Anda di halaman 1dari 7

Deskripsi

Diagnosis

Perawatan

- Patahan dan retak hanya melibatkan


daerah email tanpa berlanjut ke daerah
dentinoenamel junction (DEJ).
- Meliputi sudut mesial ataupun distal, serta
lobus sentral pada insisal edge.
- Seringkali fraktur ini tidak melibatkan
respon pulpa.
- Meliputi sudut insisal-proksimal, insisal
edge pada gigi anterior, dan fraktur cusp
pada gigi posterior.
- Telah memajankan tubulus dentin yg
berpotensi
utk
mengkontaminasi
&
menginflamasi pulpa.

Diagnosis:
- Dengan kaca mulut dan sonde.
- Bisa dilakukan tes vitalitas untuk
memastikan krn fraktur dapat merusak
jaringan neurovascular gigi. Dilakukan
sesaat setelah injuri dan 6-8 bulan
kemudian.
- Dengan kaca mulut dan sonde.
- Tes vitalitas gigi dan tes jar. Penyangga
utk mengetahui status jar. Pulpa dan
periapeks.

- Penghalusan sudut gigi dan menumpatnya


dgn resin komposit utk gigi anterior.

Sangat Baik

- Aplikasi dentin bonding agent dan resin


komposit.
- Jika fragmen fraktur ada, maka bisa
dilekatkan kembali pada gigi menggunakan
resin komposit dg etsa

Fraktur
Mahkota
dengan
Pulpa
Terbuka

- Tingkat terbukanya pulpa bervariasi dari


setitik saja sampai terbukanya seluruh atap
kamar pulpa.
- Dengan terbukanya pulpa, proses
perawatan menjadi lebih sulit karena
keterlibatan bakteri yang mengkontaminasi
jaringan pulpa.

- Dengan observasi klinis.


- Tes vitalitas.
- Jika gigi juga dislokasi, kesehatan
jar.pulpa diragukan.
- Dengan radiograf utk menge-tahui
status akar.

- Utk gigi muda, pulpotomi disertai pulp


capping.
- Selain itu, dilakukan pulpektomi dan PSA.

Baik, namun
kadang
adanya
ketidakpastian
mengenai
tingkat injuri
pd pulpa.
Perlu banyak
monitor trhdp
status pulpa
setelah
perawatan.

Fraktur
MahkotaAkar

- Biasanya meliputi email, dentin, dan


sementum.
- Jika pulpa terlibat, maka kasus menjadi
lebih rumit.
- Fraktur berupa patahan dari mahkota ke
akar. Fragmen patahan biasanya disatukan
hanya dgn lig. Perio.
- Pd gigi anterior, biasanya karena trauma
lgsng.
- Pd gigi posterior, biasanya karena restorasi
ukuran besar, prbhan suhu mendadak,
instrumentasi high-speed, pemasangan pin,
atau trauma mekanis ke rahang dan muka.

- Disertai dengan nyeri.


- Fragmen gigi mudah digoyangkan dan
garis patahan sering terisi darah dari
pulpa atau lig. Perio.
- Tes perkusi jarang dilakukan karena
mobilitas gigi.
Radiografis:
- Utk interpretasi pd gigi anterior susah.
Perlu min. 2 angulasi, sejajar dan
vertikal.
- Gigi posterior lebih rumit krn banyak
bidang gigi.

- Paling mudah Fragmen dpt dilekatkan dgn


bonding & pulpa tdk terlibat.
- Rumit Jika pulpa terlibat perlu Cvek
pulpotomi (utk gigi dewasa muda) atau PSA
sebelum perlekatan fragmen.
- Jika fraktur mencapai dibawah alveolar crest,
perlu pembedahan agar terlihat.
- Ekstrusi secara bedah atau orto dpt dilakukan
membantu restorasi.

Fraktur
Email

Fraktur
Mahkota
Tanpa
Terbukanya
Pulpa

Prognosis

- Tergantung
dari tingkat
fraktur
dan
kualitas
restorasi.

Fraktur
Akar

- Fraktur yang terjadi pada akar.


- Meliputi dentin, pulpa dan sementum.
- Garis patahan jarang horizontal. Seringkali
diagonal.

- Terlihat goyang dan berpindah tempat.


- Rasa nyeri bila menggigit.
- Bila mobilitas sedikit, maka tidak ada
keluhan.
- Fraktur makin kearah serviks, gigi
makin goyang dan makin besar
kemungkinan nekrosis.
Radiografis:
- Garis fraktur terlihat yg sejajar dgn
angulasi film. Perlu min. 2 angulasi, 90
dan 45.

- Jika tdk mobilitas dan asimtomatik, fraktur


pada 1/3 apeks dan tdk perlu perawatan.
- Jika ada mobilitas, perawatan adalah reposisi
gigi dan menstabilkan gigi agar lig. Perio dpt
sembuh.
- Stabilisasi gigi menggunakan splin

Kurang baik
untuk fraktur
longitudinal.
Baik
untuk
fraktur
transversal.

Keterangan:
Fraktur Mahkota dgn Pulpa Terbuka
Perawatan pulpotomi dianjurkan untuk mempertahankan vitalitas pulpa serta untuk gigi muda
yang akarnya masih bisa berkembang hingga menjadi lebih kuat dan resisten terhadap fraktur
lanjutan.
Teknik pulpotomi yang digunakan adalah teknik Cvek, atau pulpotomi dangkal yang tetap
mempertahankan jaringan pulpa pada daerah servikal. Ini memungkinkan jaringan keras pada
daerah ini bisa tumbuh lebih kuat.
Evaluasi perawatan pulpotomi dilakukan setelah 6 bulan dan kemudian setiap tahun. Kritera
keberhasilan pulpotomi adalah:
o Tidak ada gejala penyakit dan gigi berfungsi baik.
o Tidak ada kelainan periodontitis apikalis secara radiograf.
o Tidak ada resorpsi akar.
o Responsif terhadap tes pulpa.
o Berlanjutnya pertumbuhan akar jika pada awal perawatan akar belum sepenuhnya
tumbuh.

Fraktur Mahkota-Akar
Pemeriksaan: Yang terpenting adalah untuk mengangkat seluruh fragmen gigi yang terlepas
sebelum perawatan dimulai dan setelah radiograf dan anestesi dilakukan.
Perawatan Darurat: Karena sering disertai nyeri, perawatan daruratnya adalah pengangkatan
fragmen gigi yang terlepas. Dan jika pulpanya terbuka, maka dilakukan pulpotomi ataupun
pulpektomi.

Fraktur Akar
Perawatan darurat: Reposisi mahkota dengan menekankan jari ataupun melalui perawatan
ortodontik. Setelah itu gigi distabilisasi dengan kawat orto serta etsa sehingga jaringan
periodontal sembuh selama 12 minggu. Tidak perlu PSA jika pulpa sembuh dan tidak nekrotik.

Konkusi

Subluksasi

Luksasi
Luksasi Ekstrusif

Tidak ada
mobilitas dan
dislokasi.
Pulpa bereaksi
normal thdp tes.
Radiograf tidak
menunjukkan
perubahan.
Sensitif thdp
perkusi.

Ada peningkatan
mobilitas.
Sering pendarahan pd
sulkus krn pmblh darah
rusak & lig. Perio
sobek.
Radiograf tdk jelas.
Sensitif thdp perkusi.
Tes pulpa ada respon /
tidak.

Dislokasi kearah korona


atau keluar dr soketnya
sprti stgh avulsi.
Sgt goyang.
Sering kena trauma
lanjutan dr gigi
antagonisnya (prematur
kontak).
Radiograf terlihat ada
pergeseran.
Tes pulpa Negatif

Rencana
Perawatan:
Gigi dibiarkan
utk istirahat agar
proses
penyembuhan
lig. Perio dan
pmblh darah
terjadi.

Rencana Perawatan:
Stabilisasi gigi dlm
kurun waktu 2-3
minggu menggunakan
splin dgn sistem etsa
agar ligament bs
sembuh.
Perlu observasi max. 2
thn utk memastikan
pulpa tidak terlibat.
Jika pulpa terlibat,
walaupun asimtomatik
perlu dirawat endo

Rencana Perawatan:
Stabilisasi gigi dlm
waktu 4-8 minggu.
Gingivitis dihindari
krn dpt menghambat
proses penyembuhan.
PSA utk gigi dewasa,
dan khususnya akar
yg akan resorpsi.

Prognosis:
Baik

Prognosis:
Baik

Prognosis:
Baik

Luksasi Lateral
Pergeseran kea rah
lingual, bukal, mesial
atau distal.
Seringkali nyeri,
khususnya yg
menyebabkan
prematur kontak.
Tidak ada mobilitas
krn apeks masuk
kedlm tulang
alveolar.
Sering tidak peka
thdp perkusi.
Rencana Perawatan:
Reposisi gigi dgn
memberi tekanan
pd ujung apeks gigi
atau mengekstraksi
parsial gigi.
Stabilisasi selama
3-4 minggu jika
mobilitas gigi
tinggi stlh reposisi.
PSA pd gigi
dewasa krn
dislokasi merusak
pembuluh darah
pulpa sehingga
hypoxia.
Prognosis:
Baik jika PSA
dilakukan dgn baik dan
benar.

Luksasi Intrusif
Gigi yang dipaksa
masuk kdlm soketnya
dgn arah apikal.
Tidak ada mobilitas
serta mirip ankilosis.

Avulsi
Adalah gigi yang benar-benar keluar dari
soketnya.
Kasus avulsi merupakan kasus darurat
yang paling murni karena replantasi tepat
waktu dpt mengembalikan gigi secara
normal.
Sebelum replantasi, diperiksa dahulu
keadaan alveolar jika ada fraktur atau
tidak.
Gigi jg diperiksa dr debris dan
kontaminasi.

Rencana Perawatan:
Utk gigi muda yg
akarnya masih terbuka,
gigi biasanya tdk perlu
dirawat krn ada
kemungkinan reerupsi.
Utk gigi dewasa,
dilakukan reposisi
secara bedah maupun
orto.
Lalu pulpa diekstirpasi
& diberi CaOH hingga
ligamen sembuh
Slnjtnya PSA.

Rencana Perawatan:
Jika gigi dibiarkan kering <1 jam atau dlm
susu <4 6 jam, replantasi langsung.
Jika gigi dibiarkan kering >1 jam, replantasi
tunda.
Setelah replantasi, dilakukan PSA.
Utk gigi dewasa muda, tdk perlu PSA.
Namun vitalitas gigi harus selalu dimonitor.

Prognosis:
Sering komplikasi, seperti
diskolorasi gigi, kalsifikasi
lumen pulpa, resorpsi akar
dan kematian pulpa pd gigi
muda.

Prognosis:
Resorpsi merupakan sequela yang sering terjadi.
Ada tiga macam resorpsi Surface,
inflammatory, dan ankylotic (replacement).

Keterangan:
Luksasi Intrusif

Diskolorasi gigi: Jika gigi berwarna kekuningan maka pulpanya sudah terkalsifikasi. Jika
berwarna abu-abu, maka pulpa sudah nekrotik.

Adanya kalsifikasi pada pulpa bukan merupakan indikasi bahwa gigi sudah nekrotik ataupun
perlu dirawat endo, walaupun gigi sudah tidak responsif terhadap tes vitalitas.

Indikasi bagi resorpsi akar adalah perawatan saluran akar supaya proses resorpsi dapat
terhenti.

Jika pulpa mati akibat trauma, dan akar gigi belum sepenuhnya tumbuh, maka indikasinya
adalah apeksifikasi sebelum perawatan saluran akar. Namun hal ini mengakibatkan gigi
menjadi lebih lemah dan mudah fraktur.

Kemungkinan fraktur disebabkan oleh makin getasnya dentin seiring berkontak dengan
CaOH dan tipisnya dinding akar karena belum sepenuhnya tumbuh.

Avulsi

Perawatan Darurat Gigi yang teravulsi sebaiknya direplantasi secepat mungkin, khususnya
di tempat kejadian. Adapun prosedur yang dapat dilakukan:
1. Gigi dicuci dengan air dingin mengalir selama 10 detik untuk menghilangkan
debris.
2. Gigi jangan disentuh, khususnya bagian akar karena akan merusak sel dan serat
pada permukaan akar.
3. Gigi direplantasi ke dalam soket dengan tekanan ringan jari. Atau dengan
memasukkan ujung apeks setengah ke dalam soket, lalu pasien disuruh gigit
sebuah kain sehingga gigi tadi terdorong masuk kedalam soket.
4. Langsung mencari perawatan dokter gigi untuk menyelesaikan proses replantasi.

Ketika gigi direplantasi sendiri oleh pasien, dokter gigi memeriksa replantasi secara klinis
maupun radiografis, dan memeriksa cedera-cedera lain yang menyertai dan juga stabilitas gigi
yang direplantasi.

Replantasi Langsung

Apabila replantasi darurat tidak mungkin dilakukan oleh pasien, maka pasien sebaiknya
mencari dokter gigi dan gigi dibawa dalam keadaan basah.

Media pembawa terbaik adalah media transport-penyimpanan dengan larutan salin fisiologis.
Susu juga dapat digunakan untuk menjaga vitalitas gigi. Namun air bukan pilihan yang bijak
untuk hal ini.

Prosedur replantasi langsung:

Gigi diletakkan didalam cairan salin fisiologis

Daerah cedera difoto untuk mengetahui adanya fraktur alveolar

Daerah avulse diperiksa jika ada fragmen tulang yang dapat diangkat.

Soket diirigasi dengan salin untuk mengangkat bekuan darah yang terkontaminasi

Gigi tadi diambil menggunakan instrument lalu diperiksa dan dibersihkan dengan
kasa yang dibasahi salinjika ada debris

Gigi dimasukkan kembali kedalam soket dengan sebagian menggunakan tang, lalu
dilanjutkan dengan tekanan ringan jari atau dengan pasien menggigit kain kasa
sampai gigi masuk sepenuhnya

Ketepatan gigi diperiksa dan hiperoklusi dihindari. Jaringan lunak yang laserasi
dijahit rapat , khususnya daerha servikal.

Gigi distablisasi menggunakan splin selama 1-2 minggu.

Pasien dapat diberikan resep antibiotik dan analgesic.

Untuk gigi mature dan dewasa, perawatan saluran akar merupakan indikasi setelah replantasi,
dan dilakukan setelah 1 minggu.

Untuk gigi dewasa muda yang akarnya belum tumbuh sempurna, tidak boleh PSA dahulu.
Harus dimonitor 2,6 sampai 12 bulan setelah replantasi. Jika gigi menjadi nekrotik, PSA
disertai apeksifikasi merupakan indikasi.

Perawatan Tunda

Dilakukan ketika gigi avulsi keluar dari soket dan berada pada keadaan kering lebih dari >1
jam. Hal ini menyebabkan sel-sel ligamen periodontal pada permukaan akar tidak dapat
bertahan hidup.

Akibatnya kemungkinan besar akan terjadi resorpsi replacement (ankilosis) setelah replantasi.

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dokter gigi untuk memperlambat proses resorpsi
ini:
1. Daerah avulsi diperiksa dengan radiograf untuk melihat adanya fraktur.
2. Karena jaringan pada permukaan akar kemungkinan besar sudah mati, maka jaringan
tersebut dianggap debris sehingga harus dibersihkan.
3. Lakukan perawatan saluran akar secara in vitro. Menurut Ingle, sebaiknya ekstirpasi
pulpa, preparasi saluran akar dan pengisian dilakukan dari ujung apeks yang dipotong 2-3
mm. Hal ini mempermudah proses PSA dan membiarkan mahkota gigi tetap utuh.
4. Gigi direndan dalam larutan NaF 2,4 % agar menjadi asam (pH 5,5) selama 5-20 menit.
Hal ini dilakukan untuk memperlambat proses resorpsi.
5. Soket gigi dipersiapkan dengan mengkuret bekuan darah yang terbentuk dan dilanjutkan
dengan mengirigasi dengan salin.

6. Gigi dicuci dengan salin, lalu dimasukkan secara hati-hati kedalam soketnya. Setelah itu
stabilisasi gigi dengan splin selama 6 minggu.
7. Sebuah produk bernama Emdogain yang dimasukkan kedalam soket sebelum replantasi
juga terbukti dapat memperlambat proses resorpsi.

Resorpsi Eksternal

Setelah replantasi ada tiga kemungkinan resorpsi yang dapat terjadi yaitu, resorpsi
permukaan, resorpsi inflamatori, dan resorpsi replacement.

Resorpsi permukaan adalah sebuah kavitas kecil dan superficial yang terjadi pada sementum
dan permukaan dentin paling luar. Tidak dapat terlihat di radiograf, dan biasanya diperbaiki
oleh pertumbuhan sementum yang baru. Hal ini bisa terjadi untuk sementara waktu sehingga
bisa sembuh, atau akan berkembang menjadi resorpsi yang lebih parah.

Resorpsi inflamatori adalah respon terhadap adanya pulpa nekrotik yang tidak dirawat
endodontik dan cedera pada ligamen periodontal. Resorpsi ini berbentuk bowl-shaped pada
akar gigi, serta radiolusensi struktur tulang sekitar pada gambaran radiograf.

Resorpsi replacement adalah proses resorpsi akar gigi yang digantikan dengan pembentukan
tulang. Struktur tulang yang menggantikan gigi ini melebur dengan struktur gigi yang tersisa,
sehingga dinamakan ankilosis. Hal ini terjadi karena sudah matinya jaringan lunak yang
terdapat pada permukaan akar gigi akibat terlalu lama diluar soket.

Sumber :
1.

Guideline on Management of Acute Dental Trauma. AMERICAN ACADEMY


OF PEDIATRIC DENTISTRY. 2011

Anda mungkin juga menyukai