Anda di halaman 1dari 6

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

f.

DASAR HUKUM DAN AZAS


TINDAK PIDANA KORUPSI

MODUL

01

Materi Pokok

2 JP (90 menit)

1. Pokok Bahasan
a. dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
b. azas tindak pidana korupsi.

Pengantar

2. Sub Pokok Bahasan


a. pasal 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13
undangundang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi jo undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang
perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi;
b. pasal 1, 2 dan 3 undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang
penyenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi dan Nepotisme;
c. pasal 3, 4, dan 5 undang-undang nomor 8 tahun 2010 tentang
tindak pidana pencucian uang;
d. pelaku;
e. pidanannya komulatif dan alternatif;
f. pidana minimum dan maksimum;
g. percobaan, perbantuan, mufakat jahat, dipidana sama dengan
pelaku;
h. setiap orang; dan
i. pidana tambahan.

Dalam modul ini membahas materi tentang dasar hukum


pemberantasan tindak pidana korupsi dan azas tindak pidana korupsi.
Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami
dasar
hukum pemberantasan tindak pidana korupsi dan azas tindak pidana
korupsi.

Kompetensi Dasar
1.

Memahami dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi


Indikator Hasil Belajar :
a. menjelaskan pasal 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13
undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi jo undang-undang. Nomor 20 tahun 2001
tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi;
b. menjelaskan pasal 1, 2 dan 3 undang-undang nomor 28
tahun 1999 tentang penyenggaraan negara yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; dan
c. menjelaskan pasal 3, 4, dan 5 undang-undang nomor 8 tahun
2010 tentang tindak pidana pencucian uang.

2.

Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang Dasar
Hukum Tindak Pidana Korupsi dan azas-azas`Tindak Pidana
Korupsi.

Memahami azas tindak pidana korupsi

2. Metode tanya jawab digunakan untuk menjelaskan materi tentang


Dasar Hukum Tindak Pidana Korupsi dan azas-azas`Tindak Pidana
Korupsi.

Indikator hasil Belajar :


a. menjelaskan tentang pelaku;
b. menjelaskan tentang pidanannya komulatif dan alternatif;
c. menjelaskan tentang pidana minimum dan maksimum;
d. menjelaskan tentang percobaan, perbantuan, mufakat jahat,
dipidana sama dengan pelaku;
e. menjelaskan tentang setiap orang; dan
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

menjelaskan tentang pidana tambahan.

3. Metode diskusi digunakan untuk materi. materi tentang Dasar Hukum


Tindak Pidana Korupsi dan azas-azas`Tindak Pidana Korupsi.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Bahan dan Alat


1. Bahan
a.
undang-undang Nomor 31
tahun
1999 tentang
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo UU Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
b.
undang-Undang
nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme; dan
c.
undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang.
2. Alat
a.
white Board;
b.
laptop;
c.
LCD;
d.
layar /LCD;
e.
proyektor/ LCD;
f.
spidol/ Penghapus;
g.
kertas HVS;
h.
papan flip chart;
i.
kertas flip chart; dan
j.
alat tulis.

3.

2.

f.

pendidik meminta peserta didik mengumpulkan hasil tugas


individu dan memilih secara acak beberapa peserta didik untuk
membacakan tugas yang telah dikerjakan.

g.

peserta didik melaksanakan instruksi pendidik dan peserta


didik lainnya menanggapi.

Tahap akhir : 10 menit


a.

penguatan materi :
pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
proses pembelajaran;

b.

cek penguasaan materi :


pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran dengan
cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik;

c.

menyimpulan materi:
pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan materi
pelajaran; dan

d.

evaluasi pembelajaran
dari

materi

Tagihan/Tugas

Tahap awal : 15 menit


a.
b.

peserta didik melaksanakan tugas sesuai instruksi pendidik.

peserta didik melaksanakan test formatif


pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Proses Pembelajaran
1.

e.

1. Peserta didik membuat ringkasan/resume materi.


2. Ringkasan diserahkan dalam bentuk tulisan
perorangan kepada pendidik.
3. Mengumpulkan hasil diskusi.

pendidik melakukan pencairan


pendidik menyampaikan apersepsi yang berisi pengantar
mata pelajaran, kompetensi dasar dan materi pokok.

tangan/catatan

Tahap inti : 65 menit


a.

pendidik mengeksplor pengetahuan peserta didik


berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi.

b.

pendidik menjelaskan materi tentang


dasar hukum
Pemberantasan Tipikor, dan Azas-azas tindak pidana korupsi.

c.

peserta memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting,


bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.

d.

pendidik memberikan tugas individu kepada peserta didik


untuk membuat resume dengan bahasa sendiri sejauh mana
pemahaman terhadap materi dasar hukum Tipikor, dan Azasazas tindak pidana korupsi.
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

yang

Lembar Kegiatan
Materi diskusi
1. Kelompok satu membahas tentang Asas Tindak Pidana Korupsi.
2. Kelompok dua Membahas tentang Acaman hukuman Tindak Pidana
Korupsi.
3. Kelompok tiga membahas tentang
denda dan uang
pengganti dalam tindak pidana korupsi.
3

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Bahan Bacaan

b)

Pasal 3 berbunyi : Setiap orang yang dengan


tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan
yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp.1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah)

c)

Pasal 8 berbunyi : Dipidana dengan pidana


penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah), pegawai negeri atau orang selain
pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau
untuk sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang
disimpan karena jabatannya, atau membiarkan
uang atau surat berharga tersebut diambil atau
digelapkan oleh orang lain, atau membantu
dalam melakukan perbuatan tersebut

d)

Pasal 9 berbunyi : Dipidana dengan pidana


penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai
negeri atau orang selain pegawai negeri yang
diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau untuk sementara
waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku
atau
daftardaftar
yang
khusus
untuk
pemeriksaan administrasi

DASAR HUKUM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI


DAN AZAS HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI
1. Dasar Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
a.

Tindak Pidana Korupsi secara Umum.


Untuk
memahami
definisi
korupsi
dalam
Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001, tindak pidana korupsi
dirumuskan dalam 30 bentuk/jenis. Dari ke 30 bentuk / jenis
tindak pidana korupsi dapat dikelompokkan menjadi 7
bentuk / jenis, yakni:
1)
kerugian keuangan negara.
2)
suap-menyuap.
3)
penggelapan dalam jabatan.
4)
pemerasan.
5)
perbuatan curang.
6)
benturan kepentingan dalam pengadaan.
7)
gratifikasi.
b. Potensi Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Polri.
1)

Pengelolan keuangan negara.


Biaya pelaksanaan tugas personel Polri yang
bersumber dari keuangan negara digunakan tidak
sesuai
dengan peruntukannya
berakibat
timbulnya kerugian keuangan negara, melawan
hukum sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1),
pasal 3, Pasal 8, Pasal 9 Undang-Undang Nomor
31/1999 jo Undang-Undang Nomor 20/2001;
a) Pasal 2 ayat (1) berbunyi : Setiap orang yang
secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu
korporasi yang
dapat
merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara,
dipidana penjara dengan penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

Personel Polri yang mengelola keuangan atau


surat berharga melakukan pencatatan yang
tidak sesuai dengan
yang seharusnya.
Bensatker/juru
bayar/pengelola
keuangan
5

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

melakukan pemotongan dengan dalih untuk


komando/operasional terhadap anggaran yang
seharusnya
digunakan
untuk mendukung
kegiatan operasional dan mencatatnya seolaholah pembayaran dilakukan sesuai dengan
jumlah.

banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus


lima puluh juta rupiah) setiap orang yang:
(a)
Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada hakim dengan maksud
untuk
mempengaruhi
putusan
perkara
yang
diserahkan
kepadanya untuk diadili; atau
(b)
Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada seseorang yang menurut
ketentuan peraturan perundangundangan ditentukan
menjadi
advokat untuk menghadiri sidang
pengadilan dengan maksud untuk
mempengaruhi
nasihat
atau
pendapat yang akan diberikan
berhubung dengan perkara yang
diserahkan kepada pengadilan
untuk diadili.

Bensatker/juru
bayar/pengelola
keuangan
melakukan
pencatatan
berulang-ulang
(duplikasi) anggaran untuk satu kegiatan
bendahara pembantu yang mengelola dana
PNBP tidak menyetorkan ke kas Negara.
2)

Penyuapan.
Melawan hukum sebagaimana dimaksud Pasal 5
ayat (1) huruf a dan b, Pasal 6 ayat (1) huruf a dan
b, Pasal 13;
a)
Pasal 5 ayat (1) huruf a dan b berbunyi :
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah)
dan
paling
banyak
Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) setiap orang yang:
(a)
Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeri
atau
penyelenggara
negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan
dengan
kewajibannya; atau
(b)
Memberi sesuatu kepada pegawai
negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan
sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya.
b)

Pasal 6 ayat (1) huruf a dan b berbunyi :


(1) Dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama
15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah) dan paling

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

c)

Pasal 13; berbunyi Setiap orang yang


memberi hadiah atau janji kepada pegawai
negeri dengan mengingat kekuasaan atau
wewenang yang melekat pada jabatan atau
kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau
janji dianggap melekat pada jabatan atau
kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau
denda paling
banyak
150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah)

d)

Pasal 11 berbunyi Dipidana dengan


pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau
pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang menerima hadiah atau janji
padahal diketahui atau patut diduga, bahwa
hadiah
atau
janji
tersebut
diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau
yang
menurut
pikiran
orang
yang
memberikan hadiahatau janji tersebut ada
hubungan dengan jabatannya.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

e)

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Pasal 12 huruf a dan huruf b berbunyi :


Dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah):
(a)
Pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang menerima hadiah atau
janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar
melakukan atau tidak melakukan
sesuatu
dalam
jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya;
(b)
Pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang menerima hadiah, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa
hadiah tersebut diberikan sebagai
akibat atau disebabkan karena telah
melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam
jabatannya
yang
bertentangan dengan kewajibannya;

3)

Pemerasan.
Dasar hukum
: Pasal 12 huruf e UndangUndang Nomor 31/1999 jo Undang-Undang Nomor
20/2001 yang berbunyi pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri;

4)

Penggelapan Dalam Jabatan.


Dasar hukum : Pasal 2 Undang-Undang Nomor
31/1999 jo Undang-Undang Nomor 20/2001 yang
berbunyi Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana penjara dengan penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00


(satu milyar rupiah)
5)

Gratifikasi.
Tindak pidana korupsi digolongkan sebagai
kejahatan yang
luar
biasa
sehingga
pemberantasannya juga harus dilakukan dengan
cara-cara yang luar biasa. korupsi dapat dicegah
apabila masing-masing kita mampu membersihkan
diri dari niat untuk melakukan korupsi, menahan
godaan ketika ada kesempatan, jujur dalam berkata
dan berbuat, berani menolak pemberian yang
terkait
dengan
jabatan,
berani
melaporkan
adanya tindakan yang mengarah pada perilaku
korupsi dan sebagainya. semua itu merupakan ciriciri perilaku perilaku atau sikap yang berintegritas.
Setiap pemberian kepada personel Polri dianggap
suap jika berhubungandengan jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya
Dasar hukum
: Pasal 12 b dan c UndangUndang Nomor 31/1999 jo Undang-Undang Nomor
20/2001.
a)
Pasal 12 b yang berbunyi pegawai
negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah, padahal diketahui atau
patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan
sebagai akibat atau disebabkan
karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya
b)
Pasal 12 c yang berbunyi hakim yang
menerima hadiah atau janji, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau
janji
tersebut
diberikan
untuk
mempengaruhi putusan perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili

2. Azas Hukum Tindak Pidana Korupsi.


a.

pelaku.
Dalam tindak pidana korupsi yang termasuk pelaku T.P
korupsi adalah Setiap orang (orang perorangan) dan
Korporasi, seperti PT, Koperasi, yayasan dan perkumpulan
orang (Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun
1999.
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

10

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

b.

pidanannya komulatif dan alternatif


1)
menunjukkan sifat komulasi, sedang
2)
atau menunjukkan sifat alternatif.
3)
hukuman komulatif atau ditambah alternatif denda
adalah wewenang hakim ( Pasal 2 sampai dengan 12
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, perubahan
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999.

c.

pidana minimum dan maksimum


Mencegah hakim agar tidak menyimpang dari pasal 2- Pasal
12 Undang-Undang Nomor 20/2001 perubahan UndangUndang Nomor 31/1999.

d.

percobaan, perbantuan, mufakat jahat, dipidana sama


dengan pelaku (sebagaimana delik sempurna ) Pasal 15 jo
Pasal 2,3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

e.

setiap orang ( orang perseorangan dan badan hukum yang


berada di wilayah Republik Indonesia memberi bantuan,
kesempatan, sarana , keterangan untuk terjadinya tindak
pidana korupsi ( Pasal 16 jo Pasal 2, 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999).

f.

pidana tambahan
1) merampas barang bergerak, berwujud atau
tidak berwujud
atau
tidak
bergerak
yang
digunakan atau yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi termasuk perusahaan milik terpidana
2) mencabut
seluruh
atau
sebagian
hak
tertentu, menghapus seluruh atau sebagaian
keuangan tertentu dansebagainya.
3) jika terpidana tidak membayar uang pengganti maka
hartanya dapat disita atau dilelang sebagai
penggantinya.

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

11

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

RANGKUMAN
1.

Dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi yaitu


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Undang-undang Nomor 20 tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2.

Dalam memahami tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud


dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001, tindak pidana korupsi dirumuskan dalam 30
bentuk/jenis. Dari ke 30 bentuk / jenis tindak pidana korupsi dapat
dikelompokkan menjadi 7 bentuk / jenis, yakni Kerugian keuangan
Negara, Suap-menyuap, Penggelapan dalam jabatan, Pemerasan,
Perbuatan curang, Benturan kepentingan dalam pengadaan dan
Gratifikasi.

3.

Dari tujuh bentuk /jenis tindak pidana korupsi, yang berpotensi


terjadi di lingkungan Polri terdapat 5 bentuk / jenis yakni
pengelolaan keuangan Negara, suap-menyuap, penggelapan
dalam jabatan, pemerasan dan gratifikasi.

4.

Azas hukum Tindak Pidana Korupsi meliputi Pelaku, Pidananya


komulatif dan alternative, Pidana minimum dan maksimum,
Percobaan, perbantuan, mufakat jahat, dipidana sama dengan
pelaku, Setiap orang, Pidana tambahan, merampas barang
bergerak, berwujud atau tidak berwujud atau tidak bergerak yang
digunakan atau yang diperoleh dari tindak pidana korupsi
termasuk perusahaan milik terpidana, mencabut seluruh atau
sebagian
hak
tertentu, menghapus
seluruh
atau
sebagaian
keuangan
tertentu dan sebagainya, jika terpidana
tidak membayar uang pengganti maka hartanya dapat disita
atau dilelang sebagai penggantinya, Orang
yang
sengaja
mencegah,
menutupi
atau
mengggalkan menyidikan,
menuntutan dan pemeriksaan dipengadilan dan memberikan
keterangan tidak benar atau tidak memberikan keterangan

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI

12

Anda mungkin juga menyukai