Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu
sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan
demikian geografi bersangkut-paut dengan interelasi antara manusia dengan
lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan
kekuasaan atau pemerintahan.
Dalam studi Hubungan Internasional, geografi politik merupakan suatu
kajian yang melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang
atau geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi
dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor: dari
nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Geografi politik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi,
sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geografi
politik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang
mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geografi
politik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik
dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur
kebijaksanaan. Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara
terbesar di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan (negara maritim),
dimana 65% terdiri atas lautan, sedang 35% terdiri atas daratan. Daratan
terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang
seluruhnya 2.028.087 km. Pulau-pulau yang besar antara lain Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar 6.044 di
antaranya memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250
km. Kepulauan Indonesia bertebaran sebelah menyebelah khatulistiwa, dengan
ketentuan: Panjang wilayah mencakup khatulistiwa, Jarak terjauh utaraselatan 1.888 km. Jarak terjauh barat-timur 5.110 km.Terletak diantara 06
08 LU - 11 15 LS, dan di antara 94 45 - 141 05 Bujur Timur. Jumlah luas
keseluruhan daratan pulau-pulau yang terpenting 1.849.731 km. Luas lautan

dari seluruh wilayah. Persebaran penduduk tidak merata, ada yang padat
(Jawa, Madura, dan Bali) dan ada pula yang sangat jarang (Irian
Jaya).Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat adalah
daratan lebih menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang lebih dominan.
Di samping itu pada umumnya wilayah Indonesia adalah subur, kecuali
Kalimantan yang sebagian subur dan sebagian kurang, sedangakan Irian Jaya
pada umumnya kurang subur, kecuali daerah dataran tinggi.
ASEAN dan APEC merupakan bentuk dari kerjasama Internasional.
ASEAN (Association of South East Asia Nations). ASEAN disebut juga
sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara. ASEAN didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. APEC
(Asia Pacific Economic Cooperation) berdiri pada bulan November 1989 di
Australia. APEC semula dimaksudkan sebagai forum konsultasi ekonomi di
antara 12 negara Asia Pasifik, antara lain: ASEAN, Amerika Serikat, Kanada,
Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yaitu penulis merumuskan masalah,
yaitu sebagai berikut:
1.

Apa saja komponen-komponen yang mencakup pada wilayah Indonesia?

2.

Bagaimana keadaan wilayah, posisi geografi, batas, suku, bangsa, bahasa,


dan agama Indonesia?

3.

Bagaimana

Konsepsi

Geopolitik,

Unsur

Dasar

Geopolitik

dan

Implementasi Geopolitik Indonesia?


4.

Apakah yang dimaksud dengan ASEAN?

5.

Bagaimana Sejarah Berdirinya ASEAN dan apa maksud serta tujuan


berdirinya ASEAN?

6.

Apa saja kerjasama ASEAN?

7.

Apa saja asas, program dan prinsip ASEAN?

8.

Apakah yang dimaksud dengan APEC?

9.

Bagaimana sejarah berdirinya APEC dan apa faktor-faktor berdirinya


APEC?

10. Apa tujuan kerja sama APEC?


11. Bagaimana keanggotaan, Struktur Organisasi, dan tantangan-tantangan
yang dihadapi oleh APEC saat ini?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui wilayah Indonesia

2.

Untuk mengetahui keadaan wilayah, posisi geografi, batas, suku, bangsa,


bahasa, dan agama Indonesia

3.

Untuk mengetahui Konsepsi Geopolitik, Unsur Dasar Geopolitik dan


Implementasi Geopolitik Indonesia

4.

Untuk mengetahui tentang ASEAN

5.

Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya ASEAN dan maksud serta tujuan


berdirinya ASEAN

6.

Untuk mengetahui kerjasama ASEAN

7.

Untuk mengetahui asas, program dan prinsip ASEAN

8.

Untuk mengetahui tentang APEC

9.

Untuk mengetahui sejarah berdirinya APEC dan faktor-faktor berdirinya


APEC

10. Untuk mengetahui kerja sama APEC


11. Untuk mengetahui keanggotaan, Struktur Organisasi dan tantangantantangan yang dihadapi oleh APEC saat ini

D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini berguna untuk lebih memahami tentang
Indonesia ASEAN dan APEC. Bagaimana keadaan wilayah, posisi geografi,
batas, suku, bangsa, bahasa, dan agama Indonesia, bagaimana Konsepsi
Geopolitik, Unsur Dasar Geopolitik dan Implementasi Geopolitik Indonesia,
sejarah berdirinya ASEAN dan APEC, dan lain-lain.

BAB II
PEMBAHASAN
A. INDONESIA
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, Nama alternatif yang biasa
dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi sekitar sebesar 260 juta jiwa pada
tahun 2013, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia
dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sekitar 230 juta
meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia
adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Presiden yang dipilih langsung.
Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan
Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan
dengan Timor Leste di Pulau Timor (mantan bagian provinsi dari indonesia).
Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah
persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India. Sejarah Indonesia banyak
dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah
perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan
Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan
Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada
awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta
berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli
perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra.
Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama
Hindia-Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II.
Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan
dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode
perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku


bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri
atas bangsa asli pribumi yakni Melayu dan Papua di mana bangsa Melayu yang
terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat.
Berdasarkan bangsa yang lebih spesifik, suku bangsa Jawa adalah suku bangsa
yang termasuk dalam rumpun bangsa Melayu Deutero dan terbesar dengan
populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan
nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"),
berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat
dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung
tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki
13.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni,
yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi
Indonesia terletak pada koordinat 6LU-1108'LS dan dari 95'BT-14145'BT
serta terletak di antara dua benua

yaitu benua Asia dan benua

Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan
luas perairannya 3.257.483 km. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau
Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5
pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km, Sumatera dengan luas
473.606 km, Kalimantan dengan luas 539.460 km, Sulawesi dengan luas
189.216 km, dan Papua dengan luas 421.981 km. Batas wilayah Indonesia
diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta
zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut. Sumber daya alam Indonesia berupa
minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara,
emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar
10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah
berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas
45.970 km.

Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah
keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali
pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai
anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia
pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan
anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari
OECD. Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara
Eropa dan juga Asia, itu disebabkan Indonesia sejak zaman dahulu merupakan
negara yang kaya akan hasil alamnya yang melimpah, hingga membuat negaranegara Eropa tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya
alamnya

untuk

pemasukan

bagi

negaranya.

Indonesia

menjalankan

pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga


di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan
pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Posisi geografi Indonesia yang strategis dan kaya akan sumber daya alam
(SDA) ternyata mampu menarik pihak-pihak tertentu untuk mengambil
manfaat dari Indonesia. Alam rangka usaha menarik manfaat tersebut, muncul
dalam berbagai bentuk dalam berbagai bentuk upaya kegiatan atau rekayasa
kerjasama dan ancaman yang sangat lembut sampai kasar. Ancaman tersebut
dipercepat efektifitasnya, karena dari dalam tubuh negara Indonesia sendiri
memang sudah mengandung bibit-bibit penyakit yang cukup potensial. Situasi
dan kondisi yang dialami Indonesia akhir-akhir ini bukan terjadi tanpa sebab,
akan tetapi terutama dipengaruhi oleh faktor luar/eksternal yang sengaja
mengkondisikan Indonesia sedemikian rupa, sehingga tersudut dan tidak dapat
berkutik, sehingga dapat dengan mudah didikte. Untuk dapat memahami
permasalahan yang ada di Indonesia, perlu untuk dipahami secara geografi
politik dan geopolitik serta pengertian lain yang berkenaan dengan tujuan,
ruang lingkup, dan pendekatan-pendekatan lain yang berkaitan. Lingkup
wilayah dan kepentingan dari negara-negara yang terlibat dalam masalah di

Indonesia sangat luas, pembahasan tentang sikap dan kepentingan berbagai


negara, serta kebijakan luar negeri mereka.
1.

Konsepsi Geopolitik Indonesia


Geopolitik adalah politik yang tidak lepas dari pengaruh letak dan
kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Politik dalam
ketatanegaraan berdasarkan tiga hal, yaitu bagaimana menyatukan bangsa
dan nusanya, bagaimana cara berpemerintahan dengan bangsa yang
majemuk, dan bagaimana menyejahterakan bangsa dan rakyatnya. Tiga hal
ini atas dasar tiga hal pokok pikiran dalam Pembukan UUD 1945, sebagai
fundamen politik negara.
Politik ketatanegaraan yang mendasarkan pengaruh geografis bumi
maka yang penting adalah manusia yang hidup di atas bumi itulah
berperan sebagai penentu terhadap bumi tempatnya berada, sehingga
geopolitik adalah ilmu tentang pengaruh faktor-faktor geografis terhadap
ketatanegaraan. Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara
terbesar di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan (negara maritim),
dimana 65% terdiri atas lautan, sedang 35% terdiri atas daratan.
Daratan terdiri atas 17.508 pulau maupun gugusan pulau-pulau besar dan
kecil yang seluruhnya 2.028.087 km. Pulau-pulau yang besar antara lain
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua), dan sekitar
6.044 di antaranya memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah
5.193.250 km. Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat
adalah daratan lebih menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang
lebih dominan. Di samping itu pada umumnya wilayah Indonesia adalah
subur, kecuali Kalimantan yang sebagian subur dan sebagian kurang,
sedangakan Irian Jaya pada umumnya kurang subur, kecuali daerah
dataran tinggi.

2.

Unsur Dasar Geopolitik Indonesia


Geopolitik Indonesia sebagai fenomena atau gejala sosial harus
dilihat sebagai gejala dinamis, yang selalu mengusahakan persatuan dan
kesatuan. Persatuan merupakan suatu proses, yaitu usaha ke arah bersatu
untuk menjadikan keseluruhan kearah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, atau dengan istilah lain sifat-sifat dan keadaan yang sesuai
dengan hakikat satu, yaitu mutlak tidak dapat terbagi dan terpisahkan dari
yang lain. Dan sebagai gejala sosial yang dinamis, geopolitik harus selalu
berkembang terus yang konsisten dan relevan, dengan berlandaskan
konsepsi dasar dan konsepsi pelaksana geopolitik Indonesia.

3.

Implementasi Geopolitik Indonesia


Pengaruh letak bumi pada posisi silang terhadap ketatanegaraan bagi
bangsa Indonesia mula pertama terasa penting dan mendesak dengan
menyatukan nusa dan bangsanya dalam rangka usaha mengembangkan
konsepsi ketahanan nasional atau geostrategic Indonesia, mengingat
bangsa Indonesia yang terdiri atas beberapa suku bangsa dan beraneka
budaya serta bermacam-macam agama, maka konsep geopolitik di
Indonesia perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bangsa dan negara.
Konsep geopolitik Indonesia mengingat uraian mengenai perkembangan
wilayah Indonesia dan unsur dasar geopolitik Indonesia, dapat diberi
batasan yang sedikit berbeda dengan semula, namun intinya sama, sebagai
berikut :
Pengetahuan tentang segala sesuatu dengan memanfaatkan letak
geografis

negara

kepulauan

untuk

kepentingan-kepentingan

penyelenggaraan pemerintahan nasional yang mengutamakan persatuan


dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang menghormati kebhinekaan

kehidupan

nasional

untuk

mencapai

tujuan

negara.

Batasan tersebut merupakan suatu ajaran tentang geopolitik Indonesia,


maka perlu pelaksanaan dan penerapannya. Adapun pelaksanaan
geopolitik Indonesia sejak wawasan nusantara diresmikan oleh MPR

dengan TAP MPR nomor IV tahun 1973, yaitu meliputi empat aspek,
perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi,
perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya,
perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan. Di samping bangsa Indonesia melaksanakan empat aspek juga
menerapkan

wawasan

nusantara

sebagai

geopolitik

Indonesia.

Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan


militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode
untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena
tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama
Ketahanan Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan
masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi
amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel,
Kjellen dan sebagainya.
Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang terjadi
terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak geografis
Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka setiap
pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap
Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa
negara melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur
Tengah dan Teluk Persia ke Jepang dan Amerika Serikat, misalnya, se
Indonesia 70% pelayarannya melewati perairan Indonesia. Karenanya
sangat wajar bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur
pasokan minyak ini, termasuk di perairan nusantara, seperti, Selat Malaka,
Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat Ombai Wetar, dan lainlain. Pasukan Beladiri Jepang secara berkala dan teratur mengadakan
latihan operasi jarak jauh untuk mengamankan area yang mereka sebut
sebagai "life line," yakni, radius sejauh 1000 mil laut hingga menjangkau
perairan Asia Tenggara. Hal yang sama juga dilakukan Cina, Australia,

10

India, termasuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penutupan jalur-jalur


vital tersebut oleh negara-negara di seIndonesiarnya (termasuk Indonesia.)
Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang
selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti
dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara
memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di
Indonesia.

Australia

misalnya,

sangat

kuatir

bila

Indonesia

mengembangkan kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat


memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan
nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai
perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh
Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia
Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia,
maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk
kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan
internasional.

B. ASEAN (Association of South East Asia Nations)


1.

Pengertian ASEAN
ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia
Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan
dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN didirikan
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thail ASEAN diprakarsai oleh 5
menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia,
Thailand, Filipina dan Singapura. Gedung sekretarian ASEAN berada di
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia.

2.

Negara-negara Anggota ASEAN


ASEAN

didirikan

oleh

perwakilan-perwakilan antara lain:


a)

Indonesia, oleh Adam Malik

beberapa

negara

dengan

mengirim

11

b)

Malaysia, oleh Tun Abdul Razak

c)

Thailand, oleh Thanat Koman

d)

Filipina, oleh Narsisco Ramos

e)

Singapura, oleh R. Rajaratman


Sedangkan terdapat negara-negara lain yang bergabung kemudian ke

dalam ASEAN sehingga total menjadi 11 negara, yaitu :


a)

Brunai Darussalam, pada 7 Januari 1984

b)

Vietnam, pada 28 Juli 1995

c)

Myanmar, pada 23 Juli 1997

d)

Laos, pada 23 Juli 1997

e)

Kamboja, pada 16 Desember 1998

f)

Timor Leste

12

Profil Negara-Negara Anggota ASEAN


Berikut ini adalah Profil singkat Negara-negara yang bergabung dalam ASEAN :
1. INDONESIA

Ibukota

: Jakarta

Luas Wilayah

: 1,904,569 km2

Jumlah Penduduk

: 251,160,124 jiwa (estimasi July 2013)

Bahasa

: Indonesia

Mata Uang

: Rupiah (IDR)

Hari Kemerdekaan

: 17 Agustus 1945

Lagu Nasional

: Indonesia Raya

2. Malaysia

Ibukota

: Kuala Lumpur

Luas Wilayah

: 329,847 km2

Jumlah Penduduk

: 29,628,392 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa

: Melayu

Mata Uang

: Ringgit (MYR)

13

Thailand

Ibukota

: Bangkok

Luas Wilayah

: 513.120 km2

Jumlah Penduduk

: 67.448.120 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa

: Thai

Mata Uang

: Baht (THB)

Hari Kemerdekaan

: (tidak pernah dijajah oleh Negara lain)

Lagu Nasional

: Phleng Chat Thai (National Anthem of Thailand)

Filipina

Ibukota

: Manila

Luas Wilayah

: 300.000 km2

Jumlah Penduduk

: 105.720.644 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa

: Filipino (Tagalog) dan Inggris

Mata Uang

: Peso (PHP)

Hari Kemerdekaan

: 12 Juni 1898 (dari Spanyol)

Lagu Nasional

: Lupang Hinirang (Chosen Land)

14

Singapura

Ibukota

: Singapura

Luas Wilayah

: 697 km2

Jumlah Penduduk

: 5.460.302 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa

: Inggris, Melayu, Mandarin dan Tamil

Mata Uang

: Dolar Singapura (SGD)

Hari Kemerdekaan

: 9 Agustus 1965 (dari Federasi Malaysia)

Lagu Nasional

: Majulah Singapura

Brunei Darussalam

Ibukota

: Bandar Seri Begawan

Luas Wilayah

: 5.765 km2

Jumlah Penduduk

: 415.717 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa Resmi

: Melayu

Mata Uang

: Dolar Brunei (BND)

Hari Kemerdekaan

: 1 Januari 1984 (dari Inggris)

Lagu Nasional

: Allah Peliharakan Sultan

15

Vietnam

Ibukota

: Hanoi

Luas Wilayah

: 331,210 km2

Jumlah Penduduk

: 92,477,857 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa Resmi

: Vietnam

Mata Uang

: Dong (VND)

Hari Kemerdekaan

: 2 September 1945 (dari Prancis)

Lagu Nasional

: Tien quan ca (The Song of the Marching Troops)

Laos

Ibukota

: Vientiane

Luas Wilayah

: 236,800 km2

Jumlah Penduduk

: 6.695.166 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa Resmi

: Lao

Mata Uang

: Kip Laos (LAK)

Hari Kemerdekaan

: 19 Juli 1949 (dari Prancis)

Lagu Nasional

: Pheng Xat Lao (Hymn of the Lao People)

16

Myanmar (Burma)

Ibukota

: Rangoon (Yangon)

Luas Wilayah

: 676,578 km2

Jumlah Penduduk

: 55.167.330 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa Resmi

: Myanmar

Mata Uang

: Kyat Myanmar (MMK)

Hari Kemerdekaan

: 4 Januari 1948 (dari Inggris)

Lagu Nasional

: Kaba Ma Kyei (Till the End of the World, Myanmar)

Kamboja

Ibukota

: Phnom Penh

Luas Wilayah

: 181.035 km2

Jumlah Penduduk

: 15.205.539 jiwa (estimasi Juli 2013)

Bahasa Resmi

: Khmer

Mata Uang

: Riel Kamboja (KHR)

Hari Kemerdekaan

: 9 Nopember 1953 (dari Prancis)

Lagu Nasional

: Nokoreach (Royal Kingdom)

17

3.

Maksud dan Tujuan Berdirinya ASEAN


ASEAN dibentuk untuk mempererat hubungan negara-negara di asia
Tenggara. Selain itu, ada beberapa maksud dan tujuan didirikannya
ASEAN. Berikut adalah maksud dan tujuan ASEAN.
a)

Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan


pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara. Hal ini
dilakukan melalui usaha bersama dengan semangat persamaan serta
persekutuan untuk meperkukuh dasar suatu masyarakat bangsabangsa Asia Tenggara yang makmur, aman dan damai.

b)

Memperkukuh perdamaian dan stabilitas regional yang menjunjung


tinggi rasa keadilan dan norma hukum dalam hubungan anatara
negara di wilayah Asia Tenggara dan berpegang pada asas Piagam
PBB.

c)

Meningkatakan kerja sama aktif dan saling membantu dalam hal


yang menyangkut kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial,
kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.

d)

Saling memberi bantuan dalam bentuk latihan dan fasilitas penelitian


dalam bidang pendidikan, keterampilan, teknik dan administrasi.

e)

Bekerja sama lebih efektif untuk meningkatkan pemanfaatan usaha


pertanian dan industri, perluasan perdagangan, perbaikan fasilitas
pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup rakyat.

f)

Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara.

g)

Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisai


regional dan internasional yang ada, yang mempunyai maksud serta
tujuan yang sama, serta bekerja secara erat dan mantap.

18

Dari maksud dan tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa ASEAN


didirikan untuk meningkatkan kerja sama antara negara-negara Asia
Tenggara di tiga bidang pokok, yaitu ekonomi, sosial dan budaya.
4.

Sejarah Berdirinya ASEAN


Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan
suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas
negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera,
saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020.
ASEAN didirikan berdasarkan deklarasi Bangkok, yang isinya adalah
sebagai berikut:
a)

Mempercepat

pertumbuhan

ekonomi,

kemajuan

sosial

dan

perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara


b)

Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional

c)

Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan


bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik,

d)

Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi


regional dan internasional yang ada

e)

Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan


penelitian di kawasan Asia Tenggara

5.

Kerjasama-kerjasama ASEAN
a)

Kerjasama Politik Keamanan


Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan,
stabilitas dan perdamaian khususnya di kawasan dan umumnya di
dunia. Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan dilakukan
menggunakan instrumen politik seperti Kawasan Damai, Bebas Dan
Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality/ ZOPFAN), Traktat
Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation
/TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di

19

Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free


Zone/SEANWFZ).
Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum
kerjasama dalam bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN
Regional Forum (ARF). Beberapa kerjasama politik dan keamanan:
1)

Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana


(Treaty

on

Mutual

Legal

Assistance

in

Criminal

Matters/MLAT);
2)

Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN


Convention on Counter Terrorism/ACCT);

3)

Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers


Meeting/ADMM) yang

bertujuan untuk mempromosikan

perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta


kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan;
4)

Penyelesaian sengketa Laut China Selatan;

5)

Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang


mencakup

pemberantasan

terorisme,

perdagangan

obat

terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan


senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet dan
kejahatan ekonomi internasional;
6)

Kerjasama

di

bidang

hukum;

bidang

imigrasi

dan

kekonsuleran; serta kelembagaan antar parlemen.


b)

Kerjasama Ekonomi
Kerjasama

ekonomi

hambatan-hambatan

ekonomi

ditujukan
dengan

untuk
cara

menghilangkan
saling

membuka

perekonomian negara-negara anggota dalam menciptakan integrasi


ekonomi kawasan. Kerjasama ekonomi mencakup kerjasamakerjasama di sektor perindustrian, perdagangan, dan pembentukan
Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA). Beberapa
kerjasama ekonomi adalah:

20

1)

Kerjasama di sektor industri


Kerjasama

Industri

yang dilakukan melalui

ASEAN

(ASEAN

Industrial

Cooperation/AICO);
2)

Kerjasama

di

sektor

perdagangan

dilakukan

dengan

pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA)


melalui pemberlakuan Tarif Efektif Bersama (Common
Effective Preferential Tariff - CEPT) antara 5-10% atas dasar
produk per produk, baik produk ekspor maupun impor guna
menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara
ASEAN;
3)

Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade


Agreement/FTA);

4)

Kerjasama di sektor jasa yang meliputi kerjasama di sektor


transportasi dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan;

c)

5)

Kerjasama di sektor komoditi dan sumber daya alam;

6)

Kerjasama di sub-sektor pertanian dan kehutanan;

7)

Kerjasama di sektor energi dan mineral;

8)

Kerjasama di sektor usaha kecil dan menengah; dan

9)

Kerjasama dalam bidang pembangunan.

Kerjasama Fungsional
Kerjasama fungsional dalam ASEAN mencakup bidangbidang kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan,
ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan,
pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba,
peningkatan administrasi dan kepegawaian publik. Beberapa
kerjasama fungsional adalah:
1)

Kerjasama kebudayaan, penerangan, dan pendidikan, yang


kegiatan-kegiatannya berbentuk workshop dan simposium di
bidang seni dan budaya, ASEAN Culture Week, ASEAN

21

Youth Camp, ASEAN Quiz, pertukaran kunjungan antar


seniman ASEAN, pertukaran berita melalui tv, penyiaran
berita dan informasi mengenai ASEAN melalui radio-radio
nasional,

Student

Exchange

Programme

ASEAN,

dan

pembentukan ASEAN University Network (AUN).


2)

Kerjasama

pembangunan

pedesaan

dan

pengentasan

kemiskinan.
3)

Kerjasama

kesehatan,

ketenagakerjaan,

serta

kerjasama

pembangunan dan kesejahteraan sosial.


4)

Kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup


dan bencana alam.

5)

Kerjasama sumber daya manusia yang mencakup bidang


pemajuan

wanita,

pemuda,

penanggulangan

dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika


dan obat-obat terlarang (P4GN), pengelolaan Yayasan
ASEAN, serta bidang kepegawaian dan administrasi.

6.

Asas ASEAN
Asas dari (pembentukan) ASEAN meliputi 6 hal, yakni:
a)

Saling menghormati kedaulatan kemerdekaan, persamaan derajat dan


identitas nasional semua bangsa;

b)

Hak hidup bebas setiap negara, bangsa, tidak ada campur tangan
pihak luar, subversi atau paksaan;

c)

Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain;

d)

Penyelesaian sengketa dengan cara damai;

e)

Tidak melakukan ancaman atau kekerasan terhadap negara anggota


lain;

f)

Mengadakan kerja sama yang efektif di antara negara anggota.

22

7.

Program ASEAN

Dalam rangka mewujudkan tujuan ASEAN, maka dilaksanakan


beberapa program. Program-program tersebut antara lain terdiri atas:
a)

KTT (Konferensi Tingkat Tinggi), yakni pertemuan para kepala


pemerintahan negara-negara anggota ASEAN.

b)

Sidang Tahunan para menteri luar negeri negara-negara anggota


ASEAN.

c)

Sidang Tahunan para menteri ekonomi dan non ekonomi negaranegara anggota ASEAN.

8.

Prinsip Utama ASEAN


Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
a)

Menghormati

kemerdekaan,

kedaulatan,

kesamaan,

integritas

wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara.


b)

Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas


daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar.
1)

Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara


anggota

2)

Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai

3)

Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan

4)

Kerjasama efektif antara anggota

C. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)


1.

Sejarah Singkat APEC


APEC berdiri pada bulan November 1989 di Australia. APEC
semula dimaksudkan sebagai forum konsultasi ekonomi di antara 12
negara Asia Pasifik, antara lain: ASEAN, Amerika Serikat, Kanada,
Jepang, Korea

Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Gagasan

pembentukan APEC diusulkan oleh Perdana Menteri Australia saat itu,


yaitu Bob Hawke yang dilatarbelakangi oleh kondisi ketidakpastian

23

perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Oleh sebab itu, perlu
adanya forum nonformal untuk membicarakan liberalisasi perdagangan
dan investasi.

2.

Faktor-faktor Terbentuknya APEC


Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya APEC adalah sebagai
berikut.
a)

Bayangan akan gagalnya putaran Uruguay yang dikhawatirkan akan


meningkatkan proteksionisme.

b)

Munculnya kelompok-kelompok perdagangan, seperti NAFTA


(Amerika) dan AFTA (ASEAN).

c)

Perubahan politik dan ekonomi di Rusia dan Eropa Timur.

d)

Adanya pemikiran bahwa kemajuan perekonomian suatu negara


dapat tercapai bila didorong oleh pasar ke arah integrasi ekonomi
baik regional maupun internasional.

Empat tahun sesudah APEC berdiri presiden Clinton mengambil


inisiatif untuk mengadakan pertemuan para pemimpin negara APEC di
Blake Island, dekat Seattle (Amerika Serikat) pada tahun 1993. Pertemuan
ini kemudian diikuti dengan pertemuan APEC di Bogor dan Jakarta
(Indonesia) pada tahun 1994 yang melahirkan deklarasi "Kerangka Kerja
Pembangunan Sumber Daya Manusia", pernyataan bersama tingkat
menteri, deklarasi tekad bersama para pemimpin ekonomi APEC tentang
liberalisasi perdagangan bebas di kawasan Asia pasifik sampai tahun 2020.
Pada tahun 1995, pertemuan APEC diadakan di Osaka, Jepang. Pertemuan
ini menghimbau para anggota untuk membuat rencana konkrit
pengurangan hambatan dan pembatasan di bidang perdagangan dan
ekonomi. Akhirnya, rencana konkrit negara anggota ditagih pada
pertemuan APEC di Pilipina pada tahun 1996.

24

3.

Tujuan Kerjasama APEC


Adapun tujuan kerjasama APEC sebagai berikut.
a)

Menjalin kerja sama ekonomi antarbangsa di Asia Pasifik yang


semakin erat atas dasar saling menguntungkan.

b)

Meningkatkan hubungan kerja sama ekonomi bagi kemajuan dan


kesejahteraan bersama.

c)

Memperkuat

kemampuan

masing-masing

dan

kemampuan

anggotanya untuk memperjuangkan kepentingan bersama, termasuk


dalam forum multilateral yang lebih luas.

4.

Keanggotaan APEC
Pada mulanya APEC memiliki 12 negara anggota, yakni Indonesia,
Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunai Darusalam, Amerika
Serikat, Kanada, Jepang, Korea Selatan. Baru kemudian saat konferensi
tingkat menteri di Soul pada tahun 1991, negara RRC, Taiwan, dan
Hongkong menjadi anggota APEC. Pada saat pertemuan Seatle (Amerika
Serikat) anggota APEC bertambah menjadi delapan belas anggota dengan
masuknya negara Meksiko, Papua Nugini, Chili. Anggota-anggota APEC
menjalin kerja sama melalui dialog-dialog yang dilakukan melaui
pertemuan-pertemuan rutin. Ada dua jenis pertemuan dialog di dalam
APEC, yaitu AELM dan KTM. AELM kepanjangan dari APEC Leaders
Meeting adalah forum pertemuan para pemimpin ekonomi APEC yang
juga merupakan Pertemuan Tahunan Kepala Negara APEC. AELM I
diselenggarakan di Seatle, Amerika Serikat Tahun 1993. AELM II di
Bogor, Indonesia 15 November 1994, AELM III di Osaka, Jepang tahun
1995. Selain melalui pertemuan tingkat kepala negara, masing-masing
pihak di dalam APEC juga mengadakan pertemuan lewat delegasi menterimenteri. Sejak terbentuknya APEC pada bulan November 1989, APEC
setidaknya telah mengadakan enam kali KTM.

25

Pertemuan-pertemuan ini dijadikan wadah bagi anggota-anggota


APEC untuk memperkuat level kerja sama di antara mereka, yang terdiri
dari tiga level kerja sama yaitu:
a)

Kerja sama untuk menciptakan perdagangan bebas dan arus investasi


yang lebih lancar di kawasan Asia Pasifik

5.

b)

Program kerja penunjang perdagangan

c)

Kerja sama etnik/budaya

Struktur Organisasi APEC


Struktur APEC terdiri dari KTM, SOM, Komite Perdagangan dan
Investasi (CTI), Komite Anggaran dan Administrasi (BAC) dan Kelompok
Ad-hoc mengenai ETI.
Secara khusus mengenai CTI, Komite Perdagangan dan Investasi ini
mempunyai 10 program kerja yaitu:

6.

a)

Dialog kebijaksanaan perdagangan

b)

Kepabeanan

c)

Tarif

d)

Investasi

e)

Segi administrasi dari akses pasar

f)

Standar dan konfirmasi

g)

Pengusaha kecil dan menengah

h)

Isu tambahan lainnya, seperti isu terorisme

Tantangan-tantangan yang dihadapi Oleh APEC Saat Ini


Sejak berdirinya APEC, badan kerjasama ekonomi ini telah
menghadapi berbagai macam tantangan. Di antara tantangan-tantangan
tersebut adalah masalah dominasi AS dalam APEC, pergeseran misi APEC
dan perpecahan dalam APEC. Dalam penjelasan berikut ini, penulis akan
menguraikan setiap tantangan tersebut secara rinci.

26

a)

Dominasi AS di Dalam APEC


AS

dengan

kebijakan

politik

luar

negerinya

yang

mengedepankan power selalu berusaha menjadi controller dalam


berbagai forum kerjasama internasional, termasuk dalam APEC.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2003 di Bangkok,
Thailand, pada tanggal 20 Oktober, 2003, isu nuklir Korea Utara,
terorisme, dan kegagalan pembahasan sistem perdagangan dunia
mendominasi hari pertama. Fakta ini membuktikan dominasi
Amerika Serikat atas penyusunan topik yang dibahas di APEC.
Bahkan sebelum pelaksanaan KTT tersebut, AS sudah mengambil
langkah-langkah awal untuk memantapkan dominasinya di APEC.
Dalam tur Asia sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) George
Walker Bush telah mencanangkan penekanan isu terorisme di forum
Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).
Sebelum tiba di Bangkok, Bush mendarat di Tokyo, kemudian
di Filipina, dengan tujuan menggalang dukungan Asia untuk
membasmi terorisme. Misi Bush yang lain adalah meraih dukungan
soal rekonstruksi di Irak. Bush juga sudah menekankan bahwa dalam
pertemuan puncak APEC dia akan menekankan "dunia ini masih
berbahaya. Dominasi AS juga nampak sekali dalam usulan mereka
untuk membahas masalah nilai tukar Yuan (mata uang Cina). Dalam
pertemuan bilateral selama masa KTT APEC 2003, Bush dan
Presiden Cina Hu Jintao setuju untuk menunjuk para ahli
membentuk panel. Tujuannya, menjajaki tentang bagaimana Beijing
bisa membuat nilai yuan dapat mendekati nilai pasar.

b)

Pergeseran Misi APEC


Dalam KTT-KTT APEC akhir-akhir ini, pembahasan APEC
tidak lagi terfokus pada masalah-masalah ekonomi, akan tetapi justru
berkisar pada isu-isu non-ekonomi. Ini merupakan bukti nyata bahwa
karena dominasi AS di APEC maka misi APEC telah mengalami

27

pergeseran. Anggota-anggota APEC sendiri banyak yang telah


menyadari pergeseran misi APEC tersebut di atas. Menanggapi
pergeseran misi ini, sejumlah anggota forum APEC merasa
keberatan karena persoalan keamanan telah mengurangi penekanan
APEC terhadap perekonomian dan isu perdagangan. Topik nonekonomi juga mengurangi fokus pembahasan pada penghidupan
kembali sistem perdagangan multilateral yang gagal pada pertemuan
di Cancun, Meksiko, awal September 2003.
Mahathir Mohamad, yang pada tahun 2003 masih menjabat
sebagai Perdana Menteri Malaysia mengatakan, bahwa APEC
dibentuk sebagai satu kelompok kerja sama ekonomi. Itulah
sebabnya Malaysia dan beberapa anggota APEC tidak setuju
pengabaian isu ekonomi dengan mengutamakan isu keamanan,
militer, atau politik yang bukan merupakan misi APEC. Untuk
menjaga supaya APEC kembali pada misi awalnya, beberapa
pemimpin

negara

anggota

APEC

mencoba

mendesakkan

pembahasan isu ekonomi dalam pertemuan-pertemuan APEC.


Mereka menekankan pentingnya menciptakan peraturan global
perdagangan untuk menghasilkan pertumbuhan yang berimbang.
Mereka meminta agar agenda pembahasan perdagangan didorong,
termasuk oleh APEC.

c)

Perpecahan Dalam APEC


Perpecahan dalam tubuh APEC semakin kelihatan nyata. Pada
KTT

APEC

2003

saja

terdapat

dua

hal

penting

yang

mengindikasikan adanya perseteruan dan perpecahan dalam tubuh


APEC. Seperti biasanya, di sela pertemuan APEC 2003, Amerika
Serikat mengeluarkan pernyataan-pernyataan diplomatic yang dapat
membahayakan kesatuan anggota-anggota APEC. Dalam KTT
APEC 2003, lewat Condoleezza Rice, yang waktu itu menjabat
sebagai Penasihat Keamanan Nasional Bush, AS mengecam PM

28

Malaysia. Kecaman ini dilontarkan AS sehubungan dengan


pernyataan Mahathir pada KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI)
bahwa Yahudi mengatur dunia secara tidak langsung. AS
mengatakan, pernyataan Mahathir seperti itu bukan hanya terjadi
sekali, tetapi sudah beberapa kali dan AS tidak dapat mentolerir
pernyataan racist semacam itu. Tentu saja pernyataan AS ini
menciptakan suatu perseteruan diplomatic antara AS dan Malaysia.
Bila hal ini dibiarkan saja, besar kemungkinan bahwa keharmonisan
antar anggota APEC dapat terganggu. Bukan hanya menyerang
Malaysia, AS juga menyerang junta militer di Myanmar dalam KTT
APEC 2003. AS mengecam keras penahanan pejuang demokrasi
Myanmar,

Aung

San

Suu

Kyi,

dan

kegagalan

Myanmar

memperkenalkan demokrasi. Kecaman ini sudah pasti membuat


pihak Myanmar berang dan makin menjaga jarak dengan AS.
Ketika pertemuan para pemimpin APEC berlangsung di
Santiago, para pebisnis dan ekonom di Asia Pasifik mengkritik
APEC sebagai suatu forum kerjasama yang tidak mengalami
kemajuan yang berarti terutama dalam enam tahun terakhir. Bahkan
dalam usianya yang sudah 19 tahun, APEC dinilai terancam pecah.
Niat APEC untuk mengurangi hambatan pada aliran perdagangan
dan investasi tidak memperlihatkan gerakan. Menurut ekonom
terpandang AS, APEC sedang berubah ke sistem perdagangan global
yang terbagi tiga (tripolar global trading system). Hal itu menjadi
ancaman bagi kesatuan APEC dan bertentangan dengan semangat
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Potensi keterpecahan APEC itu diutarakan ekonom AS, Dr
Fred C Bergsten. Pada awal 1990-an, Bergsten merupakan bagian
kelompok

terkemuka

(eminent

persons

group/EPG),

yang

membidani perkembangan APEC. Dia mengatakan, APEC kini


tampaknya lebih tumpul. Liberalisasi Sukarela Sektoral Secara Dini
(The Early Voluntary Sectoral Liberalization)-diprakarsai oleh AS

29

untuk membuat APEC segera mengurangi hambatan perdagangan


dan investasi di sektor tertentu-gagal terrealisasi karena penolakan
Jepang.

30

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.

Indonesia
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Indonesia adalah negara
kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil,
sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar
khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada
koordinat 6LU-1108'LS dan dari 95'BT-14145'BT serta terletak di
antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Wilayah
Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas
perairannya 3.257.483 km. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau
Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri
dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km, Sumatera dengan
luas 473.606 km, Kalimantan dengan luas 539.460 km, Sulawesi dengan
luas 189.216 km, dan Papua dengan luas 421.981 km. Batas wilayah
Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12
mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut.

2.

ASEAN (Association of South East Asia Nations)


ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia
Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan
dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN didirikan
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri
luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia,

31

Thailand, Filipina dan Singapura. Gedung sekretarian ASEAN berada di


Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia.

3.

APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)


APEC berdiri pada bulan November 1989 di Australia. APEC
semula dimaksudkan sebagai forum konsultasi ekonomi di antara 12
negara Asia Pasifik, antara lain: ASEAN, Amerika Serikat, Kanada,
Jepang, Korea

Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Gagasan

pembentukan APEC diusulkan oleh Perdana Menteri Australia saat itu,


yaitu Bob Hawke yang dilatarbelakangi oleh kondisi ketidakpastian
perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Oleh sebab itu, perlu
adanya forum nonformal untuk membicarakan liberalisasi perdagangan
dan investasi.

B. SARAN
1.

Sebagai warga Indonesia kita harus selalu menjaga keharmonisan dengan


negara-negara lain misalnya yaitu mengadakan hubungan-hubungan
kerjasama dengan negara lain.

2.

Bangsa Indonesia seharusnya terus menambah hubungan internasionalnya


dengan negara lain agar negara kita mendapatkan dukungan baik moril
maupun materiil dalam membangun negara ini.

3.

Negara kita, Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN. Untuk itu
kita harus membantu mewujudkan cita-cita atau tujuan dari ASEAN itu
sendiri. Karena bagaimanapun, tujuan tersebut merupakan keinginan dari
bangsa kita sendiri. Selain itu, sebagai Negara anggota ASEAN yang
terbesar, kita harus lebih menunjukkan partisipatif kita dalam mewujudkan
tujuan tersebut.

32

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buzan, Barry. 1998. Dalam Asia-Pacific In The New Worl Order. Hal. 68.
London: Routledge.
Djamin, Safril. 1993. Mengenal Lebih Jauh ASEAN dan anggota-anggotanya.
Klaten: Intan Perwira.
Hurrel, Andrew. 1995. Regionalism In Theoretical Perspective in the book of
Regionalism In World Politics. Hal. 56. New York: Oxford University
Press, Inc.
Kartodidjo, Sartono. 1988. Ringkasan Geografi. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Key Indicators Database and Bilateral Linkages Database November 2011. Stats
APEC 2011.
Kompas, 17 November, 2004: Ekonom Memperingatkan APEC Yang Kian
Terancam Perpecahan.

Anda mungkin juga menyukai