Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Jembatan adalah suatu struktur yang melintaskan alur jalan dengan melintasi segala
rintangan yang ada di bawahnya tanpa menutupnya. Alur jalan dapat diperuntukan untuk :
lalu lintas umum jalan raya, kereta api, pejalan kaki, alur air atau pipa. Sedangakan Jenis
rintangan yang ada di bawahnya dapat berupa : sungai, jurang, jalan raya, jalan kereta api,
saluran irigasi, lembah, laut, dan sebagainya. Untuk jembatan dengan rintangan sungai
disebut aquaduct, sedangkan yang melintasi jalan atau jurang biasa disebut viaduct.
Konstruksi jembatan dapat dilakukan dengan menggunakan material baja, beton,
dan kayu. Sedangkan konstruksi jembatan dengan material baja dapat dapat dilakukan
dengan beberapa jenis, yaitu: jembatan gelagar sederhana, jembatan berdinding penuh
(plate girder bridge), jembatan komposit, jembatan box girder, jembatan rangka, jembatan
balok rangka lengkung, jembatan rangka overhang, jembatan gantung, dan jembatan kabel
kabel kaku. Secara umum, jembatan rangka baja dinilai lebih menguntungkan apabila
dibandingkan dengan jembatan jenis lainnya. Hal ini dikarenakan batang- batang rangka
baja tersebut hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
Dalam laporan ini kami menulis tentang komponen-komponen dari jembatan
rangka kereta api serta fungsi-fungsi dari masing-masing komponen tersebut. Laporan ini
merupakan hasil pengamatan langsung di lapangan.
Panjang jembatan
Jenis
:
Fungsi
:
Lebar jembatan
:
Tinggi konstruksi
:
Perletakan
:
Profil yang digunakan
:
a. Balok melintang ( plate girder )
pemasangan ikatan rem yaitu untuk mengurangi deformasi dan tegangan pada flens gelagar
melintang ( atas ) dan pada gelagar memanjang. Sedangkan fungsi dari pemasangan ikatan
tumbuk itu sendiri ialah menerima gaya horizontal yang tegak lurus dengan sumbu memanjang
jembatan, sebagai akibat hentakan dari roda kereta api pada rel, sehingga tidak terjadi
deformasi yang besar pada gelagar memanjang. Dengan adanya ikatan tumbuk ini gaya dapat
disalurkan ke gelagar memanjang, lalu ke ke gelagar melintang, dan kemudian diteruskan ke
batang tepi rangka batang, dan ke landasan jembatan. Pada setiap batangnya jembatan ini
menggunakan profil tersusun yang disambung dengan menggunakan baut maupun paku keling.
Untuk bagian sambungannya antara paku keling dan baut memiliki ukuran diameter baut dan
panjang pelat penyambung yang sama..
Sambungan paku keling dan baut memakai :
2. BALOK MEMANJANG
Balok memanjang berfungsi untuk menyalurkan beban-beban lantai kendaraan (beban mati
dan beban hidup) ke balok melintang. Pada jembatan ini, bantalan relnya
diikatkan/diletakkan langsung pada balok memanjangnya. Jembatan ini memiliki dua
gelagar memanjang yang terbuat dari profil WF 300 x 130 mm.
3. BALOK MELINTANG
Balok melintang memikul beban-beban melalui gelagar memanjang dan menyalurkannya ke
rangka batang. Pada jembatan ini, gelagar melintang tersebut terbuat dari plate girder,
yakni susunan plat sedemikian rupa sehingga membentuk profil baru (pada umumnya
berbentuk I). Gelagar melintang tersebut diletakkan segaris dengan batang vertikal rangka
batang induk.
4. IKATAN ANGIN
Ikatan angin berfungsi untuk menyalurkan gaya angin kepada perletakan. Beban angin
tersebut bekerja di titik-titik simpul. Berhubung jembatan ini adalah jembatan rangka
terbuka, maka semua beban angin tersebut disalurkan ke titik-titik simpul bagian bawah.
Jembatan ini memiliki ikatan angin yang terbuat dari profil siku 165 x 165 mm dan dibuat
berbentuk belah ketupat.
5. IKATAN TUMBUK
Ikatan tumbuk berfungsi sebagai pengaku untuk mengurangi lenturan pada gelagar
memanjang akibat gaya horisontal yang diakibatkan oleh roda kereta api. Ikatan tumbuk
pada jembatan ini terbuat dari baja siku 78 x 78 mm yang diletakkan diantara gelagar
memanjang membentuk ikatan silang.
b) Rangka vertikal
Rangka vertikal pada jembatan ini terbuat dari baja WF 190 x 190 mm dengan
penebalan pada bagian badan profil dengan menggunakan plat.
7. PENGAKU/STIFFNER
Pada jembatan rangka terbuka tidak memiliki ikatan angin atas. Portal akhir dari jembatan
rangka terbuka dibentuk oleh batang tepi rangka batang induk dengan balok melintang.
Dengan demikian, hubungan antara rangka vertikal dengan balok melintang harus dibuat
sekaku mungkin. Untuk itu dibuat pengaku/stiffner untuk menjaga kekakuan melintang
dari jembatan tersebut. Pengaku pada jembatan ini tersusun dari plat dan profil baja double
siku 85 x 95 mm.
8. SAMBUNGAN
Sambungan berfungsi sebagai penyaluran beban dari batang yang satu ke batang yang lain.
Secara umum, jembatan ini menggunakan plat dan paku keling sebagai sambungannya.
Penggunaan plat sebagai sambungan dapat mengakibatkan sobek pada plat (akibat gaya
tarik) dan tekuk (akibat gaya tekan), sedangkan paku keling atau baut dapat mengakibatkan
putus pada baut (akibat gaya tekan atau tarik).
a) Sambungan ikatan angin dan ikatan tumbuk
Sambungan ikatan angin terdiri dari plat dan paku keling. Sedangkan sambungan
ikatan tumbuk terditi dari baja siku dan paku keling.
9. PERLETAKAN
Perletakan berfungsi untuk menyalurkan beban jembatan keseluruhan ke pilar atau kepala
jembatan. Perletakan yang ada harus sesuai antara perencanaan dengan kenyataan di
lapangan. Apabila pelaksanaan perletakan tidak sesuai dengan perencanaan maka pada
rangka utama akan timbul gaya-gaya ekstra yang cukup besar. Gaya-gaya ekstra tersebut
mengakibatkan penambahan atau pengurangan gaya-gaya batang. Bahkan mungkin saya
batang tarik berubah menjadi batang tekan atau sebaliknya.
Pada jembatan ini, menggunakan sendi-rol sebagai perletakan yang terbuat dari baja.
Perletakan rol
Perletakan sendi