Anda di halaman 1dari 23

CAHYA MOHAMAD RIZKI

INDRY REGINA SEPTA SEPTIA


MUHAMMAD DZIKRI PRATAMA

121411037
121411046
121411050

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Dari luasan total lahan gambut di dunia sebesar


423.825.000 ha, sebanyak 38.317.000 ha terdapat di wilayah
tropika. Sekitar 50% dari luasan lahan gambut tropika
tersebut terdapat di Indonesia yang tersebar di pulau-pulau
Sumatera, Kalimantan, dan Papua, sehingga Indonesia
menempati urutan ke-4 dalam hal luas total lahan gambut
sedunia, setelah Kanada, Uni Soviet, dan Amerika Serikat.
Karena wataknya yang sangat rapuh, luasan lahan gambut di
Indonesia cenderung mengalami penurunan, diperkirakan
yang masih tersisa tidak lebih dari 17 juta hektar (Kurnain,
2005). Bahkan dari data yang telah dipublikasikan oleh Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat tahun 2002, luasan lahan
gambut di Indonesia hanya tersisa 13,203 juta hektar dari
16,266 juta hektar tahun 1997.

Dari itu semua dan dari banyak publikasi yang telah


dirilis baik melalui pertemuan ilmiah maupun laporan
ilmiah, satu hal yang sudah pasti adalah telah terjadi
degradasi hutan dan lahan gambut di Indonesia.
Degradasi ini terutama terkait dengan pengalihfungsian
lahan gambut alamiah untuk pertanian, seperti
perkebunan kelapa sawit dan tanaman perkebunan
lainnya, penipisan lapisan gambut oleh kegiatan
pengatusan (drainase), dan perusakan dan penipisan
lapisan gambut oleh peristiwa kebakaran. Seperti kasus
Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar di
Kalimantan Tengah dan Seribu Hektar di Kalimantan
Selatan, telah menimbulkan kerusakan lingkungan
sangat hebat, termasuk peristiwa kebakaran hutan dan
lahan gambut terutama selama musim kering.

Apa pengertian mengenai hutan?

Apa faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan?


Apa karakteristik sifat kebakaran hutan?
Apa dampak yang terjadi dari peristiwa kebakaran

hutan?
Strategi apa saja yang dapat dilakukan dalam
pengelolaan kebakaran hutan?
Bagaimana cara mencegah kebakaran hutan?
Bagaimana cara pengendalian terhadap kebakaran
hutan?

Untuk mengetahui pengertian mengenai hutan,

Untuk mengetahui faktor penyebab kebakaran hutan,


Untuk mengetahui karakteristik sifat kebakaran

hutan,
Untuk mengetahui dampak kebakaran hutan,
Untuk mengethui strategi pengelolaan kebakaran
hutan,
Untuk mengetahui solusi mencegah kebakaran hutan,
Untuk mengetahui cara pengendalian terhadap
kebakaran hutan.

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan


lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasankawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang
luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan,
modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan
merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling
penting.

Kesadaran Manusia,

Panas,
Bahan Bakar,
Oksigen,

Penegakan Hukum yang Lemah.

Merusak vegetasi hutan,

Merusak serasah hutan seperti, dedaunan, dan bekas

kayu yang gugur,


Merusak lapisan gambut (memiliki unsur hara N, P,
dan K, serta miskin unsur mineral, terutama kapur).

Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke

atmosfer,
Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman,
termasuk spesies endemik/khas suatu daerah baik
karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya
habitat,
Musnahnya bahan baku industri perkayuan
(meubel/furniture). Dapat mengakibatkan
puluhan ribu pekerja menjadi
pengangguran/kehilangan pekerjaan,

Menurunnya kualitas udara dan kesehatan manusia,


Terganggunya sistem transportasi dan komunikasi,

dan
Terganggunya fungsi Hidrologis dan pengaturan iklim.

Pengelolaan atas kebakaran hutan lahan gambut

meliputi upaya pencegahan dan pengendalian. Kedua


upaya itu harus dilakukan secara sistematis, serbacakup (comprehensive), dan terpadu, dengan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholder).

Penatagunaan lahan sesuai dengan peruntukan dan

fungsinya masing-masing, dengan mempertimbangkan


kelayakannya secara ekologis di samping secara ekonomis,
Pengembangan sistem budidaya pertanian dan
perkebunan, serta sistem produksi kayu yang tidak rentan
terhadap kebakaran, seperti pembukaan dan persiapan
lahan tanpa bakar (zero burning-based land clearing), atau
dengan pembakaran yang terkendali (controlled burningbased land clearing),
Pengembangan sistem kepemilikan lahan secara jelas dan
tepat sasaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menghindari pengelolaan lahan yang tidak tepat sesuai
dengen peruntukan dan fungsinya,

Pencegahan perubahan ekologi secara besar-besaran

diantaranya dengan membuat dan mengembangkan


pedoman pemanfaatan hutan dan lahan gambut secara
bijaksana (wise use of peatland), dan memulihkan hutan
dan lahan gambut yang telah rusak,
Pengembangan program penyadaran masyarakat terutama
yang terkait dengan tindakan pencegahan dan
pengendalian kebakaran. Program ini diharapkan dapat
mendorong dikembangkannya strategi pencegahan dan
pengendalian kebakaran berbasis masyarakat (communitybased fire management),
Pengembangan sistem penegakan hukum. Hal ini
mencakup penyelidikan terhadap penyebab kebakaran
serta mengajukan pihak-pihak yang diduga menyebabkan
kebakaran ke pengadilan.

Pengembangan sistem informasi kebakaran yang

berorientasi kepada penyelesaian masalah. Hal ini


mencakup pengembangan sistem pemeringkatan
bahaya kebakaran (Fire Danger Rating System) dengan
memadukan data iklim (curah hujan dan kelembaban
udara), data hidrologis (kedalaman muka ir tanah dan
kadar lengas tanah), dan data bahan yang dapat
memicu timbulnya api. Kegiatan ini akan memberikan
gambaran secara kartografik terhadap kerawanan
kebakaran.

Menyediakan peralatan kesehatan terutama di daerah

rawan kebakaran,
Menyediakan dan mengaktifkan semua alat pengukur
debu di daerah rawan kebakaran,
Memperingatkan pihak-pihak yang terkait tentang
bahaya kebakaran dan asap,
Mengembangkan waduk-waduk air di daerah rawan
kebakaran, dan
Membuat parit-parit api untuk mencegah meluasnya
kebakaran beserta dampaknya.

Beritahukan kepada seluruh warga dan

pemerintah daerah setempat,


Buatlah tim kecil untuk memadamkan api,
Persiapkan diri dan keluarga dengan
menggunakan pakaian yang tebal dari bahan
katun,
Ambilah selimut yang tebal untuk menutupi
badan, dan
Siramlah air pada sekujur badan sebanyakbanyaknya.

Kebakaran Hutan disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor

alam dan faktor manusia.Faktor alam misalnya, bahan bakar,


panas, dan oksigen. Sedangkan kebakaran hutan yang
disebabkan karena faktor manusia yaitu, pembukaan lahan
baru untuk pertanian dengan cara dibakar.
Kebakaran Hutan dapat menyebabkan berbagai macam
dampak seperti penyakit. Kebakaran hutan juga dapat
menyebabkan kerugian pada sektor ekonomi, dan juga pada
kehidupan sehari-hari seperti, terbatasnya jarak pandang dan
menurunnya kualitas udara.
Kebakaran Hutan umumnya terjadi karena lemahnya
kesadaran masyarakat dan pengawasan hukum.

video

TERIA KASIH ATAS


PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai