Anda di halaman 1dari 38

AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHAESA

BAB XIII
AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA
I. PENDAHULUAN
Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bidang
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
1.

Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap


Tuhan Yang Mahaesa maka perikehidupan beragama
dan perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan
Yang
Mahaesa
didasarkan
atas
kebebasan

sesuai dengan falsafah Pancasivla.


2. Pembangunan Agama dan Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Mahaesa ditujukan untuk pembinaan
suasana hidup rukun, di antara sesama urnat
beragama dan,semua penganut kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Mahaesa serta meningkatkan amal dalam
bersama-sama membangun, masyarakat.
3.
Diusahakan
bertambahnya
sarana-sarana
yang
diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan
dan kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Mahaesa,
termasuk
pendidikan
Agama
yang
dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah
mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitasuniversitas negeri.
4. Melanjutkan usaha-usaha untuk meningkatkan
pelayanan dan kelancaran penunaian ibadah haji
bagi umat Islam sesuai dengan ajaran Agama Islam,
dan sesuai pula dengan kemampuan masyarakat.
Dalam rangka melaksanakan Garis-garis Besar
Haluan Negara tersebut telah ditetapkan suatu. pola
dan arah kebijaksanaan untuk meningkatkan kesadaran
835

menghayati dan mengamalkan tatanan kehidupan


beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Mahaesa, sehingga tercipta manusia Indonesia dengan
kewatakan taqwa kepada

Tuhan Yang Mahaesa dan sekaligus bakti dan cinta.


tanah air, negara serta bangsa Indonesia.
Pola penghayatan dan pengamalan Agama dan
Kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang
Mahaesa
dimaksudkan pula untuk mewujudkan sikap hidup
yang ,mampu mendorong usaha-usaha pembangunan
ber- bareng membantu mengatasi pelbagai problema
sosial kulturil yang timbul sebagai akibat dan
menghambat proses kemajuan pembangunan itu sendiri,
di
samping
menumbuhkan
dan
mengembangkan
motivasi. yang hidup dikalangan masyarakat dan
lembaga-lembaga keagamaan untuk dijadikan dasar dan
modal kulturil keikut-sertaan ummat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dalam
proses dan gerak tingkah pembangunan itu.
Dalam pada itu kebijaksanaan dan programprogram
pemba-ngunan
di
bidang
Agama
dan
Kepercayaan, terhadap Tuhan Yang Mahaesa digariskan
sedemikian rupa agar berjalan serasi dan harmonis serta
saling melengkapi dan saling menunjang dengan
kebijaksanaan dan program-program pembangunan di
bidang-bidang lainnya. Sehubungan dengan itu maka
kebijaksanaan umum pembangunan di bidang Agama
dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
diutamakan untuk :
a. Meningkatkan dan menyempurnakan kegiatankegiatan yang telah dirintis pada tahun-tahun
sebelumnya
dan
terutama
memanfaatkan
pengalaman pengalaman dalam masa tersebut.
b. Mengintegrasikan usaha-usaha pembangunan di bidang
Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Mahaesa dengan pembangunan di bidang-bidang
lainnya, sehingga dapat dirasakan sebagai bagian
dari
pemenuhan
tujuan
pembangunan
secara
keseluruhan serta dapat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat pada umumnya.
Untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut telah
dilakukan kegiatan-kegiatan pokok dalam bentuk :
a.
Bimbingan
kehidupan,
beragama
dan
berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa,

b. Pengembangan sarana kehidupan beragama dan


berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.
836

c. Peningkatan kerukunan hidup antara umat beragama


penganut
kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang
Mahaesa.
d. Pendidikan dan Latihan tenaga keagamaan.
e.
Penyempurnaan efisiensi dan efektivitas aparatur
pelaksana.
Di samping itu, dalam pelaksanaan Pelita II telah pula
diambil langkah-langkah :
a. Melanjutkan
pemberian
bantuan
kepada
masyarakat dalam penyediaan prasarana dan
sarana kehidupan beragama dan keper-cayaan
terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Hal ini ditujukan
sebagai
pendorong
dan
perangsang
guna
meningkatkan
swadaya
masyarakat
untuk
memenuhi
kebutuhan
sarana
kehidupan
beragama.
b. Meningkatkan
usaha
untuk
menjaga
tetap
terpeliharanya kerukunan hidup yang toleran.dan
mantap di antara golongan-golongan Agama dan
penganut Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Mahaesa sebagai salah satu syarat tetap
terpeliharanya
stabilitas
nasional
untuk
memungkinkan
terlaksananya
pembangunan
nasional secara lancar.
c. Meningkatkan
kegiatan
penerangan
dan
bimbingan hidup beragama. dan kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang
Mahaesa,
terutama
peningkatari mutu juru penerang dan sistem serta
metode dakwah yang serasi dengan kegiatan
pembangunan pada umumnya.
d. Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan
agama yang menyangkut administrasi, guru dan
dosen agama, metodologi, kurikulum serta
prasarana dan sarana lainnyan pada semua
tingkat.
e. Meneruskan dan.meningkatkan penelitian agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.
f. Lebih meningkatkan penyempurnaan aparatur
dan sarana fisik serta administrasi pelaksanaan

pembangunan
di
bidang
Agama
dan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
sesuai dengan pola pembangunan nasional.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN
Langkah-langkah
kebijaksanaan
yang
telah
digariskan seperti tersebut di atas telah dituangkan
dalam berbagai bentuk program837

utama, yang pada hakekatnya merupakan peningkatan


perluasan dan pemantapan program dan kegiatankegiatan serta hasil-hasil yang dicapai sebelumnya.
a.

Bimbingan
kehidupan
beragama
dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
Sejak
REPELITA
II
peningkatan
kegiatan
pembangunan di bidang bimbingan dan penerangan
agama telah terpadu dengan kegiatan penerangan
pada umumnya, seperti usaha pemanfaatan mass
media,
seni
budaya,
kepramukaan
dan
lain
sebagainya. Untuk menemukan metode dan sistem
penerangan agama yang sesuai bagi pembinaan suku
terasing dan transmigran serta para remaja, telah
dilakukan pula studi khusus di berbagai daerah.
Dalam tahun 1973/74 telah diberi bimbingan
agama Islam kepada 152 kelompok karyawan dan 96
kelompok
lainnya
terdiri
dari
suku
terasing
transmigran dan kelompok, remaja serta kelompok
khusus, di samping penyediaan buku/brosur agama
sebanyak 540.000 eksemplar jumlah selama 4 tahun
pelaksanaan Repelita II meningkat menjadi 1.635
kelompok karyawan dan 1.316 kelompok lainnya serta
penyediaan.6.863.000 buah buku-buku agama, dan
43.380 buah paket dakwah.
Kegiatan penerangan dan dakwah agama kristen
Protestan
ditujukan
untuk
lebih
meluaskan
pengetahuan agama bagi mereka yang telah mendapat
bimbingan dan penyuluhan sebelumnya. Dalam tahun
terakhir Repelita I (1973/74) telah dilaksanakan
bimbingan agama kepada 12 kelompok suku terasing
dan transmigran serta penyediaan 10.000 brosur
agama. Selama 4 tahun pelaksanaan Repelita II
jumlah tersebut meningkat menjadi 107 kelompok dan
penyediaan brosur 145.000 eksemplar serta paket
dakwah 11.838 buah. Apabila kegiatan, dakwah dalam
Repelita I ditekankan kepada menarik perhatian
mereka untuk memeluk agama, naka dalam Re pelita
II kegiatan-kegiatan dahwah lebih ditekankan agar
mereka benar-benar dapat menghayati dan mulai
mengamalkan ajaran agama.

Dalam pada itu kegiatan penerangan agama


Katolik meliputi usaha penerangan agama Katolik
kepada kelompok suku terasing
838

dan transmigran. Dalam hubungan ini pada tahun


terakhir Repelita I telah berhasil diberikan
bimbingan agama kepada 7 kelompok suku terasing
dan transmigran di samping penyediaan sejumlah
buku pe-nuntun agama. Selama pelaksanaan
Repelita II berhasil diberikan bimbingan kepada 67
kelompok suku terasing dan transmigran serta
disediakan 154.000 buku penuntun agama dan
paket dakwah 4,340 buah.
Sebagaimana
halnya
dengan
kegiatan
penerangan dan penyuluh-an agama Islam, Katholik
dan Kristen Protestan, kegiatan penyuluhan agama
Hindu dan Budha dititik beratkan kepada usaha
untuk lebih me.ningkatkan pengetahuan agama bagi
para
pemeluknya
atau
masyarakat
terasing.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain berupa penyuluhan terhadap kelompok suku terasing
diberbagai daerah di Pulau jawa, Bali dan Sulawesi
Selatan serta masyarakat terasing di daerah
Lampung. Dalam tahun terakhir Repelita I telah
diberikan bimbingan agama kepada 6 kelompok,
kemudian meningkat menjadi 49 kelompok selama 4
tahun pelaksanaan Repelita II. Di samping itu
disediakan pula brosur penuntun agama 48.000
eksemplar serta 6.650 buah paket dakwah. Dalam
pada
itu
telah
disediakan
pula
peralatan
penerangan dan telah dilanjutkan penyuluhan agama
Hindu dan Budha melalui RRI-TVRI Pusat-dan Daerah.
Dalam
rangka
mendorong
kegairahan
penghayatan kehidupan beragama terutama bagi
para, penganut agama Islam, telah diselenggarakan secara berkala Musabaqah Tilawatil
Qur'an .(MTQ) baik dalam kawasan daerah maupun
tingkat nasional.
Untuk melaksanakan kegiatan penerangan dan
penyuluhan agama telah pula disediakan
berbagai jenis -peralatan penerangan.

Penyelenggaraan mimbar-mimbar Agama dan


Kepercayaan terha-dap Tuhan Yang Mahaesa pada
siaran TV sangat bermanfaat sebagai usaha
penerangan dan bimbingan, kehidupan beragama
untuk
berbagai
penganut
umat
beragama,
termasuk bagi para pemuda dan remaja.
b.

Pengembangan sarana kehidupan


berragama dan berkeperca-yaan terhadap
Tuhan Yang Mahaesa.
839

Bantuan pernbangunan atau rehabilitasi tempattempat peribadatan terutama diberikan kepada kelompok-kelompok
masyarakat yang lemah keadaan sosial ekonominya
sehingga tidak mungkin dapat me nyediakan sarana
atau tempat peribadatan yang layak. Dalam hal ini
sekaligus diusahakan mendorong pemanfaatan tempattempat peribadatan tersebut sebagai pusat kegiatan
keagamaan
dan
kemasyarakatan
yang
dapat
membangkitkan swadaya masyarakat untuk membangun.
Selain itu bantuan tersebut selalu ditujukan untuk
mendorong
pengembangan
tempat-tempat
peribadatan di daerah pedesaan yang diserasikan
dengan
kegiatan
pembangunan
desa
yang
bersangkutan, termasuk daerah-daerah pemusatan
industri, daerah-daerah rawan seperti bekas basis G
30
S/PKI,
daerah-daerah
suku
terasing
dan
transmigrasi. Dalam tahun 1973/74 jumlah tempat
peribadatan yang diberikan bantuan 30 buah dan
sampai dengan tahun 1977/78 bantuan tersebut
meningkatmenjadisekitar360buah.
Selama 4 tahun Repelita II telah diberikan
bantuan untuk me- lanjutkan perluasan atau
perbaikan kembali 823 buah tempat peribadatan
yang terdiri dari 697 mesjid, 45 gereja Kristen
Protestan, 43 gereja Katolik dan 38 Pura
Wihara/Budha.
Pembangunan masjid lstiglal dilakukan, sehingga
pada bulan Pebruari 1978 telah dapat diresmikan
penggunaannya untuk tempat peribadatan dan
berbagai kegiatan beragama lainnya. Namun demikian masjid Istiglal terssebut masih belum seluruhnya
selesai dan penyelesaian finalnya sangat tergantung
dari anggaran yang tersedia. Pembangunanny akan
terus dilanjutkan walau secara bertahap agar dapat
digunakan untuk kegiatan-kegiatan ummat Islam yang
lebih luas lagi seperti meluaskan dakwah, ceramahceramah, diskusi-diskusi Agama dan sebagainya.

Bantuan
pembargunan
atau
rehabilitasi
terhadap tempat-tempat peribadatan menunjukkan
tendensi naik dari tahunn ketahun.
Perkembangan jumlah tempat peribadatan sampai
dengan empat tahun Repelita II nampak meningkat.
Pada Tabel XIII - 1 dapat di lihat gambaran
mengenai keadaan tersebut.
840

TABEL X I I I - - 1
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN
MENURUT' AGAMA,
1973/74. - 1977/78

x) Angka sampai derigan akhir Desember 1977.


Pembangunan Dalai Nikah dan Balai Sidang
Pengadilan Agama ditujukan untuk meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
dalam
rangka
pelaksanaaa Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan dan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun
1975 serta 'sarana penunjang untuk nxemperlancar
penyelesaian perkara-perkara nikah, talak, rujuk
dikalangan masyarakat Islam. Kecuali itu balai-balai
tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk pembinaan dan
bimbingan keluarga sejahtera (BP4) serta untuk
menunjang pelaksanaan program keluarga berencana
dan pendidikan kependudukan.
Dalam tahun terakhir Repelita I telah dibangun
sebanyak 24 buah Balai Nikah kemudianmeningkat
menjadi 155 buah selama 4 tahun pelaksanaan Repelita
II. Pembangunan 6 buah Balai Sidang Pengadilan Agama dimulai pada tahun pertama Repelita II
yang meningkat menjadi 102 buah selama 4tahun
pelaksanaan
Repelita
II
kecuali
itu disediakan pula sejumlah sarana lainnya dan
buku-buku pedoman

bagi para Hakim Agama dan petugas Nikah, Talak, Cerai


dan Rujuk (NTCR) di samping telah ditatar 646 Hakim
Agama
dan
Panitera
serta 4.421 petugas NTCR.
841

Gambaran mengenai perkembangan jumlah peristiwa


nikah,
talak dan rujuk salami empat tahun terakhir dapat
dilihat
pada
Tabel XIII - 2. Perkara yang ditangani pengadilan
agama
meningkat dari rata-rata 35.000 perkara sebelum berlakunya
undang-undang Perkawinan menjadi 300.000 lebih
sesudah
berlakunya
undang-undang tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena setiap
masalah
talak
harus ditetapkan oleh pengadilan agama, sedangkan
sebelumnya
cukup dilakukan melalui penghulu saja. Deegan
demikian
maka
sekaligus
nampak
tertibnya
pelaksanaan
perkawinan
menurut
agama
dan
kepercayaan
berdasarkan
undangundangPerkawinan.
TABEL XIII '2
IUMLAH NIKAH, 'TALAK DAN RUJUK, 1973 1977

Dalam rangka pembangunan dan memperluas


pengetahuan di bi:dang usaha-usaha pengadaan kitab
suci
agama,
kecuali
dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan
kitab suci juga 'untuk merangsang,dan .memberikan
bimbingan kepada masyarakat, khususnya pare ahli
dan penerbit untuk semantiasa me-ngembangkan
metode
penafsiran
kitab
suci
yang
dapat
memudahkan
dan menarik perhatian masyarakat dalam mempelajari

ajaran agama masing-nlasing.


Dalam tahun 1973/74 teiah disediakan dan
disebarkan sejumlah 203,5 ribu buah kitab suci dari
berbagai golongan .agama. jumlah tersebut meningkat
menjadi 2.215,3 ribu selama 4 tahun Pelita II,
yang terdiri dari
842

(a). Kitab suci Ummat Islam 1.840,2 ribu buah;


(b). Kitab suci Ummat KristenPretestan sebanyak 135,5
ribu buah;
(c). Kitab suci Ummat Katholik sebanyak 157,6 ribu
buah dan
(d). Kitab suci Ummat Hindu/Budha sebanyak 82,0 ribu
buah.
Kecuali itu untuk lebih meningkatkan mutu
penterjemah
kitab
suci,
kegiatanpenterjemahan
kitab
suci
tetap
dilanjutkan
dan
ditangani oleh sejumlah tenaga ahli, dalam bidang
masing masing. Gambaran tentang pengadaan kitab
suci
sejak
tahun
terakhir
Rapelita I dapat dilihat Tabel XIII 3
TABEL XIII - 3 .
PENGADAAN KITAB-KITAB SUCI, 1973/74 1977/78

Penyempurnaan pemberian fasilitas dalam rangka


peningkatan pelayanan perjalanan haji antara lain
dilakukan melalui pemberian bantuan pembangunan
asrama haji kepada beberapa daerah pelabuhan haji.
Gambaran perkembangan jumlah jemaah haji dari
tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel XIII 4.
Dalam tabel di atas ternyata di antara 14
pelabuhan tempat pemberangkatan jemaah haji,

pelabuhan-pelabuhan haji di kota Jakarta, Surabaya


dan Medan melayani sebagian besar atau 90% dari
seluruh jumlah jemaah haji yang diberangkatkan. Hal
ini disebabkan karena kota-kota pelabuhan tersebut
sekaligus merupakan pela- buhan bagi jemaah haji
yang
berangkat
dengan
kapal
laut
maupun
Penyempurnaan pemberian fasilitas dalam rangka
peningkatan pelayanan perjalanan haji antara lain
dilakukan melalui pemberian
843

TABEL XIII - 4.
P E R K E M B A N G A N 'JUMLAH JEMAAH HAJI, M E N U R U T
SARANA
P E N G A N G KU TA N, 1973174 - 1977/78

*) Angka diperhaiki.
**) Angka sampai dengan akhir Desember 1977.

TABEL XIII 5
P E R K E M B A N G A N jUMLAH- JEMAAH HAJI, M E N U R U T
KOTAKOTA PELABUHAN JEMAAH -HAJI, 1973/74 1977/78

*) Angka diperhaiki.

844
**) Angka sampai dengan akhir Desember 1977.

dengan kapal udara. Gambaran tentang jumlah


jemaah haji yang diberangkatkan dari 14 kota
pelabuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel XI I 5.
Untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan
para jemaah haji, setiap tahun diterbitkan bukubuku/pedoman tata-cara ibadah haji, di samping
diberikan
bimbingan
ibadah
haji
sebelum
meninggalkan daerah dan tempat tinggal masingmasing
ke
kota-kota
pelabuhan
tempat
pemberangkatan, jemaah haji menuju Tanah Suci
Mekkah.
c.

Peningkatan kerukunan hidup antara


ummat
beragama
dan
penganut
kepercayaan
terhadap
Tuhan
Yang
Mahaesa

Usaha-usaha yang ditempuh untuk meningkatkan


suasana keru-kunan hidup yang toleran antara ummat
beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Mahaesa dari berbagai golongan Agarna dan
penganut kepercayaan, terutama dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
(1).

Mengadakan dialog antara pemuka-pemuka


Agama dari berbagai golongan Agama dan
penganut Kepercayaan di daerah yang bersangkutan. Usaha dialog tersebut bersifat
pertemuan untuk ber-tukar fikiran mengenai
masalah-masalah
keagamaan
yang
ada
hubungannya dengan masalah pembangunan.

Hasil-hasil yang telah dicapai berupa terbentuknya


lembaga kerjasama antara ummat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa di
kota-kota Menado, Ujung Pandang, Medan.
Meskipun lembaga tersebut masih bersifat lokal,
namun merupakan salah satu wadah yang dapat
berfungsi
mempertemukan
pandangan
yang
berbeda-beda, dan memecahkan masalah keaga-

845

maan yang mungkin timbul di antara para


pemeluk Agama dan penganut Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Di samping itu
telah dilanjutkan usaha pembentukan badan
konsultasi antara ummat beragama pada tingkat
Pusat yang dalam waktu singkat sudah dapat
dilaksanakan. Sedangkan usaha. Pengem-bangan
kode etik pergaulan dan penyebaran agama serta
pembi-naan usaha nyata dalam rnenghadapi
masalah kemasyarakatan

dan pemecahannya secara, bersama oleh para


pemeluk
agama
terus
dilanjutkan
dan
dikembangkan.
(2) Memperbanyak buku laporan hasil peiaksunaan
dialog
yang
terutama
digunakan
sebagai
pedoman dan pegangan para petugas dan pejabat
dalam melaksanakan tugas bimbingan mereka
dan buku hasil penelitiam dan bimbingan aliran
kepercayaan.
(3) Memberikan bantuan kepada lembaga-lembaga
keagamaan swasta dan sekaligus rnengarahkan
usaha-usaha mereka kepada kegiatan-kegiatan
yang dapat menunjang terciptanya suasana
kerukunan hidup yang toleran di antara para
pemeluk agama dan penganut kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Mahaesa.
(4) Meningkatkan
bimbingan
pada
aliran
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa
untuk mengarahkannya kepada sikap hidup
sesuai
dan:mampu
menopang
tujuan
pembangunan.
d. Pendidikan dan latihan tenaga
keagamaan
Pembinaan pendidikan agama di semua tingkat
terutama dituju-kan untuk meningkatkan mutu
pendidikan
dilingkungan.
Perguruanperguruan
agama seperti madrasah, langgar, pondok pesantren,
surau, rangkang dan perguruan tinggi Agama yang
bertujuan tercapainya sasaran pendidikan nasional
pada umumnya dan khususnya pendidikan agama
berbarengan penumbuhan dan pernbinaan kehidupan
keaga-maan.
Untuk
mencapai
sasaran
tersebut
telah
diusahakan kerja sama antara Departemen yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dilingkungan perguruan agama (tingkat ibtidaiyah,
tsanawiyah dan aliyah) antara lain melalui usaha
bantuan pembangunan gedung, bantuan buku buku
pelajaran dan perbaikan kurikuhim serta pena-taran

guru.
Sementara itu untuk rnen-ingkatkan pembinaan
pondok pesantren, telah diberikan bantuan dan
pengarahan agar dapat berkembang sebagai salah
satu pusat pembinaan kader-kader pembangunan
masyarakat desa, di samping fungsinya sebagai
lembaga pendidikan Islam.
846

Pembinaan pendidikan agama tingkat ibtidaiyah


selama
Repe-lita
II
meliputi
kegiatan-kegiatan
pembangunan madrasah percontohan baik negeri
maupun swasta, serta rehabilitasi gedung-gedung madrasah, pengadaan buku-buku pedoman bagi guru dan
buku-buku
pelajaran
pokok
serta
buku-buku
pengetahuan
ketrampilan,
di
samping
usaha
penyempurnaan
kurikulum,
administrasi
dan
pengelolaan madrasah.
Dalam 4 tahun pelaksanaan Repelita II telah
direhabilitasi 103 madrasah ibtidaiyah (termasuk
madrasah ibtidaiyah percontohan) yang meliputi 360
ruang kelas di beherapa Propinsi di samping penyediaan 537.000 buku bagi guru, dan murid. Di
samping itu telah diperbaiki, kembadi. 8.380 madrasah
ibtidaiyah swasta dalam rangka Program Bantuan
Pembangunan Sekolah Dasar (Inpres No. 3/1976 dan
Inpres No. 3/1977).
Seperti halnya pembinaan madrasah ibtidaiyah,
maka
kegiatankegiatan.
pembangunan
untuk
peningkatan mutu.madrasah tsanawiyah meliputi usahausaha pembangunan madrasah tsanawiyah percontohan,
pengadaan
buku-buku
pelajaran
pokok
buku
pengetahuan ketram-pilan bagi guru dan murid di
samping
usaha
perbaikan
kurikulum
dan
penyempurnaan administrasi dan pengelolaan.
Selama 4 tahun pelaksanaan Repelita II telah
diperbaiki kembali 79 buah madrasah tsanawiyah
meliputi 344 ruang kelas (termasuk madrasah
percontohan) yang teisebar di beberapa Propinsi.
Disamping itu juga dilakukan pengadaan buku-buku
pedoman guru, buku pelajaran dan sebagainya
sebanyak 196.000 buah.
Untuk peningkatan mutu madrasah aliyah negeri,
telah di- bangun/direhabilitasi 42 madrasah aliyah
(termasuk madrasah aliyah percontohan) yang tersebar
di beberapa Propinsi dan terdiri dari 152 lokal.

Disamping itu telah disediakan buku-buku pedoman


dan pengetahuan ketrampilan bagi guru dan inurid
serta alat-alat prakarya dan sarana pendidikan
lainnya. .
Disamping itu telah pula.direhabilitasi 167 PGAN
(162 PGAN ISLAM, 2 PGAN HINDU dan 3 PGAN
KRISTEN) yang meliputi 650 ruang belajar. Juga telah
disediakan 125,000 buku-buku pedom847

an bagi guru dan murid. Perkembangan jumlah lulusan


PGAN sejak tahun terakhir Repelita I dapat dilihat
pada Tabel XII I-6
Dalam rangka memperluas jangkauan bantuan,
bimbingan dan pembinaan kepada pondok-pesantren
telah
dilakukan
kegiatan-kegiatan menatar dan melatih 1.736 tenaga pembina pondok
pesantren selama 4 tahun, pelaksanaan Repelita II
disamping
bantuan
pembinaan berupa 595 unit alat-alat ketrampilan pertanian,
pertukangan, kesehatan, jahit menjahit dan lain-lain
sebagainya yang telah dibagiTABEL XIII- 6
JUMLAH LULUSAN PGA NEGERI, IV/VI, 197-3/74 -- 1977/78

*)Angka sampai dengan akhir Desember 1977.

kan,
kepada
241
pondok
pesantren
bantuan
pembangunan ruang workshop kepada 87 pondok,
pesantren pembaiagunan bantuan reha-bilitasi gedung
dan asrama kepada 36 pondok pesantren; bantuan alatalat praktek ketrampilan kepada 51 pondok karya
pembangunan, dan bantuan buku-buku motivasi umum
dan pengetahuan ketrampilan kepada 1.365 pondok
pesantren dan pondok karya pembangunan.
Peningkatan pembinaan perguruan tinggi agama
dilakukan melalui pengaturan kembali jumlah fakultas
dilingkungan IAIN yang semula berjumlah 104 buah

848

menjadi 82 fakultas yang berinduk pada 14 IAIN dan


usaha peningkatan mutu staf pengajar serta melengkapi
sarana dan fasilitas yang dibutuhkan secara bertahap.

TABEL XIII 7
PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA IAIN, 1973/74-- 1977178
No.

Fakultas

1973/74

1974/75

1975/75

8.200
4.310

8.863
4.632

9.580
5.350

8.530
6.692

9.950
7.642

3. Ushuluddin

4.291

4.106

3.440

4.099

4. Dakwah

1.189

1.068

4.684
.
1.327

930

1.238

83
2
18.822

847

1.095

474

626

19.516

22.036

20.066

23.555

1. Tarbiyah, (Pendidikan)
2. Syari'ah (Hukum Islam)

5. Adab/Sastra Arab
J u mlah:

*) Angka sampai dengan akhir Desember.1977.

1976/77

1977/78
*)

TABELXIII8
]UMLAHLULUSANIAIN,19731977

Keterangan
SM=Sarjana Muda
SL=SarjanaLengkap
*)AngkasampaidenganakhirDesember1977.

850

Selama 4 tahun pelaksanaan' REPRLITA" II pada 14


IAIN
Induk
telah dibangun 183 buah nuang kuliah disamping
penyediaan
75.000
buah buku-buku perpustakaan dan ilmu pengetahuan.
Hasid
lain
yang
telah dieapai adalah pelaksanaan studi puma sarjana
dosen
IAIN
yang diikuti oleh 22.8 dosen IAIN seluruh Indonesia serta
pelaksanaan program doktor.
Dalam rangka memperdalam studi ilmiah, IAIN telah
pula
mengadakan penelitian antara lain mengenai bidangbidang
peranan
wakaf sebagai sarana dan dana bagi pembangunan,
peranan
Badan
Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian
(BP-4) dan PemTABEL ,XIII - 9
JUMLAH PESERTA LATIHAN TENAGA ADMINISTRASI TEHNIS,
1973/74 1977/78

851

*) Angka diperbaiki.
**) Angka sampai danger' akhir Desember 1977.

binaan Perikehidupan ber Agama Islam (P 2-A) dalam


rangka, pem- bangunan. masyarakat desa (PMD), serta
ketatalaksanaan
dan
ketatausahaan kepaniteraan pengadilan agama.
Jumlah mahasiswa IAIN nampak setiap tahun
bertambah. Gambaran pada Tabel XIII-7 menunjukkan
kenaikan jumlah maha-siswa IAIN selama lima tahun
terakhir, sedangkan perkembangan keadaan jumlah
lulusan IAIN dapat diikuti pada Tabel XIII-8.
Peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan
para tenaga-tenaga dosen, administrasi dan pelaksana
teknis dilakukan melalui kegiatan penataran, studi
purna Sarjana dan program pengiriman tenaga-tenaga
Sarjana ke luar negeri. Sedangkan penyusunan dan pe nyediaan buku-buku pedoman kerja dilakukan dengan
meningkatkan mutu maupun jumlah kegiatan. Untuk itu
telah di terbitkan buku pedoman kerja dari berbagai
bidang pengetahuan seperti administrasi keuangan dan
kepegawaian dan sistim pengendalian dari pelaporan.
Perkembangan, macam dan jumlah tenaga administrasi
dan
pelaksana
tehnis
yang
telah
ditingkatkan
pengetahuan dan ketrampilannya sejak tahun terakhir
Repelita I dapat dilihat pada Tabel XIII - 9.
e.

Penyempurnaan
aparatur pelaksana

efisiensi

dan

efektivitas

Peningkatan daya guna dan hasil guna dalam


pembangunan di bidang Agama dan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Mahaesa dilaksanakan dengan
usaha-usaha
penyempurnaan
sistem
pengumpulan,
pengolahan, evaluasi dan penyajian data perencanaan,
disamping perbaikan sistem pelaporan pelaksanaan
pembangunan
dan
pengawasannya.
Sehubungan
dengan itu telah dilaksanakan penelitian mengenai 89
bidang-bidang
masalah
yang
meliputi
kegiatankegiatan peranan wakaf sebagai sarana, dan dana
pembinaan keagamaan serta peranan BP.4/P.2.A. dalam

852

hubungannya dengan pembangunan desa (PMD), tata


laksana ketata-usahaan dan kepaniteraan pengadilan
Agama, proses kegiatan pendidikan PGAN kristen,
lontar-lontar keagamaan Hindu, bacaan Agama Islam
untuk SD, sarana pelaksanaan kurikulum baru
madrasah negeri, pengenvbangann madrasah negeri,
pengaruh
peningkatan
tehnologi
modern
dalam
kehidupan keagamaan, dan pembiayaan pendidikan
tinggi Islam.

Dalam rangka ini telah dihasilkan laporan-laporan


penelaahan/ penelitian yang telah digunakan sebagai
bahan untuk- perumusan ke- bijaksanaan lebih lanjut.
Penyempurnaan organisasi, administrasi, pedoman
dan prosedur kerja di samping ditujukan untuk
peningkatan daya guna dan hasil guna aparatur
pelaksana terutama dimaksudkan pula untuk menyelesaikan masalah 30.478 orang guru agama yang ti:mbul
sebagai akibat terdapatnya 6.055. orang guru agama
merupakan daftar fiktif, 2.479 orang guru agama
menggunakan Surat Keputusan orang lain, 9.276 orang
guru agama memiliki Surat Keputusan dengan tanda
tangan cap dari pejabat yang wenang mengangkatnya,
dan 12.668 orang guru agama tidak memiliki Surat
Keputusan yang sah tapi nyata-nyata mengajar.
Berdasarkan hasil kerja Team Pengecekan Guru
Agama Departemen Agama (TEPEGADA) yang diketuai
MENPAN
beranggotakan
Departemen
Agama,
Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuang-an
dan Departemen P & K, yang bertugas mengecek
kebenaran ada-nya guru agama Departemen Agama
yang mengajar di sekolah/madrasah negeri maupun di
sekolah/madrasah swasta serta memberikan saransaran kepada Pemerintah tentang langkah-langkah yang
perlu diambil dalam rangka usaha menertibkan
administrasi guru agama Departemen Agama, maka
sekitar tahun 1976 telah menyelesaikan nlasalah guru
agama tersebut dengan tindakan-tindakan penghapusan
dari daftar guru agama pada Departemen Agama bagi
guru agama yang nyata-nyata fiktif; pengangkatan
sebagai pegawai negeri bagi mereka yang memenuhi
syarat sebagai guru agama-dengan masa kerja nol
tahun terhadap mereka yang menggunakan Surat
Keputusan orang lain, disahkan sebagai guru agama
setelah diadakan,penelitian terlebih dahulu bagi
853

mereka yang memiliki Surat Keputusan yang sah; dan


disahkan
sebagai
guru
agama
dengan
pengangkatannya diselesaikan sesuai p eraturan yang
berlaku terhadap mereka, yang tidak memiliki Surat
Keputusan yang sah tetapi nyata-nyata mengajar.

Anda mungkin juga menyukai