Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PRARENCANA PABRIK

PRODUKSI METHYLTETRAHYDROFURAN
(MTHF) DARI LEVULINIC ACID

Diajukan Oleh :
Michael Wongso

NRP : 5203011016

Antonius Fredi K A

NRP : 5203011042

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2014

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN

Proposal Prarencana Pabrik dengan judul Produksi methyltetrahydrofuan


(MTHF) dari levulinic acid yang disusun oleh,
Nama mahasiswa I / NRP

: Michael Wongso

/ 5203011016

Nama mahasiswa II / NRP

: Antonius Fredi K A / 5203011042

telah disetujui untuk diseminarkan.

Surabaya,

Desember

2014
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Suryadi Ismadji, Ph.D

Wenny Irawaty, Ph.D

521.93.0198

521.97.0284

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ..................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
INTISARI.............................................................................................................. vi
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................. 1

I.1.

Latar Belakang ................................................................................... 1

I.2.

SifatSifat Bahan Baku dan Produk ................................................... 2

I.3.

Kegunaan dan Keunggulan Produk .................................................... 5

BAB II

URAIAN DAN PEMILIHAN PROSES ............................................ 7

II.1. Proses Pembuatan Methyltetrahydrofuran ......................................... 7


II.2. Pemilihan Proses ................................................................................ 9
II.3. Uraian Proses...................................................................................... 9
BAB III

NERACA MASSA............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16


LAMPIRAN A

PERHITUNGAN NERACA MASSA ................................... 17

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Struktur molekul Levulinic Acid (Lide, 2005) .................................. 2


Gambar I.2. Struktur molekul Methyltetrahydrofuran (Lide, 2005)..................... 3
Gambar I.3. Struktur molekul -valerolactone (Lide, 2005) ................................ 4
Gambar I.4. Struktur molekul 1,4 pentanediol (Lide, 2005) ................................ 4
Gambar II.1. Reaksi

Pembuatan

MTHF

Melalui

Pembentukan

Angelicalactone (Elliot, et.al., 1999) ............................................. 7


Gambar II.2. Reaksi Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan HPA (Elliot,
et.al., 1999) .................................................................................... 8
Gambar II.3. Reaksi Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan GVL (Elliot,
et.al., 1999) .................................................................................... 9
Gambar II.4. Reaksi Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan GVL (Elliot,
et.al., 1999) .................................................................................... 10
Gambar II.5. Reaksi Hidrogenasi PDO menjadi Pentanol (Elliot, et.al., 1999) . 11

iv

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Karakteristik fisik Levulinic Acid (Lide, 2005) ................................... 3


Tabel I.2. Karakteristik fisik Methyltetrahydrofuran (Lide, 2005) ...................... 3
Tabel I.3. Karakteristik fisik -valerolactone (Lide, 2005) ................................. 4
Tabel I.4. Karakteristik fisik 1,4 pentanediol (Lide, 2005) ................................. 5

INTISARI

sdshhfaihifsdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

vi

BAB I
PENDAHULUAN
I.1.

Latar Belakang
Energi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia dan perkembangan indutri. Hal ini menyebabkan
konsumsi energi terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi
manusia dan perkembangan industri. Sebagian besar kebutuhan energi ini
berasal dari bahan bakar fosil yang merupakan bahan bakar yang tidak
terbarukan. Meningkatnya konsumsi energi dan menurunnya cadangan
bahan bakar fosil dapat menyebabkan adanya krisis energi. Selain itu,
hasil pembakaran menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan polusi
yang cukup besar sehingga memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu energi alternatif yang dapat
diperbaharui dan ramah lingkungan. Salah satu energi alternatif yang
sedang dikembangkan saat ini adalah bahan bakar berbasis biomassa
lignoselulosa yang ketersediaannya melimpah dan memiliki potensi
untuk dikonversi menjadi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Salah satu proses pengolahan biomassa lignoselulosa yang sedang
dikembangkan adalah menggunakan proses biofine yang menghasilkan
salah satu senyawa platform kimia utama yaitu levulinic acid (LA)
(Rackemann dan Doherty, 2011). Sebagai salah satu platform kimia
utama, LA memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia
ramah lingkungan yang digunakan sebagai bahan bakar, resin, polimer,
herbisida, pelarut, dan lain-lain (Moens, et.al., 2000). Salah satu senyawa
turunan LA adalah methyltetrahydrofuran (MTHF) yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif dengan mencampurkan dengan gasoline
hingga 70% campuran dan dapat digunakan langsung tanpa adanya
modifikasi mesin (Alonso, et.al., 2010). Selain itu, MTHF merupakan

salah satu komponen P-Series fuel. P-Series fuel merupakan salah satu
energi alternatif yang merupakan campuran antara pentana, MTHF, dan
etanol dan telah ditetapkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti
gasoline oleh Departemen Energi Ameriksa Serikat (US Department of
Energy, 1999). Dilihat dari kemampuannya sebagai bahan bakar
alternatif dan terus menipisanya bahan bakar fosil, MTHF berpotensi
besar untuk menjadi senyawa yang dibutuhkan dalam beberapa tahun ke
depan.
Ada 4 macam proses pembuatan MTHF berdasarkan proses
pembentukan senyawa intermediatenya, yaitu proses pembuatan MTHF
melalui pembentukan Angelicalactone, proses pembuatan MTHF melalui
pembentukan Hydroxy Pentanoic Acid (HPA), proses pembuatan MTHF
melalui pembentukan -valerolactone (GVL), dan proses pembuatan
MTHF secara langsung (Elliot, et.al., 1999). Pada prarencana pabrik
MTHF dengan bahan baku LA ini, digunakan proses pembuatan MTHF
secara langsung dengan menggunakan katalis bimetal Pd-Re/C pada suhu
221oC dan tekanan 100 atm. Proses ini dipilih karena prosesnya sangat
sederhana yaitu hanya membutuhkan satu reaktor dan satu jenis katalis
sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

I.2.

Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk

I.2.1.

Levulinic acid sebagai bahan baku pembuatan MTHF


Levulinic

acid

adalah

senyawa kimia yang potensial untuk

dijadikan bahan utama dalam berbagai bidang industri mulai dari bahan
bakar, resin, polimer, herbisida, pelarut, parfum, food additive, tinta,
solder flux, dan anti-freeze agent (Moens, et.al., 2000). Struktur molekul
dari senyawa ini dapat dilihat pada gambar I.1. Beberapa karakteristik
fisika dari levulinic acid tercantum pada tabel I.1.

Gambar I.1. Struktur molekul levulinic acid (Lide, 2005)


Tabel I.1. Karakteristik fisik levulinic acid (Lide, 2005)

I.2.2.

Sifat fisik

Keterangan

Rumus molekul

C5H8O3

Berat molekul (g/mol)

116,1

Massa jenis (g/mL)

1,14

Titik nyala (oC)

137

Titik leleh (oC)

35

Titik didih (oC)

246

Methyltetrahydrofuran (MTHF) sebagai produk utama


2-methyltetrahydrofuran merupakan salah satu senyawa turunan
LA. Senyawa ini memiliki titik nyala yang rendah sehingga sangat
mudah terbakar. MTHF memiliki sifat kelarutan yang unik dimana
kelarutannya akan menurun seiring dengan meningkatnya suhu. Struktur
molekul dari MTHF ditunjukkan pada gambar I.2 dan karakteristik
senyawa ini dapat dilihat pada tabel I.2.

Gambar I.2. Struktur molekul methytetrahydrofuran (Lide, 2005)


Tabel I.2. Karakteristik fisik methytetrahydrofuran (Lide, 2005)
Sifat fisik

Keterangan

Rumus molekul

C5H10O

Berat molekul (g/mol)

86,13

Massa jenis (g/mL)

0,854

Titik nyala ( C)

-11,1

Titik leleh (oC)

-136

Titik didih (oC)

80,3

I.2.3. -valerolactone (GVL) sebagai produk samping


-valerolactone merupakan salah turunan senyawa levulinic acid
yang berbentuk cairan bening dimana memiliki struktur molekul seperti
gambar I.3. GVL bisa digunakan sebagai intermediate untuk menghasilkan
berbagai senyawa kimia lainnya termasuk butena, asam valerat, dan 5nonanone (Alonso, et.al., 2013). Karakteristik dari senyawa ini dapat
dilihat pada tabel I.3.

Gambar I.3. Struktur molekul -valerolactone (Lide, 2005)


Tabel I.3. Karakteristik fisik -valerolactone (Lide, 2005)
Sifat fisik

Keterangan

Rumus molekul

C5H8O2

Berat molekul (g/mol)

100,112

Massa jenis (g/mL)

1,05

Titik nyala ( C)

96

Titik leleh (oC)

-31

Titik didih (oC)

208

I.2.4. 1,4 pentanediol (PDO) sebagai produk samping


1,4 pentanediol adalah senyawa yang berwarna jernih seperti air
dan dapat diaplikasikan untuk penggunaan plasticizer, pengemulsi dan
intermediate resin (Alonso, et,al., 2013). Struktur molekul dan
karakteristik senyawa 1,4 pentanediol dapat dilihat pada gambar I.4. dan
tabel I.4.

Gambar I.4. Struktur molekul 1,4 pentanediol (Lide, 2005)


Tabel I.4. Karakteristik fisik 1,4 pentanediol (Lide, 2005)
Sifat fisik

Keterangan

Rumus molekul

C5H12O2

Berat molekul (g/mol)

104,15

Massa jenis (g/mL)

1,1

Titik nyala ( C)

112

Titik leleh (oC)

-9

Titik didih (oC)

287

I.3.

Kegunaan dan Keunggulan Produk

I.3.1.

Kegunaan produk
MTHF merupakan salah satu senyawa yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif. MTHF dapat digunakan sebagai bahan
bakar dengan cara mencampurkan dengan gasoline hingga 70% tanpa
adanya modifikasi mesin (Alonso, et.al., 2010). Selain itu, MTHF
merupakan salah satu komponen penyusun P-Series fuel yang merupakan
campuran antara etanol, pentana, dan MTHF (US Department of Energy,
1999). Selain sebagai bahan bakar alternatif, MTHF juga dapat
digunakan sebagai green solvent dalam industri farmasi (Geilen, et.al.,
2010) karena MTHF memiliki sifat yang mudah terdegradasi oleh udara
dan cahaya matahari (Pace, et.al., 2012). Banyaknya MTHF yang masuk
ke dalam tubuh hingga 6,7 mg/hari tidak menunjukkan adanya
mutagenisitas dan genotoxicity sehingga MTHF dapat digunakan sebagai
pelarut dalam industri farmasi (Antonucci, et.al., 2011).

I.3.2.

Keunggulan produk

Konsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil terus


mengalami peningkatan yang tidak sebanding dengan ketersediannya
yang terus menipis. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya krisis energi.
Oleh sebab itu, dibutuhkan energi alternatif yang dapat diperbaharui dan
ramah lingkungan. MTHF merupakan salah satu senyawa yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif sebagai campuran gasoline
ataupun P-Series fuel. P-Series fuel ini merupakan salah satu energi
alternatif pengganti gasoline yang memiliki angka oktan minimal 87 dan
tekanan uap minimal 15 psi (Bozell, et.al., 2000). Selain itu, MTHF
memiliki nilai kalor sebesar 32 MJ/kg yang lebih besar dibandingkan
dengan etanol yang memiliki nilai kalor sebesar 26,7 MJ/kg
(Malinowski, et.al., 2012). Bahan baku pembuatan MTHF ini merupakan
LA yang berasal dari biomassa lignoselulosa yang ketersediannya
melimpah. MTHF merupakan senyawa yang dapat di degradasi dengan
mudah oleh udara dan sinar matahari sehingga menyebakan MTHF
menjadi ramah lingkungan. Selain itu, emisi hasil pembakaran P-Series
fuel

yang

merupakan

campuran

MTHF,

etanol,

dan

pentana

menunjukkan kadar polutan yang lebih rendah dibandingkan dengan


emisi yang dihasilkan oleh pembakaran gasoline (US Department of
Energy,

1999).

BAB II
URAIAN DAN PEMILIHAN PROSES
II.1.

Proses Pembuatan Methyltetrahydrofuran


Proses pembuatan methyltetrahydrofuran (MTHF) dari levulinic
acid dapat dibedakan menjadi 4 macam berdasarkan proses pembentukan
senyawa intermediatenya (Elliot, et.al., 1999). Proses yang pertama adalah
proses pembuatan MTHF melalui pembentukan Angelicalactone, proses
pembuatan MTHF melalui pembentukan Hydroxy Pentanoic Acid (HPA),
proses pembuatan MTHF melalui pembentukan -valerolactone (GVL),
dan proses pembuatan MTHF secara langsung.

II.1.1. Proses Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan Angelicalactone (Barile


dan Thomas, 1984)
Proses awal pembuatan MTHF dengan proses ini adalah dengan
mendehidrasi Levulinic Acid menjadi Angelicalactone dengan cara
pemanasan hingga suhu 160oC. Setelah itu, Angelicalactone dipisahkan
dengan menggunakan distilasi pada tekanan 1 atm. Angelicalactone yang
telah

dipisahkan

selanjutnya

dihidrogenasi

menggunakan

katalis

barium/Cu-Cr pada suhu 240oC menjadi 1,4-pentanediol (PDO). PDO


selanjutnya dikonversi menjadi MTHF melalui proses dehidrasi. MTHF
yang dihasilkan dipisahkan dengan menggunakan distilasi pada suhu 7680oC. Reaksi dari proses pembuatan MTHF melalui pembentukan
Angelicalactone ini dapat dilihat pada gambar II.1.

Gambar II.1. Reaksi Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan


Angelicalactone (Elliot, et.al., 1999)

II.1.2. Proses Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan Hydroxy Pentanoic Acid


(HPA) (Henze, et.al., 1939)
Pembuatan MTHF dengan proses ini diawali dengan proses hidrogenasi
Levulinic Acid menjadi HPA dengan menggunakan katalis sodium
amalgam/nickel atau Raney Nickel dengan kondisi basa pada suhu 250oC.
Setelah itu, HPA didehidrasi menjadi -valerolactone (GVL). GVL yang
terbentuk selanjutnya dihidrogenasi menjadi PDO dengan menggunakan
katalis Cu-Cr pada suhu 250oC. PDO selanjutanya dikonversi menjadi
MTHF dengan proses dehidrasi dan produk yang dihasilkan dimurnikan
dengan menggunakan distilasi. Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan
MTHF melalui pembentukan HPA ini dapat dilihat pada gambar II.2.

Gambar II.2. Reaksi Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan HPA


(Elliot, et.al., 1999)
II.1.3. Proses Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan -valerolactone (GVL)
(Bartley, et.al., 1959)
Proses ini diawali dengan proses dehidrasi Levulinic Acid menjadi
Angelicalactone dan dilanjutkan dengan proses hidrogenasi GVL dengan
menggunakan katalis Re/Ni pada suhu 150oC. Selain katalis padat
(heterogen), juga dapat digunakan katalis cair (homogen) ruthenium,
rhodium, dan ionic liquid. GVL yang terbentuk pada proses ini selanjutnya
dihidrogenasi menjadi PDO dengan menggunakan katalis Cu-Cr pada suhu
250oC dan PDO yang dihasilkan dikonversi menjadi MTHF dengan proses
dehidrasi dan produk didistilasi untuk dimurnikan. Reaksi pembuatan
MTHF melalui pembentukan GVL dapat dilihat pada gambar II.3.

Gambar II.3. Reaksi Pembuatan MTHF Melalui Pembentukan GVL


(Elliot, et.al., 1999)

II.1.4. Proses Pembuatan MTHF Secara Langsung (Elliot, et.al., 1999)


Proses pembuatan MTHF secara langsung ini merupakan proses
yang hanya menggunakan satu reaktor dan satu jenis katalis. Proses ini
menggunakan katalis bimetal, yaitu Pd-Re/C pada suhu 221oC dan tekanan
100 atm. Pada proses ini terjadi 2 proses dehidrasi dan 2 proses
hidrogenasi dimana membutuhkan 3 mol hidrogen untuk 1 mol levulinic
acid. MTHF yang dihasilkan akan dipisahakan dengan cara distilasi.

II.2.

Pemilihan Proses
Untuk proses pembuatan MTHF dari levulinic acid dipilih proses
pembuatan MTHF secara langsung. Proses pembuatan MTHF secara
langsung ini dipilih karena prosesnya sangat sederhana yaitu hanya
membutuhkan satu reaktor dan satu jenis katalis untuk mengkonversi
bahan baku levulinic acid menjadi produk MTHF, sedangkan proses
lainnya membutuhkan lebih dari dua reaktor dan dua katalis untuk
membentuk MTHF. Hal ini dapat menghemat biaya investasi alat dan
biaya produksi. Selain itu, dengan menggunakan proses ini, katalis yang
digunakan adalah katalis padat (heterogen) yang lebih mudah direcovery
dibandingkan dengan katalis cair (homogen).

II.3.

Uraian Proses
Methyltetrahydrofuran (MTHF) merupakan salah satu senyawa
yang dapat diguanakan sebagai bahan bakar terbarukan yang ramah
lingkungan. MTHF dapat digunakan dengan cara mencampurkan dengan
gasoline hingga 70% tanpa adanya modifikasi mesin (Alonso, et.al., 2010).

10

Bahan baku pada proses pembuatan MTHF ini adalah levulinic acid dan
gas hidrogen. Proses pembuatan MTHF dari levulinic acid ini dibedakan
menjadi dua, yaitu tahap pembauatan MTHF dan pemurnian MTHF. Pada
tahap pembuatan MTHF, gas hidrogen dipanasakan dan dikompresi
menggunakan kompresor hingga suhu 221oC dan tekanan 100 atm lalu
dialirkan menuju fixed bed reactor (R-110) untuk direaksikan dengan
levulinic acid yang telah dipanaskan hingga suhu 221oC dan dipompa
menuju reaktor. Perbandingan mol gas hidrogen dengan levulinic acid ini
adalah sebesar 3. Pada proses pembuatan MTHF di reaktor ini, digunakan
katalis padat 5%Pd-5%Re/C untuk membantu proses pembuatan MTHF.
Reaksi yang terjadi pada reaktor ini dapat dilihat pada gambar II.4.

Gambar II.4. Reaksi pada Fixed Bed Reactor dengan katalis Pd-Re/C
(Elliot, et.al., 1999)

Tahap

pertama

adalah

dehidrasi

levulinic

acid

menjadi

angelicalactone. Lalu angelicalactone yang terbentuk akan mengalami


reaksi hidrogenasi menjadi -valerolactone (GVL) yang membutuhkan
satu mol gas hidrogen. Selanjutnya adalah reaksi hidrogenasi GVL
menjadi 1,4-pentanediol (PDO) yang membutuhkan 2 mol gas hidrogen.
Tahap terakhir yang terjadi pada reaktor ini adalah proses dehidrasi PDO
menjadi MTHF. Pada reaktor ini juga dimungkinkan adanya reaksi
hidrogenasi PDO menjadi pentanol yang menyebabkan berkurangnya

11

yield MTHF yang dihasilkan. Reaksi hidrogenasi PDO menjadi pentanol


dapat dilihat pada gambar II.5.

Gambar II.5. Reaksi Hidrogenasi PDO menjadi Pentanol (Elliot, et.al.,


1999)

Konversi reaksi levulinic acid menjadi GVL pada proses ini adalah
sebesar 99,86% dan konversi reaksi GVL menjadi PDO adalah sebesar
92,7%. Sedangkan banyaknya PDO yang terkonversi adalah sebesar
99,4% dimana selektivitas terbentuknya MTHF adalah sebesar 88,4% dan
sisanya PDO terkonversi menjadi Pentanol. Hasil keluar dari proses ini
mengandung MTHF, Pentanol, air, PDO, GVL, dan LA yang akan masuk
ke dalam tahap pemurnian sehingga didapatkan MTHF yang lebih murni.
Tahap pemurnian dilakukan dengan mengalirkan bahan keluar
reaktor menuju expander (G-211) untuk mengurangi tekanan dan
dikondensasikan dengan menggunakan condenser (E-212). Kondensat
yang dihasilkan mengandung MTHF, Pentanol, air, PDO, GVL, dan LA.
Campuran senyawa ini selanjutnya masuk menuju dekanter (H-210) pada
sistem distilasi. Suhu campuran pada dekanter ini adalah 60oC, dimana
akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas adalah MTHF yang mengandung
pentanol dan sedikit air, sedangkan pada lapisan bawah adalah air yang
mengandung sisa MTHF, LA, GVL, PDO, dan Pentanol. Selanjutnya,
lapisan atas dan bawah ini akan dialirkan menuju dua kolom distilasi (D220 dan D-230) yang berbeda untuk mendapatkan produk MTHF yang
murni. Kedua kolom distilasi ini bekerja pada suhu 80oC dan tekanan 1
atm. Dengan menggunakan sistem distilasi ini dapat dihasilkan MTHF
dengan kemurnian 99% yang dialirkan menuju ke tangki penampungan
MTHF (F-301). Hasil bawah dari proses ini adalah air yang masih

12

mengandung cukup banyak pentanol dan GVL. Oleh sebab itu, hasil
bawah ini dialirkan menuju kolom distilasi untuk dipisahkan antara GVL
dengan pentanol. GVL yang dihasilkan merupakan produk bawah yang
memiliki konsentrasi 90% dialirkan menuju ke tangki penampungan GVL
(F-303), sedangkan produk atas yang dihasilkan mengandung 20%
pentanol

dialirkan

ke

tangki

penampungan

pentanol

(F-303).

BAB III
NERACA MASSA
1.

Reaktor Hidrogenasi (R-110)


Satuan

: kg

Basis

: 1 jam

Tipe proses

: kontinyu

Aliran
Massa Masuk
Masuk
(kg/jam)
Dari tangki LA (F-113)
LA
9900,00
Air
100,00
Dari tangki H2 (F-111)
H2
508,22

Total masuk
2. Sistem Distilasi

10508,22

Satuan

: kg

Basis

: 1 jam

Tipe proses

: kontinyu

Aliran
Massa Masuk
Masuk
(kg/jam)
Dari reaktor hidrogenasi (R-110)
LA
13,86
air
3047,09
GVL
622,25
PDO
49,32
MTHF
5973,44
Pentanol
802,26

Total masuk

10508,22

Aliran
Keluar
LA
air
GVL
PDO
MTHF
Pentanol
Total keluar

Massa Keluar
(kg/jam)
Produk
13,86
3047,09
622,25
49,32
5973,44
802,26
10508,22

Aliran
Massa Keluar
Keluar
(kg/jam)
Produk dari distilasi I (D-220)
MTHF
5913,70
Pentanol
23,89
air
35,84
Produk dari distilasi II (D-220)
LA
13,86
air
3011,25
GVL
622,25
PDO
49,32
MTHF
59,73
Pentanol
778,37
Total keluar
10508,22

13

14

3.

Kolom Distilasi III (D-240)


Satuan

: kg

Basis

: 1 jam

Tipe proses

: kontinyu

Aliran
Massa masuk
Masuk
(kg/jam)
Dari kolom distilasi II (D-240)
LA
13,86
air
3011,25
GVL
622,25
PDO
49,32
MTHF
59,73
Pentanol
778,37

Aliran
Keluar

Massa keluar
(kg/jam)
Produk atas

LA
air
GVL
PDO
MTHF
Pentanol

0,14
2990,17
6,22
0,20
59,44
770,59
Produk bawah

Total masuk
4.

4534,78

LA
air
GVL
PDO
MTHF
Pentanol
Total keluar

13,72
21,08
616,03
49,12
0,30
7,78
4534,78

Neraca Massa Total


Satuan

: kg

Basis

: 1 jam

Tipe proses

: kontinyu

Aliran
Massa Masuk
Massa Keluar
Aliran Keluar
Masuk
(kg/jam)
(kg/jam)
Dari tangki LA (F-113)
Tangki penampungan MTHF (F-301)
LA
9900,00
MTHF
5913,70
Air
100,00
Pentanol
23,89
Dari tangki H2 (F-111)
air
35,84
H2
508,22 Tangki penampungan pentanol (F-302)
LA
0,14
air
2990,17
GVL
6,22
PDO
0,20

15

Total masuk

10508,22

MTHF
59,44
Pentanol
770,59
Tangki penampungan GVL (F-303)
LA
13,72
air
21,08
GVL
616,03
PDO
49,12
MTHF
0,30
Pentanol
7,78
Total keluar
10508,22

DAFTAR PUSTAKA

aawfw

16

17

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Waktu kerja pabrik

: 330 hari/tahun, 24 jam/hari

Satuan massa

: kg/jam

Tipe proses

: kontinyu

Basis Levulinic acid tiap hari = 240 ton/hari


= 10000 kg/jam
Kebutuhan katalis

: 621,79 kg

Data- data yang diketahui

BM Levulinic acid

= 116,11 kg/kmol

BM H2O

= 18,01 kg/kmol

BM Angelica lactone = 98,1 kg/kmol


BM H2

= 2,02 kg/kmol

BM GVL

= 100,12 kg/kmol

BM MTHF

= 86,13 kg/kmol

BM PDO

= 104,15 kg/kmol

A.1

Reaktor Hidrogenasi (R-110)

LA, GVL, PDO, MTHF,

Levulinic Acid 99%

Reaktor
H2

Hidrogenasi

Bahan masuk :
Massa LA masuk

= 9900 kg/jam

Massa air masuk

= 100 kg/jam

Massa H2 masuk

= 508,22 kg/jam

Mol LA masuk

= 85,26 kmol/jam

Mol air masuk

= 5,55 kmol/jam

Mol gas H2

= 252,09 kmol/jam

Pentanol, Air

18

Pada reaktor hidrogenasi terjadi empat tahap reaksi untuk pembuatan MTHF dari
LA dan terjadi reaksi samping yang menghasilkan pentanol.
Reaksi yang pertama adalah reaksi dehidrasi LA menjadi Angelica lactone (AL)
dengan konversi sebesar 99,86%. Reaksi yang terjadi adalah :

C5H8O3

C5H6O2

H2O

85,26

5,55

85,14

85,14

85,14

0,12

85,14

90,69

Dalam reaksi tersebut didapatkan,


Massa LA keluar

= 0,12 kmol/jam x 116,11 kg/kmol


= 13,86 kg/jam

Massa AL keluar

= 85,14 kmol/jam x 98,1 kg/kmol


= 8352,23 kg/jam

Massa air keluar

= 90,69 kmol/jam x 18,01 kg/kmol


= 1633,33 kg/jam

Reaksi yang kedua adalah reaksi hidrogenasi AL menjadi GVL dengan konversi
sebesar 100%. Reaksi yang terjadi adalah :
C5H6O2

H2

C5H8O2

85,14

85,14

85,14

85,14

85,14

85,14

Dalam reaksi tersebut didapatkan,


Massa GVL keluar

= 85,14 kmol/jam x 100,12 kg/kmol


= 8524,22 kg/jam

Reaksi yang ketiga adalah reaksi hidrogenasi GVL menjadi PDO dengan konversi
sebesar 92,7%. Reaksi yang terjadi adalah :
C5H8O2

2 H2

C5H12O2

85,14

157,85

78,93

157,85

78,93

6,22

78,93

19

Dalam reaksi tersebut didapatkan,


Massa PDO keluar

= 85,14 kmol/jam x 100,12 kg/kmol


= 8524,22 kg/jam

Massa GVL keluar

= 6,22 kmol/jam x 100,12 kg/kmol


= 622,25 kg/jam

Reaksi yang keempat adalah reaksi dehidrasi PDO menjadi MTHF dengan
konversi sebesar 99,4% dan specificity 88,4%. Reaksi yang terjadi adalah :
C5H12O2

C5H10O

H2O

78,93

90,69

69,35

69,35

69,35

9,57

69,35

160,04

Dalam reaksi tersebut didapatkan,


Massa MTHF keluar = 69,35 kmol/jam x 86,13 kg/kmol
= 5973,44 kg/jam
Massa air keluar

= 160,04 kmol/jam x 18,01 kg/kmol


= 2882,32 kg/jam

Massa PDO keluar

= 9,57 kmol/jam x 104,15 kg/kmol


= 996,72 kg/jam

Reaksi samping yang terjadi adalah reaksi dari PDO menjadi pentanol dengan
konversi sebesar 99,4% dan specificity 11,6%. Reaksi yang terjadi adalah :
C5H12O2 + H2

C5H12O

H2O

9,57

9,10

9,10

9,10

9,10

9,10

0,47

9,10

169,14

Dalam reaksi tersebut didapatkan,


Massa pentanol keluar= 69,35 kmol/jam x 86,13 kg/kmol
= 5973,44 kg/jam
Massa air keluar

= 169,14 kmol/jam x 18,01 kg/kmol


= 3047,09 kg/jam

Massa PDO keluar

= 0,47 kmol/jam x 104,15 kg/kmol


= 49,32 kg/jam

160,04

20

Kesimpulan Neraca Massa Reaktor Hidrogenasi


Aliran
Massa Masuk
Masuk
(kg/jam)
Dari tangki LA (F-113)
LA
9900,00
Air
100,00
Dari tangki H2 (F-111)
H2
508,22

Total masuk
A.2

10508,22

Aliran
Keluar
LA
air
GVL
PDO
MTHF
Pentanol
Total keluar

Massa Keluar
(kg/jam)
Produk
13,86
3047,09
622,25
49,32
5973,44
802,26
10508,22

Sistem Distilasi
Produk dari distilasi I
MTHF 99%

Produk dari reaktor


hidrogenasi

Pentanol 0,4%

Sistem Distilasi

Air 0,6%
Produk dari distilasi II
LA 0,31%
Air 66,4%
GVL 13,72%
PDO 1,09%
MTHF 1,32%

Bahan masuk :
Dari reaktor hidrogenasi didapatkan campuran levulinic acid (LA), gvalerolactone (GVL), 1,4-pentanediol (PDO), MTHF, pentanol, dan air yang
kemudian masuk ke dalam sistem distilasi untuk mendapatkan produk MTHF
99%.
Massa LA masuk

= 13,86 kg/jam

Massa air masuk

= 3047,09 kg/jam

Massa GVL masuk

= 622,25 kg/jam

Massa PDO masuk

= 49,32 kg/jam

Massa MTHF masuk = 5973,44 kg/jam


Massa pentanol masuk= 802,26 kg/jam

21

NM total

NM LA

NM air

NM GVL

NM PDO

NM MTHF

NM pentanol

(4)

(1)

D1

D2

10508,22

D1

D2

Xa.F

= Xa1.D1

13,86

= 0,0031.D2

Xb.F

= Xb1.D1

+ Xb2.D2

3047,09

= 0,006.D1

+ 0,664.D2

Xc.F

= Xc1.D1

+ Xc2.D2

622,25

= 0,1372.D2

Xd.F

= Xd1.D1

49,32

= 0,0109.D2

Xe.F

= Xe1.D1

+ Xe2.D2

5973,44

= 0,99.D1

+ 0,0132.D2

Xf.F

= Xf1.D1

+ Xf2.D2

802,26

= 0,004.D1

+ 0,1716.D2

622,25

= 0,1372.D2

D2

= 4534,78

10508,22

= D1 + D2

D1

= 10508,22 4534,78

+ Xa2.D2
(2)

+ Xd2.D2
(5)

Massa MTHF keluar = 0,99 . D1


= 0,99 x 5973,44
Massa air keluar

= 0,006 . D1

(3)

(4)

= 5973,44
Produk dari distilasi I (D-220)

(1)

= 5913,70 kg/jam

(6)

(7)

22

= 0,006 x 5973,44

= 35,84 kg/jam

Massa pentanol keluar= 0,004 . D1


= 0,004 x 5973,44

Produk dari distilasi II (D-230)


Massa LA keluar

= 0,0031 . D2
= 0,0031 x 4534,78

Massa air keluar

= 3011,25 kg/jam

= 0,1372 . D2
= 0,1372 x 4534,78

Massa PDO keluar

= 13,86 kg/jam

= 0,664 . D2
= 0,664 x 4534,78

Massa GVL keluar

= 23,89 kg/jam

= 622,25 kg/jam

= 0,0109 . D2
= 0,0109 x 4534,78

= 49,32 kg/jam

Massa MTHF keluar = 0,0132 . D2


= 0,0132 x 4534,78

= 59,73 kg/jam

Massa pentanol keluar= 0,1716 . D2


= 0,1716 x 4534,78

= 778,37 kg/jam

Kesimpulan Neraca Massa Sistem Distilasi


Aliran
Massa Masuk
Masuk
(kg/jam)
Dari reaktor hidrogenasi (R-110)
LA
13,86
air
3047,09
GVL
622,25
PDO
49,32
MTHF
5973,44
Pentanol
802,26

Total masuk

10508,22

Aliran
Massa Keluar
Keluar
(kg/jam)
Produk dari distilasi I (D-220)
MTHF
5913,7
Pentanol
23,89
air
35,84
Produk dari distilasi II (D-230)
LA
13,86
air
3011,25
GVL
622,25
PDO
49,32
MTHF
59,73
Pentanol
778,37
Total keluar
10508,22

23

A.3

Kolom Distilasi III (D-240)


Produk atas
LA 0,004%
Air 78,14%
GVL 0,16%

Produk dari kolom

PDO 0,01%

Kolom distilasi III

distilasi II

MTHF 1,55%
Produk bawah
LA 1,94%
Air 2,98%
GVL 87,01%
PDO 6,94%
MTHF 0,04%

Bahan masuk :
Dari produk kolom distilasi II didapatkan campuran levulinic acid (LA), gvalerolactone (GVL), 1,4-pentanediol (PDO), MTHF, pentanol, dan air yang
kemudian masuk ke dalam kolom distilasi III (D-240) untuk memisahkan air dan
pentanol dari campuran lainnya.
Massa LA masuk

= 13,86 kg/jam

Massa air masuk

= 3011,25 kg/jam

Massa GVL masuk

= 622,25 kg/jam

Massa PDO masuk

= 49,32 kg/jam

Massa MTHF masuk = 59,73 kg/jam


Massa pentanol masuk= 778,37 kg/jam

NM total

NM LA

NM air

4534,78

Xa.F

= Xa1.V

+ Xa2.D

13,86

= 0,00004V

+ 0,0194.D

Xb.F

= Xb1.V

+ Xb2.D

3011,25

= 0,7814.V

+ 0,0298.D

(1)

(2)

(3)

24

NM GVL

NM PDO

NM MTHF

NM pentanol

Xc.F

= Xc1.V

+ Xc2.D

622,25

= 0,0016V

+ 0,8701.D

Xd.F

= Xd1.V

+ Xd2.D

49,32

= 0,0001.V

+ 0,0694.D

Xe.F

= Xe1.V

+ Xe2.D

59,73

= 0,0155.V

+ 0,0004.D

Xf.F

= Xf1.V

+ Xf2.D

778,37

= 0,2014.V

+ 0,0110.D

[ x 0,2014 ]

(1)

4534,78

(7)

778,37

= 0,2014.V

+ 0,0110.D

913,30

= 0,2014.V

+ 0,2014.D

778,37

= 0,2014.V

+ 0,0110.D _

134,93

= 0,1904.D

= 708,03

= 3826,75

Produk atas (F-302)


Massa LA keluar

:
= 0, 00004 . V
= 0,00004 x 3826,75 = 0,14 kg/jam

Massa air keluar

= 0,7814 . V
= 0,7814 x 3826,75

Massa GVL keluar

= 0,0016 . V
= 0,0016 x 3826,75

Massa PDO keluar

= 2990,17 kg/jam

= 6,22 kg/jam

= 0,0001 . V
= 0,0001 x 3826,75

= 0,20 kg/jam

(4)

(5)

(6)

(7)

25

Massa MTHF keluar = 0,0155 . V


= 0,0155 x 3826,75

= 59,44 kg/jam

Massa pentanol keluar= 0,2014 . V


= 0,2014 x 3826,75

Produk bawah (F-303)


Massa LA keluar

= 0,0194 . D
= 0,0194 x 708,03

Massa air keluar

= 21,08 kg/jam

= 0,8701 . D
= 0,8701 x 708,03

Massa PDO keluar

= 13,72 kg/jam

= 0,0298 . D
= 0,0298 x 708,03

Massa GVL keluar

= 770,59 kg/jam

= 616,03 kg/jam

= 0,0694 . D
= 0,0694 x 708,03

= 49,12 kg/jam

Massa MTHF keluar = 0,0004 . D


= 0,0004 x 708,03

= 0,30 kg/jam

Massa pentanol keluar= 0,0110 . D


= 0,0110 x 708,03

= 7,78 kg/jam

Kesimpulan Neraca Massa Kolom Distilasi


Aliran
Massa masuk
Masuk
(kg/jam)
Dari kolom distilasi II
LA
13,86
air
3011,25
GVL
622,25
PDO
49,32
MTHF
59,73
Pentanol
778,37

Aliran
Massa keluar
Keluar
(kg/jam)
Produk atas (F-302)
LA
0,14
air
2990,17
GVL
6,22
PDO
0,20
MTHF
59,44
Pentanol
770,59
Produk bawah (F-303)
LA
13,72
air
21,08
GVL
616,03
PDO
49,12

26

Total masuk

4534,78

MTHF
Pentanol
Total keluar

0,30
7,78
4534,78

Anda mungkin juga menyukai