Anda di halaman 1dari 36

PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL

Nama

: Sucipto

NPM

: 3712101142

Konsentrasi

: Rekayasa Perangkat Lunak

Judul tesis

: Pengembangan Integrated System Architecture Dengan


Menggunakan Framework TOGAF ADM Pada AMIK
Wahana andiri.

Telah disetujui untuk diseminarkan pada Sidang Proposal Tesis pada Program
Pasca Sarjana (S2)

Magister Komputer, Program Studi Teknik Informatika

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha.


Jakarta, Maret 2013.
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

(Dr. Rufman Iman Akbar E,MM,M.Kom.)

( Didik Setiyadi,M.Kom. )

Mengetahui :
Ketua Program Studi
Program Pasca Sarjana

(Dr. Rufman Iman Akbar E,MM,M.Kom)

DAFTAR ISI
Hal.
PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL.................................................................i
Jakarta, Maret 2013...................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Permasalahan Penelitian............................................................................3

1.2.1. Identifikasi Masalah...............................................................................3


1.2.2. Ruang Lingkup Masalah........................................................................3
1.2.3. Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................4

1.3.1

Tujuan Penelitian...............................................................................4

1.3.2

Manfaat Penelitian.............................................................................4

BAB II......................................................................................................................6
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN.......................................6
2.1

Tinjauan Pustaka.......................................................................................6

2.2

Landasan Teori..........................................................................................8

2.2.1. Enterprise Architecture..........................................................................8


2.2.2. Framework.............................................................................................9
2.2.2. The Open Group Architecture Framework (TOGAF).........................10
2.2.3 Perbandingan.........................................................................................15
2.2.4 Integrated System..................................................................................17
2.3 Kerangka Pemikiran.....................................................................................18
BAB III..................................................................................................................19
ii

METODE PENELITIAN.......................................................................................19
3.1

Analisa Kebutuhan Sistem......................................................................19

3.2

Prosedur Penelitian..................................................................................20

3.2.1 Studi Pustaka.........................................................................................21


3.2.2 Bentuk penelitian..................................................................................21
3.2.3 Metode Pengumpulan data....................................................................21
3.2.4 Anlisa Data Kualitatif..........................................................................22
3.3

Perancangan Penelitian..........................................................................23

3.3 Tahapan perancangan Penelitian..................................................................23


3.3.1 Preliminary Phase.................................................................................24
3.4 Alat Bantu....................................................................................................26
3.4.1 Perangkat Keras yaitu :.........................................................................26
3.4.2 Perangkat Lunak yaitu :........................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................29

iii

DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Perbandingan 4 Framework (Sessions, 2007)......................................15
Tabel 3.1 Jadwal penelitian ..27

iv

DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1.1 Fase Architecture Devopment Method (Harrison, 2009:89).............11
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...........................................................................18
Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Penelitian........................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perguruan

tinggi

merupakan

aset

bangsa

karena

mendukung

pengembangan kualitas hidup masyarakat. Perguruan tinggi sebagai tempat


menimba ilmu dan tempat bagi mahasiswa untuk membekali diri dengan berbagai
keterampilan dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat sehingga menghasilkan
masyarakat yang berkualitas.

Pemanfaatan Teknologi Informatika dan

Komunikasi (TIK) sudah merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Berkat TIK semua proses kehidupan menjadi lebih cepat, lebih
efisien, lebih akurat, dan lebih indah (DEPDIKNAS, 2010:48). Perguruan tinggi
merupakan

sebuah

institusi

yang

menyelengarakan

pendidikan

sangat

membutuhkan dukungan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi


menuntut perguruan tinggi mengelola potensi

sumberdaya dengan teknologi

informasi secara efektif dan efisien untuk menghadapi persaingan.


Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam tatakelola perguruan tinggi
khususnya

di

AMIK

Wahana

Mandiri

belum

sepenuhnya

mengikuti

perkembangan TI dan dalam pelaksanaannya belum memiliki architecture dan


menggunakan framework tertentu, pemanfaatan TI saat ini hanya untuk memenuhi
suatu kebutuhan terhadap bagian atau divisi tertentu. Perencanaan arsitektur
sistem informasi organisasi adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu
proses perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan
tujuan menyelaraskan strategi bisnis organisasi dan strategi teknologi untuk
memberikan hasil yang maksimal bagi organisasi. Saat ini belum terdapat
kerangka dasar yang khusus untuk melakukan perancangan arsitektur teknologi
informasi untuk institusi pendidikan (Kuswardani Mutyarini, 2006).
Kondisi ini mengakibatkan tidak ada keterkaitan dengan system informasi
(SI) antara bagian atau divisi satu dengan bagian atau divisi yang lain sehingga
perlu di bangun suatu architecture dengan framework tertentu yang akan dibangun
sebagai solusi kebutuhan dari tiap bagian atau divisi agar terintergasi dan lebih
efektif dan efisien. Efektivitas dan efisiensi
1

yang baik dalam penerapan TI

membutuhkan

Framework. Framework diperlukan

untuk mengatur inovasi-

inovasi dalam perusahaan dan dapat dapat digunakan untuk mengembangkan,


arsitektur dengan mudah (Harrison, Study Guide TOGAF 9 Foundation, 2009:28)
kesuksesan bisnis dan terus bertahan sehingga mendapatkan keunggulan
kompetitif sehingga lebih bermanfaat bagi perusahaan. Manfaat Framework dapat
membantu

meningkatkan

strategi

bisnis

organisasi,memiliki

kemampuan

memasarkan inovasi-inovasi terbaru lebih cepat,memiliki informasi dan proses


bisnis yang konsisten, lebih aman dan menekan resiko dan biaya penerapan
Teknologi Informasi (TI). Tujuan Framework untuk mengoptimalkan proses yang
terintegrasi yang mendukung perubahan strategi bisnis. Efektifitas manajemen
informasi melalui IT adalah suatu faktor penting untuk mencapai keberhasilan
bisnis, dan Framework menjadi suatu alat yang sangat dibutuhkan untuk menuju
keberhasilan.
Framework merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan
dan memperluas arsitektur pada lingkup yang berbeda. Framework menjelaskan
perancangan suatu sistem informasi dalam kaitan dengan arsitektur dan itegrasi.
Framework meliputi daftar yang produk direkomendasikan untuk memenuhi
standard yang dapat digunakan untuk menerapkan pengembangan tersebut.
Dengan menggunakan Framework akan mempercepat dan menyederhanakan
pengembangan Framework, memastikan

cakupan lebih lengkap dan menjadi

solusi dalam merancang sitem teritegrasi dan memastikan bahwa arsitektur yang
dipiilih

mempertimbangkan perkembangan sebagai jawaban atas kebutuhan

bisnis di masa yang akan datang. Untuk dapat membangun system yang teritegrasi
yang baik maka diperlukan Framework. Framework yang ideal dari karakteristik
masing-masing Framework dipetakan ke dalam sebuah matrik yang dibagi dalam
beberapa kreteria sebagai pengukurannya yaitu definisi arsitektur, proses, support,
standarisasi, architecture knowledge base, business support, teknologi, model
bisnis, desain, neutrality, dan prinsip arsitektur lainnya.
Berbagai macam paradigma dan metode dapat digunakan dalam
perancangan Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner (Setiawan, 2009)TOGAF
memberikan gambaran metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola
serta mengiplementasikan Framework dan system informasi yang digunakan
untuk menggambar sebuah model pengembangan arsitektur Enterprise sehingga
2

bernilai. Framework TOGAF memberikan metode yang detil bagaimana


membangun dan mengelola serta mengimplementasikan Framework dan sistem
informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM)
sehingga dapat di jadikan rekomendasi dalam pengembangan sistem yang
terintegrasi.
1.2

Permasalahan Penelitian
Perguruan tinggi dalam melakukan aktifitasnya pada umumnya sudah

didukung dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI). Penyelengaraan


Pengelolaan perguruan tinggi dalam pencapaian visi dan misiperguruan tinggi
namun belum memiliki sebuah Framework sehingga kebutuhan integritas antar
antara bagian atau divisi belum terpenuhi . Berbagai macam paradigma dan
metode dapat digunakan dalam pengembangan integrated system architecture
dengan menggunakan Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner

(sesion, 2007)

TOGAF memberikan gambaran metode untuk membangun Framework dan


system informasi yang digunakan untuk pengembangan sebuah model integrated
system

dengan Framework TOGAF ADM dengan tujuan mebuat blueprint

pengembangan arsitektur SI.


1.2.1. Identifikasi Masalah
Untuk meningkatkan daya saing kegiatan akademik di AMIK Wahana
Mandiri di Propinsi Banten sudah menggunakan sistem informasi yang didukung
oleh TI namun pemanfaatan TI belum sesuai dengan visi dan misi AMIK Wahana
Mandiri sehingga ditemukan indentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Dalam penerapan TI Belum memiliki model integrated system architecture
dan menggunakan framework.
b. Dalam penerapan TI di AMIK Wahana Mandiri Belum memiliki blueprint
yang mendukung ketersediaan layanan sistem informasi.

1.2.2. Ruang Lingkup Masalah


Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian terfokus pada Pemanfaatan TI dalam tatakelola perguruan tinggi

khususnya di AMIK Wahana Mandiri yang berkedudukan di Jl.Cabe Raya


3

No.51 Pondok Cabe Tangerang Selatan Banten, selama empat bulan dari bulan
Juli sampai Oktober 2012.
b. Pemodelan integrated system architecture pada AMIK Wahana Mandiri untuk

menghasilkan model dan kerangka dasar (blueprint) dalam mengembangkan


system informasi (SI) yang terintegrasi untuk mendukung tujuan organisasi.

1.2.3. Rumusan Masalah


Masalah utama yang akan dikaji dalam tesis ini adalah :
a. Bagaimana membangun model integrated system architecture menggunakan

framework TOGAF ADM dalam mendukung aktivitas bisnis di AMIK Wahana


Mandiri?
b. Bagaimana membangun model

blueprint yang mendukung ketersediaan

integrated system yang sesuai di AMIK Wahana Mandiri?


1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Untuk mencapai tujuan dan manfaat penelitian dalam Membangun model
integrated system dan blueprint maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1.3.1

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Membangun model integrated

system dan blueprint yang dapat digunakan untuk mempermudah proses


pengembangan arsitektur SI.
1.3.2

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Memberikan gambaran blueprint sebagai landasan untuk pengembangan


arsitektur SI dalam pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan
pelayanan.
b. Mengoptimalkan fungsi Framework TOGAF ADM untuk rancang bangun
system terintegrasi agar lebih efektif dan efisien.
c. Memberi rekomendasi bagi perguruan tinggi untuk membangun model
Framework pada system yang terintegrasi.
d. Mempermudah proses pengembangan arsitektur SI dengan tujuan untuk
membentuk integritas informasi yang dikeluarkan tiap bagian atau divisi.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1

Tinjauan Pustaka
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topic

penelitian Enterprise Architecture.


a. Arsitektur sistem informasi untuk institusi perguruan tinggi diIndonesia
(Kuswardani Mutyarini, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan TOGAF ADM yang
merupakan metoda di dalam TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
framework untuk melakukan perencanaan Arsitektur Sistem Informasi (SI)
organisasi. Sedangkan COBIT (Control Objectives for Information and Related
Technology) adalah suatu metodologi yang memberikan kerangka dasar untk
menciptakan Teknologi Informasi (TI) yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Selain itu COBIT dapat digunakan untuk melakukan pengukuran (maturity level)
dari TI suatu organisasi. Dengan menggunakan perpaduan prinsip-prinsip dalam
TOGAF ADM dan COBIT dapat dirancang kerangka dasar sistem informasi untuk
institusi pendidikan di Indonesia yang sekaligus mampu mengukur perfomansi
dari hasil implementasi kerangka dasar tersebut. Dari penelitian tersebut hanya
tergambar sebauh framework dan belum menggambarkan intergrasi dari masingmasing bagian atau divisi pada perguruan tinggi.
b. Pemanfaatan TOGAF ADM untuk perancangan model Enterprise Architecture
(Roni Yunis, 2010)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model rancangan arsitektur
enterprise yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya mengadopsi pada
penerapan TOGAF ADM sebagai penggabaran proses bisnis yang ada di dalam
perguruan tinggi. Dengan adanya model awal untuk perancangan arsitektur
diharapkan melahirkan sebuah model perancangan arsitektur enterprise perguruan
tinggi yang utuh dan lengkap, sehingga untuk kedepannya dikembangkan lagi
kedalam bentuk blue print yang lebih detil serta berisikan daftar
dalam pengembangan arsitektur

enterprise
6

yang

rencana
nantinya

bisa

diterapkan oleh perguruan tinggi khususnya di Indonesia. Dari penelitian tersebut


hanya tergambar penekanan pada operasional akademik saja dan belum
menggambarkan intergrasi dari masing-masing bagian antara fungsi bisnis utama
dan fungsi bisnis pendukung pada perguruan tinggi.
c. Model Enterprise Architecture untuk perguruanTinggi di Indonesia (Roni
Yunis, 2009).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model arsitektur enterprise
perguruan tinggi yang digunakan dalam makalah ini secara keseluruhan
menekankan bagaimana cara penerapan TOGAF ADM sebagai salah satu metode
yang bisa digunakan untuk melakukan pengembangan arsitektur enterprise.
TOGAF ADM direlasikan dengan metode pengembangan sistem RUP dengan
tujuan untuk mendapatkan rancangan atau blue print dari sistem informasi
perguruan tinggi yang nantinya akan dikembangkan pada tahapan berikutnya.
Setiap tahapan pada TOGAF ADM dapat dilakukan secara benar apabila proses
bisnis yang ada di dalam organisasi benar-benar harus dipahami dan mampu di
identifikasi secara lengkap dan benar.
Dari penelitian tersebut hanya tergambar penekanan pada model arsitektur
secara umum dan belum menggambarkan intergrasi dari masing-masing bagian
antara fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis pendukung pada perguruan tinggi.
d. Pengembangan model arsitektur Enterprise untuk Perguruan Tinggi (Roni
Yunis, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model arsitektur enterprise
menggunakan TOGAF ADM yang yang dugunakan untuk mebangun sebuah
model dasar bagi institusi perguruan tinggi didalam pengembangan arsitektur
enterprise. TOGAF ADM digunakan sebagai metoda pengembangan arsitektur
enterprise bahwa institusi mempunyai aturan dan prosedur tentang proses bisnis
untuk mendukung proses pengembangan sistem informasi terintegrasi. Dari
penelitian tersebut hanya tergambar penekanan pada model arsitektur secara
intergrasi dari masing-masing bagian antara fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis
pendukung pada perguruan tinggi sudah tampak namun evaluasi hasil
pembelajaran dan penjamin mutu belum tergambarkan.

e. Perancangan model enterprise architecture dengan TOGAF Architecture


development method (Roni Yunis, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti membuat rancang bangun Enterprise
Architecture untuk menciptakan keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi
bagi kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise tidak terlepas dari
bagaimana sebuah organisasi merencanakan dan merancang arsitektur enterprise
tersebut. Untuk melakukan perancangan arsitektur enterpise diperlukan suatu
metodologi yang lengkap serta mudah digunakan, TOGAF ADM merupakan
metodologi yang lengkap, banyak organisasi yang tidak memahami secara jelas
bagaimana tahapan-tahapan dari metodologi tersebut diterjemahkan kedalam
aktivitas perancangan arsitektur enterprise. Tahapan dalam perancangan arsitektur
enterprise sangatlah penting dan akan berlanjut pada tahapan berikutnya yaitu
rencana implementasi. Hasil ahir dari penelitian membuat sebuah arsitektur
enterprise yang pada nantinya bisa dijadikan oleh organisasi untuk mencapai
tujuan strategisnya. Dari penelitian tersebut peneliti menekankan pada
pembahasan arsitektur data,arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi dan belum
menggambarkan sebuah framework yang terintegrasi pada setiap bagian atau
divisi pada perguruan tinggi.
2.2

Landasan Teori

2.2.1. Enterprise Architecture

Enterprise Architecture dapat didefinisikan sebagai sebuah blueprint

(Minoli, 2008:35) yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen


bekerja bersama dalam satu kesatuan dan memberikan gambaran eksplisit
mengenai hubungan antara proses manajemen dengan TI yang sekarang dan yang
diharapkan. Jika dikaitan dengan enterprise, maka EA harus memberikan strategi
yang memungkinkan organisasi mendukung keadaan yang sekarang dan juga
bertindak sebagai roadmap menuju lingkungan yang ditargetkan.

2.2.2. Framework

Framework adalah sebuah cetak biru (blueprint) yang menjelaskan


bagaimana elemen TI dan manajemen informasi bekerjasama sebagai satu
kesatuan. Framework TOGAF membagi empat bagian dalam pengembangan
arsitektur. Pengembangan sistem dimulai dari mendefinisikan arsitektur bisnis
yang ada dalam organisasi, mendefinisikan arsitektur data yang akan digunakan,
mendefinisikan arsitektur aplikasi yang akan dibangun serta mendefinisikan
arsitektur teknologi (Minoli, 2008:55). Arsitektur merupakan satu praktek
manajemen untuk memaksimalkan kontribusi dari sumber daya perusahaan,
investasi TI, dan aktivitas pembangunan sistem untuk mencapai tujuan kinerjanya.
Untuk mencapai misi organisasi melalui kinerja optimal dari proses bisnis dengan
efisiensi lingkungan TI maka penerapan Framework harus dimasukkan kedalam
roadmap dari perusahuaan . Arsitektur sistem terintegrasi TI menyediakan konteks
strategis bagi evolusi sistem TI dalam menanggapi kebutuhan yang terus berubah
di lingkungan bisnis. Arsitektur harus sejalan dengan TI dan bisnis. Hal ini
memungkinkan unit bisnis untuk berinovasi mencapai keunggulan kompetitif,
secara bersamaan, mendorong sinergi di seluruh unit bisnis perusahaan.
Keuntungan dari arsitektur perusahaan yang baik adalah:
a.

Operasi TI lebih efisien.

b.

Investasi yang menguntungkan.

c.

Mengurangi risiko dalam hal penyimpangan terhadap aturan.

d.

Lebih cepat, sederhana, dan operasi bisnis lebih efisien.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF ADM) merupakan


Framework yang memungkinkan untuk di implementasikan di perguran tinggi.
Berbagai macam paradigma dan metode bias digunakan dalam perancangan
arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman Framework, TOGAF ADM,
EAP dan lainnya. Dalam hal ini akan dibahas bagaimana menggunakan TOGAF
ADM dalam perancangan Architecture sehingga didapatkan gambaran yang jelas
bagaimana melakukan perancangan arsitektur enterprise, untuk mendapatkan
9

sebuah Architecture framework yang baik dan bisa digunakan oleh organisasi
untuk mencapai tujuan strategisnya.Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi
dalam proses pengembangan system perlu memperhatikan keselarasan penerapan
system, Untuk menurunkan kesenjangan tersebut, maka diperlukanlah paradigm
baru dalam merencanakan, merancang, dan mengelola system informasi.
Architecture framework menjelaskan bagaimana elemen TI dan manajemen
informasi bekerjasama sebagai satu kesatuan.
2.2.2. The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
TOGAF dikembangkan oleh The Open Groups Architecture Framework
pada tahun 1995. Awalnya TOGAF digunakan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat namun pada perkembangannya TOGAF banyak digunakan pada
berbagai bidang seperti perbankan, industri manufaktur dan juga pendidikan.
TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan Enterprise Architecture, dimana
terdapat metode dan tools yang detil untuk mengimplementasikannya, hal inilah
yang membedakan dengan Framework EA lain misalnya Framework Zachman.
Salah satu kelebihan menggunakan Framework TOGAF ini adalah karena sifatnya
yang fleksibel dan bersifat open source. TOGAF memberikan metode yang detil
bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur
enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development
Method (ADM) (Open Group, 2009:31).
ADM merupakan metode generik yang berisikan sekumpulan aktivitas yang
digunakan dalam memodelkan pengembangan arsitektur enterprise. Metode ini
juga dibisa digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang,
mengembangkan dan mengimplementasikan arsitektur sistem informasi untuk
organisasi (Yunis dan Surendro, 2008).
TOGAF ADM seperti ditunjukkan pada Gambar 1, juga merupakan
metode yang fleksibel yang dapat mengantifikasi berbagai macam teknik
pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini bisa
disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan
TOGAF ADM juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang bagaimana
melakukan pengembangan arsitektur enterprise, prinsip tersebut digunakan
sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan dari pengembangan arsitektur

10

enterprise oleh organisasi (Open Group, 2009:116), prinsip-prinisip tersebut dapat


dijelaskan sebagai berikut:
a. Prinsip Enterprise
Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh bagian
organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.
b. Prinsip Teknologi Informasi (TI)
Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi,
termasuk unit- unit organisasi yang akan menggunakan.
c. Prinsip Arsitektur
Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana
mengimplementasikannya.
Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengimplementasikan
TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara
mengidentifikasi kontek arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah
mendefenisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian- bagian arsitektur
yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem
informasi, arsitektur teknologi, serta menetapkan kemampuan dari arsitektur yang
akan dirancang dan dikembangkan (The Open Group Architecture Framework
(TOGAF), 2009:89). Berikut gambaran tahapan tentang TOGAF ADM.

Gambar 1.1
Fase Architecture Devopment Method (Harrison, 2009:89)

11

Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bisa dijelaskan sebagai berikut:
a. Architecture Vision
Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur
enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk
strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada
tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan
arsitektur yang ideal.
b. Business Architecture
Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau
aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools
dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa
digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
c. Information System Architecture
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur
sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam
tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan
oleh organisasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data
digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Pada arsitektur
aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan
menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model
aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi: Application
Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya.
d. Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan
jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology
Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam
tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif- alternatif yang diperlukan dalam
pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location
Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.
e. Opportunities and Solution
Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari
arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur
12

aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk
memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk
memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project
Context Diagram dan Benefit Diagram.
f. Migration Planning
Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana
migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk
pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap
kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem
informasi
g. Implementation Governance
Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang
sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi,
tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan
ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tatakelola
seperti COBITS dari IT Governance Institute (ITGI) (Open Group, 2009).
h. Arcitecture Change Management
Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan
cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan
lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah
akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.
TOGAF ADM juga merupakan metode yang bersifat generik dan mudah
di implementasikan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi
industri ataupun industri akademik seperti perguruan tinggi (Mutyarini dan
Sembiring, 2006).
TOGAF secara umum memiliki struktur dan komponen sebagai berikut :
a. Architecture Development Method (ADM)
Merupakan bagian utama dari TOGAF yang memberikan gambaran rinci
bagaimana menentukan sebuah Architecture secara spesifik berdasarkan
kebutuhan bisnisnya.
b. Foundation Architecture (Enterprise Continuum)
Foundation
Framework

Architecture

dimana

merupakan

didalamnya

tersedia
13

sebuah

Framework-within-a-

gambaran

hubungan

untuk

pengumpulan arsitektur yang relevan, juga menyediakan bantuan petunjuk pada


saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda. Foundation Architecture
dapat dikumpulkan melalui ADM. Terdapat tiga bagian pada foundation
architecture yaitu Technical Reference Model, Standard Information dan Building
Block Information Base
c. Resource Base
Pada bagian ini terdapat informasi mengenai guidelines, templates,
checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu
arsitek didalam penggunaan ADM.
TOGAF-

Architecture

Development

Method

(ADM)

merupakan

metodologi lojik dari TOGAF yang terdiri dari delapan fase utama untuk
pengembangan dan pemeliharaan technical architecture dari organisasi. ADM
membentuk sebuah siklus yang iteratif untuk keseluruhan proses, antar fase, dan
dalam tiap fase di mana pada tiap-tiap iterasi keputusan baru harus diambil.
Keputusan tersebut dimaksudkan untuk menentukan luas cakupan enterprise,
level kerincian, target waktu yang ingin dicapai dan asset arsitektural yang akan
digali dalam enterprise continuum. ADM merupakan metode yang umum
sehingga jika diperlukan pada prakteknya ADM dapat disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik tertentu, misalnya digabungkan dengan Framework yang lain
sehingga ADM menghasilkan arsitektur yang spesifik terhadap organisasi.
Selain TOGAF ADM ada juga beberapa Framework lain yaitu Framework
Zachman yang merupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk
mengembangkan arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek
yang dapat menggambarkan organisasi secara utuh. Federal Enterprise
Architecture (FEA) . FEA membagi arsitektur menjadi area bisnis, data, aplikasi
dan teknologi, dimana sekarang FEA juga mengadopsi tiga kolom pertama pada
Zachman framework dan metodologi perencanaan EA oleh Spewak. Gartner
dikembangkan oleh research organization sebagai bentuk layanan praktis dengan
menggabungkan beberapa EA yang dianggap berhasil. Framework ini sebagai
grand design atau konsep keseluruhan yang digunakan dalam menciptakan suatu
sistem, seperti dalam arsitektur kota. Di dalam Framework terdiri dari sebuah
abstraksi atau desain dari suatu sistem, struktur, komponen dan bagaimana
komponen tersebut saling berhubungan.

14

2.2.3 Perbandingan
Architecture framework adalah tool yang bisa digunakan untuk
mengembangkan

cakupan

luas

dari

arsitektur-arsitektur

yang

berbeda.

Penggunaan framework akan mempercepat dan menyederhanakan pengembangan


arsitektur, memastikan cakupan komplit dari solusi desain dan memastikan
arsitektur yang terpilih akan memungkinkan pengembangan di masa depan
sebagai respon terhadap kebutuhan bisnis. Hasil perbandingan Framework yang
banyak digunakan adalah Zachman, TOGAF, FEA dan Gartner (sesion, 2007).
Tabel 2.1
Perbandingan 4 Framework (Sessions, 2007)

Untuk dapat mengetahui Framework yang ideal,maka hasil dari


karakteristik masing-masing Framework dipetakan ke dalam sebuah matrik yang
dibagi dalam beberapa kreteria sebagai pengukurannya yaitu definisi arsitektur,
proses, support, standarisasi, architecture knowledge base, business support,
teknologi, model bisnis, desain, neutrality, dan prinsip arsitektur lainnya. Kajian
yang sering dijadikan sebagai acuan kreteria pengukuran seperti yang dikeluarkan
oleh Roger Sessions yang melakukan perbandingan dengan memberikan 12 aspek
sebagai perbandingan (sesion, 2007), Kreteria pengukuran yaitu:
15

a. Taxomony completeness, kreteria seberapa baik pengklasifikasikan dalam


Framework.
b. Process Completeness, seberapa jelas langkah dan panduan yang dalam
implementasinya.
c. Reference model guidance, seberapa bermanfaat dalam perancangan reference
models.
d. Practice guidance, seberapa berperan dalam praktek sehari-hari di perusahaan.
e. Maturity Model, seberapa efektif dan mature di perusahaan.
f. Business focus, seberapa besar peranan Framework untuk mengurangi biaya
atau meningkatkan pendapatan.
g. Governance Guides, seberapa membantu sebuah Framework dapat
menciptakan tata kelola (governance) yang efektif.
h. Partitioning guidance, seberapa baik dalam memandu perancangan
autonomous partitions dari perusahaan, khususnya untuk menangani
kompleksitas yang dihadapi.
i. Prescriptive catalog, seberapa baik untuk membuat katalog dari architectural
asset yang dapat di reuse di masa yang akan datang.
j. Vendor neutrality, menekankan bahwa perusahaan harus terbebas dari tingkat
ketergantungan atau intervensi dengan vendor.
k. Information availability, menekankan kualitas dan kemudahaan untuk
memperoleh informasi.
l. Time to value refers, kreteria ini mengacu waktu yang diperlukan untuk
implementasi bagi perusahaan.
Setelah diketahui kreteria pengukuran maka selanjutnya dilakukan rating
sesuai dengan hasil penelitian. EA Framework yang akan diukur terdiri dari empat
yaitu Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner. Rekomendasi untuk membangun
sebuah framework untuk Integrated system architecture adalah TOGAF karena
Framework TOGAF mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk
mendeskripsikan arsitektur, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur
logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut. Informasi
dalam arsitektur sering dikategorikan dalam model-model atau sudut pandang
arsitektural. Dalam mengembangkan arsitektur, perlu diadopsi atau dikembangkan
sendiri suatu framework untuk arsitektur. Terdapat berbagai macam framework
yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan arsitektur. Untuk memilih sebuah
16

Framework terdapat kriteria yang berbeda yang bisa dijadikan sebagai acuan
(Setiawan, 2009), Framework merupakan sebuah bagian penting dalam
mendesainan framework yang seharusnya memiliki kriteria:
a. Reasoned.
Framework yang masuk akal yang dapat memungkinkan pembuatan
arsitektur yang bersifat deterministik ketika terjadi perubahan kontrain dan tetap
menjaga integritasnya walalupun menghadapi perubahan bisnis dan teknologi
serta demand yang tak terduga.
b. Cohesive.
Framework yang kohesif memiliki sekumpulan perilaku yang akan
seimbang dalam cara pandang dan scope-nya.
c. Adaptable.
Framework haruslah bisa beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin
sangat sering terjadi dalam organisasi.
d. Vendor-independent.
Framework haruslah tidak tergantung pada vendor tertentu untuk benarbenar memaksimalkan benefit bagi organisasi..
e. Technology-independent.
Terbebas dari tingkat ketergantungan atau intervensi dengan vendor.
f. Domain-neutral.
Adalah atribut penting bagi framework agar memiliki peranan dalam
pemeliharaan tujuan organisasi.
g. Scalable.
Framework

haruslah

beroperasi

secara

efektif

pada

level

departemen,unit bisnis,pemerintahan dan level korporat tanpa kehilangan


fokus dan kemampuan untuk dapat diaplikasikan.
2.2.4 Integrated System
Secara umum penerapan persyaratan-persyaratan ISO 9001 maupun ISO
14001 dapat dikategorikan ke dalam lima aspek yaitu aspek komitmen
manajemen, aspek proses yang harus dijalankan, aspek dokumen, aspek personil,
dan aspek organisasi yang dibutuhkan. Aspek komitmen manajemen merupakan
inti dari sistem manajemen integrasi berbasis ISO 9001 dan ISO 14001. Hal ini
disebabkan performa dan sustainabilitas suatu organisasi menjadi tanggung jawab
17

manajemen.Beberapa peneliti telah mengemukakan berbagai metode integrasi


(Zeng, 2005). Terdapat tigapendekatan dalam melakukan integrasi ISO 9001
dengan ISO 14001 yaitu (1)menerapkan ISO 9001 terlebih dahulu kemudian ISO
14001, (2) menerapkan ISO 14001 terlebih dahulu kemudian ISO 9001, dan (3)
menerapkan ISO 9001 dan ISO14001 secara bersamaan. Integrasi dapat
dilakukandengan menggunakan kerangka dasar tiga komponen yaitu tanggung
jawabmanajemen, proses manajemen, dan sistem pendukung.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, maka konsep penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

18

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan tahapan kerangka


pemikiran sebagaiberikut:
a. Permalahan yang di temukan berdasarkan indentifikasi masalah yang
dijadikan dasar pembuatan rumusan masalah dalam penelitian, yaitu
bagaimana membangun

model sistem yang teritegrasi pada AMIK

Wahana Mandiri.
b. Pembangunan model sistem yang teritegrasi berdasarkan kajian literatur di
rekomendasikan menggunakan framework TOGAF ADM yang memiliki
keunggulan menggabarkan proses secara detil sebuah arsitektur.
c. Dalam pembuatan model sebuah arsitektur dengan framework TOGAF
ADM terdiri dari fase-fase yaitu fase A,B,C,D,E,F,G dan H.
d. Penekanan pembuatan model dengan framework

TOGAF ADM

menekankan pada fase C dan D yaitu membuat model arsitektur data,


aplikasi dan teknologi.
e. Pembuatan blueprint sistem teritegrasi untuk AMIK Wahana Mandiri

19

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Analisa Kebutuhan Sistem


Analisa kebutuhan sistem merupakan tahap kegiatan untuk mengetahui

kebutuhan pembangunan sistem teritegrasi,tujuan dari tahapan analisa kebutuhan


ini adalah menentukan suatu kebutuhan proses untuk arsitektur dalam
membangun integrated system menggunakan TOGAF ADM yang sesuai dengan
Skenario bisnis yang menjadi resources utama yang harus dikembangkan dalam
tahapan ini. Skenario bisnis harus mencakup process business, dan permasalahan
(issue) pada AMIK Wahana Mandiri yang tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Permasalahan AMIK Wahana Mandiri

Pada Tabel 3.1 terdapat permasalahan tidak efisien,pemanfaatan IT


masih kurang berdasarkan hal tersebut berarti bahwa proses penyajian informasi
dan pemanfaatan IT antar bagian belum terintegrasi dan belum memilki
framework yang di jadikan standar dalam pengembagan arsitektur IT.
Solusi dari permasalahan yang tersaji dalam Tabel 3.1 di atas adalah
20

sebagai berikut:
Tabel 3.2
Solusi permasalahan AMIK Wahana Mandiri

3.2

Prosedur Penelitian
Untuk dapat melaksankan tahapan penelitian maka tahapan penelitian

yang dilakukan adalah sebagai berikut:


3.2.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi - informasi tentang teori,
metode dan konsep yang relevan dengan permasalahan. Sehingga dengan
informasi informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian
21

masalah. Studi pustaka yang dilakukan dengan mencari informasi dan referensi
dalam bentuk text book, literatur, informasi dari internet maupun sumber-sumber
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.2.2 Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan studi
kasus dengan objek penelitian pada AMIK Wahana Mandiri Pondok Cabe
Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu
(quasi-experimental). Menurut Hasibuan (2007:65) menyatakan bahwa metode
ekspsrimental semu juga termasuk dalam eksperimental riset namun tidak punya
kontrol. Quasi eksperimental dapat diukur setelah adanya perlakuan (treatment)

3.2.3 Metode Pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan
dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian.metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:
a.

Data Primer primer diperoleh melalui:


1. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
2. Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Metode Survey yaitu dengan menggunakan Kuesioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Isikan pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci

yang

dibagikan

22

kepada

responden.

Peneliti

akan

memperoleh data atau faakta yang memiliki hubungan dengan


permasalahan.
b.

Data sekunder meliputi struktur organisasi,infrastruktur TI, gambaran sistem

yang ada saat ini. Data sekunder diperoleh melalui:


1. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk mencari data-data sekunder yang
dibutuhkan dalam melakukan tata kelola TI yang ada.
2. Akses internet
Akses internet digunakan untuk mencari data pendukung dari berbagai
buku,ebook,maupun jurnal-jurnal yang relevan.

3.2.4

Anlisa Data Kualitatif


Analisis data kualitatif merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan

cara mencari hubungan ataupun pola dari sumber data yang telah ada untuk
menjawab hipotesis serta menyajikannya secara deskriptif. Analisis data kualitatif
erupakan suatu analisa yang dilakukan dengan cara mencari hubungan ataupun
pola dari sumber data yang telah ada untuk menjawab hipotesis serta
menyajikannya secara deskriptif. Inti dari analisis kualitatif terletak pada tiga
proses yaitu mendeskripsiskan fenomena, mengklarifikasikannya, dan melihat
bagaimana keterkaitan diantara (Hasibuan 2007:158) konsep-konsep tersebut
antara yang satu dengan yang lainnya.
Untuk merealisasikan penelitian kualitatif maka hasil penemuan kualitatif
dapat digeneralisasikan dengan didasari pada penyusunan teori. Dalam
mengembangkan hasil penelitian kualitatif maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mendeskripsikan fenomena berdasarkan data yang didapatkan.
Disini kita bisa menggunakan analisa statistik deskriptif. Statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisi data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. (Hasibuan 2007:158)

23

3.3

Perancangan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan model TOGAF

yaitu untuk membuat sebuah blueprint pada AMIK Wahana Mandiri. Dalam
pembuatan

sebuah blueprint

model sistem terintegrasi Dapat dilihat dalam

gambar 3.1 .

Gambar 3.1

Tahapan Perancangan penelitian


3.3 Tahapan perancangan Penelitian
Berdasarkan pada langkah-langkah penelitian pada Gambar 3.1 maka
Tahapan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Preliminary Phase
Pada tahapan ini melakukan penentuan framework dan ruang lingkup
24

Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian dari


unsur manajemen.
3.3.2 Architecture Vision
Pada Tahapan ini menentukan kebutuhan yang dibutuhkan untuk
perancangan arsitektur sistem informasi yang meliputi:
a. Profil organisasi
b. Pendefinisian visi dan misi
c. Tujuan organisasi
d. Sasaran organisasi
e. Proses bisnis organisasi
f.

Unit organisasi

g. Kondisi Arsitektur saat ini


3.3.3 Business Architecture

Tahapan ini menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan
berdasarkan skenario bisnis. Ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu :
a. Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana stakeholder
saling berhubungan.
b. Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang
digunakan.
c. Memilih dan menentukan tools dan metode umum untuk pemodelan
seperti: Unified Modeling Language (UML) untuk membangun model
sesuai dengan kebutuhan.

3.3.4 Information System Architecture

Pada tahapan ini menentukan arsitektur data dan arsitektur aplikasi.


Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk
kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan
yaitu: Class Diagram. Tahapan dalam membuat arsitektur dengan cara
mendefinisikan Entitas dan Membuat model konseptual ER-Diagram

25

Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi


direncanakan, dengan tahapan Mendefiniskan aplikasi dan Membuat model
konseptual proses bisnis
3.3.5 Technology Architecture

Tahapan ini mendefinisikan teknologi-teknologi utama yang dibutuhkan


untuk menyediakan dukungan lingkungan bagi aplikasi berikut data yang akan
dikelola. Untuk membangun arsitektur teknologi dibutuhkan tahapan sebagai
berikut :
a. Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform
b. Definisikan platform dan distribusi
c. Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis
d. Distribusikan arsitektur teknologi
3.3.6 Opportunities and Solution

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini meliputi evaluasi, memilih


alternatif implementasi,mendefinisikan strategi implementasi dan rencana
implementasi.
3.3.7 Migration Planning

Pada tahapan ini dilakukan penyusunan urutan proyek-proyek, biaya dan


manfaat dari proyek migrasi. Dilakukan penilaian dalam menentukan rencana
migrasi dari suatu sistem informasi. Untuk pemodelannya digunakan matrik
penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam
organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi
3.3.8

Implementation Governance

Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang


sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi,
tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur.

3.3.9

Change Management

26

Tahapan ini melakukan perencanaan manajemen terhadap arsitektur yang


telah

diimplementasikan

dengan

cara

melakukan

pengawasan

terhadap

perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi. Serta menentukan


apakah akan dilakukan siklus pengembangan framework berikutnya.
3.4 Alat Bantu
Untuk kelancaran dalam penelitian ini, berikut penjelasan mengenai alat
bantu yang digunakan, yaitu :

3.4.1 Perangkat Keras yaitu :


a.

Prosesor intel core x.x

b.

Memori 2 GB

c.

Harddisk 320 GB

3.4.2 Perangkat Lunak yaitu :


a.

Sistem Operasi Microsoft Windows 7

b.

Enterprise spark syatem

c.

Edmodo

3.5 Jadwal Penelitian


Dalam melaksanakan tahapan penilitian agar penelitian tersebut dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan maka peneliti membuat
matrik berupa tahapan jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal penelitian

27

DAFTAR PUSTAKA
DAS OHIO. (2010). State of Ohio IT Policy Information Technology Investment
Planning. Columbus, Ohio: Enterprise IT Architecture & Policy.
DEPDIKNAS. (2010). Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2010-2014. Departemen Pendidikan Nasional.
Harrison, R. (2009). Study Guide TOGAF 9 Foundation. The Open Group.
Hasibuan, Z. A. (2007). Metodologi penelitian pada bidang Ilmu komputer dan
teknologi Informasi.
Kuswardani Mutyarini, S. D. (2006). Arsitektur Sistem Informasi Untuk Institusi
Perguruan Tinggi Di Indonesia.
Minoli, D. (2008). Enterprise Architecture A to Z. Parkway NW: Auerbach
Publications.
Moertini, V. S. (2008). Pengembangan Sistem dan Sarana Teknologi Informasi
untuk Perguruan Tinggi Indonesia.
Roni Yunis, K. S. (2010). Implementasi enterprise architecture perguruan tinggi .
Roni Yunis, K. S. (2009). Model enterprise architecture untuk perguruan Tinggi
di Indonesia.
Roni Yunis, K. S. (2009). Pemanfaatan TOGAF ADM untuk perancangan model
Enterprise architecture.
Roni Yunis, K. S. (2010). Pengembangan model arsitektur enterprise untuk
Perguruan Tinggi.
Roni Yunis, K. S. (2009). Perancangan model enterprise architecture dengan
TOGAF Architecture Development Method.
Sessions, R. (2007). A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture
Methodologies.
Setiawan, E. B. (2009). Pemilihan EA Framework.
Somantri, K. T. (2009). Pemodelan Arsitektur Enterprise dengan TOGAF ADM
pada Rintisan Sekolah Bertaraf International SDN Galunggung Kota
Tasikmalaya. . IPB,Bogor.
Systems, S. (2009). Enterprise Architecture Framework Design. Sparx Systems.
The Open Group Architecture Framework (TOGAF). (2009).
28

Zeng, S. e. (2005). Implementing Integration of ISO 9001 and ISO 14001. pp.
394-40.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal
NPM

: 310 210 1130

29

Nama

: Sucipto

Tempat / Tgl. Lahir

: Lampung,7 Januari 1971

Jenis Kelamin

: Laki

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Kawin

Jenjang

: Strata 2 (S2) Magister Komputer

Program Studi

: Teknik Informatika

Alamat

: AMIK Wahana Mandiri, Jl.Cabe Raya No.51 Tangerang Selatan


Hp

: 085289809181

Email : cipto.adam71@gmail.com
Pekerjaan

: Dosen

Jabatan fungsional

: Lektor

Jabatan

: Pembantu direktur-III AMIK Wahana Mandiri

Alamat Kantor

: Jl. Cabe Raya No. 51 Pondok Cabe Kota Tangerang Selatan


Telp : (021) 747 07246 Email : awm.ac.id

Fax : .(021) 747 07250 Alamat Web : www.awm.ac.id

b. Pendidikan
SD

Jenjang

Nama Lembaga
SDN Padmosari-

SMP

Lampung
SMP Branti

SMA

Lampung
SMA Surya

Perguruan Tinggi

Dharma2 Lampung
STMIK Budi Luhur

Jurusan

Tahun Lulus
1984

Raya

1987
1990
IPS
Manajemen

1996

Jakarta
Informatika
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 22 Januari 2013
Mahasiswa Ybs.

(Sucipto)

30

31

Anda mungkin juga menyukai