Anda di halaman 1dari 2

Selanjutnya adalah analisis kuantitafik kadara boraks dalam sampel.

Karena
berdasarkan uji kualitatif hasilnya negative , maka perlu meyakinkan apakah ada atau
tidak kadar boraks dalam sampel dengan menggunakan uji kuantitatif. Prosedur
pertama yaitu sampel mie ditimbang sebanyak 50 gram , kemudian di gerus hingga
halus dengan diditambahkan air panas sebanyak 200 ml , tujuannya ditambahkan air
panas agar membantu melarutkan sampel dan melarutkan boraks jika ada , karena
boraks mudah larut dalam air mendidih sehingga akan mudah dianalisis dan akan
melarut dalam air tersebut.
Setelah digerus dan homogen maka sampel tersebut di sentrifugasi selama 10
menit pada 1000 rpm , dan setelah di sentrifugasi maka supernatan atau bagian yang
beningnya di ambil atau di dekantasi dan disaring , namun hasil yang didapat
supernatant tidak bening namun larutan kekuningan hal ini dikarenakan pewarna
kuning yang terdapat pada mi terikat kuat didalam air sehingga meskupun di saring
hasilnya akan tetap berwarna kuning .
Selanjutnya karena hasil kualitatifnya negative maka perlu dianalisis dengan
titrasi , dengan men spike sampel dengan baku boraks , prosedurnya adalah
menimbang 25,2 mg , 25,7 mg , 25,6 mg baku boraks kemudian dimasukkan kedalam
Erlenmeyer kemudian ditambahkan 10 mL supernatan sampel yang telah di
sentrifugasi , hal ini dilakukan untuk 2 erlenmeyer yang lain dan dilakukan triplo ,
kemudian di titrasi dengan menggunakan HCl yang telah dibakukan terlebih dahulu
oleh natrii tetra borat sehingga sudah diketahui normalitasnya , boraks di titrasi
dengan menggunakan HCl atau acidimetric hal ini dikarenakan sifat dari boraks
adalah basa , dan sebelum di titrasi perlu ditambahkan terlebih dahulu indicator
pheoptalein , karena indicator phenoptalein berubah warna jika pada pH 8-10 maka
larutan setelah ditambahkan indicator akan berwarna merah muda , setelah
ditambahkan indicator maka sampel tersebut di titrasi dengan HCl hingga warna
merah mudanya hilang tau menjadi tidak berwarna ,hal ini dilakukan selama 3 kali
atau triplo. Namun setelha di titrasi saat hasilnya warna merah muda hilang hal ini

belum dinyatakan volume HCl yang terpakai namun Erlenmeyer yang terdapat
sampel hasil titrasi dipanaskan supaya diamat apakah masih menimbulkan warna
merah muda atau tidak pada waktu dipanaskan untuk melihat kestabilan warna ,
namun dalam parktikum kali ini setelah dipanaskan terlihat kembali warna merah
muda sehingga di titrasi kembali dengan HCl sampai warna merah muda hilang dan
stabil tidak berbah menjadi berwarna lagi setalh dipanaskan . hal ini dilakukan secara
triplo , dan dihasilkan voleume HCl yang dpakai secara triplo secara beruruta yaitu
2,3 mL , 1,7 mL, dan 2,6 mL
Setelah didapatkan volume HCl yang dipakai maka hasil tersebut di titrasi
kembali degan menggunakan NaOH yang telah dibakukan terlebih dahulu dengan
asam oksalat sehingga didapatkan normalitas dari pentiter atau NaOH , sebelum di
titrasi sampel ditambahkan gliserin sebanyak 3 ml hal ini bertujuan untuk membuat
suasana asam. stelah itu karena warnanya setelah dititrasi dengan HCl menjadi tidak
berwarna, untuk titrasi yang ke dua perubahan warnanya adalah dari tidak berwarna
sampai analit berubah warna menjadi merah muda karena akan menjadikan suasana
menjadi netral , dan hal ini dilakukan triplo sehingga akan didapatkan volume NaOH
yang terpakai secara berturut turut yaitu 5,2 mL , 5,1 mL dan 4,6 mL.
Setelah didapatkan volume pada kedua titrasi itu , sehingga dapat dihitung
kadar boraks yang terkandung didalam sampel , dan dipatkan hasil kadar sampel
mengandung boraks .. %

Anda mungkin juga menyukai