KIMIA TEKNIK
Perubahan eksotermik
(E.P) negatif
Perubahan endotermik
(E.P) positif
Gambar Kalorimeter bomb dan Kalorimeter cangkir kopi, terdiri atas cangkir kopi Styrofoam
yang didukung oleh cincin logam. Termometer gunanya untuk memantau suhu dari campuran
KIMIA TEKNIK
reaksi
Pengukuran panas reaksi pada volume tetap dan tekanan tetap tak banyak berbeda tapi
tidak sama (sebabnya akan dibicarakan dalam kemudian). Karena kebanyakan reaksi
yang ada kepentingannya bagi kita dilakukan dalam wadah terbuka, jadi berhubungan
dengan tekanan udara yang tetap dari atmosfir, maka akan dibicarakan hanya panas
reaksi pada tekanan tetap.
Panas reaksi pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi dari reaksi dan
diberikan dengan simbol H. Definisinya
H = Hakhir - Hawal
Walaupun ini merupakan definisi yang biasa dari H, keadaan entalpi Hawal dan Hakhir
(yang sebenarnya berhubungan dengan jumlah energi yang ada, pada keadaan ini)
tak dapat diukur. ini disebabkan karena jumlah energi dari sistim termasuk jumlah
dari semua energi kinetik dan energi potensialnya. Jumlah energi total ini tidak dapat
diketahui, karena kita tidak mengetahui secara pasti berapa kecepatan pergerakan
molekul-molekul dari sistim dan juga berapa gaya tarik menarik dan tolak menolak
antara molekul dalam sistim tersebut. Bagaimanapun definisi yang diberikan oleh
Persamaan persamaan diatas sangat penting karena telah menegakkan tanda aljabar H
untuk perubahan eksoterm dan endotennik. Perubahan eksotermik Hakhj, lebih kecil dari
Hawal. Sehingga harga H adalah negatif. Dengan analisis yang sama kita mendapatkan
bahwa harga H untuk perubahan endotermik harganya positif.
Besarnya H untuk suatu reaksi tertentu tergantung dari berapa desakan
pada sistim saat itu, sehingga bila kita ingin membandingkan harga H untuk berbagai
reaksi, reaksi-reaksi tersebut harus diukur pada desakan yang sama. Ahli pengetahuan
mendefinisikan suatu satuan desakan disebut 1 standard atmosfir dengan singkatan
1Atm, yang secara kasar sesuai dengan harga rata-rata desakan di daerah pantai. Harga
ini biasanya dipilih sebagai acuan desakan untuk pengetahuan perubahan entalpi dan
hampir semua harga H modul ini diperuntukkan untuk desakan 1 atm.
FungsiKeadaan
Suatu fungsi keadaan (atau variabel keadaan) adalah suatu jumlah yang harganya hanya
tergantung dari keadaan sistim pada saat tersebut dan tak tergantung dari keadaan
sistim sebelumnya. Contohnya adalah suhu. Suatu sampel air misalnya mempunyai suhu
KIMIA TEKNIK
25C. Temperatur ini tak tergantung dari suhu air sebelumnya, harganya adalah harga
pada saat ini.
Salah satu kenyataan dari fungsi keadaan adalah bila sesuatu berubah, bahwa
bagaimana terjadinya perubahan ini tak mempengaruhi besarnya perubahan. Misalnya
temperatur air di jadi 60 C. Perubahan temperatur t hanyalah perbedaan antara dua
suhu
t = = takhir t awal
t = 60 OC - 25 OC = 35 OC
Airnya dapat saja didinginkan dahulu menjadi menjadi 10 C, lalu dinaikkan menjadi 60 OC
atau dipanaskan dahulu sampai 95 C kemudian didinginkan 60 OC atau perubahan suhu
terjadi melalui cara lagi tak jadi soal, bila temperatur akhirnya adalah 60
C maka
KIMIA TEKNIK
langsung yang baru saja diperlihatkan untuk penguapkan air pada 100 C
H20 (l)
KIMIA TEKNIK
H20 (l)
Bila persamaan ini kita kalikan dengan faktor 2, maka jumlah mol dari semua zat
juga akan menjadi dua kali, sehingga panas yang diambilnya juga menjadi dua
kali lipat. Bila koefisien menjadi dua kali, demikian juga harga H.
2 H2O (g) + 1O2 (g) H = +566 kj
2H20 (l)
Maka
H2 (g)
+ O2 (g)
Marilah kita lihat bagaimana cara ini digunakan dalam mengupas soal-sal hukum
Hess.
SOAL: Persamaan termokimia untuk pembakaran asetilen suatu gas yang dipakai
untuk membuat obor, diberikan dalarn persamaan (1).
(1) 2 C2H2 (g) + 5 O2 (g) 4 CO2 (g) + 2H20 (l)
H = -2602 kj
KIMIA TEKNIK
H = -3123 kj
+ O2 (l)
Semua data ini berlaku pada temperatur 25 C dan tekanan 1 atm. Gunakan data-data di
atas untuk menghitung H reaksi:
(4) C2H2 (g) + 2 H2 (g) C2H6 (g)
H=?
ANALISIS: Untuk memecahkan soal ini, kita harus menggabungkan Persamaan (1),
(2) dan (3) sedemikian rupa sehingga bila dijumlahkan yang tinggal hanya rumus-rumus
dalam Persainaan (4), sedangkan yang lain dapat dihilangkan (Persamaaan (4) ini
kita namakan persamaan tujuan). Untuk inendapatkan ini, kita harus mengubahubah persamaan yang diberikan. Misalnya pada persamaan tujuan satu senyawa C2H6,
terletak di kanan, tapi pada persamaan (2) ada di kiri dengan dua koefisien. Berard
Persamaan (2) harus kita balik clan koefisiennya dibagi dua agar C2H6 dengan
koefisien satu ada di kanan. Tentu saja tanda H harus diubah dan ikut dibagi dua.
Selanjutnya dalam mengubah persamaan lainnya, kita harus selalu mengingat
persamaan tujuan, sehingga kita tahu pasti akan mendapat rumus dan koefisien serta
sisi yang betul.
Kesukaran yang dialami mahasiswa adalah untuk memulainya. Latihan akan
mempermudah, tapi harus diingat beberapa peraturan. Setelah semua persamaan reaksi
dilihat, perhatikan rumus-rumus yang hanya muncul sekali. Misalnya pada soal di atas
C2H6 hanya ada pada Persamaan (1), maka kita tahu pasti rumus ini harus ada pada
sisi yang benar dalam persamaan tujuan. Hindari rumus-rumus yang muncul lebih dari
sekali pada persamaan-persamaan ini. Pada soal ini 02, jangan digunakan dahulu,
sebab kita belum tahu persamaan mana yang bisa menghilangkan unsur 02 ini.
PENYELESAIAN: Pada persamaan tujuan C2H2 ada di sebelah kiri, maka kita
gunakan Persamaan (1) yang koefisiennya dibagi dua yang akan menghasilkan
Persamaan (5) di bawah. Perhatikan bahwa kita juga membagi H dari Perrsamaan (1)
dengan 2, untuk mendapatkan H Persamaan (5). Pada persamaan tujuan disebelah
kiri ada 2 H2, jadi kita kalikan koefisien dan H nya dengan 2 untuk mendapat
Persamaan (6). Akhimya seperti dikatakan dalam analisis kita balik Persamaan (2) dan
koefisiennya dibagi 2 serta H nya kita sesuaikan sehingga didapat Persamaan (7)
(5) C2H2 (g) + 5/2 O2 (g) 2 CO2 (g) + H20 (l)
(6) 2H2 (g)
+ O2 (g)
2H2O (l)
H = -2602/2 kj = -1301 kj
H = 2x(-286) kj = -572 kj
KIMIA TEKNIK
menjumlahkan persamaan 5,6 dan 7, H nya (H4 dalam pernyataan soal) diperoleh
dengan menjumlahkan H dari persamaan 5,6 dan 7.
H4 = H5 + H6 + H7
= (-1301 kj) + (-572 kj) + (1561 kj)
= -312 kj
Maka perubahan entalpi untuk persamaan (4) adalah -312 kj.
Panas pembentukan
Ada
suatu
persamaan
termokimia
yang
penting
yang
berhubungan
dengan
dengan
reaksi
ini
disebut
panas
pembentukan
atau
entalpi
+ O2 (g)
H2O (l)
(2) H2 (g)
+ O2 (g)
H2O (g)
Hf = - 283 kJ/mol
Hf = - 242 kJ/mol
Bagaimana dapat kita gunakan persamaan ini untuk mendapatkan panas penguapan
dari air'? Yang - ielas Persamaan (1) harus kita balik, lalu dijumlahkan dengan
Persamaan (2). Jangan lupa untuk mengubah tanda H. (Jika pembentukan H2O (l)
eksotermis, seperti dicerminkan oleh Hf yang negatif, proses kebalikannya haruslah
endoterm). yang berarti eksoterm menjadi positif yang berarti menjadi endoterm.
Hf = - 283 kJ/mol
H2 (g)
+ O2 (g)
Hf = -+283 kJ/mol
KIMIA TEKNIK
H = HfH2O(g) - HfH2O(l)
= +41 kj
Perhatikan bahwa panas reaksi untuk seluruh perubahan sama dengan panas
pembentukan hasil reaksi dikurangi panas pembentukan dari pereaksi. Secara umum
dapat ditulis :
Hreaksi = Jumlah Hfhasil reaksi Julmlah Hfpereaksi
Besarnya H, tergantung dari keadaan suhu, tekanan dan bentuk fisik (gas, padat, cair,
bentuk kristal) dari pereaksi dan hasil reaksi. Misalnya pada temperatur 100
C dan
tekanan 1 atm, panas pembentukan cairan air = 283 kj/mol. Sedangkan pada 25 C dan
tekanan 1 atm, H f untuk H20(1) adalah 286 kj/mol. Untuk menghindarkan pengulangan
menyebutkan keadaan dimana H
REFERENSI :
1. Chemistry, Reactions, Structure, and Properties., Clyde R.Dilliard & David
E.Goldberg
2. Kimia Universitas, Asas & Struktur,. James E. Brady
KIMIA TEKNIK