1. PENDAHULUAN
Dalam upaya memenuhi kebutuhan energi
listrik masyarakat Bali di tengah gencarnya seruan
akan kelestarian lingkungan hidup, maka hanya ada
dua pilihan yang saat ini bisa ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Masing masing
pilihan itu adalah: listrik dengan harga murah namun
dengan konsekuensi udara di lingkungan kita
tercemar, atau harga listrik yang mahal namun
dengan udara di atmosfer kita tetap bersih. Dalam
waktu dekat ini kelihatannya belum ada pilihan ketiga
yang menawarkan listrik dengan harga murah namun
proses
pembangkitannya
kurang
mencemari
lingkungan.
Pemanfaatan energi surya menjadi listrik
adalah sebuah sistem yang paling ramah lingkungan,
tapi sampai saat ini masih memerlukan lahan yang
luas untuk pemasangan instalasinya. Hal ini terjadi,
karena intensitas panas yang diterima oleh permukaan
bumi adalah relatif kecil, sehingga memerlukan
kolektor yang cukup luas untuk keperluan
pembangkitannya.
Energi surya yang memasuki atmosfer
memiliki kerapatan daya rata-rata sebesar 1,2 kW/m2,
namun hanya sebesar 560 W/m2 yang diserap bumi.
Berdasarkan angka di atas, maka energi surya yang
dapat dibangkitkan untuk seluruh daratan Indonesia
yang mempunyai luas 2 juta km2 adalah sebesar
5.108 MW, sedangkan untuk pulau Bali yang
Teknologi elektro
2. LANDASAN TEORI
Cahaya matahari terdiri atas foton atau
partikel energi surya, dimana foton inilah yang
dikonversi menjadi energi listrik. Foton-foton
mengandung energi yang bervariasi menurut panjang
gelombangnya. Energi foton yang diserap oleh sel
29
Modul
Harga
Output
yang
Pemakaian
dihasilka
n
Berat
Cells:
CANROM40
$241.00 40 watts
Umum
CANROM50
$296.00 50 watts
Umum
$323.00 60 watts
Umum
$344.00 65 watts
Umum
$412.00 75 watts
Umum
CANROM60
CANROM65
CANROM75
Dimensi
100x100mm
Module:
37.75"x17.3"x1.55"
Cells:
100x100mm
Module:
37.75"x17.3"x1.55"
Cells:
125x125mm
Module: 46"x21.3"x1.55"
Cells:
125x125mm
Module: 46"x21.3"x1.55"
Cells:
125x125mm
Module: 46"x21.3"x1.55"
11.9 lbs
5.4 Kg
11.9 lbs
5.4 Kg
18.1
8.2
18.1
8.2
18.1
8.2
lbs
Kg
lbs
Kg
lbs
Kg
dipantulkan
foton
diserap
Teknologi elektro
30
Teknologi elektro
31
Sel Surya
Sel surya dapat menyerap gelombang
elektromagnetik dan mengubah energi foton yang
diserapnya menjadi energi listrik. Bagian terbesar sel
surya adalah sebuah dioda. Dioda terbuat dari suatu
semikonduktor dengan jurang energi (Ec Ev).
Ketika energi foton yang datang lebih besar dari
jurang energi ini, foton akan diserap oleh
semikonduktor untuk membentuk pasangan elektronhole. Elektron dan hole kemudian ditarik oleh medan
listrik sehingga menimbulkan photocurrent (photo
current bisa juga dinamakan sebagai arus yang
dihasilkan oleh cahaya). Dalam sel surya tidak hanya
photocurrent yang penting, tetapi ada beberapa
parameter lain yang perlu mendapat kajian.
Semikonduktor
Semikonduktor mempunyai susunan pita
energi yang mirip dengan pita energi isolator. Pada
suhu sangat rendah, pita konduksi semikonduktor
tidak terisi oleh elektron. Di antara pita konduksi dan
valensi juga terdapat celah energi. Namun, celah
terlarang ini mempunyai jarak yang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan celah terlarang pada isolator.
Nilai celah terlarang untuk semikonduktor adalah
sekitar 1,1 eV sedangkan pada isolator intan adalah
sebesar 6 eV.
Pada suhu kamar, elektron yang ada pada pita
valensi akan mendapatkan energi kinetik. Energi
kinetik ini cukup kuat untuk memindahkan elektron
ke pita konduksi. Berpindahnya elektron ke pita
konduksi menyebabkan adanya elektron bebas pada
pita konduksi. Akibatnya, pada suhu kamar tersebut
maka semikonduktor mampu mengantarkan arus
listrik seperti halnya pada konduktor.
Teknologi elektro
32
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Akhadi, M., 2000, Listrik Murah atau Udara
Bersih, Elektro Indonesia, Nomor 34, Tahun VI,
November, [ Online, diakses : 23-03-2002 ] URL
:http:// www. elektro indonesia.com/ elektro/
ener34.html
2. Foster,B., 2000, Fisika, Erlangga, Jakarta
3. Goenawan. J., 2001, Fisika, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta
4. Kadir, A., 1995, ENERGI, Universitas Indonesia,
Jakarta
5. Muhaimin, 2001, Teknologi Pencahayaan, PT.
Refika Aditama, Bandung
6. Martina.G., 1982, Solar cells, University of New
Shouth Wales Australia
3. PENUTUP
Energi surya adalah merupakan sumber energi
yang potensial di Bali, serta diharapkan dapat
berfungsi sebagai pembangkit listrik alternatif ramah
lingkungan mendukung PLTD/ PLTG yang sekarang
ini dioperasikan. Dua masalah yang menyebabkan
kurangnya minat investasi di bidang pembangkit
listrik tenaga surya, yakni penggunaan lahan yang
luas dan kurangnya kontinuitas cahaya yang ada, kini
dapat ditanggulangi dengan menggunakan cahaya
yang berasal dari tabung katoda.
Apabila mengacu pada spesifikasi sel surya
yang saat ini dijual secara komersial serta dengan
merujuk pada Tabel 1 di atas, maka pembangkit
energi listrik tenaga surya dengan daya sebesar 50
MW memerlukan lahan seluas 1 hektar, atau untuk
daya sebesar 150 MW, yang direncanakan untuk
mengantisipasi krisis energi listrik di Bali, maka
diperlukan lahan seluas 3 hektar saja, dengan biaya
investasi sebesar US$ 888 juta (harga ini mungkin
sudah turun karena persaingan pasar silikon yang
sedemikian pesat). Apabila ditambah dengan biaya
untuk keperluan yang lain, maka dana investasi untuk
kapasitas daya listrik 150 MW adalah sekitar US$
1,000 juta.
Dalam satu harinya, daya listrik pembangkit
yang sebesar 150 MW akan menghasilkan total energi
sebesar 1800000 kwh (12 hours running time), yang
Teknologi elektro
33