Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

PERKEMBANGAN & PENGEMBANGAN


PRODUK KOPI INSTAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perc. Perkembangan Produk
Dosen Bpk. Nuradie Y. Jesie, ST. MT.

Oleh :
IMAM SAFII

( 06521937 )

PROGRAM STUDI TEHNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEHNIK
UNIVERSITAS KADIRI
2009

I.

Sejarah Kopi
Kopi memiliki istilah yang berbeda-beda. Pada masyarakat Indonesia lebih

akrab dengan sebutan kopi, di Inggris dikenal coffee, Prancis menyebutnya cafe,
Jerman menjulukinya kaffee, dalam bahasa Arab dinamakan quahwa.
Sejarah kopi diawali dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia
yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, hingga menjadi minuman
bergengsi para aristokrat di Eropa. Bahkan oleh Bethoven menghitung sebanyak 60
biji kopi untuk setiap cangkir kopi yang mau dinikmatinya.
Sejak penemuan tumbuhan kopi tersebut kemudian seorang sufi Ali Bin Omar
dari Yaman menjadikan rebusan kopi sebagai obat penyakit kulit dan obat-obatan
lainnya. Sehingga pada waktu itu kopi mendapat tempat terhormat di kalangan
masyarakat negeri itu. Dari khasiat kopi tersebut akhirnya membawa kemakmuran
bagi pemilik-pemilik kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir
kopi, dan pemerintah di berbagai belahan dunia tanaman minuman beraroma khas itu
ditanam.
Banyaknya khasiat yang didapat dari kopi, sehingga penyebarannya cukup
pesat terutama di benua Eropa. Di Salerno, Italia, kopi telah dikenal pada abad
kesepuluh. Setelah itu berlanjut dengan pembukaan kedai kopi bernama Botega
Delcafe pada tahun 1645 yang kemudian menjadi pusat pertemuan cerdik pandai di
negara pizza tersebut.
Di Kota London, coffee house pertama dibuka di George Yard di Lombat Sreet
dan di Paris, kedai kopi dibuka pada tahun 1671 di Saint Germain Fair. Sedangkan di
Amerika, kopi dijadikan sebagai minuman nasional di Amerika Serikat dan menjadi
menu utama di meja-meja makan pagi. Meskipun perkembangan kopi begitu pesat
pada abad-abad itu tetapi orang-orang Arab telah lebih dulu memonopolinya sebagai
tanaman, dan mereka hanya mengekspor kopi yang sudah digoreng atau digonseng.
Sedangkan penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang
berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji
arabika mocca dari Arabia ke Jakarta. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah
partikelir Kesawung yang kini lebih dikenal Pondok Kopi.

Kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat, seperti


Bogor, Sukabumi, Banten, dan Priangan, melalui sistem tanam paksa. Setelah
menyebar ke Pulau Jawa, tanaman kopi kemudian menyebar ke daerah lain, seperti
Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Timor. Bahkan kopi arabika yang semula
ditanam di Brasil (negara produsen kopi terbesar di dunia) konon bibitnnya berasal
dari Pulau Jawa, ungkap Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir
Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Timur Mudrig Yahmadi.
Dalam sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi arabika
terbesar di dunia, walaupun tidak lama akibat munculnya serangan hama karat daun.
Serangan hama yang disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut menyerang
tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19.
Meskipun demikian, sisa tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong
penghasil kopi di Indonesia, antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja
(Sulsel), serta lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti
Mandailing, Lintong dan Sidikalang (Sumut) serta dataran tinggi Gayo (DI Aceh).
Perjalanan kopi bukan begitu saja menjadi salah satu minuman dunia yang
disenangi. Di Italia, pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi dan menyatakan
bahwa minuman kopi itu dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan
anggur. Bukan hanya melarang tetapi juga menghukum orang-orang yang minum
kopi.
Bahkan, tahun 1656, Wazir dan Kofri, Kerajaan Usmaniyah, mengeluarkan
larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, tetapi
menghukum orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada
pelanggaran pertama. Tetapi bertahun-tahun kemudian, pelarangan minum kopi di
Timur Tengah lambat-laun terkikis, sehingga jika seorang suami melarang istrinya
minum kopi, si istri tersebut bisa memakai alasan ini untuk minta cerai.
Di Swedia, konon Raja Gustaff ke II pernah menjatuhkan hukuman terhadap
dua orang saudara kembar. Yang satu hanya dizinkan meminum kopi dan yang satu
lagi diizinkan hanya teh. Siapa yang terlebih dahulu mati, maka dialah yang bersalah
dalam satu tindak pidana yang dituduhkan terhadap mereka. Ternyata yang mati
duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun.
Sejak itu orang-orang Swedia berbalik menjadi peminum kopi paling fanatik
yang ada di dunia, sehingga sampai sekarang negara-negara Skandinavia kini

peminum kopi tertinggi per kapita di dunia. Setiap orang bisa menghabiskan 12 kg
lebih per tahun dibanding dengan di Indonesia yang hanya 0,6 kg per tahun.
Begitu bergengsinya minuman kopi ini, hingga Raja Frederick Agung dari
Rusia pada tahun 1777 hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas bangsawan
saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.

II.

Perkembangan Kopi Instan melalui metode Fast


Kopi merupakan minuman kegemaran dibanyak negara, termasuk Indonesia.

Sekarang ini jaman telah berubah dimana segala sesuatunya serba cepat dan serba
instan, demikian juga dengan minuman kopi ini juga sudah instan. Hal ini disebabkan
karena semakin komplek aktivitas manusia yang cenderung menuntut kepraktisan
menyebabkan

adanya

perubahan

dalam

perilaku

konsumen

yang

dulunya

mengkonsumsi kopi tubruk sekarang bergeser dengan mengkonsumsi kopi instan.


Produk kopi instan ini telah banyak mengalami kemajuan, terlihat dengan
semakin banyaknya diferensiasi dan inovasi produk mengikuti keinginan dan harapan
konsumen. Dengan banyaknya inovasi yang ada maka semakin banyak pula pilihan
produk kopi instan sehingga proses pembelian ini perlu dipelajari untuk mengetahui
mengapa seseorang memilih dan membeli suatu produk merek tertentu.
Pelanggan mungkin hanya tahu type produk yang diinginkan dan sedikit ide
detail, atau bermacam hal yang mungkin atau kebutuhan yang masih tidak jelas. Point
awal untuk desain seringkali adalah problem yang tidak baik atau kebutuhan yang
tidak jelas. Klarifikasi obyek-obyek desain dalam faktanya sangat membantu semua
tingkatan merancang untuk mempunyai ide cemerlang dari obyek-obyek, walaupun
mungkin merubah kemajuan kerja desain. Objectives tree method atau Function
Analysis System Technique (FAST)

Memberikan ketahanan
pada rasa kopi

Hygienis

Memberikan komposisi rasa


kopi yang pas

Kopi
Instan

Rasa kopi yang pas


Memberikan
kepraktisan
Memudahkan pembuatan
kopi
Kemudahan dalam
mengkonsumsi kopi
Why ?

III.

How ?

Spesifikasi Produk Kopi


Kebutuhan

pelanggan

yang

unik

dan

beragam

dapat

membantu

menggambarkan maksud yang jelas dari kebutuhan pelanggan. Namun disisi lain,
hanya bisa memberikan sedikit petunjuk tentang cara mendesain dan membuat inovasi
produk. Daftar kebutuhan pelanggan ( quisioner ) pun masih mengandung banyak
interpretasi dan bersifat subyektif. Oleh karena itu, pengembang produk biasanya
menetapkan serangkaian spesifiksi, yang mengungkapkan detail detail yang dapat
mengukur apa apa yang harus dilakukan produk dengan tepat saran. Spesifikasi
produk menampilkan mengenai apa yang harus dilakukan dan diusahakan oleh tim
pengembang produk dalam memuaskan kebutuhan pelanggan.
Spesifikasi produk menjelaskan tentang hal hal yang harus dilakukan oleh
sebuah produk. Spesifikasi terdiri dari metrik dan nilai metrik. Spesifikasi produk
adalah kumpulan dari spesifikasi spesifikasi individual. Adapun beberapa hal yang
harus dipertimbangkan ketika membuat daftar metrik :

1.

Metrik harus komplit.

2.

Metrik merupakan variabel yang berhubungan dengan variabel bebas.

3.

Metrik harus praktis.

4.

Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metric


yang terukur.

5.

Metrik harus merupakan kriteria yang popular untuk perbandingan di pasar.

METRIK KEBUTUHAN PELANGGAN


1.

Praktis

2.

Efisien

3.

Inovatif

4.

Mudah didapat

5.

Aman dikonsumsi

6.

Tidak menyebabkan kantuk

7.

Rasa kopi yang pas untuk penikmat kopi

1.
No
1
2
3
4
5
6
7

Matriks Kebutuhan Pelanggan Untuk Kopi Instan.


Produk
kopi instan
kopi instan
kopi instan
kopi instan
kopi instan
kopi instan
kopi instan

Kebutuhan

Praktis
Efisien
Inovatif
Mudah didapat
Aman dikonsumsi
Tidak menyebabkan kantuk
Rasa kopi yang pas untuk penikmat kopi

Nilai angka :
1 = Tidak perlu

4 = Sangat perlu

2 = Cukup Perlu

5 = Sangat amat perlu

3 = Perlu
MATRIK KEBUTUHAN PRODUSEN
1.

Mudah dibawa

2.

Memberi kesan baru dari produk terdahulu.

3.

Harga terjangkau Mampu dibeli seluruh lapisan konsumen.

Kepentingan
4
2
5
3
4
4
3

4.

Jangkauan pasar luas.

5.

Tidak perlu diseduh

6.

Dalam kemasan ekonomis

7.

Kandungan kafein tepat

8.

Halal dan tidak mengandung zat kimia berbahaya serta bersertifikasi BPOM.
Tabel metrix spesifikasi Kebutuhan

Analisis Pesaing Berdasarkan Metrik (produsen)


No
1
2

Kebutuhan
1,2
3,7

Metric
Metric 1
Metric 2

Kepentingan
4
2

Satuan
gram
relatif

Kopiko
25
550

Nescafe

Ya

20
670

moka
25
375

3
4
5
6
7
8

4
4
1
1,2
5,6
5

Metric 3
Metric 4
Metric 5
Metric 6
Metric 7
Metric 8

5
3
5
4
3
4

Rp
cc
biner

1.5
12
0
15
150
0

1.0
13
0
15
150
0

0.8
10.3
0
15
150
0

Membuat Bagan Pesaing Berdasarkan Kepuasan Pelanggan


Kebutuhan

Kepentingan

Kopiko

Nescafe

Ya
moka

Praktis
Efisien
Inovatif
Mudah didapat
Aman dikonsumsi
Tidak menyebabkan kantuk
Rasa kopi yang pas untuk penikmat kopi

4
2
5
3
4
4
3

...

...

..

..

...

....

.....

..

...

.....

..

...

....

..

....

...

...

....

...

..

No.
Metrix
1
2
3
4
5
6
7

Menentukan Spesifikasi Target Produk


No
M
e
t
r

Kebutuhan

Kepen-

Metric

tingan

Satuan

Nilai
marginal

Nilai ideal

i
c
1
2

3
4
5
6
7
8

1
1,7

Mudah dibawa
Memberi kesan

baru

dari

produk

terdahulu.
Harga terjangkau Mampu dibeli seluruh

4
1
3
2
3

lapisan konsumen
Jangkauan pasar luas.
Tidak perlu diseduh
Dalam kemasan ekonomis
Kandungan kafein tepat
Halal dan tidak mengandung zat kimia
berbahaya serta bersertifikasi BPOM.

gram

>25

>20

relatif

Rp

1500

1000

cc
biner

11

0.8

3
3
3
3

Menentukan Spesifikasi Akhir Produk Kopi Instan Fie

No
M
e
t

Metric

Satuan

Nilai

gram

>20

relatif

Rp

1000

cc
biner

r
i
c
1
2

3
4
5
6
7
8

Mudah dibawa
Memberi kesan

baru

dari

produk

terdahulu.
Harga terjangkau Mampu dibeli seluruh
lapisan konsumen
Jangkauan pasar luas.
Tidak perlu diseduh
Dalam kemasan ekonomis
Kandungan kafein tepat
Halal dan tidak mengandung zat kimia
berbahaya serta bersertifikasi BPOM.

10
-

Kesimpulan Spesifikasi Produk kopi instan


Dari tabel matrik kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk di atas, akan
membuat produk kopi dengan kemasan ekonomis dan mudah dibawa, harga
terjangkau, kandungan kafein yang tepat sehingga tidak menyebabkan kantuk, dan
tidak mengandung zat kimia berbahaya agar aman untuk dikonsumsi. Selain itu ada
kemungkinan bahwa akan membuat produk kopi yang langsung siap minum

III.

Morphologi Chart pada Kopi Instan

Morphologi chart adalah suatu analisis desain produk yang dimana sangat
penting dilakukan pada produk kopi instan ini, sebab pemilihan desain (bungkus) kopi
juga harus di lakukan secara tepat sehingga mendapatkan keergonomisan pada produk
tersebut.

Dibawah

ini

adalah

gambar

komponen-komponen

yang

dimana

dimungkinkan untuk menentukan desain produk kopi beserta bahan baku kopi yang
paling utama.

Pada hal ini, kita mengambil desain bungkus yang kebanyakan dipakai oleh produk
kopi seperti biasa yaitu sachet tetapi yang berbentuk panjang. Jadi kita pilih yang no
2. Sedangkan jenis kopi kita memilih kopi jenis Pasuruan karena keistimewaan kopi
Pasuruan yang sudah terkenal rasa dan aromanya. Kemudian pada desain pack kopi
kita memilih pada pack no 3 karena bentuknya yang unik dan aerodinamis dilengkapi
dengan lubang pembawa yang memudahkan orang membawa pack kopi instan.

IV.

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Pada Produk Kopi


Instan.

QFD adalah suatu sistem untuk mendesain sebuah produk atau jasa yang
berdasarkan permintaan pelanggan dengan melibatkan partisipasi semua fungsi yang
terdapat dalam organisasi tersebut. (Yoji Akao, 1990)
Dalam perkembangan produk kopi instant sekarang ini masih mempunyai
kekurangan yang diinginkan konsumen maupun produsen, sehingga banyak muncul
spekulasi untuk memenuhi hal tersebut. Dengan adanya QFD diharapkan mampu
memunculkan suatu pengembangan dari produk kopi instant yang dimana benar-benar
menjadi kebutuhan konsumen yang sangat diinginkan.
Sebagaimana dapat kita lihat pada bagan QFD house Quality dari produk kopi,
disitu terdapat nilai rating yang paling banyak yaitu pada kebutuhan produk yang
tidak perlu diseduh. Itulah yang harus dijadikan suatu pengembangan produk dimana
harus memunculkan ide-ide agar produk kopi siap langsung diminum oleh konsumen
tanpa menyeduhnya terlebih dahulu terutama bagi konsumen yang tidak mempunyai
waktu untuk membuat sebuah minuman kopi. Berikut gambaran produk setelah
dilakukan pengembangan melalui analisis QFD.

Anda mungkin juga menyukai