TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menurut berbagai sumber, pengertian kehamilan lewat waktu (post date) adalah sebagai
berikut:
Kehamilan post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu (
Winkjosastro, 2007).
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42 minggu)
dengan segala kemungkinan komplikasinya (Manuaba IBG, 2001).
Sedangkan menurut Mochtar (2002), kehamilan
berlangsung lebih lama dari 42 minggu dihitung berdasarkan rumus neagle dengan siklus haid
rata-rata 28 hari.
B. Penyebab
Sebagian keadaan yang berkaitan dengan kehamilan lewat waktu mencakup anensefalus,
hiplopasia, tidak ada kelenjar hipofise janin, defisiense sulfase plasenta dan kehamilan ektrauteri,
meskipun etiologi kehamilan lewat waktu belum dipahami sejarahnya, keadaan klinis ini
memberikan suatu gambaran unsur sebagai berikut:
1. Penurunan kadar estrogen pada kehamilan normal umumnya tinggi
2. Pada kasus insufisensi plasenta / andrenal janin, hormone procusor yaitu isoandrosteron sulfat
dieksresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi estradiol dan secara langsung estriol di dalam
plasenta contoh klinik mengenai defiseiensi prekusor estrogen adalah anensefalus.
3. Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitoksin berkurang.
4. Faktor lain adalah hereditas, karena post matur/ post date seiring dijumpai pada suatu keluarga
tertentu (Winkjosastro, 2007).
C. Patofisiologi
Pada kehamilan terbentuk sirkulasi uteroplasental yang terdiri dari unit ibu (uterus) dan janin
(janin dan plasenta). Plasenta terbentuk lengkap pada usia kehamilan 16-20 minggu. Fungsi
plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan menurun terutama setelah usia
kehamilan 42 minggu, hal tersebut terbukti dengan penurunan kadar estriol dan plasental
laktogen. Menjelang cukup bulan, fungsi plasenta relative lambat. Volume cairan ketuban
berkurang setelah kehamilan 38 minggu dan jumlah air ketuban yang berkurang menyebabkan
perubahan amnormal pada jantung janin. Akibatnya dari proses penuaan plasenta, maka
pemasukan makanan dan oksigen akan menurun. Penurunan sirkulasi uteroplasental dapat
menyebabkan kegagalan plasenta untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan janin terhambat. Beberapa risiko perinatal postdate yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas adalah lahir mati, gawat janin, aspirasi mekonium, hipotermi dan
hipoglikemi.
Bila keadaan diatas tidak terjadi atau dengan kata lain tidak terjadi peristiwa insufisiensi
plasenta maka janin posterm dapat tumbuh terus dengan tubuh janin menjadi besar (makrosomia)
dan dapat selanjutnya menyebabkan distosia bahu.
Stadium
STADIUM I
Kulit menunjukkan kehilangan vernik caseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh,
dan mengelupas
STADIUM II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekoneum (kehijauan pada kulit)
STADIUM III
Terdapat pewarnaan pada kuku, kulit dan tali pusat
Menurut Manuaba IBG (2001), komplikasi yang dapat terjadi karena kehamilan lewat waktu
adalah sebagai berikut:
a. Untuk Ibu
1. Rasa takut akibat terlambat lahir.
2. Rasa takut menjalani operasi dengan akibatnya (trias komplikasi ibu).
b. Untuk janin
Oligohidramnion
Diwarnai Mekonium
Makrosmia
1. Dengan plasenta masih baik terjadi tumbuh kembang janin dengan berat 4500 gr disebut
makrosomia.
2. Akibat terhadap persalinan,meliputi:
1) Tindakan operatif seksio sesarea.
2) Trauma persalinan vaginal operasi yang meliputi:
(1) Distosia baru dapat menimbulkan kelemahan bayi.
(2) Trauma jalan lahir ibu.
Dismaturasi Bayi
E. Diagnosa
Bila tanggal HPHT di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.
Bila wanita tidak tahu, lupa atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang lalu tidak dapat
haid dan kemudian menjadi hamil, hal ini akan sukar memastikannya. Hanyalah dengan
pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri,
mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.
Pemeriksaan berat badan diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut
dan jumlah air ketuban apakah berkurang.
USG : ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban.
Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis, baik
transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel
kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban
yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan
berwarna jingga. Bila melebihi 10% : kehamilan di atas 36 minggu, melebihi 50% :
kehamilan di atas 39 minggu.
Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena dikeruhi
mekonium.
Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin
terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini mungkin janin
akan berbahaya dalam kandungan.
Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik baiknya.
Apabila tidak ada tanda tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang
boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
Pasien harus dirawat di rumah sakit bila didapati keadaan seperti dibawah ini:
1. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim
2. Terdapat hipertensi dan pre eklamsi.
3. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
4. Kehamilan lebih dari 40 42 minggu
Tindakan operasi Sectio Caesarea dapat dipertimbangkan pada keadaan seperti dibawah
ini:
1. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
2. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi tanda gawat janin atau
3. Primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre eklamsia, hipertensi
menahun, anak berharga (Infertilitas) dan kesalahan letak janin
Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin post matur kadang kadang besar dan kemungkinan CPD dan
distosia janin perlu dipertimbangkan selain itu janin post date lebih peka terhadap sedatif
dan narkosa, perawatan neonatus post date perlu dibawah pengawasan dokter anak