3, 4) (1, 3)(2, 4) (1, 4)(2, 3)
(1, 2, 3) (1, 3, 2)
(1, 2, 4)
(1, 4, 2)
(1, 3, 4) (1, 4, 3)
(2, 3, 4) (2, 4, 3).
Terlihat bahwa, elemen-elemen dari A4
kecuali elemen netral mempunyai order
2 atau 3. Delapan elemen merupakan
sikel dengan panjang tiga jadi berorder
3 sedangkan tiga elemen sisanya selain
() adalah berorder 2. Walaupun 6 membagi 12 = |A4|, tetapi tidak ada elemen
yang beroder 6 sebagai anggota A4.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 77 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Grup Dihedral
Subgrup dari permutasi grup Sn selain
An adalah grup dihedral Dn yaitu grup
permutasi yang mempertahankan bentuk geometri dari segi-n beraturan terhadap rotasi dan pencerminan. Titik
sudut pada segi-n beraturan ditandai
dengan 1, 2, 3, . . . , n. Ada tepat n pilihan untuk mengganti titik yang pertama.
Bila titik yang pertama diganti oleh k,
maka titik yang kedua diganti oleh k + 1
atau k 1. Jadi ada 2n kemungkinan
penggantian dari titik sudut segin-n beraturan supaya tetap mempertahankan
bentuk. Jadi grup Dn mempunyai order
sebayak 2n.
Sifat
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 78 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
360
360
Ada n kemungkinan rotasi: e, 360
,
2.
,
.
.
.
,
(n
1).
n
n
n .
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 79 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh
Grup dihedral segi empat beraturan D4
dengan rotasi diberikan oleh
r = (1, 2, 3, 4)
r2 = (1, 3)(2, 4)
r3 = (1, 4, 3, 2)
dan pencerminan diberikan oleh
s1 = (2, 4) dan s2 = (1, 3).
Dua elemen lainnya adalah
rs1 = (1, 2)(3, 4) dan r3s1 = (1, 4)(2, 3).
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 80 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh :
Untuk n = 1, |A| = sgn(e)a1,e(1) = a1,1.
Untuk n
=
2,
maka |A|
sgn(e)a1,e(1)a2,e(2) + sgn()a1,(1)a2,(2)
a1,1a2,2 a1,2a2,1.
=
=
Title Page
JJ
II
Page 81 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 82 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 83 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh
A3
A3
-1
Home Page
Title Page
S3
JJ
II
Page 84 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
f () =
1,
1,
bila genap
,
bila ganjil
Home Page
Contoh
-1,1
-2,2
Title Page
JJ
II
Page 85 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
R+
Home Page
Title Page
JJ
II
Contoh
ker(f )
ker(f )(1 + i)
C
Page 86 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
R+
Home Page
Title Page
JJ
II
Contoh
4. Untuk menunjukan bahwa Z4
= hii, definisikan suatu
pemetaan
f : Z4 hii
Go Back
Full Screen
f (0)
f (1)
f (2)
f (3)
= 1
= i
= 1
= i
Quit
Home Page
Contoh
Title Page
JJ
II
Page 88 of 135
Go Back
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 89 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh
6. Grup (R, +) adalah isomorpik dengan grup (R+, .). Sebab ada pemetaan
f : R R+
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 90 of 135
Teorema
Misalkan pemetaan f : G H adalah
suatu isomorpisma grup, maka
1. f 1 : H G adalah suatu isomorpisma.
2. |G| = |H|.
Close
Quit
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 91 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Lanjutan Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 92 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 93 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 94 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
3. Bila K < H < G dan K, H adalah subgrup normal dari G, maka K / H dan
(G/K)/(H/K)
= G/H.
Bukti
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 95 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Lanjutan Bukti....
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 96 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 97 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Lanjutan Bukti....
3. Diketahui bahwa K < H < G dan K, H adalah subgrup normal dari G. Jelas bahwa juga K / H. Selanjutnya difinisikan pemetaan : G/K G/H oleh
def
(gK) = gH, pemetaan ini well-defined sebab K <
H. Pemetaan adalah suatu homomorpisma sebab,
(aKbK) = (abK) = abH = aHbH = (aK)(bK) dan juga
merupakan pemetaan pada. Seperti hasil sebelumnya,
Ker() = {gK | (gK) = H} = {gK | gH = H} = {gK | g
H} = H/K. Maka dengan menggunakan hasil [1.] didapat (G/K)/((H/K)
= G/H.
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 98 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Element Grup.
Dalam GAP ketik berikut ini:
Home Page
Title Page
JJ
II
Page 99 of 135
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
G:=Group([a,b]); (enter)
Elements(G); (enter)
Order(G); (enter)
G1:=SymmetricGroup(3);(enter)
G=G1; (enter)
L:=GeneratorsOfGroup(G); (enter)
al=L[1]; (enter)
bl=L[2]; (enter)
a=al; (enter)
b=bl; (enter)
H:=Subgroup(G,[a]); (enter)
Elements(H); Order(H); (enter)
K:=Subgroup(G,[b]); (enter)
Elements(K); Order(K); (enter)
IsSubgroup(G,H);(enter)
IsSubgroup(G,K); (enter)
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Title Page
JJ
II
Go Back
gap>
gap>
gap>
gap>
gap>
Ka:=RightCoset(K,a); (enter)
Elements(Ka); (enter)
aK:=RightCoset(K,a^-1); (enter)
Elements(aK); (enter)
aK=Ka; (enter)
Full Screen
Close
Quit
gap>
gap>
gap>
gap>
NN:=NormalSubgroups(G); (enter)
N:=NN[2]; (enter)
IsSubgroup(G,N); (enter)
IsNormal(G,N); (enter)
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Fg:=FreeGroup("a","b");
<free group on the generators [ a, b ]>
gen:=GeneratorsOfGroup(Fg);
[ a, b ]
a:=gen[1];
a
b:=gen[2];
b
G:=Fg/[a^3,b^2,a^-1*b^-1*a^2*b];
<fp group on the generators [ a, b ]>
S3:=Group([(1,2,3),(1,2)]);
Group([ (1,2,3), (1,2) ])
f:=IsomorphismGroups(G,S3);
[ a, b ] -> [ (1,2,3), (2,3) ]
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
elm:=Elements(G);
[ <identity ...>, b, a, a^2*b, a^2, a*b ]
b:=elm[2];
b
a:=elm[3];
a
Image(isomp,a);
(1,2,3)
Image(f,a);
(1,2,3)
Image(f,b);
(2,3)
Image(f,b*a);
(1,2)
Grup Siklik:
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
G:=CyclicGroup(IsPermGroup,8);
Group([ (1,2,3,4,5,6,7,8) ])
Order(G);
8
a:=G.1;
(1,2,3,4,5,6,7,8)
f:=x -> x^2;
function( x ) ... end
H:=Subgroup(G,[f(a)]);
Group([ (1,3,5,7)(2,4,6,8) ])
Elements(H);
[ (), (1,3,5,7)(2,4,6,8),
(1,5)(2,6)(3,7)(4,8),
(1,7,5,3)(2,8,6,4) ]
Grup Simmetri:
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
G:=SymmetricGroup(4);
Sym( [ 1 .. 4 ] )
Elements(G);
[ (), (3,4), (2,3), (2,3,4), (2,4,3),
(2,4), (1,2), (1,2)(3,4), (1,2,3),
(1,2,3,4), (1,2,4,3), (1,2,4),
(1,3,2), (1,3,4,2), (1,3), (1,3,4),
(1,3)(2,4), (1,3,2,4), (1,4,3,2),
(1,4,2), (1,4,3), (1,4),
(1,4,2,3), (1,4)(2,3) ]
Order(G);
24
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
2 dan 3 mempunyai 2
14 dan 15 mempunyai
21 dan 22 mempunyai
26 dan 27 mempunyai
33 dan 34 mempunyai
34 dan 35 mempunyai
38 dan 39 mempunyai
44 dan 45 mempunyai
57 dan 58 mempunyai
75 dan 76 mempunyai
85 dan 86 mempunyai
86 dan 87 mempunyai
93 dan 94 mempunyai
94 dan 95 mempunyai
98 dan 99 mempunyai
pembagi
4 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
6 pembagi
4 pembagi
6 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
4 pembagi
6 pembagi
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
h
1
2
r:putaran 180
e
e
r
h
v
r
r
e
v
h
h
h
v
e
r
v
v
h
r
e
Home Page
Title Page
didapat
H1 H2 = {(e, e), (r, e), (e, h), (r, h)}
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
(e, e)
(e, e)
(r, e)
(e, h)
(r, h)
(r, e)
(r, e)
(e, e)
(r, h)
(e, h)
(e, h)
(e, h)
(r, h)
(e, e)
(r, e)
(r, h)
(r, h)
(e, h)
(r, e)
(e, e)
Didapat tabel
* e
e e
r r
h h
rh rh
r
r
e
v
h
h
h
v
e
r
rh
rh
h
r
e
Title Page
JJ
II
: H1 H2 G
dengan (x, y) 7 xy. Pemetaan adalah isomorpisma grup,
dengan demikian
G
= Z2 Z2
= C2 C2 ,
dengan C2 adalah suatu grup siklik berorder 2.
simetri berikut
S3 = {e, (1, 2), (1, 3), (2, 3), (1, 2, 3), (1, 3, 2)}
Go Back
Full Screen
Didapat
Close
Quit
H1 H2
= Z2 Z3
= C2 C3 S3.
Grup
Home Page
Timbul suatu pertanyaan, apa syarat suatu grup G supaya isomorpik dengan produk langsung dari subgrupsubgrupnya?
Title Page
II
: H1 H2 G
dengan (h1, h2) = h1h2, (h1, h2) H1 H2. Pemetaan
adalah suatu isomorpisma grup, sebagai akibatnya
1. Pemetaan adalah satu-satu pada.
2. Pemetaan adalah homomorpisma grup.
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Pada : Image dari adalah himpunan dengan elemenelemen h1h2 dengan h1 H1 dan h2 H2, yaitu
H1H2 = {h1h2 | h1 H1, h2 H2} .
Jadi dalam hal ini G = H1H2 . Sehingga didapat, bila
adalah suatu isomorpisma grup, maka G = H1H2 .
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Jadi
g =
=
=
=
=
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
1. G = H1H2
Quit
aha1
h1h2h(h1h2)1
1
h1(h2h)h1
2 h1
1
h1h(h2h1
2 )h1
h1hh1
1 H1 .
2. H1 H2 = {e}
3. H1 C G dan H2 C G.
Home Page
II
dinamakan hasil kali langsung luar (external direct product). Sedangkan hasil kali
G = G1 G2 . . . Gk = {(g1, g2, . . . , gk ) | gi Gi}
Go Back
1. G = G1G2 Gk
Full Screen
Close
Quit
Home Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Misalkan (g1, g2) G1 G2 dan r = kpk {|g1|, |g2|}, s = |(g1, g2)|.
Didapat
(g1, g2)r = (g1r , g2r ) = (e1, e2),
dengan demikian r = n0s untuk beberapa n0 bilangan bulat
positip. Khususnya r s. Tetapi (g1s, g2s) = (g1, g2)s = (e1, e2),
dengan demikian s = n1|g1| dan s = n2|g2|. Jadi s merupakan
kelipatan persekutuan dari |g1| dan |g2|, dengan demikian
s r. Sehingga dari r s dan s r didapat s = r.
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Close
Quit
Full Screen
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Contoh
Tentukan banyaknya elemen-elemen yang berorder 5
dalam Z25 Z5.
Jawab
Dari pembahasan sifat sebelumnya didapat Bila (a, b)
Z25 Z5, maka
5 = |(a, b)| = kpk{|a|, |b|}.
Didapat |a| = 5 dan |b| = 1 atau |b| = 5 dan |a| = 1. Ada tiga
kasus
1. |a| = 5 dan |b| = 5. Ada 4 pilihan dari a dan 4 pilihan
dari b. Hal ini memberikan ada 16 elemen berorder 5
2. |a| = 5 dan |b| = 1. Ada 4 pilihan dari a dan hanya 1
pilihan dari b. Jadi ada 4 elemen berorder 5.
Close
Quit
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Contoh
Tentukan banyaknya subgrup siklik yang berorder 10
dalam Z100 Z25.
Jawab
Dihitung dulu banyaknya elemen (a, b) Z100 Z25 yang
berorder 10. Ada dua kasus
1. |a| = 10, |b| = 1 atau |b| = 5. Karena Z100 harus mempunyai subgrup yang berorder 10 dan sebarang grup siklik
beroder 10 mempunyai 4 generator. Maka ada 4 pilihan
dari a. Dengan cara serupa, ada 5 pilihan dari b. Hal
ini memberikan sebanyak 20 kemungkinan dari (a, b).
2. |a| = 2, |b| = 5. Setiap grup siklik dengan order 2 hanya
ada satu, jadi hanya ada 1 pilihan dari a. Sedangkan
dari b ada 4 pilihan. Jadi ada 4 kemungkinan dari (a, b).
Jadi, Z100 Z25 mempunyai sebanyak 24 elemen yang
beroder 10. Karena masing-masing subgrup siklik dengan
order 10 mempunya 4 elemen yang beroder 10 dan tidak
ada diantarnya dua dari subgrup ini mempunyai elemen
24
berorder 10 secara bersama, maka hanya ada
= 6 sub4
grup siklik yang berorder 10.
Contoh
Diberikan grup
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Quit
h(1, 1)i = {(1, 1), (0, 2), (1, 0), (0, 1), (1, 2), (0, 0)} = Z2 Z3.
Home Page
Title Page
JJ
II
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Bukti
Misalkan |G| = m dan |H| = n, jadi |G H| = mn. Misalkan
bahwa G H adalah siklik, akan ditunjukkan bahwa m dan
n relatif prima. Karena G H siklik, maka ada suatu elemen (g, h) G H berorder mn. Didapat mn = |(g, h)| =
kpk{|g|, |h|}. Selain itu |g| membagi m dan |h| membagi
n, juga kpk{|g|, |h|} membagi kpk{m, n}. Karena selalu benar bahwa kpk{m, n} mn, didapat kpk{m, n} = mn. Jadi,
fpb{m, n} = 1. Hal ini menunjukkan bahwa m dan n adalah
relatif prima. Selanjutnya misalkan G = hgi dan H = hhi.
Bila fpb{m, n} = 1, maka |(g, h)| = kpk{m, n} = mn = |G H|.
Jadi (g, h) adalah suatu generator dari GH. Jadi h(g, h)i =
G H. Maka dari itu G H adalah grup siklik.
Sebagai akibat dan dengan menggunakan argumentasi induksi didapat kesimpulan berikut.
Home Page
Title Page
JJ
II
Kesimpulan :
1. Grup G1 G2 Gn adalah siklik dengan Gi adalah
siklik dan |Gi| berhingga untuk semua i = 1, 2, . . . , n bila
dan hanya bila |Gj | dan |Gk | relatif prima untuk j 6= k .
2. Misalkan m = n1n2 nk , Zm
= Zn Zn Zn bila
1
Go Back
Full Screen
Close
Quit
Z2 Z2 Z3 Z5
= Z2 Z6 Z5
= Z2 Z3 Z2 Z5
= Z6 Z10.
Jadi Z2 Z30
= Z6 Z10. Tetapi Z2 Z30 Z60.
Home Page
Title Page
JJ
II
Misalnya
J
Go Back
Full Screen
Close
Quit
U (105) = {1, 2, 4, 8, 11, 13, 16, 17, 19, 22, 23, 26, 29, 31, 32, 34, 37,
38, 41, 43, 44, 46, 47, 52, 53, 58, 59, 61, 62, 64, 67, 68, 71,
73, 74, 76, 79, 82, 83, 86, 88, 89, 92, 94, 97, 101, 103, 104}
|U (105)| = 48, maka
U7(105) = {1, 8, 22, 29, 43, 64, 71, 92} dan |U7(105)| = 8.
Berikut diberikan suatu sifat penting dan suatu kesimpulan dari grup U (n).
Home Page
Sifat:
Misalkan U (n) = U (rs) dan r dan s relatif prima, maka
U (n) = Ur (n)Us(n)
= U (r) U (s).
Title Page
JJ
II
Kesimpulan:
Misalkan m = n1n2 nk dengan fpb{ninj } = 1 untuk i 6= j,
maka
U (m) = U nm (m) U nm (m) U nm (m)
1
Go Back
Full Screen
Close
Quit
= U (7) U (15).
Contoh:
Home Page
Title Page
JJ
II
= U (21) U (5).
U (105) = U (3 5 7) = U35(105) U21(105) U15(105)
= {1, 71} {1, 22, 43, 64} {1, 16, 31, 46, 61, 76}
Go Back
Full Screen
Close
Quit
U (100)
= U (4) U (25)
= Z2 Z20
didapat x20 = 1 untuk semua x U (100). Jadi, dengan mod
100, didapat
11
5
49111 = 4920 4911 = 4911 = 72 = 722 = 720 72 = 49.