Anda di halaman 1dari 66

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pengujian ini ada beberapa hal yang dianggap perlu untuk mendapat
perhatian dan pembahasan yaitu sebagai berikut :
4.1

Keterbatasan Fasilitas
Keterbatasan peralatan pengujian yang digunakan sehingga pengujian ini belum

menghasilkan data yang sempurna betul seperti penempatan alat jack Hydraulic dan
pembebanan yang simetris dimana beban yang berkerja pada letak tumpuan balok
boleh saja tidak sama besarnya antara kiri dan kanan, sehingga besar beban tidak
sama. Untuk itu dibutuhkan alat Load Cell yang berfungsi untuk menentukan
tempat yang tepat dari jacking agar beban yang bekerja dibagi rata di setiap
tumpuannya.

4.2

Akurasi Dari ALat Ukur


Skala manometer pada alat Jack Hydraulic dimana ketelitian pembacaan

sebesar 250 kg/strip masih kurang baik sebab dapat terjadi kesalahan pembacaan.
Hal ini sangat mempengaruhi pada lendutan yang terjadi sehingga dapat
mengakibatkan gambar grafik hubungan beban dan besarnya lendutan dan regangan
yang didapat dari setiap titik tidak membentuk kurva yang mulus seperti yang
diharapkan. Selain itu, pada saat pemberian pembebanan yang besar, alat Jacking
yang digunakan mengalami penurunan besar. Hal ini dapat dilihat dari jarum

57

penunjuk manometer yang turun. Namun demikian terlihat dengan jelas adanya
tendensi menaik pada grafik yang diperoleh.

4.3

Pemeriksaan Karakteristik Tulangan


Diameter tulangan yang direncanakan pada beton bertulang tidak sama persis

dengan yang kita pakai pada pelaksanaannya. Diameter tulangan tersebut dapat lebih
kecil atau lebih besar dari yang kita rencanakan. Oleh Karena itu, pada penelitian ini
akan diperiksa berat jenis dan diameter sebenarnya dari tulangan yang digunakan
pada perencanaan balok beton bertulang.
Pada percobaan ini akan menggunakan dua buah sampel pada masing-masing
diameter tulangan yang dipakai. Tujuan dari pemeriksaan berat jenis dan diameter
sebenarnya dari tulangan yang dipakai adalah untuk digunakan pada perhitungan
selanjutnya sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat lagi. Hasil pemeriksaan
karakteristik tulangan dapat dilihat pada bab lampiran.

4.4

Pengujian Kuat Tarik Tulangan


Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan dalam

perhitungan perencanaan beton bertulang ialah tegangan luluh (fy) dan modulus
elastisitas (Es). Tegangan luluh (titik luluh) baja ditentukan melalui prosedur
pengujian standar sesuai SII 0136-84 dengan ketentuan bahwa tegangan luluh adalah
tegangan baja pada saat dimana meningkatnya tegangan tidak disertai lagi dengan
peningkatan regangannya. Di dalam perencanaan atau analisis beton bertulang
umumnya nilai tegangan luluh baja tulangan diketahui atau ditentukan pada awal
perhitungan.

58

Modulus elastisitas baja tulangan ditentukan berdasarkan kemiringan awal


kurva tegangan-regangan di daerah elastik dimana antara mutu baja yang satu dengan
lainnya tidak banyak bervariasi. Ketentuan SK SNI 03 xxxx 2002 menetapkan
bahwa nilai modulus elastisitas baja adalah 200.000 MPa. Hasil pengujian kuat tarik
tulangan dapat dilihat pada bab lampiran.

4.5
4.5.1

Pengujian Pada Benda Uji


Pengujian Regangan Balok

100 cm

100 cm

100 cm

300 cm

Gambar 4.1. Posisi Pembebanan Pada Pengujian Balok

A1

B1

30 cm

30 cm

Gambar 4.2. Penempatan Pen Pembaca Regangan Balok

59

Menghitung Regangan : = l/l/


Dimana :

= Regangan ()

l = Perubahan Panjang (mm)


l

= Panjang Dial Regangan (300 mm)

c
S

50

d'

c1

As'

y = 89,05
9,285

G.N

100
d ef

h = 300

100

c2
As

50

c3
s

7,235

b = 150
S = selimut beton = 30 mm

Penampang Melintang

Diagram Regangan

Gambar 4.3. Pengujian Regangan Balok

tul .tarik

beugel s
2

d ef h

13,57

5,98 30 257,235 mm
2

d ef 300

d'

tul .tekan
beugel s
2

d'

9,42
5,98 30 40,715 mm
2

60

d
d

tul .tarik
beugel s
2
13,52
2

5,98 30 42,765 mm

Keterangan :
c = regangan beton pada sisi tekan terluar
s = regangan pada tulangan baja tarik
c1 = regangan terukur pada posisi 1 (50 mm dari sisi atas penampang tekan)
c2 = regangan terukur pada posisi 2 (150 mm dari sisi atas penampang tekan)
c3 = regangan terukur pada posisi 3 (50 mm dari sisi bawah penampang tarik)
Nilai c dan s dihitung dengan menginterpolasi nilai-nilai regangan terukur pada
posisi c1 dan c3.
Perhitungan nilai regangan serat atas beton, c :
c3 c
c1
c
d ef 7,235
50
c3 c
c1
c
257,235 7,235
50

c3 c c c1

250
50
c 3 c 5 c 5 c1
4 c 5 c1 c 3

c 1,25 c1 0,25 c 3

Perhitungan nilai regangan tulangan baja tarik, s :

61

s c1 c 3 c1

d ef 50
200
s c1
c1
c3
257,235 50
200

s c1 c 3 c1

207,235
200
200 s 200 c1 207,235 c 3 207,235 c1

200 s 7,235 c1 207,235 c 3

s 0,036 c1 1,036 c 3

62

63

64

65

66

67

TABEL 4.7. DATA HASIL PERHITUNGAN REGANGAN BALOK I

68

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000

Regangan Terukur Pada Benda Uji


A
B
1
3
1
3
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00002
0.00045
0.00001
0.00044
0.00008
0.00091
0.00007
0.00048
0.00009
0.00093
0.00009
0.00069
0.00013
0.00095
0.00013
0.00071
0.00018
0.00095
0.00017
0.00073
0.00032
0.00097
0.00030
0.00105
0.00005
0.00098
0.00045
0.00110
0.00063
0.00103
0.00061
0.00113
0.00080
0.00106
0.00078
0.00118
0.00093
0.00108
0.00092
0.00125
0.00113
0.00112
0.00111
0.00128
0.00120
0.00115
0.00119
0.00135
0.00169
0.00120
0.00168
0.00137
0.00183
0.00123
0.00181
0.00140
0.00195
0.00125
0.00093
0.00144
0.00242
0.00127
0.00240
0.00146
0.00257
0.00131
0.00254
0.00150
0.00270
0.00135
0.00269
0.00155
0.00275
0.00148
0.00274
0.00165
0.00279
0.00157
0.00279
0.00173
0.00290
0.00160
0.00289
0.00183

Regangan (mm/mm)
A

Beton

Baja

Beton

Baja

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00057

0.00003

0.00056

0.00002

0.00116

0.00011

0.00062

0.00008

0.00119

0.00013

0.00089

0.00010

0.00122

0.00017

0.00092

0.00014

0.00123

0.00021

0.00096

0.00019

0.00129

0.00035

0.00139

0.00034

0.00134

0.00050

0.00139

0.00005

0.00144

0.00067

0.00157

0.00066

0.00152

0.00085

0.00168

0.00083

0.00158

0.00099

0.00180

0.00097

0.00168

0.00119

0.00188

0.00118

0.00174

0.00127

0.00199

0.00125

0.00192

0.00178

0.00214

0.00176

0.00199

0.00192

0.00221

0.00190

0.00180

0.00101

0.00229

0.00203

0.00219

0.00253

0.00243

0.00251

0.00227

0.00268

0.00252

0.00267

0.00236

0.00284

0.00261

0.00280

0.00254

0.00289

0.00275

0.00285

0.00266
0.00272

0.00295
0.00305

0.00286
0.00301

0.00290
0.00301

TABEL 4.8. DATA HASIL PERHITUNGAN REGANGAN BALOK II

69

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
11500

Regangan Terukur Pada Benda Uji


A
B
1
3
1
3
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00037
0.00002
0.00047
0.00003
0.00040
0.00006
0.00094
0.00004
0.00072
0.00009
0.00096
0.00009
0.00073
0.00010
0.00098
0.00009
0.00076
0.00014
0.00098
0.00013
0.00108
0.00022
0.00100
0.00019
0.00113
0.00034
0.00101
0.00027
0.00116
0.00039
0.00106
0.00033
0.00122
0.00047
0.00109
0.00041
0.00129
0.00059
0.00112
0.00042
0.00132
0.00066
0.00115
0.00058
0.00139
0.00074
0.00119
0.00066
0.00142
0.00088
0.00124
0.00075
0.00145
0.00093
0.00127
0.00079
0.00148
0.00096
0.00129
0.00084
0.00153
0.00107
0.00132
0.00092
0.00157
0.00117
0.00135
0.00099
0.00161
0.00128
0.00139
0.00106
0.00172
0.00152
0.00146
0.00128
0.00180
0.00171
0.00154
0.00146
0.00193
0.00198
0.00163
0.00166
0.00203
0.00206
0.00171
0.00176

Regangan (mm/mm)
A

Beton

Baja

Beton

Baja

0.00000
0.00060
0.00119
0.00122
0.00125
0.00126
0.00130
0.00133
0.00141
0.00147
0.00151
0.00158
0.00165
0.00174
0.00179
0.00182
0.00188
0.00194
0.00200
0.00215
0.00229
0.00245
0.00258

0.00000
0.00005
0.00008
0.00013
0.00013
0.00017
0.00023
0.00032
0.00038
0.00046
0.00048
0.00064
0.00073
0.00082
0.00086
0.00092
0.00100
0.00107
0.00115
0.00138
0.00157
0.00178
0.00188

0.00000
0.00047
0.00052
0.00092
0.00094
0.00099
0.00141
0.00150
0.00155
0.00164
0.00176
0.00182
0.00192
0.00200
0.00205
0.00209
0.00218
0.00226
0.00233
0.00253
0.00268
0.00291
0.00305

0.00000
0.00003
0.00008
0.00012
0.00013
0.00017
0.00027
0.00039
0.00045
0.00053
0.00066
0.00073
0.00082
0.00096
0.00102
0.00105
0.00116
0.00127
0.00138
0.00164
0.00184
0.00212
0.00221

TABEL 4.9. DATA HASIL PERHITUNGAN REGANGAN BALOK III

70

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000
12400

Regangan Terukur Pada Benda Uji


A
B
1
3
1
3

Regangan (mm/mm)
A

Beton

Baja

Beton

Baja

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00001
0.00002
0.00005
0.00007
0.00010
0.00013
0.00019
0.00021
0.00025
0.00027
0.00029
0.00032
0.00035
0.00037
0.00041
0.00045
0.00048
0.00051
0.00058
0.00068
0.00077
0.00087
0.00095

0.00000
0.00001
0.00001
0.00001
0.00002
0.00004
0.00011
0.00022
0.00029
0.00036
0.00042
0.00047
0.00052
0.00056
0.00065
0.00069
0.00074
0.00079
0.00091
0.00113
0.00134
0.00156
0.00165

0.00005
0.00005
0.00008
0.00009
0.00011
0.00032
0.00036
0.00042
0.00044
0.00047
0.00051
0.00055
0.00058
0.00060
0.00064
0.00067
0.00074
0.00075
0.00084
0.00095
0.00107
0.00119
0.00128

0.00003
0.00004
0.00004
0.00007
0.00013
0.00017
0.00026
0.00034
0.00040
0.00046
0.00052
0.00057
0.00063
0.00070
0.00075
0.00081
0.00088
0.00094
0.00107
0.00125
0.00143
0.00116
0.00171

0.00001
0.00003
0.00007
0.00009
0.00013
0.00017
0.00027
0.00032
0.00039
0.00043
0.00047
0.00052
0.00057
0.00060
0.00068
0.00074
0.00079
0.00084
0.00095
0.00113
0.00130
0.00148
0.00160

0.00000
0.00001
0.00001
0.00001
0.00002
0.00005
0.00012
0.00024
0.00031
0.00038
0.00045
0.00050
0.00055
0.00059
0.00069
0.00073
0.00078
0.00084
0.00096
0.00120
0.00142
0.00165
0.00174

0.00007
0.00007
0.00011
0.00013
0.00017
0.00044
0.00052
0.00061
0.00065
0.00070
0.00077
0.00083
0.00088
0.00093
0.00099
0.00104
0.00115
0.00117
0.00132
0.00150
0.00170
0.00178
0.00203

0.00003
0.00004
0.00004
0.00008
0.00014
0.00019
0.00028
0.00037
0.00043
0.00049
0.00056
0.00061
0.00067
0.00075
0.00080
0.00086
0.00094
0.00100
0.00114
0.00133
0.00152
0.00125
0.00182

TABEL 4.10. DATA HASIL PERHITUNGAN REGANGAN BALOK IV

71

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000
12500

Regangan Terukur Pada Benda Uji


A
B
1
3
1
3

Regangan (mm/mm)
A

Beton

Baja

Beton

Baja

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00004

0.00001

0.00008

0.00003

0.00005

0.00001

0.00011

0.00003

0.00006
0.00009
0.00012
0.00015
0.00017
0.00019
0.00021
0.00024
0.00026
0.00027
0.00030
0.00033
0.00037
0.00038
0.00040
0.00041
0.00045
0.00047
0.00051
0.00055
0.00058
0.00064

0.00002
0.00003
0.00004
0.00005
0.00006
0.00014
0.00021
0.00026
0.00033
0.00038
0.00045
0.00051
0.00060
0.00066
0.00071
0.00078
0.00086
0.00098
0.00115
0.00129
0.00143
0.00155

0.00012
0.00015
0.00018
0.00020
0.00025
0.00026
0.00028
0.00034
0.00037
0.00038
0.00039
0.00041
0.00042
0.00045
0.00046
0.00048
0.00053
0.00057
0.00062
0.00069
0.00075
0.00080

0.00005
0.00005
0.00006
0.00006
0.00008
0.00021
0.00027
0.00033
0.00042
0.00047
0.00055
0.00060
0.00067
0.00107
0.00113
0.00121
0.00128
0.00139
0.00157
0.00169
0.00181
0.00196

0.00008
0.00012
0.00016
0.00020
0.00023
0.00027
0.00032
0.00037
0.00041
0.00043
0.00049
0.00054
0.00061
0.00064
0.00068
0.00071
0.00078
0.00083
0.00093
0.00101
0.00108
0.00119

0.00002
0.00003
0.00005
0.00006
0.00007
0.00015
0.00023
0.00028
0.00035
0.00040
0.00048
0.00054
0.00063
0.00070
0.00075
0.00082
0.00091
0.00103
0.00121
0.00136
0.00150
0.00163

0.00016
0.00020
0.00024
0.00027
0.00033
0.00038
0.00042
0.00051
0.00057
0.00059
0.00063
0.00066
0.00069
0.00083
0.00086
0.00090
0.00098
0.00106
0.00117
0.00129
0.00139
0.00149

0.00006
0.00006
0.00007
0.00007
0.00009
0.00023
0.00029
0.00035
0.00045
0.00050
0.00058
0.00064
0.00071
0.00112
0.00119
0.00127
0.00135
0.00146
0.00165
0.00178
0.00190
0.00206

TABEL 4.11. DATA HASIL PERHITUNGAN REGANGAN BALOK V

Beban

Regangan Terukur Pada Benda Uji

Regangan (mm/mm)

72

2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000
12700

Beton

Baja

Beton

Baja

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00002

0.00001

0.00002

0.00002

0.00003

0.00001

0.00003

0.00002

0.00003

0.00004

0.00003

0.00004

0.00005

0.00004

0.00005

0.00004

0.00004

0.00005

0.00004

0.00005

0.00006

0.00005

0.00006

0.00005

0.00005
0.00007
0.00009
0.00010
0.00011
0.00011
0.00012
0.00014
0.00015
0.00016
0.00017
0.00020
0.00021
0.00023
0.00027
0.00028
0.00032
0.00036
0.00041
0.00046

0.00006
0.00011
0.00014
0.00017
0.00022
0.00028
0.00038
0.00043
0.00048
0.00051
0.00060
0.00066
0.00073
0.00084
0.00090
0.00103
0.00111
0.00118
0.00128
0.00139

0.00007
0.00008
0.00009
0.00010
0.00012
0.00013
0.00014
0.00016
0.00017
0.00018
0.00019
0.00021
0.00022
0.00024
0.00026
0.00029
0.00033
0.00037
0.00042
0.00047

0.00010
0.00012
0.00018
0.00023
0.00027
0.00033
0.00041
0.00047
0.00053
0.00059
0.00065
0.00073
0.00081
0.00083
0.00094
0.00108
0.00115
0.00127
0.00135
0.00140

0.00008
0.00012
0.00015
0.00017
0.00019
0.00021
0.00025
0.00028
0.00031
0.00033
0.00036
0.00042
0.00045
0.00050
0.00056
0.00061
0.00068
0.00075
0.00083
0.00092

0.00006
0.00012
0.00015
0.00018
0.00023
0.00029
0.00040
0.00045
0.00050
0.00053
0.00063
0.00069
0.00076
0.00088
0.00094
0.00108
0.00116
0.00124
0.00134
0.00146

0.00011
0.00013
0.00016
0.00018
0.00022
0.00025
0.00028
0.00032
0.00035
0.00037
0.00040
0.00045
0.00048
0.00051
0.00056
0.00063
0.00070
0.00078
0.00086
0.00094

0.00011
0.00013
0.00019
0.00024
0.00028
0.00035
0.00043
0.00049
0.00056
0.00062
0.00068
0.00076
0.00085
0.00087
0.00098
0.00113
0.00120
0.00133
0.00141
0.00147

TABEL 4.12. DATA HASIL PERHITUNGAN REGANGAN BALOK VI

Beban
2P

Regangan Terukur Pada Benda Uji


A
B

Regangan (mm/mm)
A

73

(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000
12800

Beton

Baja

Beton

Baja

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00000

0.00002

0.00001

0.00001

0.00002

0.00003

0.00001

0.00002

0.00002

0.00003

0.00003

0.00003

0.00004

0.00005

0.00003

0.00005

0.00004

0.00004

0.00005

0.00004

0.00005

0.00006

0.00005

0.00006

0.00005

0.00005

0.00007

0.00007

0.00009

0.00008

0.00007

0.00011

0.00010

0.00007

0.00011

0.00008

0.00012

0.00012

0.00012

0.00013

0.00013

0.00010

0.00015

0.00009

0.00019

0.00016

0.00016

0.00016

0.00020

0.00010

0.00018

0.00011

0.00023

0.00017

0.00019

0.00020

0.00024

0.00011

0.00022

0.00012

0.00027

0.00019

0.00023

0.00022

0.00028

0.00012

0.00027

0.00013

0.00034

0.00022

0.00028

0.00025

0.00036

0.00013

0.00037

0.00015

0.00042

0.00026

0.00039

0.00029

0.00044

0.00014

0.00044

0.00016

0.00047

0.00029

0.00046

0.00032

0.00049

0.00016

0.00048

0.00017

0.00053

0.00032

0.00050

0.00035

0.00056

0.00017

0.00052

0.00018

0.00060

0.00034

0.00054

0.00038

0.00063

0.00018
0.00020
0.00022
0.00023
0.00026
0.00029
0.00032
0.00036
0.00042
0.00046

0.00062
0.00062
0.00074
0.00086
0.00091
0.00104
0.00113
0.00120
0.00131
0.00144

0.00020
0.00021
0.00023
0.00024
0.00027
0.00029
0.00034
0.00038
0.00044
0.00050

0.00065
0.00074
0.00082
0.00840
0.00095
0.00109
0.00116
0.00128
0.00136
0.00149

0.00038
0.00041
0.00046
0.00050
0.00055
0.00062
0.00068
0.00075
0.00085
0.00094

0.00065
0.00065
0.00077
0.00090
0.00095
0.00109
0.00118
0.00126
0.00137
0.00151

0.00041
0.00045
0.00049
0.00240
0.00058
0.00064
0.00072
0.00080
0.00089
0.00100

0.00068
0.00077
0.00086
0.00871
0.00099
0.00114
0.00121
0.00134
0.00142
0.00156

Pembebanan awal yang dimulai dari beban P = 250 kg dan meningkat setiap
250 kg hingga mencapai keadaan daya dukung maksimum terlihat hal-hal sebagai
berikut : perpanjangan/perpendekan pada saat tarik dan tekan yang cukup mencolok

74

setelah terbentuk retak-retak rambut. Besarnya perpanjangan/perpendekan serat


tergantung kepada kelenturan bahan untuk merubah bentuk. Dengan demikian
bergantung pada kelas beton yang ditetapkan.
Sesuai dengan tujuan penelitian tugas akhir ini yang ditinjau adalah pada
daerah tekan saja. Dari tabel hasil pengujian regangan balok dapat dilihat adanya
perbedaan regangan pada masing-masing balok baik pada titik A maupun pada titik
B. Hal tesebut terjadi karena adanya perbedaan jarak dari confinement (sengkang)
pada masing-masing balok. Penambahan sengkang dengan jarak yang semakin rapat
pada daerah tekan dapat mengurangi regangan yang terjadi pada balok, sehingga
dapat menahan beban lebih besar dibandingkan dengan sengkang yang kurang rapat.
Retak pertama yang terjadi pada masing-masing balok pada saat pengujian
adalah sama, yakni pada pembebanan 1500 kg. Sedangkan regangan yang terjadi
pada masing-masing balok pada saat pembebanan ultimate berkurang dengan adanya
kerapatan sengkang pada daerah tekan yang berbeda.
Pada saat benda uji mengalami keruntuhan, nilai pembebanan tidaklah sama
pada masing-masing benda uji. Pada benda uji I besar beban maksimum adalah
11000 kg dimana regangan betonnya mencapai 0.00272 (pada titik A) dan 0.00301
(pada titik B) sedangkan pada benda uji II beban maksimum adalah 11500 kg dimana
regangan betonnya mencapai 0.00258 (pada titik A) dan 0.00305 (pada titik B). Pada
benda uji III besar beban maksimum adalah 12400 kg dimana regangan betonnya
mencapai 0.00160 (pada titik A) dan 0.00203 (pada titik B) sedangkan pada benda uji
IV beban maksimum adalah 12500 kg dimana regangan betonnya mencapai 0.00119
(pada titik A) dan 0.00149 (pada titik B). Untuk benda uji V besar beban maksimum
adalah 12700 kg dimana regangan betonnya mencapai 0.00092 (pada titik A) dan

75

0.00094 (pada titik B) sedangkan pada benda uji VI beban maksimum adalah 12800
kg dimana regangan betonnya mencapai 0.00094 (pada titik A) dan 0.00100 (pada
titik B).
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil regangan yang terjadi pada masingmasing balok pada saat pembebanan ultimate :
Balok
I
II
III
IV
V
VI

Regangan Beton
A
B
0.00272 0.00301
0.00258 0.00305
0.00160 0.00203
0.00119 0.00149
0.00092 0.00094
0.00094 0.00100

Tabel 4.13. Regangan Beton Pada Saat Pembebanan Ultimate

4.5.2

Analisa Moment-Curvature Balok


Kurvatur atau kelengkungan adalah gradien regangan profil pada elemen.

Nilai kurvatur akan berubah sepanjang balok karena adanya fluktuasi jarak garis

76

netral dan regangan antara retakan. Kurvatur diberikan persamaan

c
y

dimana c sebagai regangan pada potongan retak.


Akibat pemberian beban yang melampaui modulus keruntuhan balok, retak
mulai terjadi di bagian bawah balok. Momen pada saat retak ini mulai terbentuk
yaitu ketika tegangan tarik di bagian bawah balok sama dengan modulus keruntuhan
yang disebut momen retak. Ketika beban terus ditambah sampai tegangannya lebih
besar daripada setengah fc, retak tarik akan merambat lebih ke atas, demikian pula
sumbu netral, sehingga tegangan beton tidak berbentuk garis lurus lagi.
Tahap pertama diagram adalah untuk momen-momen kecil yang lebih kecil
daripada momen retak Mcr dimana seluruh penampang melintang balok mampu
menahan lentur. Pada kisaran ini, regangan yang terjadi kecil dan diagram hampir
vertikal dan menyerupai garis lurus.
Ketika momen bertambah hingga melebihi momen retak, kemiringa kurva
akan sedikit berkurang karena balok tidak cukup kaku seperti pada tahap awal
sebelum beton mulai retak. Diagram akan mengikuti garis yang hampir lurus dari
Mcr hingga ke titik dimana tulangan mengalami tegangan sampai titik lelehnya. Agar
tulangan baja meleleh, diperlukan beban tambahan yang cukup besar untuk
meningkatkan lendutan balok.
Setelah tulangan meleleh, balok memiliki kapasitas momen tambahan yang
sangat kecil sehingga hanya sedikit saja beban tambahan yang diperlukan untuk
secara substansial meningkatkan putaran sudut dan lendutan. Kemiringan diagram
sekarang sangat datar.

4.5.2.1 Perhitungan Nilai Moment-Curvature Balok I

77

Karakteristik balok :

Tinggi balok (h)

: 300 mm

Lebar balok (b)

: 150 mm

Tulangan tarik 3 13,57 :

Luas tampang (As)

: 433,661 mm2

Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (d)

: 257,235 mm

Tulangan tekan 2 9,47 :


Luas tampang (As)

: 140,799 mm2

Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d)

: 40,715 mm

Mutu beton (fc)

: 25 N/mm2

Kuat leleh baja (fy)

: 412,9 N/mm2

Elastisitas baja (Es)

: 206346,02 N/mm2

Diameter sengkang (sengkang)

: 5,98 mm

Jarak antar sengkang (sh)

: 200 mm

Luas tampang sengkang

: 28,072 mm2

Selimut beton (p)

: 30 mm

Dimensi dari sisi sengkang


h ' h 2 xp

h ' 300 2 30

h ' 240 mm
b ' b 2 xp

b ' 150 2 30

78

b ' 90 mm

Dimensi dari garis tengah sengkang :


h '' h ' 2 sengkang
h '' 240 2 5,98 228,04 mm

b '' b ' 2 sengkang


b '' 90 2 5,98 78,04 mm

Asengkang x 2 h '' b ''

'

h xb xs h

'

5,98 x 2 228,04 78,04


0,000847
240 90 200

Parameter Z :
Z

0,5
0,02067 0,002 fc ' 3
b ''

s
0,002
4
sh
fc ' 6,89
0,5

0,02067 0,002 25 3
78,04
0,000847
0,002
25 6,89
4
200

217,479

Z = 217,479
cm = 0,00301
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,741
= 0,419

Jarak garis netral dari ujung atas balok (y) = 89,05 mm

Gaya tekan beton di dalam sengkang :


C1 f c b( y p )
''

79

C1 0,741 25150 89,05 30


C1 164085,1875 N

Jarak pusat gaya tekan beton di dalam sengkang :


d '' d p ( y p )
d '' 257,235 30 0,419 89,05 30

d '' 202,493 mm

cm = 0,0015
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,630
= 0,353

Gaya tekan beton di luar sengkang :


C 2 f c ( 2 p )
''

y
2

C 2 0,630 25 ( 2.30)

89,05
2

C 2 42076,125 N

Jarak pusat gaya tekan beton di luar sengkang :


y
y

d ''' d p
2
2

89,05
89,05

d ''' 257,235 30
0,353
2
2

d ''' 166,993 mm

Total gaya tekan beton :

80

C C1 C 2

C 164085,1875 + 42076,125 = 206162,3125 N

s c

d p ( y p)
( y p)

s 0,00301

257,235 30 (89,05 30)


(89,05 30)

s 0,00857

fy
Es

412,9
0,002 < s
206346,02

pengerasan tulangan saat ultimate = 16 y = 16 x 0,002 = 0,032 > s


Jika T C T f s xAs

T 412,9 x 433,661
T 179058,627 N
T ; gunakan nilai C.
Nilai moment dan curvature :
M C1 xd '' C 2 xd '''

M (164085,1875 x 202,493) + (42076,125 x 166,993) = 40252520,21 Nmm

c
0,00301

= 3,380 x 10-5 rad/mm


kd
89,05

4.5.2.2 Perhitungan Nilai Moment-Curvature Balok II


Karakteristik balok :

Tinggi balok (h)

: 300 mm

Lebar balok (b)

: 150 mm

81

Tulangan tarik 3 13,57 :


Luas tampang (As)

: 433,661 mm2

Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (d)

: 257,235 mm

Tulangan tekan 2 9,47 :


Luas tampang (As)

: 140,799 mm2

Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d)

: 40,715 mm

Mutu beton (fc)

: 25 N/mm2

Kuat leleh baja (fy)

: 406,3 N/mm2

Elastisitas baja (Es)

: 210062,56 N/mm2

Diameter sengkang (sengkang)

: 5,98 mm

Jarak antar sengkang (sh)

: 200 mm

Luas tampang sengkang

: 28,072 mm2

Selimut beton (p)

: 30 mm

Dimensi dari sisi sengkang


h ' h 2 xp

h ' 300 2 30

h ' 240 mm
b ' b 2 xp

b ' 150 2 30

b ' 90 mm

Dimensi dari garis tengah sengkang :


h '' h ' 2 sengkang

82

h '' 240 2 5,98 228,04 mm

b '' b ' 2 sengkang


b '' 90 2 5,98 78,04 mm

Asengkang x 2 h '' b ''

'

h xb xs h

'

5,98 x 2 228,04 78,04


0,000847
240 90 200

Parameter Z :
Z

0,5
0,02067 0,002 fc ' 3
b ''

s
0,002
4
sh
fc ' 6,89
0,5

0,02067 0,002 25 3
78,04
0,000847
0,002
25 6,89
4
200

217,479

Z = 217,479
cm = 0,00305
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,740
= 0,421

Jarak garis netral dari ujung atas balok (y) = 89,05 mm

Gaya tekan beton di dalam sengkang :


C1 f c b( y p )
''

C1 0,740 25150 89,05 30


C1 163863,75 N

Jarak pusat gaya tekan beton di dalam sengkang :

83

d '' d p ( y p )
d '' 257,235 30 0,421 89,05 30

d '' 202,375 mm

cm = 0,0015
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,630
= 0,353

Gaya tekan beton di luar sengkang :


C 2 f c ( 2 p )
''

y
2

C 2 0,630 25 ( 2.30)

89,05
2

C 2 42076,125 N

Jarak pusat gaya tekan beton di luar sengkang :


y
y

d ''' d p
2
2

89,05
89,05

d ''' 257,235 30
0,353
2
2

d ''' 166,993 mm

Total gaya tekan beton :


C C1 C 2

C 163863,75 + 42076,125 = 205939,875 N

84

s c

d p ( y p)
( y p)

s 0,00305

257,235 30 (89,05 30)


(89,05 30)

s 0,00869

fy
Es

406,3
0,00193 < s
210062,56

pengerasan tulangan saat ultimate = 16 y = 16 x 0,00193 = 0,03088 > s


Jika T C T f s xAs

T 406,3 x 433,661
T 176196,464 N
T ; gunakan nilai C.
Nilai moment dan curvature :
M C1 xd '' C 2 xd '''

M (163863,75 x 202,375) + (42076,125 x 166,993) = 40188344,75 Nmm

c
0,00305

= 3,425 x 10-5 rad/mm


kd
89,05

4.5.2.3 Perhitungan Nilai Moment-Curvature Balok III


Karakteristik balok :

Tinggi balok (h)

: 300 mm

85

Lebar balok (b)

Tulangan tarik 3 13,57 :

: 150 mm

Luas tampang (As)

: 433,661 mm2

Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (d)

: 257,235 mm

Tulangan tekan 2 9,47 :


Luas tampang (As)

: 140,799 mm2

Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d)

: 40,715 mm

Mutu beton (fc)

: 25 N/mm2

Kuat leleh baja (fy)

: 409,4 N/mm2

Elastisitas baja (Es)

: 208460,75 N/mm2

Diameter sengkang (sengkang)

: 5,98 mm

Jarak antar sengkang (sh)

: 100 mm

Luas tampang sengkang

: 28,072 mm2

Selimut beton (p)

: 30 mm

Dimensi dari sisi sengkang


h ' h 2 xp

h ' 300 2 30

h ' 240 mm
b ' b 2 xp

b ' 150 2 30

b ' 90 mm

Dimensi dari garis tengah sengkang :

86

h '' h ' 2 sengkang


h '' 240 2 5,98 228,04 mm

b '' b ' 2 sengkang


b '' 90 2 5,98 78,04 mm

Asengkang x 2 h '' b ''

'

h xb xs h

'

5,98 x 2 228,04 78,04


0,00169
240 90100

Parameter Z :
Z

0,5
0,02067 0,002 fc ' 3
b ''

s
0,002
4
sh
fc ' 6,89
0,5

0,02067 0,002 25 3
78,04
0,00169
0,002
25 6,89
4
100

165,455

Z = 165,455
cm = 0,00203
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,667
= 0,375

Jarak garis netral dari ujung atas balok (y) = 89,05 mm

Gaya tekan beton di dalam sengkang :


C1 f c b( y p )
''

C1 0,667 25150 (89,05 30)


C1 147698,8125 N

87

Jarak pusat gaya tekan beton di dalam sengkang :


d '' d p ( y p )

d '' 257,235 30 0,375(89,05 30)

d '' 205,091 mm

cm = 0,0010
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,585
= 0,334

Gaya tekan beton di luar sengkang :


C 2 f c ( 2 p )
''

y
2

C 2 0,585 25 (2.30)

89,05
2

C 2 39070,6875 N

Jarak pusat gaya tekan beton di luar sengkang :


y
y

d ''' d p
2
2

89,05
89,05

d ''' 257,235 30
0,334
2
2

d ''' 167,839 mm

Total gaya tekan beton :


C C1 C 2

88

C 147698,8125 + 39070,6875 = 186769,5 N

s c

d p ( y p)
( y p)

s 0,00203

257,235 30 (89,05 30)


(89,05 30)

s 0,00580

fy
Es

409,4
0,00196 < s
208460,75

pengerasan tulangan saat ultimate = 16 y = 16 x 0,00196 = 0,03136 > s


Jika T C T f s xAs

T 409,4 x 433,661
T 177540,8134 N
T ; gunakan nilai C.
Nilai moment dan curvature :
M C1 xd '' C 2 xd '''

M (147698,8125 x 205,091) + (39070,6875 x 167,839) = 36849282,27 Nmm

c
0,00203

= 2,279 x 10-5 rad/mm


kd
89,05

4.5.2.4 Perhitungan Nilai Moment-Curvature Balok IV


Karakteristik balok :

89

Tinggi balok (h)

: 300 mm

Lebar balok (b)

: 150 mm

Tulangan tarik 3 13,57 :

Luas tampang (As)

: 433,661 mm2

Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (d)

: 257,235 mm

Tulangan tekan 2 9,47 :


Luas tampang (As)

: 140,799 mm2

Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d)

: 40,715 mm

Mutu beton (fc)

: 25 N/mm2

Kuat leleh baja (fy)

: 369,4 N/mm2

Elastisitas baja (Es)

: 207613,06 N/mm2

Diameter sengkang (sengkang)

: 5,98 mm

Jarak antar sengkang (sh)

: 100 mm

Luas tampang sengkang

: 28,072 mm2

Selimut beton (p)

: 30 mm

Dimensi dari sisi sengkang


h ' h 2 xp

h ' 300 2 30

h ' 240 mm
b ' b 2 xp

b ' 150 2 30

b ' 90 mm

90

Dimensi dari garis tengah sengkang :


h '' h ' 2 sengkang
h '' 240 2 5,98 228,04 mm

b '' b ' 2 sengkang


b '' 90 2 5,98 78,04 mm

Asengkang x 2 h '' b ''

'

h xb xs h

'

5,98 x 2 228,04 78,04


0,00169
240 90100

Parameter Z :
Z

0,5
0,02067 0,002 fc ' 3
b ''

s
0,002
4
sh
fc ' 6,89
0,5

0,02067 0,002 25 3
78,04
0,00169
0,002
25 6,89
4
100

165,455

Z = 165,455
cm = 0,00149
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,626
= 0,355

Jarak garis netral dari ujung atas balok (y) = 89,05 mm

Gaya tekan beton di dalam sengkang :


C1 f c b( y p )
''

C1 0,626 25150 (89,05 30)

91

C1 138619,875 N

Jarak pusat gaya tekan beton di dalam sengkang :


d '' d p ( y p)
d '' 257,235 30 0,355(89,05 30)

d '' 206,272 mm

cm = 0,00074
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,564
= 0,323

Gaya tekan beton di luar sengkang :


C 2 f c ( 2 p )
''

y
2

C 2 0,564 25 ( 2.30)

89,05
2

C 2 37668,15 N

Jarak pusat gaya tekan beton di luar sengkang :


y
y

d ''' d p
2
2

89,05
89,05

d ''' 257,235 30
0,323
2
2

d ''' 168,329 mm

Total gaya tekan beton :

92

C C1 C 2

C 138619,025 + 37668,15 = 176288,025 N

s c

d p ( y p)
( y p)

s 0,00149

257,235 30 (89,05 30)


(89,05 30)

s 0,00427

fy
Es

369,4
0,00178 < s
207613,06

pengerasan tulangan saat ultimate = 16 y = 16 x 0,00178 = 0,02848 > s


Jika T C T f s xAs

T 369,4 x 433,661
T 160194,373 N
T ; gunakan nilai C.
Nilai moment dan curvature :
M C1 xd '' C 2 xd '''

M (138619,875 x 206,272) + (37668,15 x 168,329) = 34934040,88 Nmm

c 0,00149

= 1,684 x 10-5 rad/mm


kd
89,05

4.5.2.5 Perhitungan Nilai Moment-Curvature Balok V

93

Karakteristik balok :

Tinggi balok (h)

: 300 mm

Lebar balok (b)

: 150 mm

Tulangan tarik 3 13,57 :

Luas tampang (As)

: 433,661 mm2

Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (d)

: 257,235 mm

Tulangan tekan 2 9,47 :


Luas tampang (As)

: 140,799 mm2

Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d)

: 40,715 mm

Mutu beton (fc)

: 25 N/mm2

Kuat leleh baja (fy)

: 383,4 N/mm2

Elastisitas baja (Es)

: 207628,92 N/mm2

Diameter sengkang (sengkang)

: 5,98 mm

Jarak antar sengkang (sh)

: 50 mm

Luas tampang sengkang

: 28,072 mm2

Selimut beton (p)

: 30 mm

Dimensi dari sisi sengkang


h ' h 2 xp

h ' 300 2 30

h ' 240 mm
b ' b 2 xp

b ' 150 2 30

94

b ' 90 mm

Dimensi dari garis tengah sengkang :


h '' h ' 2 sengkang
h '' 240 2 5,98 228,04 mm

b '' b ' 2 sengkang


b '' 90 2 5,98 78,04 mm

Asengkang x 2 h '' b ''

'

h xb xs h

'

5,98 x 2 228,04 78,04


0,00339
240 90 50

Parameter Z :
Z

0,5
0,02067 0,002 fc ' 3
b ''

s
0,002
4
sh
fc ' 6,89
0,5

0,02067 0,002 25 3
78,04
0,00339
0,002
25 6,89
4
50

98,451

Z = 98,451
cm = 0,00094
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,567
= 0,337

Jarak garis netral dari ujung atas balok (y) = 89,05 mm

Gaya tekan beton di dalam sengkang :


C1 f c b( y p )
''

95

C1 0,567 25150 (89,05 30)


C1 125555,0625 N

Jarak pusat gaya tekan beton di dalam sengkang :


d '' d p ( y p )

d '' 257,235 30 0,337(89,05 30)

d '' 207,335 mm

cm = 0,0005
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,526
= 0,321

Gaya tekan beton di luar sengkang :


C 2 f c ( 2 p )
''

y
2

C 2 0,526 25 ( 2.30)

89,05
2

C 2 35130,225 N

Jarak pusat gaya tekan beton di luar sengkang :


y
y

d ''' d p
2
2

89,05
89,05

d ''' 257,235 30
0,321
2
2

d ''' 168,417 mm

96

Total gaya tekan beton :


C C1 C 2

C 125555,0625 + 35130,225 = 160685,875 N

s c

d p ( y p)
( y p)

s 0,00094

257,235 30 (89,05 30)


(89,05 30)

s 0,00267

fy
Es

383,4
0,00185 < s
207628,92

pengerasan tulangan saat ultimate = 16 y = 16 x 0,00185 = 0,0296 > s


Jika T C T f s xAs

T 383,4 x 433,661
T 166265,274 N
T ; gunakan nilai C.
Nilai moment dan curvature :
M C1 xd '' C 2 xd '''

M (125555,0625 x 207,335) + (35130,225 x 168,417) = 31948485,99 Nmm

c 0,00094

= 1,056 x 10-5 rad/mm


kd
89,05

97

4.5.2.6 Perhitungan Nilai Moment-Curvature Balok VI


Karakteristik balok :

Tinggi balok (h)

: 300 mm

Lebar balok (b)

: 150 mm

Tulangan tarik 3 13,57 :

Luas tampang (As)

: 433,661 mm2

Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (d)

: 257,235 mm

Tulangan tekan 2 9,47 :


Luas tampang (As)

: 140,799 mm2

Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d)

: 40,715 mm

Mutu beton (fc)

: 25 N/mm2

Kuat leleh baja (fy)

: 409,4 N/mm2

Elastisitas baja (Es)

: 208460,75 N/mm2

Diameter sengkang (sengkang)

: 5,98 mm

Jarak antar sengkang (sh)

: 50 mm

Luas tampang sengkang

: 28,072 mm2

Selimut beton (p)

: 30 mm

Dimensi dari sisi sengkang


h ' h 2 xp

h ' 300 2 30

h ' 240 mm
b ' b 2 xp

98

b ' 150 2 30

b ' 90 mm

Dimensi dari garis tengah sengkang :


h '' h ' 2 sengkang
h '' 240 2 5,98 228,04 mm

b '' b ' 2 sengkang


b '' 90 2 5,98 78,04 mm

Asengkang x 2 h '' b ''

h ' xb ' xs h

5,98 x 2 228,04 78,04


0,00339
240 90 50

Parameter Z :
Z

0,5
0,02067 0,002 fc ' 3
b ''

s
0,002
4
sh
fc ' 6,89
0,5

0,02067 0,002 25 3
78,04
0,00339
0,002
25 6,89
4
50

98,451

Z = 98,451
cm = 0,0010
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,573
= 0,339

Jarak garis netral dari ujung atas balok (y) = 89,05 mm

Gaya tekan beton di dalam sengkang :

99

C1 f c b( y p )
''

C1 0,573 25150 (89,05 30)


C1 126883,6875 N

Jarak pusat gaya tekan beton di dalam sengkang :


d '' d p ( y p)
d '' 257,235 30 0,339(89,05 30)

d '' 207,217 mm

cm = 0,0005
dengan interpolasi diperoleh nilai
= 0,526
= 0,321

Gaya tekan beton di luar sengkang :


C 2 f c ( 2 p )
''

y
2

C 2 0,526 25 ( 2.30)

89,05
2

C 2 35130,225 N

Jarak pusat gaya tekan beton di luar sengkang :


y
y

d ''' d p
2
2

89,05
89,05

d ''' 257,235 30
0,321
2
2

d ''' 168,417 mm

100

Total gaya tekan beton :


C C1 C 2

C 126883,6875 + 35130,225 = 162013,9125 N

s c

d p ( y p)
( y p)

s 0,0010

257,235 30 (89,05 30)


(89,05 30)

s 0,00285

fy
Es

409,4
0,00196 < s
208460,75

pengerasan tulangan saat ultimate = 16 y = 16 x 0,00196 = 0,03136 > s


Jika T C T f s xAs

T 409,4 x 433,661
T 177540,813 N
T ; gunakan nilai C.
Nilai moment dan curvature :
M C1 xd '' C 2 xd '''

M (126883,6875 x 207,217) + (35130,225 x 168,417) = 32208984,18 Nmm

c 0,0010

= 1,123 x 10-5 rad/mm


kd
89,05

101

Penambahan confinenement dengan jarak yang semakin rapat pada daerah


tekan saja sangat mempengaruhi nilai dari moment dan curvature dari masingmasing benda uji. Pada masing-masing benda uji, nilai tegangan leleh (fy) juga
berbeda-beda karena pada pengujian tarik, tulangan mempunyai besar diameter yang
tidak sama. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan diatas :

4.5.3

Balok

Sh (mm)

Moment (Nmm)

(rad/mm)

200

217,479

40252520,21

3,380 x 10-5

II

200

217,479

40188344,75

3,425 x 10-5

III

100

165,455

36849282,27

2,279 x 10-5

IV

100

165,455

34934040,88

1,684 x 10-5

50

98,451

31948485,99

1,056 x 10-5

VI

50

98,451

32208984,18

1,123 x 10-5

Perhitungan Mretak (Mcrack) Secara Teoritis


Pada pembebanan awal sampai pada beban retak untuk pengujian lentur yang

terlihat dari grafik, pada awalnya komponen strukturnya terlentur berupa garis lurus
yang memperlihatkan perilaku elastis penuh, tetapi kemudian kenaikan lenturan pada
saat mulai terjadinya retak pertama di daerah tarik.
Pada saat akan terjadi retak awal berlaku :
Mr = fr.Wt..ret
Mr = fr. 1/6 bh2
Dimana :

fr = 0,7 fc (MPa)
fr = 0,7 25 = 3,5 MPa = 35 kg/cm2

102

1
6

Sehingga, Mr = 35. .15.30 2


= 78.750 kg.cm
= 787,50 kg.m
Berdasarkan hasil pengujian :
- Pretak Balok I = 1500 kg
Sehingga Mretak = P.l/3 = 1500.3/3 = 1500 kg.m
- Pretak Balok II = 1500 kg
Sehingga Mretak = P.l/3 = 1500.3/3 = 1500 kg.m
- Pretak Balok III = 1500 kg
Sehingga Mretak = P.l/3 = 1500.3/3 = 1500 kg.m
- Pretak Balok IV = 1500 kg
Sehingga Mretak = P.l/3 = 1500.3/3 = 1500 kg.m
- Pretak Balok V = 1500 kg
Sehingga Mretak = P.l/3 = 1500.3/3 = 1500 kg.m
- Pretak Balok VI = 1500 kg
Sehingga Mretak = P.l/3 = 1500.3/3 = 1500 kg.m
Hasil pengujian jauh lebih besar dari teoritis. Hal ini disebabkan bahwa retak
dimulai dengan retak mikro yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

4.5.4

Defleksi Pada Balok


Pada pengujian ini pembebanan awal yang diberikan sebesar 250 kg hingga

tercapai kegagalan atau keruntuhan yang ditandai dengan peningkatan pembebanan


dan lendutan yang besar, walaupun beban yang bekerja tetap bertahan konstan. Dari
hasil pengujian pembebanan terhadap lendutan terlihat terbentuknya retakan-retakan

103

baru dan pertambahan panjang/lebar retakan dari sebelumnya, ditandai dengan


perubahan lendutan yang meningkat. Kegagalan pembebanan balok (daya dukung
maksimum) ditandai dengan peningkatan lendutan yang sangat besar walaupun
besarnya beban dipertahankan. Hubungan lendutan dari satu tingkat pembebanan ke
tingkat pembebanan berikutnya dapa dilihat pada grafik.

TABEL 4.14. DATA HASIL PENGUJIAN LENDUTAN BALOK I

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000

Y1
(0,01 mm)

Y2
(0,01 mm)

Y3
(0,01 mm)

0
10
34.2
45
60.1
75.5
133.5
175
223.9
278.5
338.2
398
428
473.5
529
580
624
667
721
853
965

0
12
38.5
49
66.3
85.2
155
202
257.9
319
386.3
453.5
486.5
538
599
655
705
754
817.5
958.5
1260.5

0
11
32.5
43
58.5
76
135.5
177.8
228
282.5
340.3
399
428
476
528.8
578.5
623.5
663
717
845
962

104

Grafik 4.1. Hubungan Beban-Lendutan Balok I

105

TABEL 4.15. DATA HASIL PENGUJIAN LENDUTAN BALOK II

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000

Y1
(0,01 mm)

Y2
(0,01 mm)

Y3
(0,01 mm)

0
29.5
49.5
70
85.9
128.1
169.1
231.5
272
324
404
461
523
611
648.5
679
742.5
792.5
850.5
974.5
1090.5
1142.5

0
34.5
56
78.9
95
142
188.5
259.5
301.5
356
442.5
503
569
666
706
738
805
853
928
1068
1187.5
1352

0
27.3
45
63
76.1
113
151.2
210.5
245
291
362
436
483.5
500
532
560
620
665
723.5
850
960.5
1071

106

Grafik 4.2. Hubungan Beban-Lendutan Balok II

107

TABEL 4.16. DATA HASIL PENGUJIAN LENDUTAN BALOK III

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000

Y1
(0,01 mm)

Y2
(0,01 mm)

Y3
(0,01 mm)

0
6
10.5
26.5
40
64.5
104
158
212
275
323
368
409
452
511.5
560
618
679
733
848
991
1095
1199

0
6
11
30.5
47.8
81
127
184
248
307
358
410
456.5
507
572.5
625
691.5
750
810
937
1095
1235
1375

0
5
9
25
38
64
104
156.5
211
262.5
306
353
394
438
496
543
599
650
705
818.5
990
1079.5
1160

108

Grafik 4.3. Hubungan Beban-Lendutan Balok III

109

TABEL 4.17. DATA HASIL PENGUJIAN LENDUTAN BALOK IV

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000

Y1
(0,01 mm)

Y2
(0,01 mm)

Y3
(0,01 mm)

0
12
25
34.3
56.2
80.5
113
164
206.3
260.5
321.5
361
412
458
513
570
617
661
717
829
972
1083
1194

0
14
28
38.5
63.8
91
128
186
235
297.5
363
410
467
521.5
586
650.5
701
749
811
935
1088
1216
1344

0
12.5
23.5
31.5
51
73
98
157
200
255
310.5
352
404
456.5
506
566
615
660
718
829
956
1063
1170

110

Grafik 4.4. Hubungan Beban-Lendutan Balok IV

111

TABEL 4.18. DATA HASIL PENGUJIAN LENDUTAN BALOK V

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000

Y1
(0,01 mm)

Y2
(0,01 mm)

Y3
(0,01 mm)

0
12
21.5
31
52
81
110
162
205
255.5
314.5
359
412
457
515
574
620.5
670
724
832
976
1090
1237.5

0
14
27.5
36
61.5
88.5
124
183
233
293
356.5
407
467
521.5
587
662
710.5
750
817
941.5
1107
1229
1364.5

0
10
22
30
50
74.5
101.5
152
195.5
247
308
350
405
455
508
570
614
662.5
718
825
968
1082.5
1229

112

Grafik 4.5. Hubungan Beban-Lendutan Balok V

113

TABEL 4.19. DATA HASIL PENGUJIAN LENDUTAN BALOK VI

Beban
2P
(Kg)
0
250
500
750
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
9000
10000
11000
12000

Y1
(0,01 mm)

Y2
(0,01 mm)

Y3
(0,01 mm)

0
11
23
32
53
80
111
162
204
257
317.5
360
411
460
517
576
622.5
668.5
728
834.5
981
1095
1245

0
13
27
37.5
62
88
126
184
232
294.5
358
408
465
522
590
661.5
713.5
753
819
942.5
1104.5
1236
1372

0
10
22
30
51
75
103
154
197
249
310
351
403
455
510
562
619
661
723
831
963
1083.5
1233.5

114

Grafik 4.6. Hubungan Beban-Lendutan Balok VI

Pada masing-masing benda uji berdasarkan hasil pengujian terlihat adanya


kesamaan yaitu pada saat pembebanan 1500 kg terjadi retak pada daerah diantara
beban P. Namun, pada saat pembebanan maksimum jelas sekali terdapat perbedaan
dimana pada benda uji I dan II balok runtuh pada pembebanan 11000 kg dan 11500
kg, lendutan pada Y2 sebesar 1260,5 mm (beban 10000 kg) dan 1352 mm (beban

115

11000 kg). Pada benda uji III dan IV lendutan yang terjadi lebih besar daripada
benda uji I dan II, tetapi lebih dikarenakan benda uji III dan IV dapat menahan beban
yang lebih besar daripada benda uji I dan II. Besar lendutan yang terjadi pada Y2
sebesar 1375 mm (beban 12000 kg) dan 1344 (beban 12000 kg). Sama halnya
dengan yang terjadi pada benda uji III dan IV, pada benda uji V danVI beban yang
mampu dipikul lebih besar yaitu 12700 kg dan 12800 kg dengan besar lendutan pada
Y2 sebesar 1364.5 mm (beban 12000 kg) dan 1372 mm (12000 kg).
Dengan demikian, penambahan confinement (sengkang) pada daerah tekan
selain dapat mengurangi regangan yang terjadi juga dapat menahan beban yang lebih
besar sehingga mampu memikul beban yang lebih besar dan dapat menahan lendutan
yang lebih besar.

BAB V

116

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilaksanakan di laboratorium dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Regangan yang terjadi pada masing-masing balok akan berkurang dengan adanya
penambahan confinement (sengkang) pada daerah tekan dari balok beton
bertulang tersebut

Balok I balok runtuh pada pembebanan 11000 kg.


Regangan beton maksimum yang terjadi :

-0.00272 (titik A)
-0.00301 (titik B)

Balok II balok runtuh pada pembebanan 11500 kg.


Regangan beton maksimum yang terjadi :

-0.00258 (titik A)
-0.00305 (titik B)

Balok III balok runtuh pada pembebanan 12400 kg.


Regangan beton maksimum yang terjadi :

-0.00160 (titik A)
-0.00203 (titik B)

Balok IV balok runtuh pada pembebanan 12500 kg.


Regangan beton maksimum yang terjadi :

-0.00119 (titik A)
-0.00149 (titik B)

Balok V balok runtuh pada pembebanan 12700 kg.


Regangan beton maksimum yang terjadi :

-0.00092 (titik A)
-0.00094 (titik B)

117

Balok VI balok runtuh pada pembebanan 12800 kg.


Regangan beton maksimum yang terjadi :

-0.00094 (titik A)
-0.00100 (titik B)

2. Dari hasil pengujian regangan, terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari
masing-masing benda uji yaitu akibat regangan beton yang terjadi semakin kecil,
maka nilai kurvatur dari masing-masing benda uji akan berkurang.

Balok I
-

Moment

= 40252520,21 Nmm

curvature () = 3,380 x 10-5 rad/mm

Balok II
-

Moment

= 40188344,75 Nmm

curvature () = 3,425 x 10-5 rad/mm

Balok III
-

Moment

= 36849282,27 Nmm

curvature () = 2,279 x 10-5 rad/mm

Balok VI
-

Moment

= 34934040,88 Nmm

curvature () = 1,684 x 10-5 rad/mm

Balok V
-

Moment

= 31948485,99 Nmm

curvature () = 1,056 x 10-5 rad/mm

118

Balok VI
-

Moment

= 32208984,18 Nmm

curvature () = 1,123 x 10-5 rad/mm

Nilai diatas menunjukkan bahwa dengan penambahan confinement


(sengkang) yang semakin rapat pada daerah tekan saja, akan memperkecil regangan
yang juga akan memperkecil nilai moment dan curvature dari masing-masing balok
yang di uji.

3. Dari hasil pengujian Mretak diperoleh adanya kesamaan yaitu pada saat
pembebanan 1500 kg terjadi retak pada daerah diantara beban P dan juga retak
maksimum terjadi pada daerah diantara beban tepatnya pada momen maksimum.
Namun, secara perhitungan teoritis diperoleh nilai 787,50 kg.m. Hal tersebut
disebabkan bahwa retak dimulai dengan retak mikro yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.

4. Penambahan confinement (sengkang) pada daerah tekan ternyata sangat


berpengaruh terhadap lendutan (defleksi) dan kemampuan menahan beban yang
lebih besar pada balok yang di uji.

Balok I, lendutan maksimum


beban maksimum

= 1260,5 mm
= 10000 kg

Balok II, lendutan maksimum = 1352 mm


beban maksimum

= 11000 kg

119

Balok III, lendutan maksimum = 1375 mm


beban maksimum

Balok IV, lendutan maksimum = 1344 mm


beban maksimum

= 12000 kg

Balok V, lendutan maksimum = 1364,5 mm


beban maksimum

= 12000 kg

= 12000 kg

Balok VI, lendutan maksimum = 1372 mm


beban maksimum

= 12000 kg

Penambahan confinement (sengkang) sangat mempengaruhi regangan yang


terjadi pada balok dimana regangan beton akan berkurang akibat adanya pemakaian
sengkang pada daerah tekan yang semakin rapat yang semakin rapat. Selain itu,
kemampuan balok untuk menahan beban lebih besar sehingga akan mempengaruhi
besarnya lendutan yang terjadi pada balok. Regangan beton yang terjadi pada balok
akan mempengaruhi daktilitas dari balok itu sendiri yang mana nantinya akan
mempengaruhi kekuatan balok.

120

5.2 Saran
Dari hasil pengujian ini ada beberapa saran yang dianggap perlu antara lain :
1. Untuk memperoleh hasil pengujian yang memuaskan perlu kiranya penambahan
balok benda uji sebagai syarat statistik untuk mengambil kesimpulan.
2. Untuk mendapatkan nilai regangan yang lebih akurat, seharusnya pembacaan
nilai regangan dilakukan di sepanjang balok.
3. Pemasangan confinement (sengkang) sebaiknya di buat lebih rapat lagi sehingga
kesimpulan yang didapat menjadi lebih akurat.
4. Pada saat pengujian dengan pembebanan memakai Jack Hydraulic, dilakukan
dengan konstan.

121

DAFTAR PUSTAKA

1. Park, R. & Paulay T. 1975. Reinforced Concrete Structures, New York : John
Wiley & Sons.
2. Dipohusodo, Istimawan. 1999, Struktur Beton Bertulang, Edisi Pertama,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
3. Ferguson, Phil M. 1991. Dasar-Dasar Beton Bertulang, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
4. Kardiyono, T. 1998. Teknologi Beton, UGM, Yogyakarta.
5. McCormac, Jack C. 2001. Desain Beton Bertulang, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Mulyono, Tri. 2003, Teknologi Beton, Penerbit ANDI Yogyakarta.
7. Vis, W.C. & Kusuma, Gideon H. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang.
Penerbit Erlangga, Jakarta. 1993.

122

Anda mungkin juga menyukai