PENDAHULUAN
A. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Fieldtrip mineralogi kali ini disatukan dengan fieldtrip geologi dasar yang
dilaksanakan di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bayat adalah
sebuah kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kecamatan ini berbatasan
dengan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan. 1.
Kondisi Umum Kecamatan Bayat
Secara umum fisiografi Bayat dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah di sebelah
utara Kampus Lapangan terutama di sisi utara jala raya Kecamatan Wedi yang
disebut sebagai area Perbukitan Jiwo (Jiwo Hills), dan area di sebelah selatan
Kampus Lapangan yang merupakan wilayah Pegunungan Selatan (Southern
Mountains).
5. Plastik Sampel digunakan untuk tempat sampel mineral ataupun batuan yang
diambil pada masing masing stasiun
6. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dan bukti penguat tentang
pengamatan yang dilakukan di setiap stasiun
7. Kertas labe digunakan untuk memberi nama sampel dari batuan yang diambil
di setiap stasiun.
8. Kapur tulis digunakan untuk menebalkan arah strike pada batuan.
9. Alat uji kekerasan digunakan untuk mengetahui skala mohs dari setiap
mineral yang ditemukan di setiap stasiun pengamatan.
10. Buku catatan lapangan yang digunakan untuk menuliskan pengamatan
pengamatan yang dilakukan
11. Pena dan pensil HB digunakan sebagai alat untuk mencatat hasil pengamatan
yang telah dilakukan
12. OHP marker digunakan untuk memberikan nama sampel batuan.
13. Clipboard digunakan untuk alas menulis hasil pengamatan serta sebagai alat
bantu untuk mengukur strike dan dip
14. Mika bening digunakan sebagai pelindung laporan saat hujan.
15. Tabel Skala Wentworth digunakan untuk mengidentifikasi batuan yang
ditemukan di beberapa stasiun.
16. Peta Topografi digunakan untuk mengetahui tempat kita berada dengan
batuan kompas geologi
17. Ponco digunakan untuk melindungi kita dari hujan saat pengambilan data di
lapangan
18. Komparator butir digunakan untuk membantuk kita dalam menentukan batuan
batuan di setiap stasiun pengamatan yang di jumpai
19.Topi digunakan untuk melindungi kepala dari panas matahari.
BAB II
Geomorfologi Daerah Fieldtrip
1. Kondisi Geomorfologi
Bayat terletak kurang lebih 20 kilometer sebelah selatan kota Klaten. Secara
administratif termasuk wilayah kecamatan Bayat dan kecamatan Wedi. Secara
geografis (dalam lembar peta perbukitan Jiwo dan sekitarnya) terletak antara: 110
3633 BT-110 4124 BT dan 07 4357 LS 07 4920.
Daerah yang dikenal dengan perbukitan Jiwo tersebut, dikelilingi oleh daratan
aluvial secara fisiografi termasuk dalam zona depresi tengah pulau Jawa(solo subzone),
dibagian selatan dibatasi oleh zona pegunungan selatan(Van Bemmelen,1949), yang
dikenal dengan perbukitan Baturagung.
akan tertampung di sungai sedangkan daerah dataran rendahnya yang semula berupa
rawa-rawa berubah menjadi tanah kering yang digunakan untuk perkebunan.
Sebagian dari rawayang semula luas itu disisakan di daerah yang dikelilingi Puncak
Sari, Tugu, dan Kampak di Jiwo Barat, dikenal sebagai Rawa Jombor. Rawa yang
disisakan itu berfungsi sebagai tendon untuk keperluan irigasi darah perkebunan di
dataran sebelah utara Perbukitan Jiwo Timur.
Untuk mengalirakan air dari rawa-rawa tersebut, dibuat saluran buatan dari
sudut Southwest rawa-rawa menembus perbukitan batuan metamorfik di G. Pegat
mengalir ke timur melewati Desa Sedan dan memotong Sungai Dengkeng lewat
aqueduct di sebelah seatan Jotangan menerus ke arah timur.
Daerah perbukitan yang tersusun oleh batugamping menunjukkan perbukitan
memanjang dengan punggung yang tumpul sehingga kenampakan punca-puncak
tidak begitu nyata. Tebing-tebing perbukitannya tidak terlalu terbiku sehingga aluralurnya tidak banyak dijumpai (Perbukitan Bawak-Temas di Jiwo Timur dan TuguKampak di Jiwo Barat). Untuk daerah yang tersusun oleh batuan metamorfik
perbukitannya menunjukkan relief yang lebih nyata dengan tebing-tebing yang
terbiku kuat. Kuatnya hasil penorehan tersebut menghasilkan akumulasi endapan
hasil erosi di kaki perbukitan ini yang dikenal sebagai colluvial. Puncak-puncak
perbukitan yang tersusun dari batuan metamorfik terlihat menonjol dan beberapa
diantaranya cenderung berbentuk kerucut seperti puncak Jabalkat dan puncak
Semanggu. Daerah degan relief kuat ini dijumpai daerah Jiwo Timur mulai dari
puncak Konang kea rah timur hingga puncak Semanggu dan Jokotuo. Daerah di
sekitar puncak Pendul merupakan satu-satunya tubuh bukit yang seluruhnya tersusun
oleh batuan beku. Kondisi morfologinya cukup kasar mirip perbukitan metamorfik
namun relief yang ditunjukkan puncaknya tidak sekuat perbukitan metamorfik.
Formasi sambipitu tersusun oleh batu pasir yang bergradasi menjadi batu lanau
atau batu lempung
7. Formasi Oyo dan Wonosari
Formasi ini terdiri terutama dari batu gamping dan napal. Penyebarannya
meluas hampir setengah bagian selatan dari pegunungan selatan memanjang ke
arah timur, membelok ke arah utara di sebelah timur perbukitan Panggung
hingga mencapai bagian barat dari daerah depresi Wonogiri-Baturetno.
10
BAB III
ISI
A. Stasiun Pengamatan 1 (STA 1)
Informasi Lokasi
1. Lokasi Pengamatan
Lokasi STA 1 terletak di sebelah utara Gunung Pendul, Kecamatan
Bayat, Kabupaten Klaten
2. Waktu Pengamatan
- Lokasi Pengamatan (LP 1) : 08.30 08.55 WIB(7o 46 19,9 LS 110o
40 28,5 BT)
- Lokasi Pengamatan (LP 2) : 09.00 09.20 WIB(7o 46 19,9 LS 110o
40 28,5 BT)
3. Cuaca
Cuaca ketika pengamatan pada STA 1 ini adalah kondisi mendung akan
turun hujan.
4. Batas Batas
11
12
Deskripsi Mineral
Pada STA 1 LP 1 ini dapat ditemukan batuan mikrodiorit yang fenokris
dari batuan diorite ini tidak dapata dilihat kasat mata yang dinamakan
diabass,
13
14
Genesa
Batuan Diabass ini memiliki struktur massif dan berwarna abu abu
yang membuat sifatnya menjadi intermediet., Oleh karena mineral
Piroksen yang lebih dominan pada batuan diorite tersebut
mengakibatkan batuan diabass menjadi batuan asam dan terbentuk
akibat proses eksogenik(saat diluar) dan endogenic(morfologi) dari
lempeng. Ada juga Clay yang merupakan pelapukan dari mineral
feldspar karena syarat utama terjadi nya pelapukan ini adalah adanya
feldspar yang cukup juga adanya pengaruh hujan atau hadirnya
mineral kalsit.
Batuan Diabass merupakan batuan intrusif dangkal karena ukuran
Kristal kecil plagioklasnya dan ini mungkin dulunya adalah daerah
vulkanik.
Pada batuan beku tersebut terjadi pelapukan membola yang biasa
disebut speroidal dengan diameter batuan yang masih segar sebesar 14
cm dan batuan yang terlapukan berdiameter 22 cm. Dari data tersebut
diketahui bahwa mulanya berdiameter 22 cm kemudian mengalam
pelapukan sehingga diameter berkurang menjadi 14 cm.
15
5. Batas batas :
STA 1 LP 2 dibatasi oleh:
o Utara : Perkebunan Warga
o Timur: Bukit dan Perkebunan Warga
o Selatan: Vegetasi
o Barat: Bukit
16
Deskripsi Mineral
Pada STA 1 LP 2 ini hanya ditemukan mineral penyusun batuan sedimen
yang berukuran pasir halus hingga lempung yang berwarna putih, Pada LP
2 ini mineral berukuran sangat kecil yang tidak bisa diamati oleh mata
telanjang harus menggunakan mikroskop. Mineral ini sebagai semen dan
matrik batuan sedimen di LP 2 ini.
17
Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa sangat sulit untuk melihat mineralnya.
Genesa
Mineral pada batuan sedimen ini terbentuk karena adanya proses fluvial
yang bereperan didalamnya sehingga dapat dilihat butirannya seragam.
Batupasir terbentuk karena adanya pengendapan dan sedimentasi pada
butiran pasir sehingga bergabung dan terkompaksi menjadi satu
membentuk batupasir. Dan material pasir tersebut didapat dari hasil erosi
batuan dan juga dapat berasal dari proses vulkanisme
18
2. Waktu Pengamatan
- Lokasi Pengamatan (LP 1) : 11.00 11.30 WIB
- Lokasi Pengamatan (LP 2) : 11.30 12.00 WIB
3. Cuaca
Cuaca ketika pengamatan pada STA 2 ini adalah cerah
4. Batas Batas
19
Deskripsi Mineral
LP 2.1 ditemukan mineral kalsit yang mempunyai ciri ciri kalsit
memiliki:
- Warna: colorless atau putih
- Kilap: kaca
- Cerat: putih
- Skala Mohs: 3
- Pecahan konkoidal
- Diafenitas: transparan to translusen
- Sistem kristaln: heksagonal.
Kalsit yang ditemukan di LP 2.1 memiliki warna putih dengan kilap
kaca dan kemagnetan berupa diamagnetik serta bereaksi dengan HCl.
Ditemukan juga Batuan ekstrusif kuarsit yang terdiri dari mineral
kuarsa. mineral kuarsa memiliki
- Warna: colorless atau putih
- Kilap: kaca
- Cerat: putih
- Skala mohs: 7
- Kemagnetan: Diamagnetik
20
Belahan 3 arah
Pecahan: konkoidal
Diafenitas: transparan menuju translusen
Sistem kristalnya : heksagonal.
Genesa
Pada LP 2.1 Kalsit ditemukan di batugamping yang dikandung oleh
batugamping yang berbentuk fosil nummulites sp yang merupakan hasil
dari rekristalisasi.
21
Utara : Perbukitan
Timur: Gunung Semangu
Selatan: Gunung Pendul
Barat: Perumahan Warga
22
Deskripsi Mineral
Pada STA 2 LP 2 ditemukan beberapa mineral mika, muskovit, dan kuarsa
yang terkandung didalam metamorf-filit dan sekis. Ada pula batuan
metamorf berupa marmer yang terisi oleh kuarsit yang mineral
penyusunnya berasal dari kuarsa. Semua mineral ini dibuktikan dengan
menetesi nya dengan HCL dan semua itu tidak bereaksi dan membuktikan
bahwa mineral mineral diatas bukan termasuk golongan karbonat.
23
Genesa
Kuarsa, mika, albit, dan klorit terkandung dalam batuan metamorf filit.
Kuarsit dalam perlapisan filit tidak mendapatkan tekanan karena kuarsit
yaitu mineral kuarsa memiliki ketahanan yang tinggi. Mineral muskovit
ini terbentuk akibat tekanan tinggi sehingga batuannya memiliki struktur
foliasi yang baik.
Dapat diduga bhwa dulunya daerah ini adalah laut dangkal yang
mengalami proses metamorfisme dengan sisipan marmer dan kuarsa yang
kemudian menjadi sekis. Karena laut dangkal, maka dapat diduga bahwa
batuan penyusunnya adalah batupasir, batulempung, dan batugamping
yang kemudian mendapat tekanan dan membuat mineral silica tberubah
menjadi mika dan membentuk foliasi. Kelebihan unsur silikat dan oksigen
pada mika berkumpul dan membentuk kuarsa.
24
2. Waktu Pengamatan
- Lokasi Pengamatan (LP 1) : 13.10 13.40 WIB
- Lokasi Pengamatan (LP 2) : 13.55 14.25 WIB
3. Cuaca
Cuaca ketika pengamatan pada STA 3 ini adalah gerimis
4. Batas Batas
25
Deskripsi Mineral
LP 3.1 ditemukan mineral yang berukuran sangat kecil yang tidak bisa
diamati kasat mata. Mineral yang terdapat di batuan sedimen yang ditemui
ini mengisi batuan sebagai matriks dan semennya dan ukuran dari mineral
ini adalah pasir hingga lempung.
26
Genesa
Batuan yang terdapat di lokasi pengamatan 3.1 kebnyakan merupakan
batuan sedimen, berarti daerah pengamatan kali ini ialah hasil dari
sedimentasi material - material berukuran lempung, lanau dan pasir.
Material material terseebud ditransportasikan oleh agen agen transport dan
terendapkan melalui proses lithifikasi menjadi batuan sedimen. Mineral
mineral tersebut telah mengalami perjalanan yang jauh dan lama yang
mengakibatkan ukuran butir dan bentuk butir menjadi seragam dank arena
itu mineral mineral tersebut menjadi mikro yang sulit diamati oleh mata
telanjang.
5. Batas Batas
Utara : Vegetasi
Timur: Vegetasi
Selatan: Kebun Warga
Barat: Vegetasi
27
Deskripsi Mineral
Pada STA 3 LP 2 ini ditemukan mineral grafit yang jumlahnya sekitar
lebih dari 50% LP 2 ini yang memiliki ciri ciri hitam dan kilap kaca,
kemagnetannya diamagnetic dan sifat dalamnya brittle,diafenitasnya opak
dan pecahaannya uneven, komposisi kimianya adalah karbon
Disamping itu ditemukan mineral pirit berwarna kuning karat seperti
tembaga dan tebal sekitar 2 mm. Tapi sayang praktikan tidak dapat
menemukan mineral ini hanya mendengar dari dosen pembimbing saja.
28
Genesa
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Mineral Grafit di situs Jokotuo terbentuk pada batuan metamorf
baik pada metamorfisme regional dan muncul akibat dari pengurangan
batuan sedimen senyawa karbon selama metamorfisme.
D. Stasiun Pengamatan 4 (STA 4)
Informasi Lokasi
1. Lokasi Pengamatan
Lokasi STA 4 terletak di Situs Gunung Temas , Kecamatan Bayat, Klaten,
Jawa Tengah ( 746'3.42"S, 11040'41.55"E)
29
1. Waktu Pengamatan
- Lokasi Pengamatan (LP 1) : 15.00 15.30 WIB
2. Cuaca
Cuaca ketika pengamatan pada STA 4 ini adalah gerimis
3. Batas Batas
30
Deskripsi Mineral
Pada STA 4 ini hanya dilakukan pada satu LP dan teridentifikasi mineral
berwarna putih dan berekasi kuat dengan HCL dan mineral itu adalah
kalsit.
31
Genesa
Formasi batugamping yang berada di sekitar perbukitan temas ini
mempunyai struktur geologi yang unik karena pada bagian dasar formasi
nya masih rata dan berlapis tidak laminasi tetapi pada bagian tengah
menjadi tidak teratur mungkin disebabkan oleh karena penerobosan
magma atau terjadinya proses metamorfisme tekanan (dinamik) sehingga
muncul mineral yang mempunyai resistensi tinggi terhadap tekanan yaitu
mineral kalsit yang keluar ke permukaan karena tidak tahan akan
tekanan itu sehingga yang dapat diidentifikasi pada formasi batugamping
ini hanya kalsit yang tahan terhadap resistensi
32
BAB IV
Kesimpulan
Pada Fieldtrip mineralogy ini praktikan mengunjungi 4 STA yang berada di
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Tempat yang praktikan amati yaitu Utara
Gunung Pindul, Situs Watuprau, Situs Jokotuo, Gunung Temas. Dari keempat tempat
yang sudah dikunjungi dapat disimpulkan bahwa:
1. Stasiun Pengamatan 1 (STA 1) terletak di daerah utara Gunung Pindul Batuan
Diabass merupakan batuan beku intrusif yang mengalami proses eksogenik
juga endogenic yang kemudian muncul ke permukaan dan mengalami
pelapukan membola, Mineral mineral yang berada pada batuan ini muncul
pada saat batuan diabass masih berada di dalam kerak bumi yaitu plagioklass
juga piroksen yang kemudian muncul ke permukaan bola yang kemudian
terjadi pelapukan membola menjadi clay yang syarat utamanya harus ada
mineral feldspar dan juga curah hujan yang tinggi.
Pada LP 2 batuan sedimen ini mengalami sortasi yang sangat baik yang
kemudian batuan sedimen menjadi halus yang berimbas pada mineral menjadi
mikroskopis yang tidak bisa diamati oleh mata telanjang.
2. Stasiun Pengamatan 2 (STA 2) terletak di situs Watuprau Kecamatan Bayat,
Kabupaten Klaten. Di LP 1 ditemukan mineral kuarsa yang berada di batuan
metamorf dan di LP 2 ditemukan batuan marmer yang mengandung mineral
mineral mika, muskovit, dan kuarsit
3. Stasiun Pengamatan 3 (STA 3) terletak di Situs Jokotuo di LP 1 untuk
menemukan mineral sangat sulit keadaannya persis seperti di STA 1 LP 2 yan
berbentuk mikroskopis tapi dari segi geologi dasar dapat terlihat hokum
superposisi dan terlihat stratigrafinya. LP 2 ditemukan mineral grafit yang
sangat berlimpah di LP 2 ini yang di dalamnya terdapat mineral pirit juga
walaupun kecil juga ada kuarsti di batuan sebelah utaranya
4. Stasiun Pengamatan 4 (STA 4) terletak di daerah Gunung Temas Kecamatan
Bayat, Kabupaten Klaten disini terdapat formasi batuan gamping yang telah
melalui proses metamorf dinamik akibat tekanan dan memunculkan mineral
kuarsit yang muncul dari permukaan forrmasi batugamping yang tahan akan
resistensi.
33
BAB V
Daftar Pustaka
Kuarsa. http://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsa. Diunduh tgl 21 Mei 2014 (00.15 WIB)
Geologi struktur. http://www.tekmira.esdm.go.id. Diunduh tgl 21 Mei 2014 (03.00
WIB)
Staff Asisten Geologi Fisik. 1989.Pedoman Praktikum Geologi Fisik Edisi Keempat.
Yogyakarta: Seksi Geologi Fisik Laboratorium Geodinamis, Jurusan Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Bayat. http://geologistruktur.blogspot.com/2011/02/indonesia.html. Diunduh tgl 20
Mei 2014 (19.00 WIB)
34