Makalah Iba
Makalah Iba
ELASTOMER
Elastomer ialah sebutan yang digunakan untuk getah tervulkan, vulkanisat atau getah
tersambung silang. Sifat-sifat elastik perlu diperolehi secara penyebatian antara aditif
tertentu di dalam getah mentah. Apabila getah dipanaskan- tindakbalas kimia berlaku
dipanggil pemvulkanan atau pematangan. Proses dimana molekul-molekul getah akan diikat
bersama pada tempat-tempat tertentu secara sambung-silang. Sambung-silang ini akan
menghalang gelinciran rantai melepasi satu sama lain. Elastomer adalah bahan elastik yang
boleh berubah bentuk apabila dikenakan sesuatu daya dan kembali ke bentuk asal apabila
daya tersebut dibuang. Sebutan elastomer berasal dari elastic polymer
Elastomer merupakan kumpulan benda yg mempunyai sifat karet asli, karet
vulkanisasi, karet olahan ulang, atau karet tiruan yg meregang apabila dl tegangan
(berkekuatan meregang) mengerut secara cepat dan pulih ke dimensi semula secara penuh.
Kekuatan rantai dalam elastomer (karet) terbatas, akibat adanya struktur jaringan, tetapi
energi kohesi harus rendah untuk memungkinkan peregangan. Contoh elastomer yang
banyak digunakan adalah poli (vinil klorida), polimer stirena-butadiena-stirena (SBS)
merupakan jenis termoplastik elastomer. Elastomer - bahan kompleks kerana menunjukkan
kombinasi sifat-sifat yang unik yang amat berguna. Sifat yang paling berguna ialah
keelastikan. Keupayaan elastomer untuk tercangga dengan banyak secara regangan,
mampatan torsion & memantul/ kembali kepada bentuk asalnya apabila daya yang
menyebabkan cangaan tersebut dibuang.
Salah satu contoh penggunaan elastomer adalah pada penggunaan bahan cetak
elastomer di bidang kedoteran gigi. Bahan cetak elastomer dapat digunakan dalam
pencetakan pada pembuatan berbagai jenis gigi tiruan seperti gigi tiruan penuh, gigi tiruan
sebagian lepasan, gigi tiruan cekat (crown dan bridge) dan cetakan inlay, dimana pada waktu
proses pencetakan dengan bahan ini dapat dihasilkan cetakan yang akurat.
Elastomer bertujuan memperoleh sifat-sifat baru yang bermanfaat dalam pengembangan
produk dan dapat menggantikan produk yang dibuat dari termoplastik dan karet sintetik, sehingga
penggunaan karet alam dapat ditingkatkan. Metode yang digunakan adalah mencampur karet
alam dengan polimetil-metakrilat (PMMA)dilakukan secara mekanik pada suhu cukup tinggi
dengan alat Labo-Plastomill yang dioperasikan dengan variasi campuran dan kondisi proses.
B. SILIKON
Sejarah
Pada tahun 1789, kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier mengusulkan bahwa kuarsa (kristal
silikon dioksida) yang mungkin menjadi oksida dari elemen yang sangat umum, namun belum
teridentifikasi atau terisolasi. Ada kemungkinan bahwa di Inggris pada tahun 1808 Humphry Davy
berhasil mengisolasi silikon sebagian murni untuk pertama kalinya, namun dia tidak menyadarinya.
Tahun 1811, kimiawan Perancis Joseph L. Gay-Lussac dan Louis Jacques Thenard juga mungkin telah
membuat silikon murni dengan mereaksikan kalium dengan apa yang sekarang kita sebut silikon
tetrafluorida untuk menghasilkan suatu padatan coklat kemerahan yang mungkin silikon
amorf. Pada 1824 kimiawan Swedia Jns Jakob Berzelius menghasilkan sampel dari silikon amorf,
solid coklat, dengan mereaksikan kalium fluorosilikat dengan kalium, memurnikan produk dengan
mencuci berulang-ulang. Itu dinamakan silicium unsur baru.
Pada saat itu, konsep semikonduktor berbaring abad di masa depan dan ilmuwan memperdebatkan
apakah unsur baru adalah logam atau bukan logam. Berzelius percaya itu adalah logam, sementara
Humphry Davy mengira itu bukan logam. Masalahnya adalah bahwa unsur baru adalah konduktor
baik listrik dari nonmetals, tapi tidak sebagus konduktor sebagai logam.
Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas Thomson. Dia tetap bagian
dari nama Berzelius, dari 'silicis', yang berarti batu. Dia mengubah akhiran elemen dengan elemen
on karena itu lebih mirip dengan nonmetals boron dan karbon daripada untuk logam seperti kalsium
dan magnesium. (Silicis, atau batu api, mungkin penggunaan pertama kali silikon dioksida)
Pada tahun 1854 Henri Deville memproduksi silikon kristal untuk pertama kalinya menggunakan
metode elektrolitik. Dia mengelektrolisis lelehan murni sebuah natrium klorida untuk menghasilkan
silisida aluminium. Ketika silikon telah dihilangkan dengan air, meninggalkan kristal silikon.
Karakteristik silikon
Atom silikon seperti halnya atom karbon, dapat membentuk empat ikatan secara serentak
silikon dalam susunan petrahedral, unsur Si mengkristal dengan struktur kubus pusat muka (fcc)
seperti intan, silikon bersifat semi konduktor. Dalam siloka SiO2, setiap atom Si terikat pada empat
atom O dan tiap atom O terikat pada dua atom Si. Susunan struktur tersebut membentuk jaringan
yang sangat besar, yaitu struktur kristal kovalen raksasa (seperti intan). Kuarsa mempunyai titik leleh
tinggi dan bersifat insulator. Kuarsa merupakan bentuk umum untuk silika namun, sesungguhnya
bentuk-bentuk silika lain banyak, sehingga umumnya disebut mineral silika. Sebagian besar silika
tidak larut dalam air. Hanya silikat dari logam alkali yang dapat diperoleh sebagai senyawa yang larut
dalam air. Sifat umum dari mineral silikat adalah kekomplekan anion silikatnya, namun struktur
dasarnya merupakan tetrahedral sederhana dari empat atom O disekitar atom pusat Si, tetrahedral
ini dapat berupa:
Unit terpisah
Reaktifitas silikon
Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu sangat tak reaktif pada suhu biasa.
Bila silikon bereaksi, tak ada kecendrungan dari atom-atom silikon untuk kehilangan elektronelektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti Si4+, karena ion-ion kecil ini akan
mempunyai rapatan muatan begitu tinggi. Namun atom-atom ini biasanya bereaksi dengan
persekutuan antara elektron mereka membentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan dalam udara,
unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk
membentuk oksida SiO2 yang bersifat asam.
1.
Hidrida
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, reaksinya adalah
sebagai berikut.
Si(s) + 2H2 SiH4
2.
3.
4.
SiO2(S)
SiC(s)
Senyawaan Silikon
1.
Silikon dioksida
Silikon dioksida atau silika adalah satu senyawaan kimia yang paling umum. Kristal SiO2 murni
ditemukan di alam dalam tiga bentuk polimorfis, yaitu kuarsa, kristobolit dan trimid. Pasir,
agata(akik), oniks, opal, batu kecubung (ametis) dan flint adalah silikon dioksida dengan runutan
bahan kotoran. Kuarsa lebur digunakan untuk membuat cawan dan bejana laboratorium lain yang
akan dipanaskan sampai suhu yang luar biasa tinggi (15000C). Bentuk-bentuk silika merupakan
beberapa dari struktur kristal yang benar-benar penting, bukan saja karena silika sendiri merupakan
zat yang begitu melimpah dan berguna, tetapi juga karena strukturnya (SiO2) adalah unit yang
mendasar dalam kebanyakan mineral. Kristal SiO2 memiliki dua ciri utama, yaitu setiap atom silikon
berada pada pusat suatu tetrahedron yang terdiri dari empat atom oksigen dan setiap atom oksigen
berada di tengah-tengah antara dua atom silikon.
2.
Silikat
Senyawaan silikat yang maha besar itu cenderung saling berkaitan bersama seperti rantai atau
sebagai kerangka yang menyerupai kotak. Dalam hal ini silika merupakan unit pembangun yang
utama.
Dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilika, H4SiO4, dan asam metasilikat, H2SiO3. Kedua
senyawa ini tidak larut dalam air, tetapi mereka memang bereaksi dengan basa.
Contohnya:
H4SiO4(aq) + 4NaOH(aq) Na4SiO4(s) + H2O(l)
Bila kering sebagian (parsial) asam silikat disebut gel silika. Dalam bentuk ini ia mempunyai kapasitas
menyerap yang besar terhadap uap air, belerang dioksida, asam sitrat, benzena dan zat-zat lain.
Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan yang membentuk molekul yang
signifikan besar. Silikon cenderung membentuk ikatan tunggal (masing-masing membentuk 4 dan 3
ikatan tunggal). Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, atom oksigen membentuk
kedudukan yang berselang-seling.
Manfaat silikon
Silika dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.
Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak berwarna, yang disebut
water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi
(fillir) dalam detergen.
Silikon karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas
(abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi sewaktu kembali ke
bumi.
Silika gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas sebagian air dari asam
silikat (H2SiO3) atau (SiO2.H2O). Silika gel bersifat higroskopis (mengikat air) sehingga digunakan
sebagai pengering dalam berbagai macam produk.
Penyalahgunaan Silikon
Di masyarakat, kata silikon bukan lagi hal yang tabu terutama di bidang kecantikan.
Penggunaan silikon khususnya yang cair sudah di larang oleh pemerintah sejak tahun 1970. Namun
hingga kini masih saja terjadi penyalahgunaan penyuntikan untuk tujuan mempercantik
bagian tubuh tertentu para wanita. Hal ini di lakukan karena kurangnya pengetahuan
terhadap silikon itu sendiri. Penyuntikan silikon cair tidak mengakibatkan kematian, tetapi dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut terjadi karena
silikon cair yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh seperti sifat cairan umumnya akan mencari
tempat yang rendah. Sebagian silikon mungkin berkumpul di tempat- tempat tertentu sehingga
membentuk benjolan.
Silikon bentuk cair dalam dunia medis, menurut dr. Donny V. Istiantoro dari Jakarta Eye
Center, digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari posisinya karena berbagai faktor,
sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan silikon cair.
C. PELUMASAN
Sistem pelumasan antara dua permukaan yang bergerak relatif melibatkan behavior partikel
pelumas antara kedua permukaan, tipe pelumas, jenis pelumasan, dan metoda aplikasi pelumas.
Pelumas memiliki beberapa fungsi utama yaitu menurunkan gesekan, mengurangi keausan,
melindungi permukaan dari korosi atau oksidasi,meredam beban kejut, menghidari kontaminasi, dan
mendinginkan permukaan kontak
Fungsi Sistem pelumasan dalam kendaraan meliputi semua sistem yang memerlukan fluida
pelumas sebagai media pelumas ataupun penerus tekanan/gaya yaitu pelumasan mesin, pelumasan
gear/roda gigi (transmisi/differensial). Sedangkan pelumasan yang sekaligus sebagai media
perantara tenaga/gaya tekan meliputi pelumasan transmisi otomatis (ATF), pelumasan power
steering, pelumasan rem hydrolis.
Sistem pelumasan adalah salah satu sistem yang sangat penting dalam kendaraan. Sistem
pelumasan dalam mesin berfungsi untuk :
1. Pelumas (Lubricant)
Salah satu fungsi minyak pelumas adalah untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak untuk
mencegah keausan akibat dua benda yang bergesekan.
2.Pendingin (Cooling)
Minyak pelumas mengalir di sekeliling komponen yang bergerak, sehingga panas yang timbul dari
gesekan dua benda tersebut akan terbawa/merambat secara konveksi ke minyak pelumas, sehingga
minyak pelumas pada kondisi seperti ini berfungsi sebagai pendingin mesin.
Minyak Pelumas sebagai Pendingin
3. Pembersih (Cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan terbawa oleh minyak pelumas menuju
karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap oleh magnet pada
dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring di filter oli agar tidak
terbawa dan terdistribusi kebagian-bagian mesin yang dapat mengakibatkan kerusakan/
mengganggu kinerja mesin.
Minyak Pelumas sebagai Pembersih
4. Perapat (Sealing)
Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin kendaraan berfungsi
sebagai perapat, yaitu mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) misal antara piston dan
dinding silinder.
Minyak Pelumas sebagai Perapat
Kesimpulannya, bahwa sistem pelumasan terdapat 4 fungsi, yaitu pelumas, pendingin, pembersih,
dan perapat. Sehingga penggunaan oli yang tepat pada mesin mesti perhatikan.
D. PELUMAS
1. Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi
viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental). Satuan viskositas adalah
centistokes (cSt) atau mm/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk menunjukkan ketahanan viskositas
terhadap perubahan temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang disebut viscosity
index (VI), dimana perubahan viskositas diukur pada temperatur 40C dan 100C. Pelumas yang
stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas dengan adanya perubahan. temperatur)
mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya.
2. Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern peralatan atau mesin. Partikel karat
dalarn pelumas dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna
kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi, karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve".
7. Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini penting bagi pelurnas turbin,
hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel putaran menengah sampai lambat
yang dilengkapi dengan water separator.
10. Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume berubah terhadap tekanan dan
suhu, maka densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung volume menjadi satuan
berat atau sebaliknya guna perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan antara densitas pelumas terhadap
densitas air. Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada 15/4C, yang berarti pelumas diukur
pada suhu 15C, sementara air diukur pada suhu 4C, keduanya pada tekanan atmosfer.
11. Warna
Warna pelumas secara normal tidak ada hubungannya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk
melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk kesamaan dari produk bersangkutan
12. Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat
mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada
temperature rendah berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan
dari pelumas tersebut.
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki
suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua
permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat
tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin
pembakaran dalam. Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau
mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan
permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam
yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas
yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga
berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas
akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini
pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan
temperatur atau suhu mesin. Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas
berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin
banyak sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan terjadi
kemacetan yang secara otomatis mesin akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin
mesin dengan kecepatan tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada
suhu yang tinggi pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.
Jenis jenis pelumas, terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat
dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan
penggunaan.
Dilihat dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas
b. Gemuk pelumas
c. Cairan pelumas
Dilihat dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati
b. Pelumas dari bahan hewani
c. Pelumas sintetis
Dilihat dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraan
b. Pelumas industri
c. Pelumas perkapalan
d. Pelumas penerbangan