Disusun Oleh:
Luptye Destya
Maya Mayanti
Nurull Asih
Rahmi Fathorani
Wiwin Hikmah W
ADMINISTRASI NEGARA / V / B
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR
masyarakat kearah perekonomian yang lebih baik, karena sekaligus bisa membuka
lapangan pekerjaan yang sekarang sudah semakin sempit.
Kewirausahaan itu sendiri berarti usaha dimana seseorang memiliki kemampuan
berfikir yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Banyak orang baik pengusaha maupun bukan pengusaha yang meraih kesuksesan berkat
adanya kemampuan berfikir yang inovatif dan kreatif. Biasanya kemampun berfikir yang
inovatif dan kreatif itu akan memunculkan ide-ide yang baru dan berbeda. Ide-ide yang
baru dan berbeda itulah yang sebenarnya memilki peluang untuk dijadikan sebagai awal
dalam berwirausaha. Seorang wirausahawan merupakan seseorang yang mampu
menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan kondisi ketidakpastian demi
mencapai keuntungan yang diharapkan. Mereka memaksimalkan peluang yang berada di
sekitar mereka untuk dijadikan sebagai sumber daya yang diperlukan dalam proses
kewirausahaan yang sedang dijalankan.
BAB II
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK WIRAUSAHA YANG SUKSES DAN
TEKNIK MENGENALI DIRI
secara gencar
kelompok Entrepreneur Development Program Development Technology Centre (EDPDTC), Institut Teknologi Bandung. Pada saat itu, banyak pihak memakai kata
kewiraswastaan sebagai terjemahan entrepreneurship. Kelompok EDP-DTC ITB
berpendapat bahwa entrepreneurship spirit, yang intinya menciptakan nilai atau manfaat
melalui inovasi, tidak hanya terdapat atau diperlukan di kalangan pengusaha swasta,
namun juga di kalangan organisasi kemasyarakatan maupun organisasi yang memberikan
pelayanan publik. Atas dasar pertimbangan tersebut, dimunculkanlah sebuah kata baru,
kewirausahaan. Akar katanya adalah sebuah kata dalam bahasa Prancis entreprendre
yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah berusaha atau mengusahakan2.
Kata wirausaha lalu muncul secara meluas setelah menjadi istilah pada waktu
keluarnya Instruksi Presiden (Inpres) RI Nomor 4 Tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995
tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Istilah
tersebut merupakan padanan istilah entrepreneur yang lebih pas karena semua pihak, baik
swasta, pegawai negeri, pejabat, maupun pegawai swasta, harus memiliki semangat usaha.
Jadi, istilahh wirausaha bisa dipakai di mana-mana.
Para pakar ekonomi mempunyai definisi masing-masing tentang entrepreneur.
Menurut Encyclopedia of America (1984), entrepreneur adalah pengusaha yang memiliki
keberanian untuk mengambil resiko dengan menciptakan produksi, termasuk modal,
tenaga kerja dan bahan, dan dari usaha bisnis mendapat profit/laba. Sedangkan menurut
The American Heritage Dictionary of the English Language, entrepreneur diartikan
sebagai a person who organizes operates, and assumes the risk for a business venture,
yang diambil dari bahasa Prancis entreprendre atau to undertake.
Lloyd E. Shefsky, mendefinisikan bahwa entrepreneur terdiri dari tiga suku kata,
yaitu: entre, pre, dan neur. Menurut akar bahasa latinnya, entre berarti masuk, pre berarti
sebelum, dan neur berarti pusat syaraf. Jadi, entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang
yang memasuki dunia bisnis bisnis apa saja- tepat pada waktunya untuk membentuk atau
mengubah pusat syaraf (nerve center) bisnis tersebut secara substansial.
Selain itu, definisi wiraswasta (wirausaha, entrepreneur) sesuai dengan hasil loka
karya sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia tahun 1978
adalah sebagai berikut:
Ibid hlm. 50
pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan
(edukasi) dan bertekad dengan kemampuan sendiri, sebagai rangkaian kiat (art)
kewirausahaan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat,
memperluas lapangan kerja, turut berdaya upaya mengakhiri ketergantungan pada luar
negeri, dan di dalam fungsi-fungsi tersebut selalu tunduk terhadap hukum lingkungannya.
Menurut Casson an entrepreneur is someone who spesializes in taking judge
mental decisions about the coordination of scarce resources yang berarti
entrepreneur/wirausaha adalah seseorang yang ahli dalam pengambilan keputusan untuk
mengkoordinasikan sumber daya yang terbatas 3. Jika dilihat dalam definisi ini tidak
ditemukan sama sekali unsur bisnis didalamnya. Oleh sebab itu tidaklah tepat jika
entrepreneur selalu dikaitkan dengan pengusaha yang sukses. Seseorang yang memiliki
misi sosial, atau bahkan pegawai negeri pun, asalakan dia kreatif untuk menggunakan
sumber daya yang terbatas untuk hasil yang maksimal bagi semua orang,dia layak disebut
sebagai entrepreneur.
2.2 Prinsip Dasar Kewirausahaan
Saat ini, ada tiga pemahaman mendasar yang dapat dijadikan landasan dasar untuk
mempelajari lebih dalam mengenai wirausaha, yaitu :
1. Faktor kepribadian (personality);
2. Faktor lingkungan;
3. Faktor Tindakan.
Prinsip sebagai prasyarat bagi seseorang yang ingin menjadi pengusaha sukses, yaitu
sebagai berikut4 :
1. Keyakinan, berkaitan dengan kepercayaan seseorang untuk sukses,
2. Pengetahuan yang terfokus, berkaitan dengan penetapan prioritas pembelajaran
yang relevan,
3. Pendekatan proaktif, berkaitan dengan mengevaluasi dan bertindak secara seksama
terhadap informasi yang diterima,
4. Keuletan berkaitan dengan ketekunan untuk tetap beraktivitas dalam masa-masa
sulit sekalipun.
3
Wahyudi, Sandi. 2012. Entrepreneurial Branding and Selling. Yogyakarta: Graha Ilmu
hlm. 26
4
Ibid hlm. 27
7. Berjiwa kompetisi. Entrepreneur sadar bahwa usaha atau bisnisnya tidak sendiri.
Ada pihak lain juga yang berbisnis. Kalau bisnisnya sejenis, tentu akan menjadi
pesaing. Disinilah seorang entrepreneur harus mampu berkompetisi dengan selalu
menjual produk atau layanan yang terbaik bagi pelanggannya untuk menjaga
kelangsungan usahanya. Seorang entrepreneur hendaknya mau dan mampu
berkompetisi dalam batas-batas aturan hukum dan etika bisnis;
8. Cepat tanggap dan gerak cepat. Entrepreneur sadar bahwa kehidupan ini penuh
dengan dinamika. Setiap saat segalanya akan berubah. Perubahan-perubahan ini
harus disikapi dengan cepat tanggap, membuat keputusan dan gerak cepat agar
produk dan layanannya selalu memenuhi tuntutan pelanggan;
9. Berjiwa sosial dengan menjadi dermawan (phylantrophis) dan berjiwa altruis.
Banyak entrepreneur sukses dan kaya, tetapi mereka sadar bahwa kekayaan dan
uangnya tidak dibawa mati. Oleh karena itu, sebagian kekayaannya disumbangkan
untuk tujuan-tujuan sosial dan kemanusiaan karena sadar bahwa kekayaannya itu
berasal dari orang lain (stakeholder) melalui hasil usaha atau bisnisnya.
Wahyudi, Sandi. 2012. Entrepreneurial Branding and Selling. Yogyakarta: Graha Ilmu
hlm. 38-42
dalam
memiliki rasa percaya diri tinggi adalah orang yang sudah matang jasmani dan
rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan sudah
mancapai tingkat maturity. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak
tergantung kepada orang lain, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif,
dan kritis. Mereka tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi
mempertimbangkannya secara kritis. Emotionalnya boleh dikatakan sudah stabil,
tidak gampang tersinggung dan naik pitam.
2. Berorintasi pada Tugas dan Hasil
Orang yang berorientasi dan hasil tidak mengutamakan prestise. Akan tetapi ia
gandrung pada prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik.
Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha meyingkirkan
prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal
yang kita kerjakan itu pkerjaan halal.
3. Pengambilan Resiko
Anak muda dikatakan selalu menyenangi tantangan. Inilah salah satu faktor
pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan resiko dan
tantangan. Ciri-ciri watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh
7
dengan resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, , barang tidak
laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh
perhitungan.
4. Kepemimpinan
Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan , mudah memimpin sekelompok
orang., ia diikuti dan dipercaya oelh bawahannya. Namun adapula pemimpin yang
tidak disenangi bawahan , atau ia tidak senang kepada bawahannya, ia banyak
curiga kepada bawahannya. Menanam kecurigaan kepada orang lain pada suatu
ketika, kelak akan berakibat tidak baik pada usaha yang sedang dijalankan.
Pemimpin yang baik adalah yang harus mau menerima kritik dari bawahan, ia juga
harus bersifat respnsif.
5. Keorisinilan
Engekor Yang dimaksud dengan orisinil disini adalah ia tidak hanya mengekor pada
orang lam, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemmpuan
untuk melakukan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk
tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponenkomponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot
kreativitas orisinil suatu produk akan tampak sajauh manakah ia berbeda sari apa
yang ada sebelumnya.
6. Berorintasi ke masa depan
Seorang wirausaha haruslah perpektif, mempunyai visi ke masa depan, apa yang
hendak ia lakukan, apa yang inigin ia capai? Sebab sebuah usaha bukan didirikan
untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh karena itu faktor kontinuitasnya
harus dijaga dan pandangan harus ditujujukan jauh ke depan.
7. Kreatifitas
Sifat keorisinilan seorang wirausaha menuntut adanya kreativitas dalam
pelaksanaan tugasnya. Conny Semiawan manyatkan kreatifitas diartikan sebagai
kampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Pproduk baru artinya tidak perlu
seluruhnya baru, tapi dapat merupakan bagian-bagian produk saja.
8. Konsep 10 D dari Bygrave
Dream
Seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginannya terhadap
masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling penting adalah dia
untuk sementara.
Devotion
Adalah kegemaran atau kegilaan, demikian seorang wirausaha mencintai
pekerjaan bisnisnya dan mencintai pekerjaan bisnisnya, dia mencintai
kegiatan usahanya.
Destiny
Seorang wirausaha bertanggung jawab nasib dan tujuan yang hendak
dicapainy. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung
kesuksesan bisnisnya.
Distribute
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
terhadap orang-orang kepercayaannya.
kelemahan (perfectionist);
Tidak suka menunda pekerjaan dan selalu ingin cepat diselesaikan;
Haus akan prestasi sempurna (excellence);
Tuntas dalam mengerjakan tugas;
Enirgik atau penuh semangat dalam bekerja dan mengerjakan tugas;
Paling menyukai pekerjaan yang yang baru dan menantang;
Kreatif dan inovatif sehingga selalu mempunyai de-ide yang cemerlang dan
2. Percaya diri.
Para entrepreneur sangat percaya diri terhadap apa yang mereka anggap mungkin.
Mereka menangani masalah dengan segera dan langsung. Selama mereka
memegang control, mereka gigih mengejar tujuan-tujuan mereka.
3. Tidak pernah berhenti beraktivitas.
Tidak adanya kegiatan tampaknya membuat para entrepreneur tidak sabar, tegang
dan tidak tenang. Mereka tampaknya selalu ingin mengerjakan sesuatu.
4. Kewaspadaan yang tinggi.
Ketika merencanakan, mengambil keputusan dan bekerja, para entrepreneur sukses
memiliki pandangan umum tentang keseluruhan situasi yang mereka hadapi.
Mereka memiliki kesadaran terhadap dampak yang ditimbulkan oleh setiap
tindakan mereka.
5. Kemampuan membuat konsep yang hebat.
Para entrepreneur memiliki kemampuan intelektual untuk cepat mengidentifikasi
hubungan-hubungan antarfungsi atau antarhal dalam situasi yang kompleks dan
membingungkan. Mereka menemukan masalah dan mencari solusi lebih cepat dari
orang lain di sekitar mereka.
6. Kebutuhan akan status.
Para entrepreneur yang sukses menemukan kepuasan dalam simbol-simbol
kesuksesan eksternal. Meraka senang ketika ada yang memuji bisnis mereka, tetapi
seringkali malu jika langsung dipuji sebagai individual. Kebutuhan mereka akan
status terpenuhi oleh adanya pencapaian, bukan pakaian, dekorasi kantor, atau
mobil pribadi. Mereka pun tidak ragu mengatakan saya tidak tahu, terutama
berkaitan dengan bidang-bidang di luar keahlian mereka.
7. Emosi yang stabil.
Para entrepreneur memiliki control diri yang baik, mampu mengatasi kecemasan
dan tekanan dari masalah bisnis atau problem-problem lain dalam hidup.
Kemunduran dan kegagalan akan membuat mereka tertantang, bukan patah
harapan.
8. Senang pada tantangan, bukan risiko.
Para entrepreneur bukanlah pengejar atau penghindar risiko. Mereka memilih
situasi yang hasilnya bisa mereka pengaruhi. Mereka sangat termotivasi oleh
tantangan yang mereka anggap menarik. Mereka jarang bertindak sebelum
memperhitungkan risikonya.
pemasaran,
merencanakan
usaha,
menguatkan
keterampilan
teknis
usaha,
kelemahan dirinya
Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombomh dan
Mengenali Diri
Dua hal yang harus kita kenali tentang diri kita supaya kita punya keyakinan bahwa
suatu saat kita akan menjadi orang sukses. Dua hal dimaksud adalah kelebihan dan
kekurangan diri.
a. Kelebihan yang dimiliki
Sekecil apapun kelebihan yang kita miliki semestinya menjadi suatu kebanggaan
dan patut disyukuri, kita harus yakin bahwa kelebihan tersebut dapat memberikan
manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain . kelebihan yang dimiliki bisa
berupa potensi, bakat, kemampuan khusus atau pengalaman. Akan tetapi kelebihan
tersebut janganlah membuat kita menjadi sombong dan meremehkan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaaan. Jakarta: Erlangga.
Wahyudi, Sandi. 2012. Entrepreneurial Branding and Selling. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Astamoen, Moko P. 2008. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia.
Bandung: Alfabeta.
Alma, Buchari. 2001. Kewirausahaan. Bandung Alfabeta.
http://hadhymaulana.blogspot.com/2010/10/mengenal-diri-sendiri.html (Diakses tanggal
16 September 2014 Pukul 16.00)
http://www.slideshare.net/mobile/rahmawinasa/3-mengenal-sikap-wirausaharahma26032011 (diakses tanggal 15 September 2014 pukul 08.00)