BAB I Latar Belakang. Perbedaan Kinerja Polisi Berdasarkan Gender

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan zaman, wanita sudah banyak yang ikut berkecimpung di dalam dunia
pekerjaan layaknya kaum pria. Jika pada satu sampai dua decade sebelumnya dunia pekerjaan hanya
didominasi oleh kaum pria, fenomena terebut sudah tidak berlaku lagi. Jika pada waktu itu wanita hanya
berperan sebagai ibu rumah tangga saja, perlahan lahan hal tersebut telah bergeser. Wanita tidak
hanya berperan sebagai ibu rumah tangga aja, tetapi sudah beralih peran sebagai pencari nafkah
sekunder atau bahkan banyak juga yang telah menjadi pencari nafkah primer dalam suatu rumah
tangga.
Berkaityan dengan jumlahauditor pria dan wanita yang semakin berimbang tersebut, muncul suatu
fenomena dalam masyarakat mengenai adanya perbedaan kinerja yang dihasilkan di dalam lingkungan
pekerjaan. Fenomena tersebut antara lain berkaitan dengan perbedaan karakteristik yang lazimnya ada
oada setiap manusia, yaitu mengenai sifat sifat dasar antara pria dan wanita inilah yang bia saja
memunculkan permasalahan dalam lingkungan kerja auditor mengenai kinerja yang akan dihasilkan oleh
para auditor pria dan wanita terebut. Belum lagi ketika seorang pekerja wanita yang udah menikan (dan
terlebih sudah mempunya ianak), kebanyakan konsentrasinya menjadi terpecah antara keluarga dan
pekerjaan, meskipun ia sudah berkeluarga, karena pria memiliki peran dan fungsi sebagai kepala rumah
tangga dan juga ebagai pencari nafkah yang utama dalam keluarga. Ketika seorang pekerja wanita sudah
berkeluarga dan sudah memiliki anak, maka akan timbul peran ganda di dalam diri seorang pekerja
wanita terebut. Peran gandfa yang dimaksud adalah individu sebagai pekerja sekaligus ebagai seorang
ibu yang merawat anak dan keluarga. Hal ini memungkinkan munculnya perbedaan komitmen terhadap
organisasi maupun profesi yang dihasilkan antara pekerja pria dan wanita.
Perbedaan Gender yang ada di lingkungan kerja auditor sudah menjadi hal yang lumrah dan tidak dapat
dipungkiri lagi. Perbedaan gender imni sesungguhnya tidak akan menjadi suatu masalah yang besar
sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender.
Pada kenyataannya, profesi sebagai auditor merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari
terjadinya diskriminasi gender. Menurut penelitian yang dilakukan oleh walkup dan fenzau pada tahun
1980 (dalam trap et al., 1989) sebagaimana dikutuip oleh Sri Trisnaningsih, ditemukan bahwa 41%
responden yang mereka teliti, yaitu para akuntan public wanita meninggalkan karier mereka karena
adanya bentuk bentuk diskriminai yang mereka rasakan. Sementara menurut Hasibuan (1996)
sebagaimana juga yang dikutip oleh sri Trisnaningsih, meskipun jumlah wanita karier meningkat secara
signifikan, adanya dikriminai terhadap wanita tetap menjadi suatu maslah yang cukup besar.
Banyak yang beranggapan bahwa bekerja ebagai eorang auditor merupakan suatu pekerjaan dengan
stereotype laki laki. Dasar dari pernyataan ini adalah bidang pekerjaan akuntan public menbutuhkan
tingkat ketahanan fisik dan mental yang lebih tinggi, suatu sifat yang pada umunya dimiliki oleh kaum
pria dibandingkan edengan kaum wanita. Bekerja sebagai seorang auditor berarti harus siap untuk
sering bekerja di bawah tekanan (working underpressure) untuk dapat bekerja sesuai dengan deadline
yang sudah ditentukan. Selain itu juga karena pekerjaan sebagai auditor memiliki risiko yang cukup
tinggi.
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

BAB I Latar Belakang. Perbedaan Kinerja Polisi Berdasarkan Gender

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

BAB I Latar Belakang. Perbedaan Kinerja Polisi Berdasarkan Gender

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BAB I

1.1 Latar Belakang Penelitian

Anda mungkin juga menyukai