TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesarea
1. Pengertian
Terdapat beberapa pencetus sectio caesarea, antara lain :
a. Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan
insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007, hal .227).
b. Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005,
hal. 133).
c. Sectio caesarea atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak
dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen
seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu
bayi atau lebih (Dewi Y, 2007, hal. 1-2).
1. Indikasi Medis
Ada 3 faktor penentu dalam proses persalinan yaitu :
a) Power
Yang memungkinkan dilakukan operasi caesar, misalnya daya mengejan
lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang
mempengaruhi tenaga.
b) Passanger
Diantaranya, anak terlalu besar, anak mahal dengan kelainan letak
lintang, primi gravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak
tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal
distress syndrome (denyut jantung janin kacau dan melemah).
c) Passage
Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius pada
jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa
menular ke anak, umpamanya herpes kelamin (herpes genitalis),
condyloma lota (kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma
acuminata (penyakit infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang kol
di kulit luar kelamin wanita), hepatitis B dan hepatitis C.
(Dewi Y, 2007, hal. 11-12)
2. Indikasi Ibu
a) Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki
resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun
ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko,
menyebabkan ibu
3. Indikasi Janin
a) Ancaman Gawat Janin (fetal distress)
Detak jantung janin melambat, normalnya detak jantung janin berkisar
120-
160.
c) Letak Sungsang
Letak yang demikian dapat menyebabkan poros janin tidak sesuai dengan
arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu dan
bokong pada posisi yang lain.
d) Faktor Plasenta
i.
Plasenta previa
Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian atau selruh
jalan lahir.
ii.
iii.
Plasenta accreta
Merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot rahim. Pada umumnya
dialami ibu yang mengalami persalinan yang berulang kali, ibu berusia
rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu yang pernah operasi
(operasinya meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya
plasenta.
Selanjutnya
f. Mengambil Plasenta
Setelah bayi lahir, selanjutnya dokter akan mengambil plasenta.
g. Menjahit
Langkah terakhir adalah menjahit sayatan selapis demi selapis sehingga
tetutup semua.
(Juditha, dkk, 2009, hal. 90-91)
5. Fase Pembedahan
Ada tiga fase dalam tahap pembedahan, yaitu : a) Fase praoperatif dimulai
ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhirketika pasien dikirim ke
meja operasi. b) Fase intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah
kebagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan. c) Fase pascaoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau rumah
(Bare,et all, 2002, hal. 426).
B. Konsep Kecemasan
1. Defenisi
Menurut Post (1978), kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak
menyenangkan ditandai oleh perasaan-perasaan subjekif seperti ketegangan, ketakutan,
kekhawatiran, dan juga ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat.
Menurut Videbeck (2008, hal. 12) kecemasan atau ansietas adalah perasaan takut yang
tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak
nyaman atau takut atau memiliki firasat akan ditimpa malapetaka menyenangkan
padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.
Menurut Suliswati (2005, hal. 108-109) kecemasan merupakan pengalaman subyektif
dari individu dan tidak dapat di observasi secara langsung serta merupakan suatu
keadaan emosi tanpa obyek yang spesifik. Kecemasan adalah kebingungan,
kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan
dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan tidak dapat
dihindarkan dari kehidupan individu dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman
cemas seseorang tidak sama dalam beberapa situasi dan hubungan intepersonal.
2. Etiologi Cemas
Kecemasan terjadi karena individu tidak mampu mengadakan penyesuaian diri
terhadap diri semdiri didalam lingkungan pada umumnya. Kecemasan timbul karena
manifestasi perpaduan bermacam-macam proses emosi (Sundari, 2005). Penyebab
timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari dua faktor yaitu : a) Faktor Internal seperti
tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri. b) Faktor Eksternal
adalah dari
mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhankeluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging,
berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala
dan lain sebagainya (Hawari, 2001, hal. 66-67).
4. Tingkat Kecemasan
Menurut Dalami (2009) ansietas atau kecemasan terdapat dalam 4 tingkatan,
setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung
kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya,
tingkat kecemasan atau ansietas yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Individu
masih waspada dan berhati-hati, serta lapang persepsinya melebar. Individu terdorong
untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Respon fisiologi
kecemasan ringan adalah : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala
ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, sedang respon perilaku dan
emosinya adalah : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadangkadang meninggi.
b. Kecemasan Sedang
Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal
lain, lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Respon fisiologi pada kecemasan
sedang adalah : sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering,
anorexia, konstipasi atau diare, gelisah., sedang respon perilaku dan emosinya adalah :
gerakan tersentak-sentak (mremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur,
perasaan tidak aman.
c.
Kecemasan Berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatianya pada detil yang
kecil (spesifik) dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis
dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon fisiologi pada kecemasan berat adalah : nafas pendek, nadi dan tekanan darah
naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, sedang respon
perilaku dan emosinya adalah : perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat.
d. Kecemasan Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi Individu sudah sangat menyempit dan
sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan. Respon fisiologi pada tingkat
kecemasan ini adalah : nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi,
koordinasi motorik rendah, sedang respon perilaku dan emosi nya adalah : mengamuk
dan marah, ketakutan, berteriak, kehilangan kendali atau kontrol diri, persepsi kacau.
b. Respon Emosi
Pria menunjukan berbagai respon emosi dalam menghadapi persalinan istrinya,
diantaranya adalah, 1). Gaya pengamat didefenisikan sebagai sifat yang menjauhi
kehamilan istrinya, 2). Gaya ekspresif dikenal sebagai respon emosi yang kuat terhadap
kehamilan dengan keinginan untuk menjadi pasangan secara penuh, 3). Gaya
instrumental diperlihatkan oleh pria yang menekankan bahwa tugasnya harus
diselesaikan dan memandang dirinya sebagai pengurus atau manager kehamilan.
c. Mimpi Kehamilan
Bagi para calon ibu dan ayah , kehamilan adalah masa intensnya perasaan,
perasaan bisa naik turun dari perasaan antisipasi yang gembira sampai ke kecemasan
yang menimbulkan kepanikan, kemudian kembali lagi.
perasaan ini mencari jalan keluar dalam mimpi, di mana bawah sadar suami bisa
menindak lanjuti dan menyelesaikanya dengan aman. Mimpi tentang seks (terutama jika
dengan pasangan lain) adalah alam bawah sadar yang mengatakan apa yang mungkin
sudah diketahui bahwa ia khawatir bahwa kehamilan dan mempunyai anak akan
mempengaruhi hubungan seksualnya. Seorang suami bisa bermimpi menjadi anak-anak
lagi, yang bisa mengungkapkan ketakutan yang wajar akan tanggung jawab yang
mendatang dan keriduan akan tahun-tahun kebebasan yang sudah berlalu. Ia bisa
bermimpi bahwa ia sendirilah yang hamil, ini mengungkapkan simpati akan beban yang
ditanggung oleh istrinya, atau karena dilubuk hatinya khawatir bahwa pengasuhan akan
membuat kejantanannya berkurang.
d. Melamunkan Calon Bayi
Dalam banyak hal pria mempersiapkan diri untuk menjadi ayah dengan cara
sama yang dilakukan wanita dalam mempersiapkan diri untuk menjadi ibu, misalnya
tampaknya lebih mudah terlibat dalam peran sebagai seorang ayah dalam rencana
hidupnya.
Pria dalam penelitian dinyatakan bahwa pria dikenal sebagai penolong atau
pencari nafkah keluarga, tetapi mereka merasa asing akan pengalaman kehamilan.
Mereka merasa, tidak memiliki contoh untuk berperan sebagai ayah baru.
Empat jenis dukungan yang diperlukan untuk mempersiapkan diri menjadi ayah :
a). Dukungan emosi. Sumber utama dukungan pria adalah pasanganya. Dukungan ini
harus dimodifikasi, sehingga memungkinkan untuk mengasuh bayi dan memberi asuhan
tambahan terhadap kebutuhanya istrinya. Oleh karena itu, para ayah perlu mencari
dukungan dari keeluarga dan teman-teman. b). Dukungan instrumental. Ayah perlu
mengetahui bahwa ia dapat bergantung kepada keluarga atau teman, jika memerlukan
bantuan. c). Dukungan informasi. Ayah perlu mengetahui siapa saja yang dapat memberi
nasehat tentang cara menyelesaikan persoalan yang tiba-tiba muncul. d). Dukungan
penilaian. Ayah perlu menemukan orang lain yang dapat memberi kriteria yang dapat ia
gunakan untuk mengukur keterampilanya
d.