Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penambangan terbuka

khususnya pada penambangan batubara adalah masalah penanganan air, atau lebih
umum disebut dengan istilah penirisan tambang. Air merupakan salah satu faktor
penting dalam kegiatan penambangan batubara namun dalam takaran yang sesuai,
apabila melebihi kebutuhan maka dapat mempengaruhi kegiatan penambangan
khususnya pada penurunan nilai produksi.
Umumnya pada penambangan batubara metode penambangan yang
digunakan adalah metode open pit. Salah satu resiko dari metode penambangan
ini adalah terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk
menjadi zona tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan
maupun air tanah. Pada saat kondisi curah hujan yang tinggi maka air yang
berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar dan
menyebabkan berlumpurnya front penambangan. Permasalahan tersebut akan
menghambat aktifitas penambangan yang sedang berlangsung.
Untuk meninjau masalah limpasan permukaan, diperlukan suatu bentuk
upaya yang optimal untuk penanganan air yang masuk ke pit melalui suatu kajian
teknik sistem penyaliran tambang dengan menganalisis aspek-aspek yang
berpengaruh terhadap penanganan air yang masuk ke pit, khususnya yang berasal
dari curah hujan (mine dewatering).

Melalui upaya penanganan air yang masuk ke pit, maka diharapkan


permasalahan yang timbul akibat tidak terkontrolnya air yang masuk ke pit dapat
dihindari dan diminimalisir, sehingga aktifitas penambangan tetap dapat
dilakukan berdasarkan pengontrolan air tersebut.

1.2

Rumusan Masalah
Adapun masalah penelitian yang dikaji adalah :

1. Berapakah jumlah debit air hujan yang masuk ke front penambangan?


2. Bagaimana mengontrol masuknya air ke dalam area penambangan dengan
upaya mine dewatering?
3. Bagaimana upaya untuk menanggulangi kelebihan debit air yang berada pada
pit penambangan?

1.3

Batasan Masalah
Penelitian tugas akhir ini difokuskan pada data sekunder yaitu data curah

hujan dan data primer yaitu pengukuran debit pada pit penambangan terhadap
sistem penyaliran mine dewatering yang ada. Penelitian ini mengacu pada
masalahmasalah yang menyangkut debit air hujan, daya tampung sumuran dan
jumlah pompa yang dipakai. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yakni :
1. Data sekunder (data curah hujan) yang dipakai selama 5 tahun.
2. Pembahasan difokuskan pada mine dewatering.

1.4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menghitung debit hujan yang masuk di lokasi penelitian.


2. Mengetahui cara mengontrol kelebihan debit air yang masuk ke dalam area
penambangan.
3. Mendesain aliran air tambang dan daerah tangkapan air (Catchment Area).
4. Dapat mengevaluasi kebutuhan pompa yang akan digunakan.

BAB II
DASAR TEORI

2.1

Siklus Hidrologi
Hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang

pergerakan, distribusi, dan kualitas air di bumi, termasuk siklus hidrologi dan
sumber daya air. Siklus hidrologi merupakan proses sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer. Pemanasan air
laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan
gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
a) Evaporasi / transpirasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan
menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

b) Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah


Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan
batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air
dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c) Air Permukaan
Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk
sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran
sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi. Jumlah air di bumi secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat
terbesar terjadi di laut.
Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air :
a) Siklus Pendek / Siklus Kecil
Dimana air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
kemudian terjadi kondensasi dan pembentukan awan dari uap air laut tersebut
lalu hujan terjadi di permukaan laut.

b) Siklus Sedang
Pada tahap ini air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
terjadi proses evaporasi pada uap tersebut. Uap yang terevaporasi bergerak
oleh tiupan angin ke darat dan terjadi proses pembentukan awan sehingga
turun hujan di permukaan daratan. Air hujan yang jatuh kemudian mengalir di
sungai menuju ke laut kembali.
c) Siklus Panjang / Siklus Besar
Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari kemudian uap
air mengalami sublimasi sehingga terjadi proses pembentukan awan yang
mengandung kristal es. Awan tersebut bergerak oleh tiupan angin ke darat dan
terjadi salju, salju yang jatuh membentukan gletser. Pada saat gletser mencair
akan membentuk aliran sungai yang akan menuju ke laut.

( Sumber :Diktat Hidrologi, 2013)

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi

2.2

Metode Penyaliran
Pengertian dari sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang

diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau


mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan
untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam
jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem penyaliran
tambang ini juga dimaksudkan untuk mencegah atau meminimalisir menurunnya
tingkat produksi perusahaan.
Secara umum penanganan masalah air pada sistem tambang terbuka dapat
dibedakan menjadi dua yaitu mine dewatering dan mine drainage.
a) Mine dewatering
Mine Dewatering yang merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang
telah masuk ke dalam penggalian terutama untuk penanganan air hujan.
b) Mine drainage
Mine drainage merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah
penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan
air yang berasal dari sumber air permukaan.

2.3

Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem

penyaliran pada tambang terbuka adalah :


2.3.1

Curah Hujan
Hujan merupakan air yang jatuh ke permukaan bumi dan merupakan uap air

di atmosfir yang terkondensasi dan jatuh dalam bentuk tetesan air. Sistem

penyaliran tambang dewasa ini lebih ditujukan pada penanganan air permukaan,
ini karena air yang masuk ke dalam lokasi tambang sebagian besar adalah air
hujan.
Air tambang akan ditampung dalam lopak (sump), selanjutnya dikeluarkan
dengan pompa melalui jalur pemipaan ke kolam pengendapan (Settling Pond). Air
limpasannya (overflow) akan dibuang atau dialirkan ke luar lokasi tambang atau
ke sungai terdekat dan lumpur endapannya (underflow) dibersihkan secara
berkala.
Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu
satuan luas, dinyatakan dalam satuan mm (milimeter). 1 mm berarti pada luasan
1m2 jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter. Sumber utama air permukaan
pada suatu tambang terbuka adalah air hujan.
Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu sistem
penyaliran, karena besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi besar kecilnya
air tambang yang harus diatasi. Besar curah hujan dapat dinyatakan sebagai
volume air hujan yang jatuh pada suatu areal tertentu, oleh karena itu besarnya
curah hujan dapat dinyatakan dalam meter kubik per satuan luas, secara umum
dinyatakan dalam tinggi air (mm). Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat
penakar curah hujan.
Analisis curah hujan dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya
metode analisis frekuensi langsung (direct frequency analysis). Analisis ini
dilakukan untuk menentukan curah hujan berdasarkan data curah hujan yang
tersedia. Jika waktu pengukuran curah hujan lebih lama (jumlah data lebih
banyak), maka hasil analisis semakin baik.

Analisis frekuensi langsung dapat dilakukan dengan dua sajian data curah
hujan, yaitu :

Seri Tahunan (annual series)


Pengolahan data curah hujan dilakukan dengan mengambil satu curah
hujan tertinggi dalam rentang waktu satu tahun. Kekurangan dalam analisis ini
adalah data curah hujan dibawah curah hujan maksimum pada tahun tertentu
tetapi lebih tinggi dari curah hujan maksimum pada tahun yang lain, tidak
diperhitungkan.

Seri Sebagian (Partial Series)


Cara ini dapat menutupi kekurangan cara pertama (seri tahunan), karena
pengolahan data digunakan dengan mengambil data curah hujan yang
melebihi suatu nilai tertentu dengan mengabaikan waktu kejadian hujan yang
bersangkutan.

Besar kecilnya nilai curah hujan hasil analisis akan mempengaruhi besar
kecilnya air tambang yang harus ditangani. Untuk mengantisipasi kemungkingan
terburuk yang timbul akibat curah hujan maka perlu diperhitungkan beberapa hal
antara lain:

Curah Hujan Rencana


Adalah curah hujan maksimum yang mungkin terjadi selama umur tambang.

Hr = +

(Yt-Yn) .................................................. ........................... 1.1

10

Keterangan :
Hr

= Curah Hujan Rencana, mm/hari.

= Curah Hujan Rata-Rata, mm/hari.

SD

= Standart Deviation.

Yn

= Reduced Mean.

Sn

= Reduced Standart Deviation.

Yt

= Reduced Variate.

Nilai Reduced Mean (Yn) dapat dicari dengan rumus berikut :

Yn =- ln[ - ln (

)] ......................................................................... 1.2

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
m = Urutan Sampel

Nilai Reduced Variate (Yt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Yt = -ln [-ln(

)] .................................................. ............................ 1.3

Keterangan :
PU = Periode Ulang Hujan (Tahun)

11

Nilai dari Reduced Standart Deviation (Sn) dan Standart Deviation (SD)
ditentukan dengan rumus :

Sn =

SD =

.................................................. ..................... 1.4

.................................................. ........................... 1.5

Periode Ulang Hujan


Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan

biasanya akan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal dengan Periode
Ulang Hujan. Periode ulang hujan adalah periode (tahun) dimana suatu hujan
dengan tinggi intensitas yang sama kemungkinan bisa terjadi lagi. Kemungkinan
terjadinya adalah satu kali dalam batas periode (tahun) ulang yang ditetapkan.
Penentuan periode ulang hujan dan resiko hidrologi dihitung dengan
menggunakan rumus :

Rh = 1 (1 -

.................................................. ............................ 1.6

Keterangan :
Rh = risiko hidrologi (kemungkinan suatu kejadian akan terjadi minimal 1 kali
pada periode ulang tertentu)
Pu = Periode Ulang Hujan
n = Umur fasilitas tambang

12

Intensitas Curah Hujan (I)


Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu yang relatif

singkat, biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan
biasanya dinotasikan dengan huruf I.
Rumus untuk mengolah data intensitas curah hujan yaitu:
I=

..................................................

1.7

Keterangan :
I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
= Curah Hujan Max (mm)
T = Lama Waktu Hujan (Jam)

2.3.2 Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)


Suatu area ataupun daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah
tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya
merupakan suatu poligon tertutup, yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi
topografi, dengan mengikuti arah aliran air. Air hujan yang mempengaruhi secara
langsung suatu sistem drainase tambang adalah air hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah atau air permukaan (run off) ditambah sejumlah pengaruh air
tanah.
Air hujan atau air permukaan yang mengalir ke area penambangan
tergantung pada kondisi daerah tangkapan hujan yang dipengaruhi oleh daerah di
sekitarnya. Luas daerah tangkapan hujan dapat ditentukan berdasarkan analisa

13

peta topografi. Berdasarkan kondisi daerahnya seperti adanya daerah hutan, lokasi
penimbunan, kepadatan alur drainase, serta kondisi kemiringan (gride).
Sumber utama air limpasan permukaan pada suatu tambang terbuka adalah
air hujan, jika curah hujan yang relatif tinggi pada daerah tambang maka perlu
penanganan air hujan yang baik (sistem drainase) yang tujuannya agar
produktivitas tidak menurun.

2.3.3 Debit Limpasan


Debit limpasan merupakan bagian dari air hujan yang mengalir di atas
permukaan tanah sebagai limpasan permukaan menuju sungai, danau atau laut.
Penentuan debit air limpasan akan mempertimbangkan beberapa faktor, misalnya
kondisi penggunaan lahan, kemiringan lereng atau perbedaan ketinggian. Faktorfaktor tersebut akan memberikan suatu nilai koefisien limpasan berbeda dengan
memperhitungkan debit limpasan.

a) Koefisien Limpasan (C)


Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan
besarnya limpasan permukaan, dengan intensitas curah hujan yang terjadi pada
tiap-tiap daerah tangkapan hujan. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien
limpasan antara lain penggunaan lahan, kemiringan lereng, atau perbedaan tinggi.
Koefisien limpasan tiap-tiap daerah berbeda (Tabel 1.1). Dalam penentuan
koefisien limpasan faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :

14

Kerapatan vegetasi
Daerah dengan vegetasi yang rapat, akan memberikan nilai C yang kecil,

karena air hujan yang masuk tidak dapat langsung mengenai tanah, melainkan
akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan, sedangkan tanah yang gundul akan
memberi nilai C yang besar.

Tata guna lahan


Lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan nilai C yang kecil

daripada daerah hutan atau perkebunan, karena pada daerah persawahan misalnya
padi, air hujan yang jatuh akan tertahan pada petak-petak sawah, sebelum
akhirnya menjadi limpasan permukaan.

Kemiringan tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%), akan memberikan nilai C

yang kecil, daripada daerah dengan kemiringan tanah yang sedang sampai curam
untuk keadaan yang sama.

Kemiringan

Data Kemiringan < 3 %

Agak Miring 3 % - 15 %

Tabel 1.1 Koefisien Limpasan


Kegunaan Lahan

Koefisien Limpasan

Persawahan rawa-rawa

0.2

Hutan, perkebunan

0.3

Permukiman

0.4

Hutan, perkebunan

0,4

Pemukiman

0,5

Vegetasi ringan

0,6

Tanah gundul

0,7

15

Kemiringan

Kegunaan Lahan

Koefisien Limpasan

Hutan

0,6

Pemukiman

0,7

Vegetasi ringan

0,8

Curam
Kemiringan > 15 %
Tanah gundul,
0,9
penambangan
( Sumber :Diktat Tambang Terbuka , 2013)

b) Perkiraan Debit Air Limpasan


Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimum digunakan rumus :

Q = 0,278 x C x I x A .................................................. ........................... 1.8

Keterangan:
Q = Debit Air Limpasan Maksimum (

/detik)

C = Koefisien Limpasan
I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
A = Luas Daerah Tangkapan Hujan (

2.4 Sumuran (Sump)


Sump (Sumuran) merupakan kolam penampungan air yang dibuat untuk
menampung air limpasan, yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan,
serta dapat berfungsi sebagai pengendap lumpur. Pengaliran air dari sump

16

dilakukan dengan cara pemompaan atau dialirkan kembali melalui saluran


pelimpah.
Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas air limpasan, kapasitas
pompa, volume, waktu pemompaan, kondisi lapangan seperti kondisi penggalian
terutama pada lantai tambang (floor) dan lapisan batubara serta jenis tanah atau
batuan di muka tambang. Pada prinsipnya sumuran diletakan pada lantai tambang
yang paling rendah.

2.5

Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk aliran air dapat

mengalir dari titik terjauh sampai ke titik yang akan dituju. Lama waktu
konsentrasi bergantung pada jarak dan kemiringan (Grade). Menurut Kirpich
(1940) waktu konsentrasi dapat dihitung dengan :

= 0.0195

.................................................. ...................... 1.9

Keterangan :
= Waktu Konsentrasi (menit)
L = Jarak dari titik terjauh sampai ke titik yang dituju (meter)
S = Kemiringan / Grade (%)

2.6

Pompa
Pompa digunakan untuk mengangkat air yang masuk ke sump agar tidak

membanjiri sump. Harus ada keseimbangan antara air yang masuk dengan air

17

yang akan dikeluarkan. Air yang mengalir pada pipa hisap kemudian diteruskan
oleh pipa keluar. Pipa ini nantinya akan digunakan untuk mengalirkan air dari
dalam sump menuju ke kolam pengendapan lumpur.
Hubungan pompa dengan curah hujan ialah untuk mengetahui seberapa besar
jumlah air yang masuk dan dapat ditampung oleh sump. Agar air yang berada
pada sump tersebut dapat dikelola, maka jumlah pompa yang dibutuhkan melalui
volume air yang masuk dibagi dengan volume pemompaan.

Jumlah pompa yang diletakkan =

Jam pemompaan perhari =

.................1.10

.........................................1.11

Dalam pemompaan, tekanan diperlukan untuk memompa cairan melalui


sistem pada laju tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan
sistem, yang juga dikenal dengan istilah julang (head), total head pompa yaitu
energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu.
Total head pompa dinyatakan dalam :

.................................................. ...................... ......1.12

Keterangan :
HT = total head pompa, m
Hs = head statis total, m

18

Hv = head kecepatan, m
Hf = head gesekan, m
Hb= head belokan, m

Dengan :
-

Head Statis (hs) = h2 h1.................................................. 1.13

Head Kecepatan (hv) =

Head gesekan (hf1) = f (

Head belokan (hf2) = k ( ) ..................................................

.................................................. 1.14
) ..................................................

Dimana:
h1 = Elevasi sisi isap (m)
h2 = Elevasi sisi keluar (m)
Q = Debit air limpasan (

/detik)

V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)


L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
f = Koefisien kekasaran pipa
g = kecepatan gravitasi bumi (m/ )
k = koefisien kerugian pada belokan
R = jari-jari lengkung belokan (m)
= sudut belokan pipa

1.15
1.16

19

2.7

Kolam Pengendapan (Settling Pond)


Settling pond adalah suatu kolam penampungan yang dibuat khusus untuk

menampung air tambang sebelum dibuang menuju daerah pengaliran umum


seperti sungai atau digunakan untuk keperluan lainnya. Settling pond berfungsi
untuk mengendapkan lumpur-lumpur atau material padatan yang bercampur
dengan air limpasan yang disebabkan adanya aktivitas penambangan maupun
karena erosi.
Kolam pengendapan yang akan dibuat harus memiliki dimensi tertentu agar
mampu mengendapkan material sedimen dengan baik. Penentuan dimensi kolam
pengendapan digunakan.

Luas Kolam Pengendapan (A) =

.................................................. ....... 1.17

Panjang kolam pengendapan (P) =

.................................................. ..... 1.18

Dimana :
V = Volume air (

A = Luas kolam pengendapan (m2)


P = Panjang kolam pengendapan (m)
L = Lebar kolam pengendapan (m)
d = Kedalaman kolam (m)
l = lebar tiap zona (m)

20

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penyusunan tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan


adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran dengan teliti ciri-ciri sesuatu.

3.1 Metode penelitian


3.1.1

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di PT. X. Skema Rencana Dan

Penjadwalan Kegiatan :
Kegiatan

Bulan
Februari
1 2 3 4

Persiapan
Kajian Pustaka
Kegiatan lapangan
Pengolahan data
Penyusunan Laporan
Dan Konsultasi

Maret
1 2

April
4 1

2 3

Mei
4

21

3.1.2

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

1. Observasi/orientasi lapangan, melakukan pengamatan langsung dilapangan


dan pengambilan data meliputi data curah hujan, dan peta topografi lokasi
penelitian.
2. Inteview adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan yang berkisar tentang objek yang diamati.
3. Studi pustaka, bacaan dari berbagai sumber (buku/referensi) yang dipakai
untuk melengkapi dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.
Adapun jenis data yang di dapat yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
dan kemudian akan diolah.
2.

Data Sekunder
Data Sekunder adalah data-data penunjang yang digunakan dalam
pembuatan tugas akhir.

22

3.1.3

Tahapan Penelitan
Adapun tahapan penelitian sebagai berikut :

Diagram Alir Penelitian :

Mulai

Perilaku Hujan

Curah
Hujan

Morfologi

Koefisien Limpasan

Periode Ulang Hujan

Curah Hujan Rencana

DTH

Intensitas Hujan

23

Q Limpasan

V. Limpasan

Sump (Sumuran)

Max. V Sump

Rekomemndasi
Jumlah Kebutuhan
Pompa

Pompa

Alternatif
Pengalihan
Volume Limpasan

Over V. Samp)

Settling Pond

Gambar 1.2 Diagram Alir Penelitian

24

DAFTAR PUSTAKA

1.

Endrhianto, M., dan M. Ramli. 2013. Perencanaan Sistem Penyaliran


Tambang Terbuka Batubara. Jurnal Penelitian dan Evaluasi. Vol. 4
(I). Hal. 30-38.

2.

Gautama R.S. 1995. Hidrologi dan hidrogeologi. Jurusan Teknik


Pertambangan, ITB. Bandung.

3.

Jumarland. 2008. Perencanaan Sistem Penirisan Dengan Metode Saluran


Terbuka Pada Kegiatan Penambangan Batubara PT. Hasta Mulia
Jaya, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Tugas Akhir Program Studi
Teknik Pertambangan Jurusan Teknik Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua Manokwari.

4.

Seyhan, Ersin. (1990). Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.

5.

____,http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/sistem-penirisan-tambang.hmtl
(18 November 2014)

6.

____, http://www.senyawa.com/metode-penyaliran.hmtl. (19-11-2014)

Anda mungkin juga menyukai