Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. PROSES TERJADI MASALAH
1) Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998 : 227).
Menurut Townsend (1998 : 189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri
dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung
maupuan tidak langsung.
Pendapat senada diungkapkan oleh Carpenito, L.J (1998 : 352) bahwa
harga diri rendah merupakan keadan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah
adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan
gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung, penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau
menahun.

C. FAKTOR PREDISPOSISI & FAKTOR PRESIPITASI

FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realitas, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri yang tidak realistis.

FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara
situasional atau kronik.
a. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang terjadi
secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba

tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi


korban pemerkosaan atau menjadi narapidana sehingga harus masuk
penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan
rendanya harga diri seseorang di karenakan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang tidak
tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan
petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
b.

Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum
dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah
mempengaruhi seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun
bertindak, maka dianggap telah mempengaruhi koping individu
tersebut sehingga menjdai tidak efektif (mekanisme koping tidak
efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa adanya intervensi lebih
lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki
kemauan untuk bergaul dengan orang lain (isolaasi sosial). Klien yang
mengalami isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan
pikirannya sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.
D. Tanda dan Gejala
Data subjektif
1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain.
2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan.
3. Perasaan tidak mampu.
4. Rasa bersalah.
5. Sikap negatif pada diri sendiri.
6. Sikap pesimis pada kehidupan.
7. Keluhan sakit fisik.
8. Pandangan hidup yang terpolarisasi.
9. Menolak kemampuan diri sendiri.
10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri.
11. Perasaan cemas dan takut.
12. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif.
13. Ketidakmampuan menentukan tujuan.
Data Obyektif :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Produktifitas menurun.
Perilaku distruktif pada diri sendiri.
Perilaku distruktif pada orang lain.
Penyalahgunaan zat.
Menarik diri dari hubungan sosial.
Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah.
Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
Tampak mudah tersinggung/mudah marah.

E. RENTANG RESPON
Respon Adaptif
Aktualisasi diri

Konsep-diri
Positif

Respon Maladaptif
Harga diri
rendah

Kerancuan Identitas

Depersonalisasi

F. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmako
a. Cloppromazine (CPZ) Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam
kemampuan menilai realistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh
Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
b. Haloperidol (HPL) Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai
realistis dalam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexypheridyl (THP) Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk
pascaenchepalitis dan idiopatik
Efek samping : hpersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna
2. Psikoterapi
a. Terapi okupasi/ rehabilitasi Terapi terarah bagi pasien, fisik maupun mental
dengan menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut
berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan.
b. Terapi psikososial Rencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada
kemampuan dan kekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi penurunan
stress dan mengenal masalah dan perlibatan kembali pasien ke dalam aktivitas.
c. Psikoterapi Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif
dan individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud
untuk

3. Manipulasi lingkungan
a. Bersikap menerima psien dan negatifismenya
b. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas di ruangan
c. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan
tanggungjawabnya sendiri. Misalnya, menata tempat tidur, membersihkan alat
makan, dan minum obat.
d. Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan secara
mandiri

G. POHON MASALAH

H. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Harga diri rendah kronis
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi social
4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
5. Risiko perilaku kekerasan
I. DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Isolasi sosial : menarik diri
Ds :Klien mengatakan lebih baik sendiri
Do :
a. Klien terlihat lebih sering menyendiri
b. Klien terlihat melamun
2. Harga diri rendah
Ds :
a. Klien mengatakan gagal dalam mencapai cita-citanya
b. Klien mengatakan malu karena tubuhnya gemuk
Do :
a. Klien selalu gagal dalam mencapi cita-citanya
b. Klien mersa citra tubuh kurang ideal
3. Berduka disfungsional
Ds :Klien mengatakan sedih karena bercerai dengan suaminya
Do :
a. Klien terlihat sedih
b. Klien terlihat melamun
J. Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional

K. RENCANA KEPERAWATAN
Isolasi sosial berhubungan dengan HDR
TUK 1 : Bina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepeda klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 : Mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilain negative
c. Utamakan memberi pujian yang realistic
TUK 3 : Menilai kemampuan yang digunakannya
Tindakan keperawatan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
b. Diskusikan kemampuan yang dilanjutkan penggunaannya
TUK 4 : Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
Tindakan keperawatan
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
a. kegiatan mandiri
b. kegiatan dengan bantuan sebagian
c. kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
TUK 5 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan keperawatan
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah
TUK 6 : Memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan keperawatan
a. Beri penkes kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
L. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) HARGA DIRI RENDAH
Strategi tindakan Pelaksanaan
SP 1 Pasien:
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih
kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian

ORIENTASI :
Selamat pagi, Perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, dari PSIK
UNDIP. Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar.
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih
Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya
buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst..
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki .
bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3
kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak. Mari kita
lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita
balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus
!. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !
bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus
Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan
bapak bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang
sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan
juga di rumah setelah pulang.
Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu
sehabis istirahat, jam 16.00
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur?
Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien.
ORIENTASI :
Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah
Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi
pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?
Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur
Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!
KERJA :
Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk
mencuci piring, dan air untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang
mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang
sisa-makanan.
Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian
Bapak bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur.
Nah selesai
Sekarang coba Bapak yang melakukan
Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik.
Sekarang dilap tangannya
TERMINASI :
Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci
piring tiga kali setelah makan.
Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan
latihan mengepel
Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa
Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.
2. tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. tujuan :
1. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
2. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. tindakan keperawatan :
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien
atas kemampuannya
4. Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5. Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
SP 1 Keluarga :
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
menjelaskan

cara

merawat

pasien

dengan

harga

diri

rendah,

mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan


memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
ORIENTASI :
Selamat pagi !
Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak?
Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!
KERJA :
Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak
Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya
diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering
menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia.
Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai
dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila
keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang
lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih
mengurung diri
Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?
Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti
Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka
kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak
Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)
Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu
dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong
bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian

agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya.
Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu
tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali
muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit
Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada Bapak
temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan
pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil
mencuci piring
Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus
TERMINASI :
Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?
Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan
bagaimana cara merawatnya?
Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Bapak
Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.
SP 2 Keluarga :
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga
diri rendah langsung kepada pasien
ORIENTASI:
Selamat pagi Pak/Bu
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?
Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?
Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.
Waktunya 20 menit.
Sekarang mari kita temui Bapak
KERJA:
Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat
pulih.
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
keluarga Bapak/Ibu
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang
telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

Bagaimana
perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan
keluarga?
Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI:
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?
Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
Bapak
tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak/Bu
Sampai jumpa
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI:
Selamat pagi Pak/Bu
Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal
Bapak selama di rumah
Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat
selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri
sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit

TERMINASI:
Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak. Silakan selesaikan administrasinya!

10

DAFTAR PUSTAKA
1.

Azis R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003

2.

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary Practice. Philadelphia :


Lipincott-Raven Publisher. 1998

3. Keliat BA. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999


4. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
5.

Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung :
RSJP Bandung. 2000
http://ahlinyajiwa.blogspot.com/2013/02/laporan-pendahuluan-harga-diri-rendah.html

11

Anda mungkin juga menyukai