Anda di halaman 1dari 12

POTENSI INVESTASI

Provinsi Gorontalo

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL


2011

PROVINSI GORONTALO
LETAK DAN LUAS
Provinsi Gorontalo memiliki luas wilayah 12.215,44 km atau 0,64% dari
luas wilayah seluruh Indonesia. Berada pada posisi geografis antara 019'115' Lintang Utara dan 12123'-12343' Bujur Timur. Batas-batas
administratif Provinsi Gorontalo meliputi:

Utara : Laut Sulawesi


Timur : Provinsi Sulawesi Utara
Selatan : Teluk Tomini
Barat : Provinsi Sulawesi Tengah

Wilayah adminitrasi Provinsi Gorontalo mencakup 5 kabuapten (Kabupaten


Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, dan Pohuwato), 1
kota (Kota Gorontalo), 75 kecamatan, 532 desa, dan 69 kelurahan.
Tabel . Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Kabupaten/Kota

Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan

Kabupaten Boalemo

84

Kabupaten Bone Bolango

17

156

Kabupaten Gorontalo

18

169

Kabupaten Gorontalo Utara 11

60

Kabupaten Pohuwato

13

82

Kota Gorontalo

50

Gambar . Peta Administrasi Provinsi Gorontalo

KONDISI FISIK
Topografi
Permukaan tanah di Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh
karena itu, Gorontalo memiliki banyak gunung dengan ketinggian berbeda
dengan Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan
gunung tertinggi dengan ketinggian 2.100 m dari permukaan laut. Di
samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga memiliki banyak
sungai dengan Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo
dengan panjang 99,3 km merupakan sungai terpanjang. Provinsi terbungsu
ini mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 0-2.100 meter dengan
jumlah pulau-pulau kecil yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67
buah.
B. Iklim
Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret, Mei dan Oktober dengan
curah hujan rata-rata per bulan 207,7 mm dan suhu rata-rata 23-31 C,
sedangkan tekanan udaranya berkisar antara 11.215 MOB dengan kecepatan
angin rata-rata 1,9 knot.
PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan di gorontalo adalah
pemukiman, epertanian, dan perkebunan
mencapai 25 persen, sedangkan 75%
merupakan kawasan hutan yang terbagi atas
hutan lindung sebesar 30% dan hutan
budidaya sebesar 70%.
Tabel Penggunaan Lahan di Provinsi Gorontalo
No.
1
2

Penggunaan Lahan
Pemukiman, pertanian, dan perkebunan
Hutan
- Hutan lindung
- Hutan budidaya
Jumlah

Persentase Luas
Lahan (%)
25
75

100

KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA


Penduduk Provinsi Gorontalo pada tahun 2010 mencapai 922.176 orang atau
0,42% dari total penduduk Indonesia dengan kepadatan penduduk
75,80orang/km2. Dari jumlah tersebut, penduduk usia kerja berdasarkan
pendidikan dan jenis kelamin disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 104.Angkatan Kerja di Provinsi Gorontalo Menurut Pendidikan dan
Jenis Kelamin Februari 2011
Pendidikan
Jumlah
= SD
SMTP
SMTA Umum
SMTA Kejuruan
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
291.810
166.769
198.251
86.607
27.988
31.801
30.053
19.153
20.726
10.303
5.876
7.191
8.916
11.714

Jumlah
458.579
284.858
59.789
49.206
31.029
13.067
20.630

Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011 diolah Pusdatinaker

PEREKONOMIAN DAERAH
Perkembangan Ekonomi Makro
Dinamika perekonomian
Gorontalo triwulan II-2011
menunjukkan perlambatan.
Ekonomi tumbuh pada kisaran
7,6% (y-o-y) lebih rendah
dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mencapai 8,4%
(y-o-y). Perlambatan dimaksud
sedikit diatas angka proyeksi Bank
Indonesia Gorontalo sebelumnya
yaitu di kisaran 7,0-7,5% (y-o-y). Hal dimaksud diperkirakan karena
dorongan sektor perdagangan-hotel-restoran serta sektor bangunan yang
tumbuh lebih baik.
Disisi permintaan, melemahnya kinerja perekonomian didorong oleh
melambatnya konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga.
Melambatnya kegiatan konsumsi rumah tangga disebabkan oleh dua hal
yaitu (i) pembayaran gaji ke-13 yang baru direalisasikan pada bulan Juli
2011, (ii) menurunnya produksi pertanian yang berimbas pada melemahnya

daya beli petani. Sementara


itu gencarnya ekspansi fiskal
Pemda pada triwulan I-2011
terkait peringatan satu
dasawarsa Provinsi Gorontalo
telah kembali pada kondisi
normalnya seiring telah
berakhirnya kegiatan
dimaksud.
Menurunnya produksi
pertanian jagung, merosotnya harga jual kopra serta produksi gula yang
terkendala bahan baku menjadikan kinerja ekspor Gorontalo terus
menunjukkan tren yang melemah sejak triwulan III-2010. Hampir seluruh
komoditas utama tidak dilakukan ekspor luar negeri pada triwulan laporan
kecuali untuk komoditas kayu. Sementara itu melambatnya pertumbuhan
belanja modal pemerintah mendorong kinerja investasi menurun.
Pembiayan investasi pada triwulan laporan lebih didukung oleh dana
perbankan namun jumlahnya tidak signifikan dibandingkan pembiayaan
Pemda.
Disisi penawaran, beberapa sektor utama seperti pertanian dan
pengangkutan-komunikasi mengalami penurunan kinerja dibandingkan
triwulan sebelumnya. Berakhirnya musim panen ditambah faktor cuaca
yang kurang mendukung menjadikan produksi pertanian jagung dan padi
merosot. Banjir yang terjadi di tiga wilayah kabupaten Boalemo, Kab.
Gorontalo dan Kab. Bone Bolango turut
memperburuk kondisi yang terjadi.
Sementara itu faktor kelangkaan BBM
yang terjadi pada triwulan laporan
menjadikan kinerja sektor transportasi
darat terganggu. Namun upaya yang
telah dilakukan Pemda dan Pertamina
untuk menambah pasokan minyak dan
serangkaian kebijakan distribusi BBM
menjadikan kondisi dimaksud kembali
normal pada akhir Juni 2011. Redaman
perlambatan timbul dari sektor
bangunan dan PHR. Kegiatan
perdagangan-hotel-restoran tumbuh
cukup baik terkait kegiatan libur
sekolah, pelaksanaan Jumbara Nasional
ke-VII di Gorontalo serta persiapan

pelaksanaan PILKADA di Gorontalo.


Perkembangan Inflasi
Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2011 sebesar 7,11% (y-o-y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,77% (y-o-y). Rentannya aspek
pasokan serta meningkatnya permintaan masyarakat menyebabkan
peningkatan harga-harga komoditas bahan makanan. Peningkatan ini
diperkirakan sejalan dengan mulai masuknya pola historis dimana inflasi
akan meningkat hingga puncaknya pada periode lebaran.
Core inflation atau inflasi inti pada triwulan II-2011 sebesar 4,64% (y-o-y)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,23% (y-o-y)
seiring dengan meningkatnya berbagai tekanan faktor fundamental terutama
ekspektasi inflasi, imported inflation, dan output gap. Ekspektasi inflasi
diperkirakan optimis meningkat seiring dengan tren peningkatan ekspektasi
konsumsi masyarakat yang diperkirakan mencapai puncaknya pada periode
lebaran. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen di Gorontalo
(hasil Survei Konsumen) yang mulai menunjukkan tren peningkatan pada
triwulan-II 2011.
Faktor non-fundamental memiliki
kontribusi yang dominan terhadap
kenaikan inflasi Gorontalo terutama
dari volatile food inflation. Peningkatan
inflasi terutama terlihat dari
subkelompok padi-padian, umbiumbian dan hasilnya dan sub kelompok
bumbu-bumbuan. Adapun beberapa
komoditas penyumbang inflasi utama adalah naiknya harga-harga
komoditas pokok seperti beras dan barito (bawang, rica/cabe, dan tomat).
Kesejahteraan Masyarakat
Jumlah penduduk miskin di
Provinsi Gorontalo tahun 2011
menunjukkan penurunan dari
23,19% menjadi 18,75%
dibanding tahun 2010. Demikian
pula dengan jumlah pengangguran
terbuka dari 5,16 persen pada
Agustus 2010 menjadi 4,61 persen

pada Pebruari 2011. Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa
secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan
perbaikan.
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan
Februari 2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau meningkat dibanding
angkatan kerja pada periode Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan
dimana pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun
dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%.
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun
2011 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 18,75% atau
mengalami penurunan dibandingkan periode Maret 2010 yang tercatat
sebesar 23,19%. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga)
tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat
0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang
tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang
dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat
dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang
sebesar 68,01.
Prospek Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 diperkirakan berkisar 7,5-8,0% (yo-y) meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011.
Pertumbuhan yang terjadi diperkirakan pengaruh lebaran dan persiapan
kampanye PILKADA. Realisasi gaji ke-13 pegawai yang dibayarkan pada
bulan Juli 2011 serta THR pada bulan Agustus 2011 akan mendorong
peningkatan kegiatan konsumsi lebih baik. Hal dimaksud dikonfirmasi oleh
tren meningkatnya ekspektasi konsumen pada survei konsumen BI dan
Indeks Tendensi Konsumen BPS untuk triwulan III-2011.
Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 diperkirakan pada kisaran 81% (yo-y) lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Kenaikan inflasi
triwulan III-2011 diperkirakan akibat dari melonjaknya permintaan
masyarakat menyambut periode Ramadhan yang jatuh pada bulan Agustus
2011. Indikasi tekanan inflasi dapat ditunjukkan oleh hasil survey ekspektasi
harga jual oleh para produsen pada triwulan ke depan menunjukkan
peningkatan pada triwulan ke depan menunjukkan peningkatan.

POTENSI INVESTASI DI PROVINSI GORONTALO


BIDANG PANGAN
Provinsi Gorontalo merupakan salah satu
daerah yang memiliki potensi yang besar
untuk mengembangkan komoditas pangan.
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian
Indonesia, jumlah produksi padi tahun 2009 di
Provinsi Gorontalo sebesar 253.563 ton,
jagung 679.167 ton, kacang tanah 2.261 ton,
kedelai 3.403 ton, ubi jalar 2.926 ton, dan ubi kayu sebesar 6.171 ton.
Potensi peningkatan produksi pertanian dapat dijalankan dengan menjalin
kerjasama dengan masyarakat sekitar, dan potensi pembangunan pabrik
pengolahan produk primer juga masih besar untuk dilaksanakan.
BIDANG ENERGI
Peluang investasi pada sektor energi di Provinsi
Gorontalo antara lain minyak bumi, gas bumi,
PLTA, dan panas bumi. Potensi panas bumi yang
dimiliki Provinsi Gorontalo adalah sebesar 125
Mwe.
BIDANG INFRASTRUKTUR
Pengembangan infrastruktur, yaitu: Lanjutan
pembangunan Faspel Laut Poso tahap II;
Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan
Prasarana Bandara Djalaludin-Gorontalo;
dan Penyelesaian pembangunan Faspel Laut
Bumbulan. Selain itu, disiapkan aggaran
untuk pembangunan infrastruktur jalan untuk
ruas jalan Paguyaman Isimu Gorontalo.
Di samping itu juga terdapat rencana untuk
infrastruktur irigasi, yang terdiri dari
pembangunan waduk dan embung (tanggul
Sungai Alo dan Popayatoo), jaringan irigasi
Paguyaman - Gorontalo, air baku, serta
pengendalian banjir dan pengamanan
pantai.

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL


2011

Anda mungkin juga menyukai