World Trade Organization atau WTO merupakan lembaga internasional yang
berfokus kepada perdagangan dunia bertujuan memperlancar barang antar negara sehingga tidak terjadi hambatan antar negara dalam ekspor impor barang, nmaun WTO sendiri yang mendukung liberalisasi perdagangan bersifat kapitalis dan memihak kepada negara-negara maju seperti Rusia, Amerika serikat, Jepang. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh WTO sendiri menekan negara berkembang untuk mengekspor barang yang berpotensi menjadi kompetitor barang negara maju. Selain melalui kebijakan ekspor dan impor yang di monopoli, WTO juga memiliki lembaga-lembaga dibawah naungannya seperti AoA, ATC, GATS, dan TRIPS. Masingmasing lembaga mengatur bidang-bidang yang sentral dalam kehidupan manusia seperti AoA di bidang pertanian yang mampu mengakuisisi hak paten bahan-bahan pertanian seperti benih, sistem pertanian dan lain lain yang tentunya mempersulit negara berbasis pertanian(agraris) seperti Indonesia untuk memproduksi produk-produk pertanian. Selain itu ada pula monopoli air bersih yang juga diatur oleh lembaga bawahan WTO sehingga negara-negara maju dapat mengatur alur penyaluran air bagi negara-negara kering seperti di Afrika, selain badan-badan yang ada dibawah WTO ada pula badan lain seperti World bank yang mendanai negara maju untuk memonopoli sektor-sektor penting produk bagi suatu negara. Ironis, lembaga yang mendukung perdagangan bebas seperti WTO sebenarnya memiliki tujuan untuk memonopoli perdagangan bagi negara-negara tertentu. Apabila suatu negara menolak kebijakan yang dikeluarkan WTO maka negara tersebut menentang dunia dan akhirnya negara tersebut dapat diembargo yang justru mematikan perekonomian negara tersebut. Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak seharusnya total tunduk kepada kebijakan tersebut, untuk menjadi negara yang memiliki pangsa pasar besar Indonesia harus memiliki kunci produksi, Indonesia kaya akan lahan produktif dan air bersih, sehingga untuk bertahan di perdagangan bebas yang akan datang Indonesia mampu memanfaatkan sektor pertanian, tentunya dengan langkah hati-hati agar tetap tidak menyalahi aturan dunia. Nama : Taufiq Hidayatullah NIM