Disusun Oleh :
RISTIANA DWI HASTUTI
041300128
EKSTENSI TKN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang serta atas
berkat rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PROSES
ENGINEERING FLOW DIAGRAM/ PEFD UNTUK DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN
AIR SUNGAI CISADANE DI DAERAH PASAR BARU TANGERANG. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengolahan air.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai informasi
tambahan bagi rekan-rekan seprofesi khususnya serta bagi para pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Tujuan ............................................................................................................................. 4
C. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6
2.1 Keadaan Umum ................................................................................................................ 6
2.2 Pencemaran Perairan ........................................................................................................ 7
2.3 Beberapa Parameter Kualitas Air ..................................................................................... 8
PENGOLAHAN AIR SUNGAI CISADANE ......................................................................... 10
A. Waktu dan Lokasi ......................................................................................................... 10
B. Konsep Pengolahan ....................................................................................................... 11
C. Perhitungan ................................................................................................................... 11
D. Bak Equalisasi ............................................................................................................... 13
E. Bak Koagulasi dan Flokulasi ........................................................................................ 15
F.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sungai merupakan salah satu bentuk perairan yang dicirikan memiliki arus
yang mengalir dari hulu ke hilir. Sungai oleh manusia digunakan sebagai sumber air
minum, pengairan, pertanian dan berbagai kegiatan lainnya. Kualitas air sungai sangat
dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang
mempengaruhi kondisi sungai misalnya hujan deras yang dapat meluap dan menjadi
keruh, sedangkan faktor yang berasal dari manusia misalnya pembuangan limbah
yang berasal dari industri, pertanian maupun domestik.
Sungai Cisadane memiliki luas wilayah 1100 km2 dengan debit air normal
berkisar pada 50 hingga 200 meter kubik per detik. Sungai cisadane merupakan salah
satu sungai utama di Propinsi Banten dan Jawa Barat. Sumbernya berada di Gunung
Salak Pangrango (Kabupaten Bogor) dan mengalir ke Laut Jawa melewati sebagian
wilayah DKI Jakarta dan Tangerang, Banten (Umiyati, 2002). Bahan pencemar yang
berasal dari pabrik, perumahan, tempat pembuangan sampah yang dekat dengan
sungai, kegiatan pertanian dan tambak di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cisadane dapat menyebabkan penurunan mutu kualitas air Sungai Cisadane. Hal ini
karena sisa kegiatan produksi yang dihasilkan kemungkinan besar akan dibuang ke
Sungai Cisadane. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan pengolahan air
Sungai Cisadane mengingat sungai ini berperan penting bagi masyarakat sekitar.
Tujuan
Mengetahui karakteristik kualitas air (tingkat pencemaran) Sungai Cisadane pada
daerah muara sungai bagian tawar dan payau untuk kepentingan pengelolaan Sungai
Cisadane.
A. Perumusan Masalah
Sungai Cisadane berhulu di Bogor dan berakhir di Tangerang. Sebelum sampai ke
muara, Sungai Cisadane melewati
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keadaan Umum
Sungai Cisadane Kabupaten Tangerang secara keseluruhan memiliki luas 111038
Ha. Setiap tahunnya Kota Tangerang mengalami peningkatan kegiatan industri,
pertanian, pariwisata, perikanan, ekonomi dan jumlah penduduk (Departemen
Lingkungan Hidup Provinsi Banten, 2007). Daerah aliran Sungai Cisadane dibatasi oleh
sub DAS Cimanceuri di sebelah barat dan DAS Ciliwung di sebelah timur (Arwindrasti,
1997 in Anggoro, 2004). Sungai Cisadane memiliki panjang sungai dari hulu ke hilir
140 km, lebar 80 m. Air Sungai Cisadane dimanfaatkan untuk rumah tangga, industri,
kantor pemerintahan, niaga, sosial dan air curah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Pemanfaatan air baku di Kabupaten Tangerang
No.
Pelanggan
Jumlah
Volume (m3/Tahun)
88622
1958463
Rumah Tangga
Industri
84
634434
Kantor Pemerintahan
92
156651
Niaga
282
803688
Sosial
734
770755
Air Curah
16
95605512
Kondisi perairan Sungai Cisadane pada bagian hilir (muara sungai) sangat
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Muara merupakan bagian dari estuari yang
mencakup sungai yang masih mendapat pengaruh laut. Muara Sungai Cisadane terdiri
dari aluvium pantai dan aluvium sungai dengan luas 85% dari total keseluruhan luas
muara Pada tahun 1994-1999 rata-rata daratan di depan muara Sungai Cisadane
bertambah maju ke arah laut sejauh 25,22 m pertahun. Muara Sungai Cisadane termasuk
dalam wilayah cekungan air tanah dimana air tanah payau berada di atas air tanah tawar
(brackish water above fresh ground water) (Idawaty, 1999). Tinggi pasang semakin naik
sejak hari pertama yang akan mencapai maksimum pada hari ke enam dan ke tujuh,
kemudian akan turun pada ketinggian minimum di hari ke empat belas serta biasanya
terjadi dua siklus lengkap setiap bulan yang berhubungan dengan fase bulan (Hutabarat
dan Evans, 1986). Salinitas pada saat pasang tertinggi (spring tide) di estuari dapat
mencapai 1 PSU 31 PSU (Clark, 1986). Daerah muara sungai merupakan tempat yang
menjadi akhir aliran air sungai dari daerah hulu dan merupakan awal mula masuk ke laut,
sehingga terdapat akumulasi bahan-bahan tertentu yang terdapat di sungai demikian pula
dengan limbah.
Estuari merupakan daerah perairan yang mendapat pengaruh dari air laut dan air
tawar (Larry, 1996). Odum (1996) menyatakan bahwa estuari merupakan bagian dari
perairan pesisir yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi yang dipengaruhi
oleh pasang surut dengan kelimpahan dan keanekaragaman yang cukup besar. Dahuri
(2003) mengatakan bahwa sirkulasi air di daerah estuari sangat dipengaruhi oleh aliran
tawar yang bersumber dari badan sungai di atasnya dan air pasang yang berasal dari laut.
Besar atau kecilnya debit kedua aliran massa air tersebut akan mempengaruhi pola
stratifikasi massa air berdasarkan salinitas. Sirkulasi air di muara sungai tergantung dari
kisaran pasang surut, percampuran vertikal di antara air tawar dan air laut serta topografi
dasar. Sifat khas dari estuari adalah dangkal dan gerak air turbulensi oksigen terlarut
tinggi, meski di dasar oksigen rendah pengadukan massa air di estuari tidak menyeluruh
dari permukaan ke dasar (Basmi, 1994). Estuari merupakan tempat sistem pembersih
bahan pencemar (Knox dan Miyabara, 1984).
2.2 Pencemaran Perairan
Miller dan Connell (1995) mengatakan bahwa pencemaran perairan merupakan
peristiwa masuknya senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kegiatan manusia
ditambahkan ke lingkungan perairan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap
kekhasan fisik, kimia, biologis dan estetis. Makhluk hidup memiliki berbagai reaksi
mulai dari pengaruh yang sangat kecil sampai ke subletal seperti, berkurangnya
pertumbuhan, perkembangbiakan pengaruh perilaku, atau kematian yang nyata.
Sedangkan menurut (Williams, 1979) pencemaran merupakan keadaan perubahan dari
kondisi normal, satu atau lebih parameter yang menyebabkan lingkungan terdegradasi.
Miller dan Connell (1995) mengatakan bahwa ekosistem alamiah yang rumit pada
makhluk hidup merupakan suatu bagian integral dapat bereaksi dalam berbagai cara
untuk mempengaruhi komponen makhluk hidup mulai dari sumber (pencemar) sampai
dengan tanggapan dari populasi, komunitas dan ekosistem
Kegiatan pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air sungai adalah untuk menjamin kualitas air
yang diinginkan sesuai peruntukkannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya serta
7
menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air. Radojevic dan Bashkin
(2007) mengatakan bahwa pencemar dapat berasal dari daerah khusus (point souirce) dan
terdistribusi (non- point source). Sumber pencemar point source, misalnya: saluran
buangan pabrik, dan sumur pengeboran minyak. Sumber pencemar non-point source,
misalnya: limpasan pestisida yang berasal dari sawah dan domestik.
Limbah organik dengan kadar yang tinggi akan menyebabkan penurunan kadar
oksigen terlarut karena dalam perombakan limbah organik membutuhkan oksigen
terlarut untuk proses perombakan (dekomposisi). Sumber limbah organik adalah limbah
rumah tangga, food processing, perkotaan, lumpur sisa produksi industri (Radojevic dan
Bashkin, 2007). Parameter yang umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat
pencemaran limbah organik yaitu padatan total, BOD, COD, nitrogen total, amonianitrogen, klorida, alkalinitas dan minyak dan lemak (Rump dan Krist, 1992 in Effendi,
2003). Pencemaran diperairan dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut secara
tajam sehingga mengancam kehidupan biota perairan (Davis dan Masten, 2004;
Radojevic dan Bashkin, 2007).
2.3 Beberapa Parameter Kualitas Air
BOD (Biological Oxygen Demand)
BOD adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan
oleh
mikroorganisme (biasanya
bakteri)
untuk
mengurai
atau
mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf
& Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang
terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi ( readily
decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD se bagai suatu ukuran
jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan
sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertianpengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen,
tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik
mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Parameter
Analisis
Satuan
BOD
250
mg/L
COD
250
mg/L
TSS
300
mg/L
TDS
300
mg/L
Q ( Debit )
0,5
m3/Jam
Konsep Pengolahan
Konsep pengolahan yang direncanakan adalah sebagai berikut :
EQUALISASI
KOAGULASI
FLOKULASI
FILTRASI
KLORINASI
BAK
PENAMPUNG
SEDIMENTASI
Perhitungan
1. Debit Air
= 0,5 m3/jam
= 0,5 m3/jam x 1000 kg/m3
= 500 kg/jam
2. Laju BOD
= 250 mg/L
= 250 mg/L x 0,5 m3/jam x 1000 L/m3 x 10-6 kg/mg
= 0,125 kg/jam
Digunakan 1000 L/m3 dan 10-6 kg/mg karena untuk konversi menjadi satuan kg/jam.
3. Laju COD
= 250 mg/L
11
= 300 mg/L
= 300 mg/L x 0,5 m3/jam x 1000 L/m3 x 10-6 kg/mg
= 0,15 kg/jam
Digunakan 1000 L/m3 dan 10-6 kg/mg karena untuk konversi menjadi satuan kg/jam.
5. Laju TDS
= 300 mg/L
= 300 mg/L x 0,5 m3/jam x 1000 L/m3 x 10-6 kg/mg
= 0,15 kg/jam
Digunakan 1000 L/m3 dan 10-6 kg/mg karena untuk konversi menjadi satuan kg/jam.
Bak Equalisasi
Bak equalisasi berfungsi untuk menampung air sebelum dilakukan pengolahan
lebih lanjut. Bak Equalisasi ini dimaksudkan untuk menangkap benda kasar yang mudah
mengendap yang terkandung dalam air baku, seperti pasir atau dapat juga disebut
partikel diskret. Penggunaan unit Equalisasi selalu ditempatkan pada awal proses
pengolahan air, sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan. Equalisasi merupakan bak
pengendapan material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen, serta
merupakan pengolahan fisik yang kedua.
a. Kriteria Design
1. Debit (Q)
= 0,5 m3/jam
2. Beban Permukaan
3. Waktu Tinggal
= 1 4 jam
(kriteria desain)
4. Kedalaman Bak
= 2,5 m
(kriteria desain)
1. Debit (Q)
=
=
= 0,375 m2
2 L2
0,375 m2 =
2 L2
L2 =
L2 =
0,1875 m
0,43 m
13
2xL
2 x 0,43 m
0,86 m
= PxLxt
= 0,86 m x 0,43 m x 2,5 m
= 0,9245 m3
=
=
= 1, 849 jam
e. Dimensi Bak
1. Panjang Bak
= 0,86 m
2. Lebar Bak
= 0,43 m
3. Kedalaman Bak
= 1,849 jam
TSS
= 0,02 kg/jam
TDS
= 0,02 kg/jam
= 60 % ( sebagai Larutan )
= 42,5 mg/L
= 2,6 kg/L
6. Debit (Q)
= 40 s ( Kriteria Design )
70 % ( Kriteria Design )
2. Kebutuhan Tawas
= Q x Dosis
= 0,14 L/detik x 42,5 mg/L
= 5,95 mg/s
15
= 357 mg/menit
= 3,57 x 10-4 kg/menit
3. Kapasitas Bak (V) = Q x td
= 1,4 x 10-4 m3/s x 40 s
= 5,6 x 10-3 m3
4. Dimensi Bak
P:l:t=
L3
5,6 x 10-3 m3 =
L3
1:1:1
0,18 m
Maka :
P = 0,18 m
l
= 0,18 m
h = 0,18 m
5. Power yang diperlukan (P) = G2 . . V
= (790s-1)2 x (0,00089 N.s/m2) x (5,6 x10-3 m3)
= 3,1 N.m/s
= 3,1 Watt
6. Diameter pengaduk (Di)
=
= 0,26 m
7. Dimensi Bak Koagulasi
a. Panjang Bak
= 0,18 m
b. Lebar Bak
= 0,18 m
c. Kedalaman bak
= 3,1 N. m/s
= 0,18 m
b. Lebar Bak
= 0,18 m
c. Kedalaman bak
= 3,1 N. m/s
= 0,125 kg/jam
COD
= 0,125 kg/jam
TSS
= 0,13 kg/jam
TDS
= 0,13 kg/jam
FLOKULASI
SEDIMENTASI
=
=
4 buah
0,14 L/s
17
Lama operasi
Kecepatan filtrasi
Kecepatan aliran pipa inlet
Efisiensi
=
=
=
=
3 jam
350 m3/m2 hari
0,6 1,8 m/s
70 %
=
=
=
2. Perhitungan
Kapasitas bak
43,75 m 3
4
=
10,9 m3
Karena jumlah bak yang digunakan 4 unit maka kapasitas tiap bak adalah
10,9 m3
2:1:1
2L3
10,9 m3 =
2L3
5,45 m3 =
L3
L dan H =
1,76 m
2 (1,76m)
3,52 m
Kedalaman bak
2,06 m
0,0375 kg/jam
0,0375 kg/jam
0,039 kg/jam
0,039 kg/jam
E-1
= 1,18 mg/L
= Q x td
= 0,14 L/s x 1,849 jam x 3600 s/jam
= 931,896 L
= 0,93 m3
19
4. Volume (V)
= pxlxt
0,93 m3 = p x p x p
0,93 m3 = p3
Panjang (p)
= 0,98 m
= 0,98 m
B. Lebar Bak ( l )
= 0,98 m
D. Efffisiensi Alat
= 70 %
BAK KLORINASI
= 0,0082 kg/jam
TDS
= 0,0082 kg/jam
= 2,29 m
3. Tinggi bak
Effluent
= 0,0034 kg/jam
COD
= 0,0034 kg/jam
TSS
= 0,0035 kg/jam
TDS
= 0,0035 kg/jam
Parameter Air
Sebelum Pengolahan
Setelah Pengolahan
Limbah
1
BOD
250 mg/L
6,8 mg/L
COD
250 mg/L
6,8 mg/L
TSS
300 mg/L
7 mg/L
TDS
300 mg/L
7 mg/L
21
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengolahan dengan proses Equalisasi, dapat diperoleh efisiensi 15 % terhadap TSS dan
TDS, jadi adanya penurunan besarnya TSS dan TDS masing-masing adalah :
a. TSS dari ( 0,15 kg/jam atau 300mg/L ) menjadi ( 0,13 kg/jam atau 260 mg/L )
b. TDS dari ( 0,15 kg/jam atau 300 mg/L ) menjadi ( 0,13 kg/jam atau 260 mg/L )
2. Pengolahan dengan proses Koagulasi dan Flokulasi, dapat diperoleh efisiensi 70 %
terhadap BOD, COD, TSS dan TDS, jadi adanya penurunan besarnya BOD, COD, TSS
dan TDS masing-masing adalah :
a. BOD dari ( 0,125 kg/jam atau 250 kg/jam ) menjadi ( 0,0375 kg/jam atau 75 mg/L )
b. COD dari ( 0,125 kg/jam atau 250 kg/jam ) menjadi ( 0,0375 kg/jam atau 75 mg/L )
c. TSS dari ( 0,13 kg/jam atau 260 mg/L ) menjadi ( 0,039 kg/jam atau 78 mg/L )
d. TDS dari ( 0,13 kg/jam atau 260 mg/L ) menjadi ( 0,039 kg/jam atau 78 mg/L )
3. Pengolahan dengan Proses Filtrasi, dapat diperoleh effisiensi sebesar 70 % terhadap BOD,
COD, TSS dan TDS, jadi adanya penurunan besarnya BOD, COD, TSS dan TDS, masing
masing adalah :
a. BOD dari ( 0,0375 kg/jam atau 75 kg/jam ) menjadi (0,01125 kg/jam atau 22,5 mg/L)
b. COD dari ( 0,0375 kg/jam atau 75 kg/jam ) menjadi (0,01125 kg/jam atau 22,5 mg/L)
c. TSS dari ( 0,039 kg/jam atau 78 mg/L ) menjadi ( 0,0117 kg/jam atau 23,4 mg/L )
d. TDS dari ( 0,039 kg/jam atau 78 mg/L ) menjadi ( 0,0117 kg/jam atau 23,4 mg/L )
4. Pengolahan dengan Proses Klorinasi, dapat diperoleh effisiensi sebesar 70 % terhadap
BOD, COD, TSS dan TDS, jadi adanya penurunan besarnya BOD, COD, TSS dan TDS,
masing masing adalah :
a. BOD dari (0,01125 kg/jam atau 22,5 kg/jam) menjadi (0,0034 kg/jam atau 6,8 mg/L)
b. COD dari (0,01125 kg/jam atau 22,5 kg/jam) menjadi (0,034 kg/jam atau 6,8 mg/L)
c. TSS dari (0,0117 kg/jam atau 23,4 mg/L) menjadi (0,0035 kg/jam atau 7 mg/L)
d. TDS dari ( 0,0117 kg/jam atau 23,4 mg/L ) menjadi ( 0,0035 kg/jam atau 7 mg/L )
Parameter
Sebelum
Setelah
Kep.Menteri
Peraturan
Air
Pengolahan
Pengolahan
lingkungan hidup
MenKes RI
No 3 Tahun 2010
No. 82/2001
Limbah
1
BOD
250 mg/L
6,8 mg/L
50 mg/L
6 mg/L
COD
250 mg/L
6,8 mg/L
100 mg/L
12 mg/L
TSS
300 mg/L
7 mg/L
150 mg/L
500 mg/L
TDS
300 mg/L
7 mg/L
500 mg/L
6. Berdasarkan hasil pengolahan air Sungai Cisadane - Tangerang yang saya lakukan, maka
hasil akhir diperoleh BOD dan COD memenuhi baku mutu Keputusan Menteri lingkungan
hidup No 3 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah bagi kawasan industri, yaitu
sebesar 6,8 mg/L untuk BOD dimana kadar maksimum 50 mg/L; dan juga dihasilkan 6,8
mg/L untuk COD dimana kadar maksimum adalah 100 mg/L.
7. Demikian puka Hasil TSS = 7 mg/L dan TDS = 7 mg/L telah sesuai dengan Keputusan
Menteri lingkungan hidup No 3 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah bagi
kawasan industri, dimana nilai maksimal TSS dan TDS yaitu 150 mg/L.
8. Pada pengolahan air Sungai Cisadane, hasil yang diperoleh disesuaikan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 82/2001 Tentang Standar Baku Mutu Pengolahan Air Minum,
dimana hasil TDS yang diperoleh adalah 7 mg/L telah memenuhi persyaratan kualitas air
minum. Nilai maksimum TDS yang ditetapkan adalah 500 mg/L. Sementara untuk nilai
TSS hasil pengolahan sebesar 7 mg/L juga memenuhi persyaratan kualitas air minum,
dimana nilai maksimalnya sebesar 500 mg/L.
9. Untuk nilai BOD dan COD dari hasil pengolahan adalah 6,8 mg/L dan 6,8 mg/L, untuk
kadar BOD melebihi nilai maksimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 82/2001 Tentang Standar Baku Mutu Pengolahan Air Minum. Pada peraturan ini
ditetapkan nilai maksimalnya untuk BOD adalah 6 mg/L dan untuk kadar COD masih di
bawah kadar maksimum yaitu 12 mg/L.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://harainternational.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-bod-dan-cod/
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/pengertian-bod-cod-tss-pada-airlimbah.html
http://rifihamdani.wordpress.com/2011/11/17/tds-untuk-standar-air-sehat/
http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-7-2010-Permen
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/53_Permenkes
=
=
=
=
0,125 kg/jam
0,125 kg/jam
0,15 kg/jam
0,15 kg/jam
TSS
TDS
EQUALISASI
= 0,02 kg/jam
= 0,02 kg/jam
KOAGULASI
BOD =
COD =
TSS =
TDS =
Al2(SO4)3
BOD
COD
TSS
TDS
FLOKULASI
0,0875 kg/jam
0,0875 kg/jam
0,091 kg/jam
0,091 kg/jam
= 0,021 kg/jam
=
=
=
=
0,0375 kg/jam
0,0375 kg/jam
0,039 kg/jam
0,039 kg/jam
SEDIMENTASI
FILTRASI
BOD
COD
TSS
TDS
=
=
=
=
0,01125 kg/jam
0,01125 kg/jam
0,0117 kg/jam
0,0117 kg/jam
KLORINASI
BOD =
COD =
TSS =
TDS =
0,0034 kg/jam
0,0034 kg/jam
0,0035 kg/jam
0,0035 kg/jam
BAK PENAMPUNG
BOD =
COD =
TSS =
TDS =
0,0034 kg/jam
0,0034 kg/jam
0,0035 kg/jam
0,0035 kg/jam
BOD
COD
TSS
TDS
=
=
=
=
0,02625 kg/jam
0,02625 kg/jam
0,0273 kg/jam
0,0273 kg/jam
Effluent
Q eff = 0,5 m3/jam
BOD = 0,0034 kg/jam
COD = 0,0034 kg/jam
TSS = 0,0035 kg/jam
TDS = 0,0035 kg/jam
25