Oleh :
IMAM SAFII
( 06521937 )
I.
Sejarah Kopi
Kopi memiliki istilah yang berbeda-beda. Pada masyarakat Indonesia lebih
akrab dengan sebutan kopi, di Inggris dikenal coffee, Prancis menyebutnya cafe,
Jerman menjulukinya kaffee, dalam bahasa Arab dinamakan quahwa.
Sejarah kopi diawali dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia
yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, hingga menjadi minuman
bergengsi para aristokrat di Eropa. Bahkan oleh Bethoven menghitung sebanyak 60
biji kopi untuk setiap cangkir kopi yang mau dinikmatinya.
Sejak penemuan tumbuhan kopi tersebut kemudian seorang sufi Ali Bin Omar
dari Yaman menjadikan rebusan kopi sebagai obat penyakit kulit dan obat-obatan
lainnya. Sehingga pada waktu itu kopi mendapat tempat terhormat di kalangan
masyarakat negeri itu. Dari khasiat kopi tersebut akhirnya membawa kemakmuran
bagi pemilik-pemilik kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir
kopi, dan pemerintah di berbagai belahan dunia tanaman minuman beraroma khas itu
ditanam.
Banyaknya khasiat yang didapat dari kopi, sehingga penyebarannya cukup
pesat terutama di benua Eropa. Di Salerno, Italia, kopi telah dikenal pada abad
kesepuluh. Setelah itu berlanjut dengan pembukaan kedai kopi bernama Botega
Delcafe pada tahun 1645 yang kemudian menjadi pusat pertemuan cerdik pandai di
negara pizza tersebut.
Di Kota London, coffee house pertama dibuka di George Yard di Lombat Sreet
dan di Paris, kedai kopi dibuka pada tahun 1671 di Saint Germain Fair. Sedangkan di
Amerika, kopi dijadikan sebagai minuman nasional di Amerika Serikat dan menjadi
menu utama di meja-meja makan pagi. Meskipun perkembangan kopi begitu pesat
pada abad-abad itu tetapi orang-orang Arab telah lebih dulu memonopolinya sebagai
tanaman, dan mereka hanya mengekspor kopi yang sudah digoreng atau digonseng.
Sedangkan penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang
berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji
arabika mocca dari Arabia ke Jakarta. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah
partikelir Kesawung yang kini lebih dikenal Pondok Kopi.
peminum kopi tertinggi per kapita di dunia. Setiap orang bisa menghabiskan 12 kg
lebih per tahun dibanding dengan di Indonesia yang hanya 0,6 kg per tahun.
Begitu bergengsinya minuman kopi ini, hingga Raja Frederick Agung dari
Rusia pada tahun 1777 hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas bangsawan
saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.
II.
Sekarang ini jaman telah berubah dimana segala sesuatunya serba cepat dan serba
instan, demikian juga dengan minuman kopi ini juga sudah instan. Hal ini disebabkan
karena semakin komplek aktivitas manusia yang cenderung menuntut kepraktisan
menyebabkan
adanya
perubahan
dalam
perilaku
konsumen
yang
dulunya
Memberikan ketahanan
pada rasa kopi
Hygienis
Kopi
Instan
III.
How ?
pelanggan
yang
unik
dan
beragam
dapat
membantu
menggambarkan maksud yang jelas dari kebutuhan pelanggan. Namun disisi lain,
hanya bisa memberikan sedikit petunjuk tentang cara mendesain dan membuat inovasi
produk. Daftar kebutuhan pelanggan ( quisioner ) pun masih mengandung banyak
interpretasi dan bersifat subyektif. Oleh karena itu, pengembang produk biasanya
menetapkan serangkaian spesifiksi, yang mengungkapkan detail detail yang dapat
mengukur apa apa yang harus dilakukan produk dengan tepat saran. Spesifikasi
produk menampilkan mengenai apa yang harus dilakukan dan diusahakan oleh tim
pengembang produk dalam memuaskan kebutuhan pelanggan.
Spesifikasi produk menjelaskan tentang hal hal yang harus dilakukan oleh
sebuah produk. Spesifikasi terdiri dari metrik dan nilai metrik. Spesifikasi produk
adalah kumpulan dari spesifikasi spesifikasi individual. Adapun beberapa hal yang
harus dipertimbangkan ketika membuat daftar metrik :
1.
2.
3.
4.
5.
Praktis
2.
Efisien
3.
Inovatif
4.
Mudah didapat
5.
Aman dikonsumsi
6.
7.
1.
No
1
2
3
4
5
6
7
Kebutuhan
Praktis
Efisien
Inovatif
Mudah didapat
Aman dikonsumsi
Tidak menyebabkan kantuk
Rasa kopi yang pas untuk penikmat kopi
Nilai angka :
1 = Tidak perlu
4 = Sangat perlu
2 = Cukup Perlu
3 = Perlu
MATRIK KEBUTUHAN PRODUSEN
1.
Mudah dibawa
2.
3.
Kepentingan
4
2
5
3
4
4
3
4.
5.
6.
7.
8.
Halal dan tidak mengandung zat kimia berbahaya serta bersertifikasi BPOM.
Tabel metrix spesifikasi Kebutuhan
Kebutuhan
1,2
3,7
Metric
Metric 1
Metric 2
Kepentingan
4
2
Satuan
gram
relatif
Kopiko
25
550
Nescafe
Ya
20
670
moka
25
375
3
4
5
6
7
8
4
4
1
1,2
5,6
5
Metric 3
Metric 4
Metric 5
Metric 6
Metric 7
Metric 8
5
3
5
4
3
4
Rp
cc
biner
1.5
12
0
15
150
0
1.0
13
0
15
150
0
0.8
10.3
0
15
150
0
Kepentingan
Kopiko
Nescafe
Ya
moka
Praktis
Efisien
Inovatif
Mudah didapat
Aman dikonsumsi
Tidak menyebabkan kantuk
Rasa kopi yang pas untuk penikmat kopi
4
2
5
3
4
4
3
...
...
..
..
...
....
.....
..
...
.....
..
...
....
..
....
...
...
....
...
..
No.
Metrix
1
2
3
4
5
6
7
Kebutuhan
Kepen-
Metric
tingan
Satuan
Nilai
marginal
Nilai ideal
i
c
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1,7
Mudah dibawa
Memberi kesan
baru
dari
produk
terdahulu.
Harga terjangkau Mampu dibeli seluruh
4
1
3
2
3
lapisan konsumen
Jangkauan pasar luas.
Tidak perlu diseduh
Dalam kemasan ekonomis
Kandungan kafein tepat
Halal dan tidak mengandung zat kimia
berbahaya serta bersertifikasi BPOM.
gram
>25
>20
relatif
Rp
1500
1000
cc
biner
11
0.8
3
3
3
3
No
M
e
t
Metric
Satuan
Nilai
gram
>20
relatif
Rp
1000
cc
biner
r
i
c
1
2
3
4
5
6
7
8
Mudah dibawa
Memberi kesan
baru
dari
produk
terdahulu.
Harga terjangkau Mampu dibeli seluruh
lapisan konsumen
Jangkauan pasar luas.
Tidak perlu diseduh
Dalam kemasan ekonomis
Kandungan kafein tepat
Halal dan tidak mengandung zat kimia
berbahaya serta bersertifikasi BPOM.
10
-
III.
Morphologi chart adalah suatu analisis desain produk yang dimana sangat
penting dilakukan pada produk kopi instan ini, sebab pemilihan desain (bungkus) kopi
juga harus di lakukan secara tepat sehingga mendapatkan keergonomisan pada produk
tersebut.
Dibawah
ini
adalah
gambar
komponen-komponen
yang
dimana
dimungkinkan untuk menentukan desain produk kopi beserta bahan baku kopi yang
paling utama.
Pada hal ini, kita mengambil desain bungkus yang kebanyakan dipakai oleh produk
kopi seperti biasa yaitu sachet tetapi yang berbentuk panjang. Jadi kita pilih yang no
2. Sedangkan jenis kopi kita memilih kopi jenis Pasuruan karena keistimewaan kopi
Pasuruan yang sudah terkenal rasa dan aromanya. Kemudian pada desain pack kopi
kita memilih pada pack no 3 karena bentuknya yang unik dan aerodinamis dilengkapi
dengan lubang pembawa yang memudahkan orang membawa pack kopi instan.
IV.
QFD adalah suatu sistem untuk mendesain sebuah produk atau jasa yang
berdasarkan permintaan pelanggan dengan melibatkan partisipasi semua fungsi yang
terdapat dalam organisasi tersebut. (Yoji Akao, 1990)
Dalam perkembangan produk kopi instant sekarang ini masih mempunyai
kekurangan yang diinginkan konsumen maupun produsen, sehingga banyak muncul
spekulasi untuk memenuhi hal tersebut. Dengan adanya QFD diharapkan mampu
memunculkan suatu pengembangan dari produk kopi instant yang dimana benar-benar
menjadi kebutuhan konsumen yang sangat diinginkan.
Sebagaimana dapat kita lihat pada bagan QFD house Quality dari produk kopi,
disitu terdapat nilai rating yang paling banyak yaitu pada kebutuhan produk yang
tidak perlu diseduh. Itulah yang harus dijadikan suatu pengembangan produk dimana
harus memunculkan ide-ide agar produk kopi siap langsung diminum oleh konsumen
tanpa menyeduhnya terlebih dahulu terutama bagi konsumen yang tidak mempunyai
waktu untuk membuat sebuah minuman kopi. Berikut gambaran produk setelah
dilakukan pengembangan melalui analisis QFD.