Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
HARUN ALRASYID
10101001032
BAB I
PENDAHULUAN
diproduksi,
dan
berbagai
kemudahan
sebagai
manifestasi
dari
pembangunan yang pesat. Namun pernahkah kita berpilir sejenak mengenai hal
ini. Setiap hal memiliki dua sisi logam yang saling bertentangan. Begitu pula
dengan program pembangunan. Ada sisi positif ada pula sisi negatif. Banyak
keuntungan yang didapat namun tidak sedikit kerugian yang ditanggung.
Kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, perubahan ilim, polusi udara,
global warming, penyakit akibat kerja, dan kenegasian lain dari dampak
pembangunan ini telah kita rasakan. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya
kepedulian mengenai lingkungan dan terlebih sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di tengah masyarakat. Proses pembangunan di Indonesia belum
menunjukkan keseimbangan antara kemajuan program pembangunan dengan
peningkatan kesadaran akan pentingnya manajemen K3. Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi dan meningkatnya penyakit
akibat kerja serta prevalensi morbiditas dan mortalitas akibat kerja yang
meningkat.
Menurut Dirut PT. Jamsostek Hotbonar Sinaga yang dilansir dari
poskota.co.id menyatakan bahwa jumlah kasus kecelakaan kerja dalam lima
tahun terakhir terus meningkat. Kasus kecelakaan kerja tertinggi terjadi tahun
lalu, yakni mencapai 98.711 kasus, jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kecelakaan
Me urut Fra k Bird, an accident is undesired event that result in physical
harm to a person or damage to property. It is usually the result of a contact with
a source of energy (kinetic, electrical, chemical, thermal, etc) oehat a ,
Me urut Hei ri h, Peterse
da
Roos,
Ke elakaa
kerja atau
kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak
terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang atau
radiasi ya g
e gaki atka
aki at lai
ya .
(Mayendra, 2009).
Kecelakaan adalah semua kejadian yang tidak direncanakan yang
menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan,
atau kerugian lainnya. (Standar AS/NZS 4801:2001). Sementara itu, menurut
OHSAS 18001:2007 Kecelakaan Kerja didefinisikan sebagai kejadian yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan
(tergantung dari keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat
menyebabkan kematian. Pengertian ini digunakan juga untuk kejadian yang
dapat menyebabkan merusak lingkungan (Sumber : OHSAS 18001:2007).
Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.3 adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang adapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa
kecelakaan akibat kerja adalah suatu peristiwa yang tidak terduga, tidak
terencana tidak dikehendaki dan menimbulkan kerugian baik jiwa maupun harta
yang disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan yaitu
ketika pulang dan pergi ke tempat kerja melalui rute yang biasa dilewati.
human
error
kejadian
yang
melatarbelakangi
kecelakaan
dapat
teknik
identifikasi
bahaya
adalah
sistem
dan
kesehatan
kerja
merupakan
ketentuan
3. Termasuk
adanya
komitmen
untuk
sekuarngnya
memenuhi
10
BAB III
ANALISIS KASUS KECELAKAAN
ahwa kor a terdoro g sa gat epat. Biasa ya lift passe ger itu
,i i
Vetera , Kota
RT
02/11,Cibiru,Kota
Bandung,
itu
mengalami luka patah kaki dan mengeluarkan darah segar dari bibir, serta
beberapa bagian tubuhnya mengalami pembengkakan. Korban langsung
dilarikan ke RS Bungsu.Sementara itu,pihak pengembang hotel bungkam ketika
ditanya wartawan mengenai kejadia terse ut. No o
ungkap beberapa pekerja dan pihak keamanan. Pihak kepolisian pun baru
mengetahuinya sekitar pukul 17.30 dari pihak rumah sakit.
11
saat ini memeriksa beberapa orang saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
yugi prasetyo
12
13
Polrestabes
Bandung
AKBP
Tubagus
Ade
Hidayat
14
15
16
atau
keadaan/kondisi
kerja.
Pada
kasus
ini
e e et to
cepat. Agus kaget sehingga terdorong ke dalam lift yang belum ada
passenger lift- ya . Disini dapat kita pahami bahwa korban terkejut
dengan kondisi lift tidak berisi box-nya sehingga ia terdorong dan
jatuh ke lantai dasar. Penulis berpendapat bahwa korban setelah
membuka pintu, korban telah bersiap dan segera memasuki box-lift
tanpa melihat ada atau tidaknya box-lift tersebut.
3. Kartu yang ketiga adalah Hazard. Hazard dalam model Heinrich ini
dapat diartikan sebagai unsafe condition atau unsafe act. Berdasarkan
berita selain kondisi yang tidak aman karena berada pada ketinggian
yang
berisiko
menimbulkan
kecelakaan,
korban
juga
tidak
17
ya
aka ti
ulah se uah
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya kecelakan merupakan proses interaksi dari faktor-faktor
penyebab yang menimbulkan peluang terjadinya hal tersebut. Kecelakaan bukan
merupakan sebuah kejadian tunggal yang spontanitas terjadi, tetapi ia telah
didahului oleh insiden-insiden kecil sehingga pada tahap akhirnya akan
menyebabkan accident atau kecelakaan tersebut (FTA). Kecelakaan bukan
kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menerapkan prinsip sistem K3 dan pendekatanpencegahan kecelakaan.
Pada kasus Agus icing ini, seharusnya kecelakaan dapat dihindarkan dengan
melakukan tindakan preventif seperti berhati-hati dan menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai ketentuan. Jika saja hal tersebut dilakukan oleh
korban maka kecelakaan dapat dihindari.
4.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis hanya berpesan bahwa pada prinsipnya
kecelakaan dapat kita cegah. Angka kecelakaan yang semakin memuncak dapat
kita landai dengan melakukan tindakan preventif dan berpedoman pada prinsip
kehati-hatian. Mematuhi segala peraturan undanng-undang dan kebijakan
sistem K3 bukan merupakan hal yang berat jika menyangkut dengan nyawa.
Tumbuhkan kesadaran dalam diri kita akan pentingnya K3. Maka kecelakaan
dapat kita hindari dan angka mortalitas dapat dieliminir seminimal mungkin.
MARI CIPTAKAN MASYARAKAT INDONESIA, SADAR K3 !!!
19