BAB XIII
AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA
I. PENDAHULUAN
Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bidang
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
1.
pembangunan
di
bidang
Agama
dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
sesuai dengan pola pembangunan nasional.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN
Langkah-langkah
kebijaksanaan
yang
telah
digariskan seperti tersebut di atas telah dituangkan
dalam berbagai bentuk program837
Bimbingan
kehidupan
beragama
dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
Sejak
REPELITA
II
peningkatan
kegiatan
pembangunan di bidang bimbingan dan penerangan
agama telah terpadu dengan kegiatan penerangan
pada umumnya, seperti usaha pemanfaatan mass
media,
seni
budaya,
kepramukaan
dan
lain
sebagainya. Untuk menemukan metode dan sistem
penerangan agama yang sesuai bagi pembinaan suku
terasing dan transmigran serta para remaja, telah
dilakukan pula studi khusus di berbagai daerah.
Dalam tahun 1973/74 telah diberi bimbingan
agama Islam kepada 152 kelompok karyawan dan 96
kelompok
lainnya
terdiri
dari
suku
terasing
transmigran dan kelompok, remaja serta kelompok
khusus, di samping penyediaan buku/brosur agama
sebanyak 540.000 eksemplar jumlah selama 4 tahun
pelaksanaan Repelita II meningkat menjadi 1.635
kelompok karyawan dan 1.316 kelompok lainnya serta
penyediaan.6.863.000 buah buku-buku agama, dan
43.380 buah paket dakwah.
Kegiatan penerangan dan dakwah agama kristen
Protestan
ditujukan
untuk
lebih
meluaskan
pengetahuan agama bagi mereka yang telah mendapat
bimbingan dan penyuluhan sebelumnya. Dalam tahun
terakhir Repelita I (1973/74) telah dilaksanakan
bimbingan agama kepada 12 kelompok suku terasing
dan transmigran serta penyediaan 10.000 brosur
agama. Selama 4 tahun pelaksanaan Repelita II
jumlah tersebut meningkat menjadi 107 kelompok dan
penyediaan brosur 145.000 eksemplar serta paket
dakwah 11.838 buah. Apabila kegiatan, dakwah dalam
Repelita I ditekankan kepada menarik perhatian
mereka untuk memeluk agama, naka dalam Re pelita
II kegiatan-kegiatan dahwah lebih ditekankan agar
mereka benar-benar dapat menghayati dan mulai
mengamalkan ajaran agama.
Bantuan pernbangunan atau rehabilitasi tempattempat peribadatan terutama diberikan kepada kelompok-kelompok
masyarakat yang lemah keadaan sosial ekonominya
sehingga tidak mungkin dapat me nyediakan sarana
atau tempat peribadatan yang layak. Dalam hal ini
sekaligus diusahakan mendorong pemanfaatan tempattempat peribadatan tersebut sebagai pusat kegiatan
keagamaan
dan
kemasyarakatan
yang
dapat
membangkitkan swadaya masyarakat untuk membangun.
Selain itu bantuan tersebut selalu ditujukan untuk
mendorong
pengembangan
tempat-tempat
peribadatan di daerah pedesaan yang diserasikan
dengan
kegiatan
pembangunan
desa
yang
bersangkutan, termasuk daerah-daerah pemusatan
industri, daerah-daerah rawan seperti bekas basis G
30
S/PKI,
daerah-daerah
suku
terasing
dan
transmigrasi. Dalam tahun 1973/74 jumlah tempat
peribadatan yang diberikan bantuan 30 buah dan
sampai dengan tahun 1977/78 bantuan tersebut
meningkatmenjadisekitar360buah.
Selama 4 tahun Repelita II telah diberikan
bantuan untuk me- lanjutkan perluasan atau
perbaikan kembali 823 buah tempat peribadatan
yang terdiri dari 697 mesjid, 45 gereja Kristen
Protestan, 43 gereja Katolik dan 38 Pura
Wihara/Budha.
Pembangunan masjid lstiglal dilakukan, sehingga
pada bulan Pebruari 1978 telah dapat diresmikan
penggunaannya untuk tempat peribadatan dan
berbagai kegiatan beragama lainnya. Namun demikian masjid Istiglal terssebut masih belum seluruhnya
selesai dan penyelesaian finalnya sangat tergantung
dari anggaran yang tersedia. Pembangunanny akan
terus dilanjutkan walau secara bertahap agar dapat
digunakan untuk kegiatan-kegiatan ummat Islam yang
lebih luas lagi seperti meluaskan dakwah, ceramahceramah, diskusi-diskusi Agama dan sebagainya.
Bantuan
pembargunan
atau
rehabilitasi
terhadap tempat-tempat peribadatan menunjukkan
tendensi naik dari tahunn ketahun.
Perkembangan jumlah tempat peribadatan sampai
dengan empat tahun Repelita II nampak meningkat.
Pada Tabel XIII - 1 dapat di lihat gambaran
mengenai keadaan tersebut.
840
TABEL X I I I - - 1
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN
MENURUT' AGAMA,
1973/74. - 1977/78
TABEL XIII - 4.
P E R K E M B A N G A N 'JUMLAH JEMAAH HAJI, M E N U R U T
SARANA
P E N G A N G KU TA N, 1973174 - 1977/78
*) Angka diperhaiki.
**) Angka sampai dengan akhir Desember 1977.
TABEL XIII 5
P E R K E M B A N G A N jUMLAH- JEMAAH HAJI, M E N U R U T
KOTAKOTA PELABUHAN JEMAAH -HAJI, 1973/74 1977/78
*) Angka diperhaiki.
844
**) Angka sampai dengan akhir Desember 1977.
845
guru.
Sementara itu untuk rnen-ingkatkan pembinaan
pondok pesantren, telah diberikan bantuan dan
pengarahan agar dapat berkembang sebagai salah
satu pusat pembinaan kader-kader pembangunan
masyarakat desa, di samping fungsinya sebagai
lembaga pendidikan Islam.
846
kan,
kepada
241
pondok
pesantren
bantuan
pembangunan ruang workshop kepada 87 pondok,
pesantren pembaiagunan bantuan reha-bilitasi gedung
dan asrama kepada 36 pondok pesantren; bantuan alatalat praktek ketrampilan kepada 51 pondok karya
pembangunan, dan bantuan buku-buku motivasi umum
dan pengetahuan ketrampilan kepada 1.365 pondok
pesantren dan pondok karya pembangunan.
Peningkatan pembinaan perguruan tinggi agama
dilakukan melalui pengaturan kembali jumlah fakultas
dilingkungan IAIN yang semula berjumlah 104 buah
848
TABEL XIII 7
PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA IAIN, 1973/74-- 1977178
No.
Fakultas
1973/74
1974/75
1975/75
8.200
4.310
8.863
4.632
9.580
5.350
8.530
6.692
9.950
7.642
3. Ushuluddin
4.291
4.106
3.440
4.099
4. Dakwah
1.189
1.068
4.684
.
1.327
930
1.238
83
2
18.822
847
1.095
474
626
19.516
22.036
20.066
23.555
1. Tarbiyah, (Pendidikan)
2. Syari'ah (Hukum Islam)
5. Adab/Sastra Arab
J u mlah:
1976/77
1977/78
*)
TABELXIII8
]UMLAHLULUSANIAIN,19731977
Keterangan
SM=Sarjana Muda
SL=SarjanaLengkap
*)AngkasampaidenganakhirDesember1977.
850
851
*) Angka diperbaiki.
**) Angka sampai danger' akhir Desember 1977.
Penyempurnaan
aparatur pelaksana
efisiensi
dan
efektivitas
852