PENDAHULUAN
membutuhkan lebih dari 50% perawatan rumah (nursing home bed). Jenis
demensia yang paling lazim ditemui berikutnya adalah demensia vaskuler, yang
secara kausatif dikaitkan dengan penyakit serebrovaskuler. Hipertensi merupakan
faktor predisposisi bagi seseorang untuk menderita demensia. Demensia vaskuler
meliputi 15-30% dari seluruh kasus demensia. Demensia vaskuler paling sering
ditemui pada seseorang yang berusia antara 60-70 tahun dan lebih sering pada
laki-laki daripada wanita. Sekitar 10-15% pasien menderita kedua jenis demensia
tersebut.1
Di negara-negara Barat, demensia vaskular menduduki urutan kedua
terbanyak setelah penyakit Alzheimer tetapi di beberapa negara Asia demensia
vaskular merupakan tipe demensia yang terbanyak. Semua demensia yang
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah serebral dapat disebut sebagai
demensia vaskular. Saat ini istilah demensia vaskular digunakan untuk sindrom
demensia yang terjadi sebagai konsekuensi dari lesi hipoksia, iskemia atau
perdarahan otak.2
Demensia vaskular dapat terjadi dengan mekanisme bermacam-macam
seperti infark multipel lakunar, infark tunggal di daerah strategis, sindrom
Binswanger, angiopati amiloid serebral, hipoperfusi, dan mekanisme lain
termasuk kelainan pembuluh darah inflamasi maupun non inflamasi. Gambaran
klinik demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari gejala fokal neurologik,
gangguan fungsi luhur dan gejala neuropsikiatri. Demensia vaskular merupakan
bentuk demensia yang dapat dicegah.2