f.
MODUL
01
Materi Pokok
2 JP (90 menit)
1. Pokok Bahasan
a. dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
b. azas tindak pidana korupsi.
Pengantar
Kompetensi Dasar
1.
2.
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan materi tentang Dasar
Hukum Tindak Pidana Korupsi dan azas-azas`Tindak Pidana
Korupsi.
3.
2.
f.
g.
penguatan materi :
pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
proses pembelajaran;
b.
c.
menyimpulan materi:
pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan materi
pelajaran; dan
d.
evaluasi pembelajaran
dari
materi
Tagihan/Tugas
Proses Pembelajaran
1.
e.
tangan/catatan
b.
c.
d.
yang
Lembar Kegiatan
Materi diskusi
1. Kelompok satu membahas tentang Asas Tindak Pidana Korupsi.
2. Kelompok dua Membahas tentang Acaman hukuman Tindak Pidana
Korupsi.
3. Kelompok tiga membahas tentang
denda dan uang
pengganti dalam tindak pidana korupsi.
3
Bahan Bacaan
b)
c)
d)
Bensatker/juru
bayar/pengelola
keuangan
melakukan
pencatatan
berulang-ulang
(duplikasi) anggaran untuk satu kegiatan
bendahara pembantu yang mengelola dana
PNBP tidak menyetorkan ke kas Negara.
2)
Penyuapan.
Melawan hukum sebagaimana dimaksud Pasal 5
ayat (1) huruf a dan b, Pasal 6 ayat (1) huruf a dan
b, Pasal 13;
a)
Pasal 5 ayat (1) huruf a dan b berbunyi :
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah)
dan
paling
banyak
Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) setiap orang yang:
(a)
Memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan
maksud supaya pegawai negeri
atau
penyelenggara
negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan
dengan
kewajibannya; atau
(b)
Memberi sesuatu kepada pegawai
negeri atau penyelenggara negara
karena atau berhubungan dengan
sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya.
b)
c)
d)
e)
3)
Pemerasan.
Dasar hukum
: Pasal 12 huruf e UndangUndang Nomor 31/1999 jo Undang-Undang Nomor
20/2001 yang berbunyi pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu
bagi dirinya sendiri;
4)
Gratifikasi.
Tindak pidana korupsi digolongkan sebagai
kejahatan yang
luar
biasa
sehingga
pemberantasannya juga harus dilakukan dengan
cara-cara yang luar biasa. korupsi dapat dicegah
apabila masing-masing kita mampu membersihkan
diri dari niat untuk melakukan korupsi, menahan
godaan ketika ada kesempatan, jujur dalam berkata
dan berbuat, berani menolak pemberian yang
terkait
dengan
jabatan,
berani
melaporkan
adanya tindakan yang mengarah pada perilaku
korupsi dan sebagainya. semua itu merupakan ciriciri perilaku perilaku atau sikap yang berintegritas.
Setiap pemberian kepada personel Polri dianggap
suap jika berhubungandengan jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya
Dasar hukum
: Pasal 12 b dan c UndangUndang Nomor 31/1999 jo Undang-Undang Nomor
20/2001.
a)
Pasal 12 b yang berbunyi pegawai
negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah, padahal diketahui atau
patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan
sebagai akibat atau disebabkan
karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya
b)
Pasal 12 c yang berbunyi hakim yang
menerima hadiah atau janji, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau
janji
tersebut
diberikan
untuk
mempengaruhi putusan perkara yang
diserahkan kepadanya untuk diadili
pelaku.
Dalam tindak pidana korupsi yang termasuk pelaku T.P
korupsi adalah Setiap orang (orang perorangan) dan
Korporasi, seperti PT, Koperasi, yayasan dan perkumpulan
orang (Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun
1999.
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR GASUM POLRI
10
b.
c.
d.
e.
f.
pidana tambahan
1) merampas barang bergerak, berwujud atau
tidak berwujud
atau
tidak
bergerak
yang
digunakan atau yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi termasuk perusahaan milik terpidana
2) mencabut
seluruh
atau
sebagian
hak
tertentu, menghapus seluruh atau sebagaian
keuangan tertentu dansebagainya.
3) jika terpidana tidak membayar uang pengganti maka
hartanya dapat disita atau dilelang sebagai
penggantinya.
11
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
12